Jtptunimus GDL Hartinig2a 5149 3 Bab2
Jtptunimus GDL Hartinig2a 5149 3 Bab2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
diseluruh bagian tubuh yang secara kwantitatif dapat di ukur atau suatu
organisme”(Sacharin, 1996).
a. Masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
minggu.
2) Masa fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini
10
11
b. Masa postnatal atau masa setelah lahir. Masa ini terdiri dari lima
a) Masa bayi dini (1-12 bulan), pertumbuhan yang sangat pesat dan
8-12 tahun).
20 tahun).
badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent
kelamin sekunder.
1) Perubahan ukuran
2) Perubahan proporsi
dewasa. Pada bayi baru lahir titik pusat terdapat kurang lebih
selanjutnya.
sefalokaudal.
a. Faktor genetik
b. Faktor lingkungan
1) Faktor pranatal
2) Faktor post-natal
orang tua.
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
dsb.
Contohnya: memegang benda kecil dengan jari telunjuk dan ibu jari,
2) Pencapaian kemampuan
diketahuinya.
a) Bersabar
disukainnya.
a. Kesiapan belajar
b. Kesempatan Belajar
c. Kesempatan Berpraktek
e. Bimbingan
bimbingan.
f. Motivasi
ketertinggalan.
diantaranya:
b. Lingkungan
e. Urutan kelahiran
Hal ini karena orang tua dapat menyisihkan waktunya yang lebih
f. Cacat fisik
motorik anak.
g. Kecerdasan
kecerdasannya rendah.
h. Dorongan
bahwa anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan
i. Stimulasi
ibu jari, menyusun kubus dan lain-lain. Disini orang tua khususnya
mampu, hal ini dikarenakan anak dari keluarga berada lebih banyak
k. Jenis kelamin
anak laki-laki, karena anak laki-laki lebih senang bermain yang lebih
kasar.
motorik.
b. Meniru
Belajar dengan meniru atau mengamati suatu model (orang tua atau
anak tertua) lebih cepat ketimbang belajar dengan coba dan ralat,
c. Pelatihan
perkembangan anak, yang dibuat oleh Fran Kenburg & J. B Dodds untuk
semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes
ini dinilai lebih mudah dibanding tes perkembangan yang lain dan dapat
a. Tujuan
bahasa dan motorik kasar pada anak mulai usia 1 bulan sampai 6
tahun.
tumbuh kembang.
25
b. Kegunaan Denver II
2) Memantau anak yang tampak tidak sehat umur dari lahir sampai
dengan 6 tahun.
kelainan perkembangan.
tujuan anak senang dan pada saat tes hanya alat yang diperlukan.
bertanda L.
beri penilaian.
26
diberikan.
sosial, motorik, halus, bahasa dan motorik kasar. Dimulai dari yang
dan lakukan tes ulang. Tes menggunakan alat yang sama dilakukan
e. Persiapan alat
hijau, biru, kuning, bola tennis, bel kecil, kertas dan pensil.
f. Petunjuk pelaksanaan
10) Berikan huruf seperti dibawah ini tiap kotak tes perkembangan
yang diberikan.
a) P (Passed) = Lulus
melakukan.
b) F (Fail) = Gagal
d) R (Refusal) = Menolak
gagal (F).
Kode penilaian :
O = F (Fail/gagal)
M = R (Refusal/menolak)
V = P (Pass/lewat)
1) Normal
terdapat keterlambatan/delay.
kesehatan berikutnya.
2) Suspect
kelelahan).
garis umur.
h. Jenis-jenis permainan
2) Mengambil 2 kubus
30
1) Mencoret-coret
1) Mencoret-coret
Anak usia toddler (1-3 tahun) merujuk konsep periode kritis dan
plastisitas yang tinggi dalam proses tumbuh kembang, maka usia nol
pertumbuhan sel otak cepat, dalam waktu yang singkat, peka terhadap
periode ini harus mendapat perhatian yang serius dalam arti tidak hanya
(Hartanto, 2006).
kembang mentalnya (Seri Ayahbunda, 2001). Pada masa ini, anak bersifat
a. Jasmani
b. Mental
c. Emosional
memujinya.
d. Sosial
Anak toddler agak anti sosial. Wajar bagi mereka untuk merasa
lain.
Menurut Nursalam (2005) masa anak usia toddler (1-3 tahun) dibagi
belajar mandiri, maka hal ini dapat menimbulkan rasa malu/rasa ragu
33
b. Fase anal
anak dilatih untuk buang air besar atau toilet training (buang air
Pada fase ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh kasih
1. Pengertian
1995). Bermain adalah tindakan atau kesibukan suka rela yang dilakukan
34
mengikat, tetapi diakui secara suka rela dengan tujuan yang ada dalam
dirinya sendiri, disertai dengan perasaan tegang dan senang serta dengan
anak, yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental,
1) Teori rekreasi
kelebihan tenaga pada diri anak. Tenaga atau energi yang memupuk
diri anak.
3) Teori atavistis
moyang.
bemain kelerang pada anak pada zaman yunani kuno hampir sama
4) Teori biologis
rohani.
6) Teori fenomenologi
tertentu.
a. Perkembangan fisik
b. Dorongan berkomunikasi
Agar dapat bermain dengan baik bersama yang lain, anak harus
anak lain.
perilaku mereka.
Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain
e. Sumber belajar
h. Belajar bermasyarakat
i. Standar moral
yang dianggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan
Anak belajar di rumah dan di sekolah mengenai apa saja peran jenis
38
kelompok bermain.
pada anak).
saja).
bermain).
tujuan kompetisi).
a. Ekstra energi
b. Waktu
c. Alat Permainan
Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus
di ruang tidurnya.
40
temannya atau diberi tahu caranya oleh orang lain. Cara yang
f. Teman bermain
yaitu:
a. Tahap eksporasi
terdiri atas melihat orang dan benda serta melakukan usaha acak
b. Tahap permainan
c. Tahap bermain
d. Tahap melamun
a. Kesehatan
seperti permainan dan olah raga. Anak yang kekurangan tenaga lebih
menyukai hiburan.
b. Perkembangan motorik
permainan aktif.
c. Intelegensi
Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif dan permainan mereka
42
d. Jenis kelamin
permainan lain.
e. Lingkungan
ruang.
keluarga.
h. Peralatan bermain
indah dan menarik. Tetapi mereka tidak berpikir apa yang akan
sama.
a) Aman
bagian yang tajam, dan tidak ada bagian yang mudah pecah.
maupun bentuknya.
pertama, otak manusia akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, yaitu
mencapai 70–80 % (Jindrich, 2005). Oleh karena itu otak manusia perlu
dirangsang sebanyak mungkin dan harus dimulai sejak dini. Semakin banyak
dalam pola asuh yang demokratik, penuh kasih sayang dan dalam suasana
bermain (Sukirman, 2000). Hal ini dikuatkan oleh Soetjiningsih (1995) yang
menyatakan bahwa anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur
akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau
misalnya orang tua perlu mengawasi anaknya dalam bermain baik bermain
bervariasi sehingga anak tidak bosan, memberikan bimbingan pada anak saat
kecil dengan jari telunjuk dan ibu jari, memasukkan benda ke dalam botol,
bermain menyusun balok, dll. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila
F. Kerangka Teori
G. Kerangka Konsep
Perkembangan motorik
Pengelolaan aktivitas
halus pada anak usia
bermain
toddler (1-3 tahun)
H. Variabel Penelitian
ini adalah perkembangan motorik halus pada anak usia toddler (1-3 tahun).
I. Hipotesa