a. Pengertian yudikatif
b. Kebebasan Badan Yudikatif Dalam doktrin trias politika, baik yang diartikan sebagai
pemisahan kekuasaan maupun sebagai kekuasaan, khusus utuk cabang kekuasaan yudikatif,
prinsif yang tetapdipegang iyalah bahwa dalam setiap Negara hukum badan yudikatif
haruslah bebas daricampus tangan badan eksekutu. Ini dimaksudkan agar badan yudikatif
dapa berfungsisecara sewajarnya demi penegakan hukun dan keadilan serta menjamin hak-
hak asasi manusia.sebab hanya dengan asa kebebasan bandan yudikatif itulah dapat
diharapkan bahwa keputusan yang diambil oleh badan yudikatif dalam suatu perkara tidak
akan memihak, berat sebelah, dan semata-mata berpedoman pada norma-norma hukum dan
keadilan serta hati nrani hakim itu sendiri dengan tidak usah takut bahwa kedudukan
terancam. Pokoknya, baik dalam perlindungan konstutional maupun dalam hukum
administrasi,perlindungan yang utama terhadap individu tergantung pada badan kehakiman
yang tegasbebas, berani, dihormati. Pasal 10 universal declaration of human right
memandang kebebasan dan tidak memihanya pada badan pengadilan(independent and
impartialtribunals) di tiap-tiap Negara sebgai suatu hal yang esensial. Badan yudikatif yang
bebas adalah syarat mutlak dalam suatu masyarakat yang bebas dibawah rule of law.
Kebebasan tersebut meliputi kebebasan dari campur tangan badan eksekutif, legislatif,
ataupun masyarakat umum, didalam menjalankan tugas yudikatifnya. Tetapi jelas bahwa hal
itu tidaklah berarti hakim boleh bertindak secara serampangan saja. Kewajibannya adalah
untuk menfsirkan hukum serta prinsio-prinsip fundamental dan asumsi-asumsi yang
berhubungan dengan hal itu berdasarkan perasaan keadilan serta hati nuraninya.c.Kekuasaan
Badan Yudikatif di Indonesia Dalam system hukum yang berlaku dindonesia, khususnya
istem hukum perdata,hingga kini masih terdapat dualism, yakni:
1. System hukum adat, suatu tata hukum yang bercorak asli diindonesia dan umunya
tidaktertulis.
2.System hukum eropa barat (Belanda) yang bercorak kode-kode Prancis zaman
napoleonyang dipengaruhi oleh hukum romawi.Asas kebebasan badan yudikatif
((independent judiciary) juga dikenal di Indonesia.Hal itu terdapat di penjelasan (pasal 24 dan
25) UU 1945 mengenai kekuasaan kehakiman yang menyatakan : “ kekuaaan kehakiman
ialah kekuasaana yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah.
Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan dalam undang- undang tentang kedudukan
para hakim”. Akan tetapi dalam masa demokratis terpimpin telah terjadi penyelewngan-
penyelewengan terhadap asas kebebasan badan yudikatif seperti yang ditetapkan olehUUD
1945, yaitu dengan dikeluarkannya UU No.19 tahun 1964 tentang ketentuan pokok
kekuasaan kehakiman, yang dalam pasal 19 UU itu dinyatakan :” demi kepentingan revolusi,
kehormatan Negara dan bangsa atau kepentingan masyarakat yang mendesak, presiden dapat
turut atau campur tangan dalam soal pengadilan.” Di dalam penjelasan umum undang-undang
itu dinyatakan bahwa trias politika tidak mempunyai tempat samasekali dalam hukum
nasional Indonesia karena kita berada dalam revolusi, dan dikatakanselanjutnya bahwa
pengadilan adalah tidak bebas dari pengaruh kekuasaan eksekutif dankekuasaan dalam
membuat undang-undang.d. Fungsi Badan YudikatifFungsi yudikatif dapat didefinisikan
kedalam daftar masalah hukum sebagai berikut:
1. Criminal Law (Hukum criminal)Masalah yang dijumpai pada hukum criminal ini seperti,
pelanggaran kecil,perbuatan kurang baik dan tindak pidana yang berat. Penyelesaiannya
biasanyadipegang oleh pengadilan pidana yang di Indonesia sifatnya berjenjang, dari
pengadilanNegari (tingkat kabupaten), pengadilan tinggi (tingkat provinsi) dan mahkama
agung(tingkat nasional).
2. Constutional law ( hukum konstitusi)Masalah yang dijumpai pada hukum konstitusi seperti
masalah penafsirankonstitusi. Kini penempatannya ditempati oleh mahkamah konstitusi. Jika
kelompok,individu lembaga-lembaga mempersoalkan suatu undang-undang atau keputusan,
upayapenyelesaian sengketa dilakukan mahkamah konstitusi.
5. Civil law (hukum sipil)Hukum sipil merupakan kumpulan undang-undang dan pengaturan
(kondifikasi)yang menjadi pedoman bagi hakim dalam menyelesaikan persoalan-
persoalannya.Seringkali untuk menguatkan keputusannya, hakim juga akan menyebutkan
keputusanhakim yang telah memberi keputusan dalam perkara yang serupa. Hukum ini
mengaturtentang perkawinan, perceraian, warisan dan perawatan anak.e. Keuasaan Badan
Yudikatif Di Indonesia Setelah Masa ReformasiKekuasaan kehakima di Indonesia banyak
mengalami perubahan sejak masareformasi. Amandemen ketiga undang-undang dasar 1945
yang disahkan pada tanggal 10november tahun 2001.1.Mahkama Konstitusi (MK)Mahkamah
Konstitusi berwenang untuk : 1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
keputusannya bersifat final untuk:
1) Komisi hukum nasional (KHN) yang dibentuk melalui keputusan presiden No.15Tahun
2000 tanggal 18 februari 2000. Pembentukan komisi hukum nasional ini adalah untuk
mewujudkan system hukum nasional demi menegakkan supremasi hukum dan hak-hak asasi
manusia berdasarkan keadilan dan kebenaran dengan melakukan pengkajian masalah-
masalah hukum secara objektif dengan melibatkan unsure-unsur dalam masyarakat.
3) Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, yang lebih dikenal dengansebutan
Komnas Perempuan. Lembaga independen ini di bentuk sebagai mekanisme nasional untuk
mengahpuskan kekerasan terhadap peremouan. Komisi nasional inididirikan pada tanggal 15
oktober 1998 berdasarkan keputusan presiden N0. 181tahun 1998. Lahirnya komnas
perempuan merupakan jawaban pemerintah terhadap tuntutan masyarakat sipil, khususnya
kaum perempuan., sebagai wujud tanggung jawab Negara dalam menanggapi dan menagani
persoalan kekerasan terhadap perempuan.
Sumber: https://www.academia.edu/37992816/_LEMBAGA-LEMBAGA_NEGARA_