Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Evolutionary Computing : GA
Dosen Pengampu:
ALDA CENDEKIA SIREGAR ,S.Kom., M.Cs
Di susun oleh :
Mustopa : 181220060
Faizal Amir : 181220074
Novianti : 181220009
Yusrril Mahendra J : 181220064
M Fiqri Ababil Kw : 181220083
Sahril Arsyad
Pokok pembahasan dalam artikel ini adalah evolutionary computing. Perkembang evolutionary
computing sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sekarang. Algoritma genetika yang merupakan
salah satu bagian dari evolutionary computing merupakan salah satu metode untuk membantu dalam
berbagai masalah dengan mencari solusi melalui pendekatan optimum. Dengan artikel ini,
diharapkan memperbanyak pengetahuan tentang algoritma genetika
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring
dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan. Lebih
dari itu, komputer diharapkan dapat digunakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa
dikerjakan oleh manusia baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, industri, dan kehidupan
sehari-hari sehingga peran komputer dan manusia akan saling melengkapi. Beberapa hal yang
menjadi kekurangan manusia diharapkan dapat digantikan oleh komputer. Begitu juga dengan
komputer yang tak akan berguna tanpa sentuhan manusia.
Dalam dunia komputer dan informatika adanya suatu ilmu dengan ide-ide untuk dapat
membuat komputer menjadi lebih cerdas, ilmu tersebut dinamakan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence). Pengertian dari Artificial Intelligence ini sendiri adalah bagian dari ilmu komputer
yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti
dan sebaik yang dilakukan oleh manusia bahkan bisa lebih baik daripada yang dilakukan
manusia, dengan mengimplementasikannya dalam sebuah program.
Dalam Artificial Intelligence adanya istilah soft computing yaitu inovasi baru dalam
membangun sistem cerdas dimana sistem ini memiliki keahlian seperti manusia pada domain
tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan
lingkungan. Untuk mengoperasikan soft computing perlu diketahui metodologi-metodologinya
dimana salah satunya adalah Evolutionary Computing (optimasi) yang menggunakan Algoritma
Genetika. Jadi dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Algoritma Genetika merupakan
evolusi/perkembangan dunia komputer dalam bidang kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence).
Algoritma Genetika terinspirasi dari teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa
kelangsungan hidup suatu makhluk dipengaruhi aturan bahwa yang kuat adalah yang menang.
Algoritma Genetika merupakan algoritma pencarian hasil terbaik yang berdasarkan atas
perkawinan dan seleksi gen secara alami. Untuk lebih memahami tentang Algoritma Genetika,
terlebih dahulu harus memahami konsep genetika (rekayasa genetika). Pengertian dari rekayasa
genetika adalah penerapan genetikauntuk kepentingan manusia, kegiatannya melalui seleksi
dalam populasi, penerapan mutasi buatan dan perkawinan silang antara individu yang satu
dengan yang lainnya untuk menghasilkan individu baru.
Algoritma Genetika menggunakan istilah gen dalam menyimpan informasi, dimana gen
merupakan struktur paling sederhana pada Algoritma Genetika. Solusi optimal direpresentasikan
sebagai untaian gen yang disimpan dalam stukutur data yaitu kromosom. Kromosom merupakan
material yang membawa bahan terwariskan dari gen.
Proses pencarian solusi dilakukan dengan cara melakukan operasi terhadap kromosom yaitu
rekombinasi kromosom yang dilakukan dengan persilangan dan mutasi dengan tujuan untuk
memperoleh kromosom anak. Hal ini juga telah menjelaskan tentang konsep genetika.
Algoritma Genetika pertama kali dikembagkan oleh John Holland dari Michigan University
pada tahun 1975 dengan tujuan untuk meneliti proses adaptasi dari sistem alam serta mendesain
perangkat lunak yang memiliki kecerdasan buatan dengan mencontoh mekanisme sistem alam.
Algoritma Genetika banyak digunakan untuk proses optimasi.
Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah penerapan Algoritma Genetika
untuk menyelesaikan masalah serta penjelasan teknik tentang Algoritma Genetika untuk
menghasilkan rute terbaik yang optimal.
1.2. Tujuan
PEMBAHASAN
2. Algoritma Genetika
Proses dalam algoritma genetika diawali dengan inisialisasi, yaitu menciptakan individu-
individu secara acak yang memiliki susunan gen (chromosome) tertentu. Chromosome ini
mewakili solusi dari permasalahan yang akan dipecahkan. Reproduksi dilakukan untuk
menghasilkan keturunan (offspring) dari individu-individu yang ada di populasi. Evaluasi
digunakan untuk menghitung kebugaran (fitness) setiap chromosome. Semakin besar fitness
maka semakin baik chromosome tersebut untuk dijadikan calon solusi. Seleksi dilakukan untuk
memilih individu dari himpunan populasi dan offspring yang dipertahankan hidup pada
generasi berikutnya. Fungsi probabilistis digunakan untuk memilih individu yang
dipertahankan hidup. Individu yang lebih baik (mempunyai nilai kebugaran/fitness lebih besar)
mempunyai peluang lebih besar untuk terpilih (Gen & Cheng 1997).
Setelah melewati sekian iterasi (generasi) akan didapatkan individu terbaik. Individu
terbaik ini mempunyai susunan chromosome yang bisa dikonversi menjadi solusi yang
terbaik (paling tidak mendekati optimum). Dari sini bisa disimpulkan bahwa algoritma
genetika menghasilkan suatu solusi optimum dengan melakukan pencarian di antara sejumlah
alternatif titik optimum berdasarkan fungsi probabilistic (Michalewicz 1996).
Pada intinya, EA memproses suatu populasi dari individual dimana setiap individual
merupakan suatu kandidat solusi (candidate solution) untuk permasalahan yang ingin
dipecahkan. Pada setiap generasi, individual dievaluasi berdasarkan suatu fungsi kesesuaian
(fitness function). Individual terbaik akan terpilih untuk proses reproduksi dan melanjutkan
ke proses kawin silang (crossover) dan mutasi untuk memproduksi keturunan (offspring)
atau candidate solution baru yang mewarisi sebagian sifat dari induknya. Proses evolutionary
dilakukan secara iteratif sampai kriteria tertentu terpenuhi, misal jumlah iterasi tertentu
terpenuhi atau solusi optimal telah tercapai. Dalam prosesnya, evolutionary algorithm
melibatkan komponen-komponen antara lain: individual, fitness function, metode seleksi,
operator genetik, dan populasi
4.1. Individual
Idealnya, suatu fitness function bisa mengukur kualitas suatu individu (candidate
solution) seakurat mungkin, namun desain dari fitness function juga akan memiliki batasan
tentang processing power, latar belakang pengetahuan, dan persyaratan yang ditentukan user.
Metode seleksi yang dimaksud mencakup mekanisme seleksi induk (parents) dan
mekanisme seleksi survivor. Peran pemilihan parents dalam EA adalah untuk membedakan
antara individual berdasarkan kualitasnya, dengan kata lain memberi kesempatan individual
yang lebih baik untuk menjadi parents bagi generasi berikutnya. Semakin baik tingkat
kesesuaian (dalam ukuran kualitas) suatu individual, semakin tinggi peluang individual
tersebut untuk terpilih.
Operator genetik berperan untuk menciptakan individual baru dari individual lama
(parents) atau tujuan akhirnya adalah membangkitkan candidate solutions baru. Operator
genetik terbagi menjadi dua, yaitu mutasi dan rekombinasi. Rekombinasi disebut juga
sebagai kawin silang atau crossover. Macam-macam crossover antara lain: one-point
crossover, two-points crossover, multi-point crossover, uniform crossover, three-parents
crossover, crossover dengan reduced surrogate, shuffle crossover, Precedence Preservative
Crossover (PPX), ordered crossover,Partially Matched Crossover (PMX).
one-point crossover two-point crossover
Parent 1 : 4 2 | 1 3 | 6 5
Parent 2 : 2 3 | 1 4 | 5 6
Child 1 : 4 2 | 3 1 | 6 5
Child 2 : 2 3 | 4 1 | 5 6
String given:
Hasil Crossover:
4.5. Populasi
Populasi memiliki peran sebagai representasi dari segala kemungkinan solusi. Populasi
merupakan kumpulan individual atau populasi merupakan multiset dari genotypes.
Genotypes adalah sejumlah karakter yang diwariskan yang tetap terkandung dalam seluruh
proses reproduksi populasi.
Jika ukuran populasi kecil, agar tetap mencakup sebagian besar dari search space, maka
keragaman populasi (population diversity) harus diperhatikan. Jika diperlukan, dalam EA
populasi bisa memiliki struktur spasial tambahan, yaitu dengan ukuran jarak atau hubungan
antar tetangga (neighbourhood relations). Untuk menjaga keragaman populasi, operator
mutasi sering disarankan menjadi solusi.
Beberapa penjelasan tentang keempat metode seleksi di atas adalah sebagai berikut :
1. Roulette Wheel
Calon induk yang akan dipilih berdasarkan nilai fitness yang dimilikinya, semakin baik
individu tersebut yang ditunjukkan dengan semakin besar nilai fitnessnya akan mendapatkan
kemungkinan yang lebih besar untuk terpilih sebagai induk. Misalkan saja roulette wheel
merupakan tempat untuk menampung seluruh kromosom dari tiap populasi, maka besarnya
tempat dari roulette wheel tersebut menunjukkan seberapa besar nilai fitness yang dimiliki
oleh suatu kromosom, semakin besar nilai fitness tersebut, maka semakin besar pula tempat
yang tersedia. Ilustrasinya dapat digambarkan sebagai berikut :
2. Steady State
Metode ini tidak banyak digunakan dalam proses seleksi karena dilakukan dengan
mempertahankan individu yang terbaik. Pada setiap generasi, akan dipilih beberapa
kromosom dengan nilai fitnessnya yang terbaik sebagai induk, sedangkan kromosom-
kromosom yang memiliki nilai fitness terburuk akan digantikan dengan offspring yang baru.
Sehingga pada generasi selanjutnya akan terdapat beberapa populasi yang bertahan.
3. Tournament
Dalam metode seleksi tournament sejumlah n individu dipilih secara acak dan kemudian
menentukan fitnessnya. Kebanyakan metode seleksi ini digunakan pada binary, dimana
hanya dua individu yang dipilih.
4. Rank
Seleksi ini memperbaiki proses seleksi yang sebelumnya yaitu roulette wheel karena pada
seleksi tersebut kemungkinan salah satu kromosom mempunyai nilai fitness yang
mendominasi hingga 90% bisa terjadi, sehingga nilai fitness yang lain akan mempunyai
kemungkinan yang sangat kecil sekali untuk terpilih. Sehingga dalam seleksi rank, dilakukan
perumpamaan sesuai dengan nilai fitnessnya, nilai fitness terkecil diberi nilai 1, yang terkecil
kedua diberi nilai 2, dan begitu seterusnya sampai yang terbagus diberi nilai N (jumlah
kromosom dalam populasi). Nilai tersebut yang akan diambil sebagai presentasi tepat yang
tersedia. Ilustrasinya dapat dilihat seperti pada gambar berikut :
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut, yaitu :
1. Algoritma genetika menggunakan cara kerja berdasarkan pada seleksi dan genetika alam,
mengikuti prinsip seleksi alam yaitu “siapa yang kuat, dia yang bertahan
(survive)”.
2. Algoritma genetika memiliki komponen utama yaitu teknik pengkodean, prosedur
inisialisasi, fungsi evaluasi, seleksi, operator genetika dan penetuan parameter.
3. Algoritma genetika dapat memberikan solusi untuk pencarian nilai dalam sebuah
masalah optimasi.
4. Pencarian solusi mendekati optimal dilakukan dengan melakukan beberapa kali proses
iterasi, yaitu evaluasi, seleksi, crossover dan mutasi secara berulang sampai didapatkan
solusi yang optimal..
Daftar Pustaka
http://syagifulfathayatih.blogspot.com/2016/12/evolutionary-computing-algoritma.html
https://statistikakomputasi.wordpress.com/2010/04/16/mengenal-evolutionary-computation-
komputasi-yang-meniru-evolusi-alam/
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=artikel+Evolutionary+Computing+pdf&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart
https://www.researchgate.net/publication/2567266_Genetic_Algorithms_and_Evolutionary_Com
puting