By
Marfizal.ST.MT
1
ALIRAN INTERNAL VISCOUS
INKOMPRESIBEL
Aliran Fluida
Pembentukan Aliran
2
ALIRAN INTERNAL VISCOUS
INKOMPRESIBEL
Pendahuluan
Aliran Internal
adalah aliran dimana fluida yang
mengalir dilingkupi secara penuh oleh
suatu batas padat
3
ALIRAN INTERNAL VISCOUS
INKOMPRESIBEL
Pendahuluan
Laminer (Stabil)
Laminer ~ V rendah
Turbulen (Tak
Stabil)
Turbulen ~ V tinggi
5
SIFAT-SIFAT ALIRAN FLUIDA
6
Untuk “laju aliran yang cukup kecil” guratan zat pewarna akan tetap berupa garis yang
yang terlihat jelas selama mengalir, dengan hanya sedikit menjadi kabur karena difusi
molekuler dari zat pewarna ke air di sekelilingnya. Untuk suatu “laju aliran sedang”
yang lebih besar guratan zat pewarna berfluktuasi menurut waktu dan ruang, dan olakan
putus-putus dengan perilaku tak beraturan muncul di sepanjang guratan. Sementara
untuk “laju aliran yang cukup besar” guratan zat pewarna dengan segera menjadi
kabur dan menyebar di seluruh pipa dengan pola acak. Ketiga karakteristik ini yang
masing-masing disebut sebagai aliran laminar, transisi dan turbulen.
7
VISKOSITAS KINEMATIK
µ
ν= ν dibaca nu
ρ ρ = rapat massa [kg/m3 ]
m
kg sm
µ Pa.s Ns m s 2
3
m2
ν= = 2 = =
ρ kg
m kg kg s
m3
−4 m2
stoke = 10
s
2
1 −6 m mm 2
centi stoke = stoke = 10 =
100 s 2
Tabel Sifat Fluida
9
Tabel Sifat Fluida
10
Tabel Sifat Air
11
Kecepatan Rata-rata:
Q 1
V = = ∫ u dA
A AA
V =U o
12
Entrance Length (L)
• Untuk Aliran Laminar:
tergantung pada Bilangan Reynolds (Re)
L ρV D
= 0,06 Re = 0,06
D μ
untuk aliran laminar dalam pipa ⇒ Re = 2300
sehingga :
L = ( 0,06 ) Re D = ( 0,06 ) ( 2300 ) D = 138 D
• Untuk Aliran Turbulent:
akibat mixing antar partikel/lapisan dalam
aliran, maka boundary layer cepat tumbuh
akibatnya aliran fully developed lebih cepat
tercapai:
L = (25 ÷ 40) D
13
Bagian A: Aliran Lamnar Berkembang Penuh
(Fully Developed Laminar Flow)
di y = 0 u = 0
di y = a u = 0
14
Aliran antara Dua Plat Paralel Tak
Berhingga – Kedua Plat Diam
arah y & z:
v=0&w=0
asumsi:
(1). Aliran steady
(2). Aliran fully developed Fsx = 0
(3). FBx = 0
15
Aliran antara Dua Plat Paralel Tak
Berhingga – Kedua Plat Diam
FSx = 0
∂p dx ∂p dx
p− dydz − p + dydz
∂x 2 ∂x 2
dτ yx dy dτ yx dy
+ τ yx +
dxdz − τ yx −
dxdz = 0
dy 2 dy 2
16
Aliran antara Dua Plat Paralel Tak
Berhingga – Kedua Plat Diam
∂p dτ yx
− dxdydz +
dy
dxdydz =0
∂x
dτ yx ∂p
dy
= ∂x ....... ( A)
Persamaan A berlaku untuk harga-harga
x dan y, jadi:
dτ yx ∂p
= = konstan
dy ∂x
Bila diintegralkan persaman tersebut
menjadi:
∂p
τ yx = y + C 1 ...............................(a )
∂x
yang berarti tegangan geser bervariasi
linear terhadap y.
Untuk aliran Laminar berlaku:
du
τ yx = µ .....................................(b)
dy
17
Aliran antara Dua Plat Paralel Tak
Berhingga – Kedua Plat Diam
Subtitusi persamaan (b) ke (a) didapat:
du ∂p
µ = y + C1
dy ∂x
sehingga:
1 ∂p 2 C 1
u= y + y +C2
2μ ∂x μ ….(B)
• Profil kecepatan :
1 ∂p 2 1 ∂p
u= y − ay
2μ ∂x 2μ ∂x
atau:
a ∂p y y
2 2
u= −
2μ ∂x a a …. (C)
untuk
a
lebar dalam arah z adalah l :
Q =∫ u dy
0
a a
1 ∂p 2
Q
=∫ u dy =∫
0
(
y −ay dy
2 ∂x
)
0
• Kecepatan rata-rata:
Q Q 1 ∂p 2
V = = =− a
A a 12 µ ∂x
21
Aliran antara Dua Plat Paralel Tak
Berhingga – Kedua Plat Diam
dari profil kecepatan (pers. C) didapat:
a ∂p y y
2 2
u= −
2 µ ∂x a a
du a 2 ∂p 2 y 1
maka : = 2 − = 0
dy 2 µ ∂x a a
berarti:
2 y 1
2 − =0
a a
a
atau y = di tengah
2
jadi pada y = a/2 u = Umax
a ∂p a/2 a/2
2 2
U max = −
2μ ∂x a a
a 2 ∂p 1 1 a 2 ∂p
= − = −
2μ ∂x 4 2 8μ ∂x 22
Aliran antara Dua Plat Paralel Tak
Berhingga – Kedua Plat Diam
• Transformasi koordinat:
sehingga y = y’ + a/2
maka persamaan profil kecepatan (B)
menjadi:
a ∂p y ' 1
2 2
U =− −
2μ ∂x
a 4
jadi profil kecepatan parabolik
26
Pelat Atas Bergerak dengan Kecepatan
Konstan
• Distribusi tegangan geser:
du
τ yx = µ
dy
U a 2 ∂p 2 y 1
= µ + 2 −
a 2 ∂x a a
atau :
U ∂p y 1
τ yx = µ + a −
a ∂x a 2
• Debit aliran (Volumetric flowrate):
Q = ∫ V ⋅ dA
A
untuk lebar dalam arah z adalah l :
a
Q =∫ u dy
0
a a
U 1 ∂p 2
Q
=∫ u dy =∫ y +
a 2 µ
∂x
y(−ay )
0 0 27
Pelat Atas Bergerak dengan Kecepatan
Konstan
• Kecepatan Rata-rata:
Q Q Ua 1 ∂p 2
V = = = − a
A a 2 12 µ ∂x
• Posisi Kecepatan Maksimum:
Syarat posisi kecepatan maksimum
dicapai bila: du
=0
dy
dari profil kecepatan (pers. C) didapat:
Uy a 2 ∂p y y
2
u= + −
a 2 µ ∂x a a
du U a 2 ∂p 2 y 1
maka : = + 2 − = 0
dy a 2 µ ∂x a a
28
Pelat Atas Bergerak dengan Kecepatan
Konstan
berarti:
U
a a ∂p
y = − ⇒ y = f U, μ,
2 1 ∂p ∂x
μ ∂x
a 2 ∂p y y
2
u y
= + −
U a 2 µU ∂x a
a
u y a 2 ∂p y y
atau : = − 1 −
U a 2 µU ∂x a a
29
Aliran Laminar Fully Developed Melalui
Pipa
Fsx = 0
- Gaya (tekan)
∂ppermukaan
dx sebelah kiri:
+ p − 2 π r. dr
∂x 2
30
Aliran Laminar Fully Developed Melalui
Pipa
31
Aliran Laminar Fully Developed Melalui
Pipa
atau:
∂p dτ rx
− ( 2 π r dr dx ) + τ rx ( 2 π dr dx ) + ( 2 π r dr dx ) = 0
∂x dr
bila dibagi dengan ( 2 π r dr dx ) menjadi :
∂ p τ rx dτ rx
− + + =0
∂x r dr
atau
∂ p τ rx dτ rx 1 d ( r τ rx )
= + =
∂x r dr r dr
Dimana τ rx hanya fungsi dari r
1 d ( r τ rx ) ∂p
= = konstan
r dr ∂x
atau
∂p
d ( r τ rx ) = r dr
∂x
32
Aliran Laminar Fully Developed Melalui
Pipa
r 2 ∂p C1
u = + ln r + C2
4 µ ∂x µ ..(E)
33
Aliran Laminar Fully Developed Melalui
Pipa
Kondisi Batas:
1.pada r = R u = 0
2.dari pertimbangan fisik kita tahu bahwa
pada r = 0 (di tengah), kecepatan aliran
adalah maksimum, hal ini hanya
mungkin bila C1 = 0
jadi pada r = 0
du
= 0 ⇒hanya bila C1 =0
dr r =0
R ∂p
2 r
2
u =− 1 −
4 µ∂x
R …(G)
35
Aliran Laminar Fully Developed Melalui
Pipa
• Debit aliran:
R
Q =∫V ⋅dA =∫u (2 πr )dr
A 0
R
1 ∂
=∫
4µ
p 2
r −R2( )(2 πr )dr
0 ∂x
Sehingga:
π R 4 ∂p
Q =−
8 µ ∂x
• Debit fungsi dari pressure drop:
∂p
- karena ∂x
=konstan maka:
∂p p −p1 ∆p
= 2 =−
∂x L L
8 µ L
atau
Q =
π∆p R4
=
π∆ p D4
8µ L 128 µ L
36
Aliran Laminar Fully Developed Melalui
Pipa
• Kecepatan Rata-rata:
Q Q R 2 ∂p
V = =
A π R2
V = − 8 μ ∂x
U max = 2 V
37
Aliran dalam Pipa dan Saluran
38
Aliran dalam Pipa dan Saluran
maka: FSX = 0
∂ p dx 2 ∂ p dx 2
FSx = p − π r − p + π r + τ rx 2π r dx = 0
∂x 2 ∂x 2
∂p
− dx π r 2 + τ rx 2π r dx = 0
∂x
sehingga: r ∂p
τ rx =
2 ∂x
Note: tegangan geser berubah secara linear dalam
39
arah r.
Aliran dalam Pipa dan Saluran
• Aliran Laminar
Untuk aliran laminar fully developed,
profil kecepatannya parabolik, sbb :
R ∂p 2 r
2
u =− 1 −
4 µ∂x
R
Kecepatan maksimum pada posisi r = 0
(ditengah):
R 2 ∂p
U =U max =−
4μ ∂x
40
Aliran dalam Pipa dan Saluran
sehingga:
r 2
u =U 1 −
R
atau:
u r
2
= 1 −
U R
untuk aliran laminar dalam pipa,
kecepatan rata-rata ditunjukkan sbb:
1 V 1
V = U atau =
2 U 2
• Aliran Turbulent
Untuk aliran turbulent, tidak
mempunyai formulasi sederhana yang
menghubungkan antara tegangan geser
dan medan kecepatan rata-rata seperti
aliran laminar.
41
Aliran dalam Pipa dan Saluran
τ laminar τ turbulent
bila dibagi dengan ρ :
τ =νdu
− u ' v'
ρ dy
dimana:
u =kecepatan rata −rata
u' & v' = fluktuasi kecepatan dalam arah x & y
1
u' v' =
T ∫u' v' dt
T
τ
=berdimensi kecepatan kuadrat
ρ
(τ w /ρ )1/2 = friction velocity =u* 42
Aliran dalam Pipa dan Saluran
Note:
•Pada daerah dekat dinding τ laminar lebih
dominant & τ turbulent = 0, karena No-slip conditions
sehingga: du
τw =µ
• dy
Total tegangan geser bervariasi
y =0 linear
dalam arah radial
• Pada sumbu pipa τ turbulent dominant &
τ laminar = 0
43
Profil Kecepatan Turbulent dalam Aliran Fully
Developed
Secara empiris profil kecepatan untuk
aliran turbulent dalam smooth pipe
diberikan dalam persamanan power-law :
1/ n 1/ n
u y r
= = 1 −
U R R
dimana : - n = f(Re)
- pers. Power-law tidak berlaku
untuk (y/R < 0,04)
- n adalah slope dr grafik
dibawah ini
44
Profil Kecepatan Turbulent dalam Aliran Fully
Developed
Re n :
n = 6 ⇒ Re = 4.000
n = 7 ⇒ Re = 110.000
n = 10 ⇒ Re = 3.200.000
45
Profil Kecepatan Turbulent dalam Aliran Fully
Developed
Persamaan Power-law dapat
dikembangkan untuk mendapatkan
hubungan antara V dan U :
2
V 2n
=
U ( n + 1)( 2 n + 1)
dimana semakin besar harga n (dengan
bertambahnya Re) profil kecepatan
semakin tumpul: V
n= 6 ⇒ =0,79
U
V
n= 7 ⇒ =0,87
U
46
Konsiderasi Energi pada Aliran Dalam Pipa
g
2
CV
z
1
x
Persamaan Dasar:
=0(1) =0(2) =0(1) =0(3)
∂
∂t ∫CV
Q − W s − W shear − Wother = eρ d∀ + ∫ (e + pv)ρV ⋅ dA
CS
V2
e =u+ + gz
2
asumsi :
1). W =0,W
s =0
other
Sehingga:
p2 p1
Q = m ( u2 − u1 ) + m
− + m g ( z 2 − z1 )
ρ ρ
V22 V12
+∫ ρV2 dA2 − ∫ ρV1 dA1
A2 2 A1 2
……(I)
Note:
1. Kita tidak mengasumsikan bahwa
aliran adalah uniform karena kita tahu
bahwa aliran adalah viscous.
2. Bagaimanapun juga akan lebih mudah
bila kita menggunakan kecepatan rata-
rata ( V ), untuk itu didefinisikan
koefisien Energi Kinetik (α):
α=
∫ A
ρV 3 dA
2
m
V
48
Konsiderasi Energi pada Aliran Dalam Pipa
+m
2 − 2
Bila dibagi dengan m
didapat:
δQ
2 2
p p α V αV
= u2 − u1 + 2 − 1 + gz 2 − gz1 + 2 2 − 1 1
dm ρ ρ 2 2
atau
p1 α1 V1 2 p2 α2 V2 2 δ Q
+
ρ + gz1 − + + gz2 = ( u2 − u1 ) −
2 ρ 2 dm
49
Konsiderasi Energi pada Aliran Dalam Pipa
Note:
p αV 2
+ + gz = energi mekanik per satuan masa
ρ 2
δQ
( u2 − u1 ) − = perbedaan energi mekanik per satuan masa
dm
antara titik (1) dan (2) atau merupakan
kerugian head total ( Total head loss = hLT )
50
Konsiderasi Energi pada Aliran Dalam Pipa
52
Instalasi Pompa
53
Perhitungan Head Pompa
hLT = hL + hLm
Major Losses Minor Losses
p1 α1 V1 2 p 2 α 2 V2 2
+ + gz1 − + + gz 2 = hLT
ρ 2
ρ 2
2 2
p1 − p2 α2V2 − α1V1
= g ( z 2 − z1 ) + + hL + hLm
ρ 2
57
Major Losses : Faktor Gesek
• berdiameter konstan:
V1 2 V2 2
α1 = α2
2
2
• pipa lurus tidak ada minor losses
(hLm = 0)
hLT = hL + hLm
=0
• horisontal z1 = z2 (z1 – z2) = 0
Δp L μV L V 2
μ
hL = = 32 = 64
ρ D ρD D 2 ρV D
atau: 2
64 L V
hL = …… (N)
Re D 2
B. Untuk aliran TURBULENT:
- kerugian tekanan tidak bisa
dievaluasi secara analitis
Δp = Δp ( D, L, e,V , ρ, μ )
Dengan analisa dimensi didapat:
Δp μ L e
2
= f , ,
ρV ρV D D D
μ 1
=
dimana ρV D Re
Δp L e
maka:
2
= φ Re, ,
ρV D D
61
Major Losses : Faktor Gesek
Note:
- Untuk aliran Laminar f hanya
tergantung pada bilangan Re:
64
f laminar =
Re 63
Major Losses : Faktor Gesek
e
f = φ2 Re,
D
Kekasaran pipa
(Bahan pipa)
Bilangan Reynolds
65
66
Major Losses : Faktor Gesek
Catatan: harga f untuk pipa-pipa tertentu dapat dicari dengan menggunakan diagram
Moody dengan terlebih dahulu menghitung bilangan Reynolds
Pipe roughness
V 2
∆h = K
2g
Catatan : Kerugian aliran akan semakin besar jika kecepatan aliran semakin
cepat dan saluran semakin panjang
Soal
Aliran turbulen
Soal
Soal
Bila sepanjang pipa berdiameter 150 mm mengalir
gliserin pada 25 oC dengan kecepatan 3,6 m/s
tentukan apakah jenis alirannya laminer atau
turbulen
79
Contoh Soal No. 3
Minyak SAE 10 pada temperatur 30oC mengalir dalam 2-in Schedule 40 steel
pipe dengan kecepatan sebesar 6 m/s Bila minyak tersebut mempunyai
specific gravity sebesar 0,89 tentukan jenis aliran yang terjadi
Jawab :
D = 52,5 mm = 52,5 x10 −3 m
kg
µ = 4 x10 − 2 Pa.s ρ = 0,89(1000)(9,81) = 873,1
m3
ρVD (873,1)(6)(52.5 x10 −3 )
NR = = = 6875 > 4000
µ 4 x10 − 2
Aliran turbulen
Contoh Soal No. 4
Tentukan bilangan Reynold dari aliran melalui saluran pada gambar d dengan
debit sebesar 0,16 m 3 /s. Data saluran d = 150 mm dan S = 250 mm. Fluida
yang mengalir adalah ethylene glycol pada 25 o C.
Jawab :
π 2 π
A = S2 − d = 250 2 − 150 2 = 44829 mm 2
4 4
WP = 4S + πd = 4(250) + π (150) = 1471 mm
A 44829
R= = = 30,5 mm
WP 1471
A = 44829 mm 2
= 44,829 x10 −3 m 3
R = 30,5 mm
= 30,5 x10 −3 m
D = 4 R = 4(30,5 x10 −3 )m
= 0,122 m
kg
ρ = 1100 3
m
µ = 1,62 x10 − 2 Pa.s
Q 0,16
V= =
A 44,829 x10 −3
m
= 3,57
s
ρVD
NR =
µ
(1100)(3,57)0,122)
=
1,62 x10 − 2
= 2,96 x10 4
84
85
86
87