Anda di halaman 1dari 1

Sebuah kisah menarik diceritakan dalam kitab Safinah al-Najah, sebuah

kitab dasar fikih yang khusus membahas praktik salat. Kitab ini merupakan
salah satu dari banyaknya karya Imam Nawawi Banten yang bertema fikih.

Syahdan, Firaun yang kita semua ketahui ialah manusia yang mengaku
sebagai tuhan, mengajak bermain-main istrinya, Asiyah, dengan
konsekuensi, dia yang kalah, maka harus berjalan sampai gerbang istana
dengan keadaan telanjang. Begitulah kalau raja yang mengaku tuhan sedang
gabut.

Singkat cerita, walhasil Firaun kalah, dan karena kepalang gengsi; yang
benar saja seorang raja cum tuhan berjalan telanjang? akhirnya ia mengiba
kepada Asiyah untuk menggugurkan perjanjian yang telah disepakati di
depan tadi.

“Sudah lah, Asiyah, lupakan permainan tadi, aku tidak sungguhan. Untuk
gantinya, kau berhak memiliki gudang harta yang telah kusiapkan di luar
istana.”

“Janji tetaplah janji. Jika kamu benar-benar tuhan, ya tepatilah janjimu.


Sebab di antara syarat yang mesti dimiliki seorang tuhan adalah menepati
janji!”

Dus. Firaun benar-benar melakukannya. Ia berjalan melenggang dari


singgasananya hingga gerbang istana tanpa sehelai benang di tubuhnya,
alias telanjang. Melihat pemandangan itu, sebagian besar selir-selir dan para
pembantu di istana Firaun murtad dari agamanya, dan beralih mengimani
Tuhan Musa.

Dari kisah di atas, tampak betapa cerdasnya Asiyah beretorika hingga


Firaun tak bisa berbuat apa-ap

a.

Anda mungkin juga menyukai