Anda di halaman 1dari 7

RESUME

URGENSI INTEGRITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER


PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

NAMA:Arya Ashabul Kahfi

NIM :A1A020026
I. Konsep dan Urgensi Integritas Nasional
A. Pengertian Integritas Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni Integrasi dan Nasional. Integrasi ini
Berasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti menyatupadukan,
mempersatukan atau menggabungkan. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Integrasi memiliki arti pembauran sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan
utuh.Secara Politis.Integrasi Nasional secara politis ini memiliki arti bahwa penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk
suatu identitas Nasional.Secara Antropologi Integrasi Nasional secara antropologis ini
berarti bahwa proses penyesuaian diantara unsur unsur kebudayaan yang berbeda
sehingga mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam Kehidupan masyarakat.Integrasi
nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada
Suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti
yang kita Ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita
bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya
yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini Juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan
wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia
manusia yang berbeda pula sehingga Indonesia dapat mengancam keutuhan bangsa
Indonesia.
B. Jenis Integritas nasional
Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni
aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazim disebut integrasi
politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni saling Ketergantungan ekonomi
antar daerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi
sosial budaya) yakni hubungan antara Suku, lapisan dan golongan. Berdasar pendapat
ini, integrasi nasional Meliputi: 1) Integrasi politik, 2) Integrasi ekonomi, dan 3)
integrasi sosial Budaya.
a. Integrasi Politik

Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan


horizontal.Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan
massa, baik Antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa
dan rakyat Guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka
pengembangan proses Politik yang partisipatif. Dimensi horizontal
menyangkut hubungan yang Berkaitan dengan masalah teritorial, antar
daerah, antar suku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia
b. Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar
daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling
ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan
mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain,
integrasi ekonomi adalah penghapusan (pencabutan) hambatanhambatan
antar daerah yang memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar keduanya,
misal peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang
mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.
c. Integrasi sosial budaya
Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan
lain sebagainya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi
kelompok-kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, dan ras.
C. Pentingnya Integritas Nasional

Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam
perbedaan yang ada di Indonesia.Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu
langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu
keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia,misalnya menyatukan berbagai macam suku
dan berbudaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama yang ada di
Indonesia. Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat
Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat
dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting
untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat
menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Indonesia sangat dikenal
dengan keanekaraganm suku, budaya, dan agama. Oleh sebab itu, adanya pengaruh
globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia lebih memilih untuk
suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi tidak terwujud.
Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak baik bagi
masyarakat Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak atas
wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana seperti
pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya. Konflik
tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya integrasi terus
dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya
bhinneka tunggal ika. Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan
yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat
mencapai tujuannya.menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia,
masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak
terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia
II. Sejarah Integrasi Nasional
• Proses Integrasi Nasional

Untuk mencapai Integrasi Nasional dibutuhkan suatu proses yang matang agar kelak
keintegrasian tersebut tidak terpecah belah oleh berbagai ancaman, gangguan, dan
hambatan yang datangnya berasal dari dalam ataupun luar negeri. Lalu bagaimanakah
proses integrasi tersebut?
a. Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya rasa senasib dan sepenanggungan
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Meski perjuangan bangsa
Indonesia dalam mengusir penjajah pada selang waktu sebelum abad 20 dengan
ditandai adanya sifat kedaerahan, akan tetapi, rasa senasib sepenanggungan yang
ditunjukkan oleh para pejuang dan pandahulu kita telah mencerminkan adanya benih-
benih yakni semangat kebangsaan, yang pada gilirannya kelak akan membentuk
keutuhan bangsa Indonesia.

b. Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan
terlihat, dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi salah
satu titik awal kebangkitan nasional. Perjuangan melalui berbagai organisasi seperti
contohnya Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang kemudian akhirnya menjadi Serikat
Islam. Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya mencitrakan bahwa adanya
Integrasi Sosial dan Kultural.
c. Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah Indonesia
dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk menuju Indonesia yang
merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda
menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan integrasi nasional.
d. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di dalam bernegara
harus ditempuh dengan berbagai peristiwa. Berbagai cobaan yang mengguncang
keutuhan bangsa juga dialami, ancaman dan bahaya terhadap suatu negara yang
tengah membangung keutuhan bangsa harus bisa dihadapi.
III. Dinamika dan Tantangan Integritas Nasional
➢ Dinamika Integritas Nasional
Dinamika integrasi nasional di Indonesia sejak kita bernegara tahun 1945, upaya
membangun integrasi secara terus menerus dilakukan. Terdapat banyak
perkembangan dan dinamika dri integrasi yang terjadi di Indonesia. Dinamika integrasi
sejalan dengan tanntangan zaman waktu itu. Dinamika itu bisa kita contohkan
peristiwa integrasi berdasar Lima jenis integrasi sebagai berikut :
A. Integrasi bangsa, tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of
Understanding) di Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil
secaraDamai mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk kembali
bergabung dan setia Memegang teguh kedaulatan bersama Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Proses ini telah berhasil menyelesaikan kasus
disintegrsai yang terjadi di Aceh sejak tahun 1975 sampai 2005.
B. Integrasi wilayah, melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957,
pemerintah Indonesia mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni
lebar laut teritorial Seluas 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-
titik ujung yang terluar pada Pulau-pulau negara Indonesia. Dengan deklarasi
ini maka terjadi integrasi wilayah terioritas Indonesia. Wilayah Indonesia
merupakan satu kesatuan wilayah dan laut tidak lagi merupakan pemisah
pulau, tetapi menjadi penghubung pulau-pulau di Indonesia.
C. Integrasi nilai. Nilai apa yang bagi bangsa Indonesia merupakan nilai integrasi ?
Jawabnya adalah Pancasila. Pengalaman mengembangkan Pancasila sebagai
nilai Integrasi terus menerus dilakukan, misalnya melalui kegiatan pendidikan
pancasila baik dengan maka kuliah di perguruan tinggi dan mata pelajaran di
sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulai diberikannya mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila(PMP) di sekolah. Saat ini, melalui kurikulum 2013
terdapat mata pelajaran PPKn.Melalui pelajaran ini, pancasila sebagai nilai
bersama dan sebagai dasar filsafat negara Disampaikan kepada generasi
muda.
D. Integrasi elit-massa dinamika integrasi elit massa ditandai dengan seringnya
pemimpin Mendekati rakyatnya melalui berbagai kegiatan. Misalnya
kunjungan ke daerah, temu Kader PKK, dan kotak pos presiden. Kegiatan yang
sifatnya mendekatkan elit danMassa akan menguatkan dimensi vertikal
integrasi nasional.
E. Integrasi tingkah laku (perilaku integratif). Mewujudkan perilaku integratif
dilakukan Dengan pembentukan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan
termasuk birokrasi. Dengan lembaga dan birokrasi yang terbentuk maka
orang-orang dapat bekerja secara
➢ Tantangan Integritas Nasional
Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang
dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal,
tantangan yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras dan geografi. Sedangkan
dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara
elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite
berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah yang
berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke permukaan setelah
berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga hal ini memberikan kesan bahwa dalam
kasus Indonesia dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi vertikalnya.
Terkait dengan dimensi horisontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh negara-
negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan intregasi nasional adalah
masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya
berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan),jenis bangsa
(ras), bangsa, daerah, agama dan kebiasaan. Masih besarnya ketimpangan dan
ketidakmerataan pembangunan dan hasil pembangunan dapat menimbulkan
berbagai rasatidak puas dan keputusan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar
golongan),gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Hal ini
bisa berpeluang mengancam intregasi horizontal di Indonesia. Terkait dengan dimensi
vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpin untuk terus menerus
bersedia berhubungan dengan rakyatnya. Pemimpin mau mendengar keluhan rakyat,
mau turun kebawah, dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasa di
pinggirkan.Tantangan dari dimensi vertikal dan horisontal dalam intregasi nasional
Indonesia tersebut semakin tampak setelah memasuki erat reformasi tahun 1998.
Konflik horizontal maupun vertikal sering terjadi bersamaan dengan melemahnya
otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi
sebagai bagian dari proses demokratisasi telah banyak disalah gunakan oleh
kelompok-kelompok dalam masyarakatuntuk bertindak seenaknya sendiri. Tindakan
ini kemudian memunculkan adanya gerakan gerakan antar kelompok. Bersamaan
dengan itu demontrasi menentang kebijakan pemerintah juga banyak terjadi, bahkan
seringkali demontrasi itu diikuti oleh tindakan tindakan anarkis. Keinginan yang kuat
dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, kebijakan pemerintah yang
sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan masyarakat terhadap
pemerintah yang sah dan ketaatan warga masyarakat melaksanakan kebijakan
pemerintah adalah pertanda adanya intregasi dalam arti vertikal. Sebaliknya kebijakan
demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak / kurang sesuai dengan
keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat
terhadap kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya intregasi vertikal.
Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan
seluruh warga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya
dapat melayani keinginan dan harapan sebagian besar warga masyarakat. Jalinan
hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam
masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada
satu sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horisontal.

KESIMPULAN
Integrasi diartikan dengan integrasi kebudayaan, integrasi sosial dan pluralisme Sosial.
Sementara pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan
Mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka yang berbeda atauBertentangan,
agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selarasi (harmonis). Caranya
adalah melalui difusi (penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru Diserap ke dalam suatu
kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur Kebudayaan tradisional
tertentu. Cara penanggulangan masalah konflik adalah melalui Modifikasi dan koordinasi dari
unsur-unsur kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut Sebagai Integrasi Sosial Dalam
upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan Yang dihadapi datang dari
dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, Tantangan yang berakar pada
perbedaan suku, agama, ras dan geografi. Sedangkan dalam Dimensi vertikal, tantangan yang
ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa,Dimana latar belakang pendidikan
kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa Yang cenderung berpandangan
tradisional. Masalah yang berkenaan dengan dimensi Vertikal lebih sering muncul ke
permukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, Sehingga hal ini memberikan kesan
bahwa dalam kasus Indonesia dimensi horizontal lebih Menonjol dari pada dimensi
vertikalnya.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 2016.Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta:Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan

I Putu Ari Astawa.2017.Integritas Nasional.Denpasar:Universitas Udayana


Nurhayati dkk. 2017.Makalah Kewarganegaraan.:Universitas Mataram
Andi Acos Agus. 2018.Integritas Nasional sebagai Salah satu parameter persatuan dan
kesatuan bangsa Republik Indonesia:Universitas Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai