Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Tahap seleksi
Mathis and Jackson (Handoko,2001), perekrutan pegawai adalah proses mengumpulan
sejumlah pelamar yang berkualifikasi baik untuk pekerjaan dalam perusahaan. Dalam
arti kata, penarikan (recruitment) proses pencarian dalam pemikatan calon karyawan
(pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan.
Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik perawat untuk
dipekerjakan. Rekrutmen bertujuaan untuk mendapat persediaan calon perawat
sehingga rumah sakit mempunyai kesempatan lebih besar untuk melakukan pilihan
terhadap calon perawat yang dianggap memenuhi standar kualifikasi. Oleh karena
itulah, rekrutmen sebagai salah satu kegiatan manajemen sumber daya manusia tidak
dapat dilepaskan kaitannya dengan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan atau jabataan
sebagai hasiil analisis pekerjaan atau jabatan yang memberiakan gambaran tentang
tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan.
Proses seleksi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memilih sumber
daya manusia terbaik untuk ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan yang dimiliki.
Penentuan kualifikasi,
Skill dan knowledge merupakan kompetesi yang relatif lebih mudah diamati
karena dapat diidentifikasikan melalui hasil perekrutan dan seleksi. Sedangkan attitude
relative sulit diamati karena bersumber dari internal individu yang bersangkutan.
Dasar seleksi,
Proses seleksi, dan
2. Prosedur lamaran.
Syarat yang harus dipenuhi yaitu:
a. Data biografi
b. Berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan pengalaman bekerja
dan data lain yang dapat dipakai.
c. Surat rekomendasi/referensi dari perusahaan/instansi sebelumnya dimana calon bekerja.
d. Wawancara .
e. Tujuan wawancara untuk memperoleh informasi, memberi informasi dan menentukan bila calon
memenuhi persyaratan untuk posisi itu.
f. Psycho-test : test ini untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan, bakat, sikap umum, dll.
Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat menyebabkan kecemasan, tetapi
juga merupakan kesempatan penting utuk mengadakan perubahan dan pengembangan staf.
Usaha rekrut tenaga jangan tergesa-gesa karena dapat mengakibatkan seleksi yang tidak
memuaskan. Selain itu penempatan tenaga perlu diperhatikan, karena penempatan yang tepat
akan menciptakan kondisi kerja yang efisien.
Orientasi
Orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong karyawan baru (yang lulus
seleksi) mengenal pekerjaan dan perusahaan tempatnya bekerja. Program orientasi sering juga
disebut dengan induksi. Yakni memperkenalkan para karyawan dengan peranan atau kedudukan
mereka, dengan organisasi dan dengan karyawan lain. Orientasi dilaksanakan karena semua
pegawai baru membutuhkan waktu untuk dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
lingkungan kerjanya yang baru.
orientasi pegawai baru adalah proses pengenalan dan penyesuaian pegawai baru
terhadap pekerjaan yang akan dilakukan dan kondisi lingkungan pekerjaan yang akan dihadapi.
Manfaat orientasi pegawai:
a. Mengurangi perasaan diasingkan, kecemasan, dan kebimbangan pegawai.
b. Dalam waktu yang singkat dapat merasa menjadi bagian dari organisasi.
c. Program orientasi juga akan mempercepat proses sosialisasi
Orientasi bertujuan untuk mempercepat masa adaptasi sehingga karyawan baru dapat
bekerja lebih cepat dan lebih baik. Program orientasi dirancang untuk memberikan kepada
karyawan baru informasi yang dibutuhkannya agar dapat bekerja dengan enak dan efektif dalam
organisasi. Tujuan orientasi adalah
a. Untuk mendapatkan sdm yang dapat melakukan pekerjaan secara tepat.
b. Membekali pegawai baru dengan materi-materi pekerjaan yang akan dijalani
c. Memberikan kemudahan seorang pegawai baru untuk beradaptasi.
d. Memberikan informasi kepegawaian dari tahap pekerjaan yang akan dijalani.
Apabila proses orientasi tidak berlangsung seperti yang diharapkan, dapat menimbulkan
perasaan cemas yang dapat mengakibatkan semakin meningginya pengunduran personalia baru.
Sebaliknya apabila proses orientasi berlangsung dengan baik, personalia baru akan merasa
bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi, merasa diterima, sehingga dapat memotivasi
personalia baru lainnya untuk beradaptasi. Hal-hal yang perlu dihindari dalam orientasi
a. Penekanan pada kertas kerja
b. Tinjauan yang kurang lengkap mengenai dasar-dasar pekerjaan suatu orientasi yang cepat dan
dangkal dan langsung ditempatkan pada pekerjaan.
c. Tugas pertama karyawan baruyang tidak signifikan
d. Memberi informasi yang terlalu cepat, proses orientasi yang terlalu banyak dan penyampaian
yang terlalu cepat dapat mengakibatkan karyawan baru tidak terkonsentrasi
program orientasi .
B. Langkah – langkah :
1. Setelah mnganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit, manager perawat harus menentukan
jam maksimal dan minimal beban kerja untuk memutuskan kebutuhan jam sibuk dan yang
kurang sibuk bagi pekerja dari masing-masing kategori.
2. Untuk keperluan pribadi, yaitu jabatan yang dianggarkan dan diisi, manajer harus
menentukan pola jam kerja masuk dan libur apa yang akan disediakan ke sejumlah personil
yang diinginkan dan kategori personil ke unit tersebut untuk masing-masing jam setiap
harinya.
3. Memberikan waktu masuk dan libur masing-masing pekerja untuk sepanjang hari agar
dapat mengelompokkan seluruh staf ke dalam konfigurasi yang diinginkan.
4. Memeriksa jadwal yang telah selesai tersebut untuk mencari kesalahan – kesalahan
seperti nama yang tidak tercantum, persetujuan hari libur atau liburan yang tidak disediakan,
kekurangan sejumlah personil selama periode waktu tertentu, dan penggabungan personil
yang tidak pantas pada hari-hari atau penggiliran tertentu.
5. Menjamin persetujuan jadwal yang diajukan dari manajer keperawatan yang tetap atau
direktur (langkah ini bisa dihilangkan di dalam organisasi dengan wewenang keputusan
desentralisasi).
6. Memasang jadwal untuk memberitahu anggota satf akan jam kerja yang ditugaskan untuk
beberapa minggu kedepan.
7. Memperbaiki dan memperbahrui jadwal tersebut setiap hari untuk membawa sejumlah
staf sejajar dengan perubahan terus menerus beban kerja di dalam unit tersebut.
8. Meninjau dan menganalisa jadwal dan kebijaksanaan secara tetap untuk mengenali
masalah susunan kepegawaian yang perlu diubah di dalam jadwal utama.
C. Kebijaksanaan Penjadwalan
Agar supervisor dan kepala perawat dapat mengatur jadwal waktu personil yang libur dan
yang masuk secara adil, harus ada departemen atau divisi luas kebijaksanaan penjadwalan
untuk memandu pembuatan keputusan. Apabila kebijaksanaan menyangkut persoalan
berikut tidak ada, maka manajer perawat harus bersatu sebagai sebuah kelompok untuk
menyusunnya:
1. Orang, dengan jabatan, yang bertanggung jawab mempersiapkan jadwal untuk personil di
masing-masing unit.
2. Periode waktu untuk diliputi oleh masing-masing jadwal masuk/libur.
3. Banyaknya pemberitahuan di muka yang diberikan para pekerja menyangkut jadwal
masuk/libur.
4. Waktu masuk/libur total yang diperlukan untuk masing-masing pekerja perhari, minggu,
atau bulan.
5. Hari dimulainya minggu kerja.
6. Dimulainya dan diakhirinya waktu untuk masing-masing penggiliran tugas.
7. Jumlah pergiliran yang harus dipergilirkan diantara masing-masing pekerja.
8. Frekuensi yang diperlukan dari pergiliran pergantian.
9. Keperluan pergiliran dari satu unit ke unit lain unit da frekuensi pergiliran tersebut.
10. Keperluan penjadwalan dua hari libur per minggu atau rata-rata dua hari libur per
minggu.
11. Frekuensi libur akhir pekan untuk masing-masing kategori personil.
12. Definisi dari ”libur akhir pekan” untuk personil tugas malam.
13. Perlunya perluasan hari libur yang nerurutan dan tidak berurutan.
14. Hari kerja berurutan maksimum yang diperbolehkan.
15. Jarak waktu minimumyang diharuskan antara urutan pergantian tugas.
16. Jumlah hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing pekerja.
17. Jumlah hari libur yang diharuskan per tahun saat pegawai harus dijadwalkan libur kerja.
18. Panjangnya pemberitahuan di muka untuk diberikan pagawai mengenai jadwal tugas
liburan masuk/libur.
19. Prosedur yang harus diikuti dalam meminta libur kerja pada hari libur tertentu.
20. Jumlah hari-hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing pekerja.
21. Lamanya waktu pembaritahuan di muka untuk diberikan pegawai mengenai jadwal
liburan.
22. Prosedur untuk diikuti dalam memohon waktu liburan khusus.
23. Pembatasan pada penjadwalan liburan selam hari libur Thank giving Natal – Tahun baru.
24. Jumlah personil masing-masing kategori yang akan dijadwalkan untuk liburan atau hari
libur pada saat tertentu.
25. Prosedur penyelesaian perselisihan diantara personil sehubungan dengan permintaan
waktu liburan dan hari libur.
26. Prosesan pemrosessan permintaan ”darurat” untuk penyesuaian jadwal waktu.
Panjangnya periode pergiliran masing-masing pekerja, dari pergantian ke pergantian yang
lain atau dari unit ke unit yang lain, mempengaruhi kelangsungan perawatan pasien dan
moral pekerja. Frekuensi libur akhir pekan dan frekuensi pergiliran pergantian menentukan
jumlah waktu yang dapat di luangkan si pegawai dengan suaminya, anaknya, atau
temannya yang bekerja pada jam kantor tetap. Untuk itu, pegawai membandingkan jadwal
waktu mereka dengan jadwal waktu rekan kerjanya untuk memastikan apakah penugasan
akhir pekan dan pergantiannya dibuat sama.
E. Penjadwalan putaran
Supervisor atau kepala perawat dapat mengurangi waktu yang diluangkan untuk
perencanaan waktu kerja pesonil ke tingkat minimum dengan menggunakan penjadwalan
putaran (cyclical scheduling). Prinsip penjadwalan putaran adalah sebagai berikut:
1. Perputaran penugasan personil sebaiknya menggambarkan keseimbangan antara
kebutuhan lembaga akan pekerja peliput dan kebutuhan pegawai akan pekerjaan dan
rekreasi yang seimbang.
2. Penugasan putaran sebaiknya membagikan hari kerja ”baik” dan ”jelek” dan jam kerja
yang sama diantara para pegawai.
3. Semua pegawai sebaiknya ditugaskan menurut pola putaran tersebut.
4. Sekali jadwal putaran tersebut telah disusun, penyimpangan perseorangan dari jadwal
bisa berkurang dan diberikan hanya setelah permintaan tertulis untuk perubahan jadwal.
5. Metode penjadwalan putaran diusahakan untuk diumumkan dengan baik dan diterapkan
agar para pegawai tidak merasa jadwal tersebut sebagai pengontrolan yang berlebihan.
6. Pola putaran yang digunakan tersebut sebaiknya menjamin sejumlah pegawai yang cukup
dan campuran pegawai yang diinginkan untuk maing-masing unit semua pergeseran.
7. Pola putaran yang dipakai sebaiknya menaikkan kelanjutan perawatan pasien dengan
menekan ”mengambangnya” personil dan dengan memperpanjang hubungan antara
masing-masing pasien dan perawatan utamanya.
8. Penugasan putaran yang dipakai sebaiknya memelihara semangat kerja tim dengan
menjaga komposisi kelompok kerja utama yang tetap.
9. Masing-masing pekerja sebaiknya diberitahu jauh hari sebelumnya mengenai putaran
pergiliran dan hari masuk/liburnya untuk mengadakan kegiatan rencana pribadi, bisnis, dan
pendidikan.