Anda di halaman 1dari 9

Lex et Societatis, Vol. IV/No.

1/Jan/2016

PENEGAKAN HUKUM ANTIMONOPOLI DAN tidak dapat membuka dini terhadap pengaruh
PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT dari luar. 2. Penanganan perkara oleh komisi
BERDASARKAN UU NO. 5 TAHUN 19991 pengawas dimulai dari dilakukannya
Oleh: Rival Rumimpunu2 pemeriksaan pendahuluan untuk kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan.
ABSTRAK Pemeriksaan yang dilakukan oleh Komisi
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Pengawas Persaingan Usaha dilakukan apabila
mengetahui bagaimanakah keberadaan dan : (a) adanya laporan dari pihak ketiga yang
kedudukan Komisi Pengawas Persaingan Usaha mengetahui terjadinya pelanggaran ; (b)
(KPPU) dalam menjamin pelaksanaan UU No. 5 laporan dari pihak yang dirugikan ; atau (c) atas
Tahun 1999 dan bagaimanakah penanganan inisiatif sendiri dari komisi pengawas tanpa
perkara dan peran Komisi Pengawas adanya laporan (Pasal 40) yang dimaksud oleh
Persaingan Usaha (KPPU) sebagai penasihat Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 mengenai
kebijakan (policy advisory) terhadap kebijakan istilah penyelidikan adalah tindakan yang
pemerintah yang mempengaruhi persaingan dipergunakan terhadap setiap kegiatan yang
usaha, yang dengan metode penelitian hukum dilakukan oleh komisi pengawas sebelum
normatif disimpulkan bahwa: 1. Salah satu hal memberikan putusannya terhadap dugaan
yang paling menarik dari Undang-Undang No. 5 telah terjadi suatu pelanggaran terhadap
Tahun 1999 ini ialah adanya Komisi Pengawas Undang-Undang Anti Monopoli. Dalam
Persaingan Usaha yang dapat menjamin pengertian ini komisi pengawas juga dapat
pelaksanaan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 memberikan putusan bersalah atau tidaknya
ini Komisi ini dikatakan sebagai suatu lembaga pelaku usaha yang melakukan persaingan
independen yang terlepas dari pengaruh dan curang atau praktik monopoli. Maka untuk
kekuasaan pemerintah serta pihak lain. Untuk selanjutnya dapat dikaitkan bahwa komisi
menjamin independensi kerja komisi dari pengawas dalam tugas-tugasnya dapat
pengaruh pemerintah dan pihak lain ditentukan bertindak sekaligus sebagai penyelidik, jaksa,
bahwa anggota komisi diangkat dan dan hakim yang memutus. Walaupun demikian
diberhentikan oleh presiden dengan tugas dan wewenang tersebut semata-mata
persetujuan DPR. Bagaimanakah independensi hanya wewenang bersifat administratif tidak
komisi ini jika peran presiden sangat dominan serta merta bersifat perdata atau pidana.
dalam hal mengangkat dan memberhentikan Pengertian penyidikan dalam arti hukum acara
anggota komisi. Komisi diberi wewenang untuk pidana merupakan kelanjutan dari pemeriksaan
menjatuhkan tindakan administratif terhadap yang dilakukan oleh seorang pejabat penyidik
pelaku usaha yang melakukan pelanggaran (sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
terhadap Undang-Undang ini. KPPU tidak hanya No. 8 tahun 1981 tentang KUH Acara Pidana).
terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Selain menjalankan tugas utama mencegah
pemerintah, melainkan juga dari pengaruh terjadinya dan menindak pelanggar Praktik
pihak lain, seperti misalnya lembaga Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,
kemasyarakat atau kelompok masyarakat yang dalam upaya menegakkan Undang-Undang No.
memegang kekuasaan keuangan atau ekonomi. 5 Tahun 1999, KPPU juga menjalankan peran
Kemandirian komisi yang termuat dalam penasihat kebijakan (policy advisory) terhadap
Undang-Undang tersebut adalah hak istimewa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi
yang diperlukan untuk dapat melaksanakan persaingan usaha. Upaya ini sangat diperlukan
Undang-Undang secara efisien, dan dengan dan penting mengingat penciptakan iklim
demikian, komisi tersebut berkewajiban untuk persaingan sehat merupakan hal baru, baik bagi
memelihara ketidaktergantungan tersebut dan pemerintah sendiri maupun pelaku usaha,
konsumen, maupun masyarakat secara
1 keseluruhan.
Artikel skripsi. Pembimbing skripsi: Prof. Dr. Ronald J.
Mawuntu, SH,MH; Karel Y. Umboh, SH,MSi, MH;
Kata kunci: Penegakan hukum, antimonopoly,
Hironimus Taroreh, SH, MH persaingan usaha tidak sehat
2
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi,
Manado; NIM: 070711497.

138
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

PENDAHULUAN B. Perumusan Masalah


A. Latar Belakang Masalah 1. Bagaimanakah keberadaan dan kedudukan
Pelbagai alasan dan pertimbangan formal, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
baik alasan politis, ekonomis, sosial maupun dalam menjamin pelaksanaan UU No. 5
yuridis, dapat saja dikemukakan Pemerintah Tahun 1999 ?
Orde Baru, namun mengingat Indonesia telah 2. Bagaimanakah penanganan perkara dan
menandatangani Perjanjian Marrakesh yang peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha
telah diratifikasi DPR dengan Undang-Undang (KPPU) sebagai penasihat kebijakan (policy
No. 7 Tahun 1994, yang mengharuskan advisory) terhadap kebijakan pemerintah
Indonesia membuka diri dan tidak boleh yang mempengaruhi persaingan usaha ?
memberikan perlakuan diskriminatif, antara
lain berupa pemberian proteksi terhadap entry C. Metode Penelitian
barrier suatu perusahaan, dan adanya tekanan Metode pengumpulan data, yang meliputi
IMF yang telah menjadi kreditor bagi Indonesia metode penelitian kepustakaan, yaitu suatu
dalam rangka mengatasi krisis moneter yang penelitian yang dipusatkan pada studi pustaka,
telah secara dahsyat melanda dan membuat dengan jalan mempelajari literature-literatur,
terpuruknya ekonomi Indonesia secara luas, perUndang-Undangan, encyclopedia, jurnal,
maka mau tidak mau Indonesia akhirnya harus makalah-makalah dan semua yang
memberlakukan Undang-Undang antimonopoli berhubungan dengan materi pokok
yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 5 Tahun pembahasan.
1999 tersebut.
Dengan adanya persetujuan yang antara PEMBAHASAN
pemerintah RI dengan Dana Moneter A. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Internasional (IMF) dalam rangka structural Salah satu hal yang paling menarik dari
reforms, berbagai rintangan tersebut telah dan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 ini ialah
akan dihapus. Meskipun demikian tetap adanya Komisi Pengawas Persaingan Usaha
dibutuhkan suatu Undang-Undang untuk yang dapat menjamin pelaksanaan Undang-
terciptanya suatu persaingan domestik yang Undang Nomor 5 tahun 1999 ini Komisi ini
sehat, yang tidak memberi peluang bagi dikatakan sebagai suatu lembaga independen
timbulnya rintangan-rintangan artificial yang yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan
baru dimasa-masa mendatang. Selama ini, pemerintah serta pihak lain. Untuk menjamin
pengaturan persaingan domestik sebenarnya independensi kerja komisi dari pengaruh
sudah dapat dijumpai diberbagai Undang- pemerintah dan pihak lain ditentukan bahwa
Undang, seperti Undang-Undang Pokok anggota komisi diangkat dan diberhentikan
Industri, Undang-Undang Pokok tentang Usaha oleh presiden sangat dominan dalam hal
Kecil, KUHPidana, KUHPerdata atau Undang- mengangkat dan memberhentikan anggota
Undang Perseroan Terbatas. Namun semua itu komisi.3
belum berhasil secara tuntas menangani Berdasarkan Pasal 47 Undang-Undang
masalah-masalah monopoli serta berbagai Nomor 5 tahun 1999 ini, komisi diberi
rintangan artificial yang menghambat wewenang untuk menjatuhkan tindakan
persaingan yang sehat. Padahal, kebijaksanaan administrative terhadap pelaku usaha yang
ekonomi (economic policy environment) melakukan pelanggaran terhadap Undang-
merupakan alat yang efektif untuk Undang ini. Tindakan administrative tersebut
menciptakan perusahaan-perusahaan atau dapat berupa, antara lain :
industry yang efisien yang berdaya saing tinggi.
Untuk itulah kini diadakan Undang-Undang No.
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
3
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Untuk menjaga independen komisi dari intervensi
pemerintah, anggota komisi sebaiknya diangkat oleh DPR
dari calon-calon yang diusulkan masyarakat termasuk
organisasi-organisasi profesi. Sedangkan presiden hanya
bertugas melantik saja terhadap anggota-anggota yang
sudah dipilih oleh DPR.

139
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

a. Penetapan pembatalan perjanjian- Undang, komisi adalah lembaga independen,


perjanjian yang dilarang Undang- hal ini berarti bahwa komisi pengawas bebas
Undang ini ; dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah.
b. Perintah kepada pelaku usaha untuk
menghentikan integrasi vertikal 1. Syarat dan Keanggotaan Komisi
c. Perintah untuk menghentikan kegiatan Terhadap ketentuan mengenai
yang terbukti menimbulkan praktik persyaratan serta keanggotaan komisi,
monopoli dan/atau menyebabkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999
persaingan usaha tidak sehat ; mengatur dalam Pasal 31, 32, dan Pasal 33.
d. Perintah untuk menghentikan Dalam pasal 31 Undang-Undang Nomor 5
penyalahgunaan posisi dominan ; tahun 1999 menentukan bentuk
e. Penetapan pembatalan atas keanggotaan dari Komisi Pengawas, yang
penggabungan atau peleburan badan keseluruhannya akan kami uraikan sebagai
usaha dan pengambilalihan saham ; berikut :
f. Penetapan pembayaran ganti rugi ; a. Komisi terdiri atas seorang ketua
g. Pengenaan denda serendah-rendahnya merangkap anggota, wakil ketua
satu miliar rupiah dan setinggi- merangkap anggota, dan sekurang-
tingginya dua puluh lima miliar rupiah. kurangnya 7 (tujuh) orang anggota.
b. Anggota komisi diangkat dan
Status Kedudukan Komisi Pengawas diberhentikan oleh presiden atas
Persaingan Usaha persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang-Undang Anti Monopoli Nomor 5 c. Masa jabatan anggota Komisi adalah 5
tahun 1999 telah membentuk Komisi (lima) tahun dan dapat diangkat
Pengawas Persaingan Usaha, untuk selanjutnya kembali untuk 1 (satu) kali masa
disebut sebagai Komisi Pengawas Persaingan jabatan berikutnya.
Usaha, untuk selanjutnya disebut sebagai
Komisi Pengawas. Komisi ini bertanggung jawab 2. Tugas dan Wewenang Komisi
langsung kepada Presiden RI, oleh karenanya Sebagaimana diuraikan dalam Pasal 34,
komisi ini memperoleh sumber dana dari tugas Komisi Pengawas Persaingan Usaha,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah :
ataupun sumber-sumber keuangan lainnya. a. Pembentukan komisik serta susunan
Dalam Pasal 30 bagian pertama, status organisasi, tugas, dan fungsinya
Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau ditetapkan dengan Keputusan Presiden
selanjutnya dikenal dengan KPPU, yaitu ;
sebagai berikut : b. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas,
a. Untuk mengawasi pelaksanaan komisi dibantu oleh secretariat ;
Undang-Undang ini dibentuk Komisi c. Komisi dapat membentuk kelompok
Pengawas Persaingan Usaha yang kerja ;
selanjutnya disebut komisi. d. Ketentuan mengenai susunan
b. Komisi adalah lembaga independen organisasi, tugas, dan fungsi secretariat
yang terlepas dari pengaruh dan dan kelompok kerja diatur lebih lanjut
kekuasaan serta pihak lain. dengan keputusan komisi.
c. Komisi bertanggung jawab kepada
Presiden. B. Penanganan Perkara dan Peran KPPU
Pelaksanaan Undang-Undang ini Sebagai Counsel Of Policy
diserahkan kepada Komisi Pengawas 1. Pemeriksaan Perkara
Persaingan Usaha (KPPU). Berdasarkan Pasal Penanganan perkara oleh komisi pengawas
34 ayat (1) Presiden Republik Indonesia melalui dimulai dari dilakukannya pemeriksaan
Pasal 1 ayat (1) Keppres No. 75 tahun 1999 penduluan untuk kemudian dilanjutkan dengan
tertanggal 8 Juli 1999, membentuk Komisi pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan yang
Pengawas Persaingan Usaha. Menurut Undang-

140
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

dilakukan oleh Komisi Pengawas Persaingan yang jelas tentang telah terjadinya pelanggaran
Usaha dilakukan apabila : terhadap Undang-Undang ini. Hal ini
a. Adanya laporan dari pihak ketiga yang memerlukan pengetahuan mengenai Undang-
mengetahui terjadinya pelanggaran; Undang ini bagi pelapor/pengadu. Akan tetapi
b. Laporan dari pihak yang dirugikan ; yang penting bagi komisi adalah bahwa
atau pelapor/pengadu menyampaikan kepada
c. Atas inisiatif dari komisi pengawas komisi keterangan yang sekonkret mungkin.
tanpa adanya laporan (Pasal 40). Sesudahnya menjadi tugas komisi baru dapat
Hal mana akan penulis uraikan menilai dari segi hukum. Sedapat mungkin
sebagaimana tersebut dalam Pasal 38 Undang- dianjurkan supaya laporan/pengaduan tertulis
Undang No. 5 Tahun 1999. dilampiri dengan dokumen yang terdapat fakta
1. Setiap orang yang mengetahui telah pelanggaran yang diduga telah terjadi dan
terjadi atau patut diduga telah terjadi dapat digunakan oleh komisi sebagai alat bukti
pelanggaran terhadap Undang-Undang (Pasal 42) dalam pemeriksaan lanjutan.
ini dapat melaporkan secara tertulis Sesuai dengan Pasal 38 ayat (3), komisi
kepada komisi dengan keterangan yang wajib merahasiakan identitas
jelas tentang telah terjadinya pelapor/pengadu. Jaminan perlindungan yang
pelanggaran, dengan menyertakan diberikan oleh komisi tersebut akan mendorong
identitas pelaporan. kesediaan menyampaikan pelaporan terhadap
2. Pihak yang dirugikan sebagai akibat kemungkinan terjadinya pelanggaran Undang-
terjadinya pelanggaran terhadap Undang ini, karena pihak yang demi
Undang-Undang ini dapat melaporkan kepentingan tidak ingin pelaku usaha yang
secara tertulis kepada komisi dengan dilaporkan mengetahui identitasnya menjadi
keterangan yang lengkap dan jelas bersedia membuat laporan/pengaduan kepada
tentang telah terjadinya pelanggaran komisi.
serta kerugian yang ditimbulkan,
dengan menyertakan identitas pelapor. 2. Penyelidikan dan Penyidikan
3. Identitas pelapor sebagaimana Yang dimaksud oleh Undang-Undang
dimaksud dalam ayat (1) wajib No. 5 Tahun 1999 mengenai istilah
dirahasiakan oleh komisi penyelidikan adalah tindakan yang
4. Tata cara penyampaian laporan dipergunakan terhadap setiap kegiatan yang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh komisi pengawas sebelum
dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh memberikan putusannya terhadap dugaan
komisi. telah terjadi suatu pelanggaran terhadap
Sebagaimana tersebut dalam Pasal 38 ayat Undang-Undang Anti Monopoli. Dalam
(1), pembuat Undang-Undang mengharapkan pengertian ini komisi pengawas juga dapat
agar setiap orang untuk membantu komisi memberikan putusan bersalah atau tidaknya
dalam menindak pelanggaran terhadap pelaku usaha yang melakukan persaingan
Undang-Undang ini. Tetapi ketentuan ini bukan curang atau praktik monopoli. Maka untuk
merupakan suatu keharusan, melainkan setiap selanjutnya dapat dikatakan bahwa komisi
orang dapat melaporkan secara tertulis kepada pengawas dalam tugas-tugasnya dapat
komisi bahwa ia mengetahui atau menduga bertindak sekaligus sebagai penyelidik, jaksa,
telah terjadi pelanggaran terhadap Undang- dan hakim yang memutus. Walaupun demikian
Undang No. 5 Tahun 1999. Yang dimaksud tugas dan wewenang tersebut semata-mata
dengan “setiap orang” bukan hanya warga hanya wewenang bersifat administrative tidak
negara Indonesia saja, melainkan pelaku usaha serta merta bersifat perdata atau pidana.
dan warga negara asing juga boleh Pengertian penyidikan dalam arti
menyampaikan pengaduan kepada komisi. hukum acara pidana merupakan kelanjutan dari
Dalam laporan/pengaduan tersebut, pihak pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang
pelapor/pengadu harus menyampaikan kepada pejabat penyidik (sebagaimana dimaksud
komisi tentang identitasnya serta keterangan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981

141
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

tentang HUH Acara Pidana). Dengan demikian komisi menyerahkan putusan tersebut
kewenangan penyidikan tidak dimiliki oleh kepada penyidik untuk dilakukan
komisi pengawas, tetapi hanya dimiliki oleh penyidikan. Putusan komisi tersebut
lembaga penyidik umum (kepolisian). merupakan bukti permulaan yang cukup
Kewenangan lembaga penyidik umum dapat bagi penyidik untuk melakukan penyidikan.
dipergunakan dalam hal pihak yang diperiksa Pasal 45 mengatur prosedur mengajukan
menghambat atau menolak memberikan keberatan kepada Pengadilan Negeri, yang
keterangan atau informasi kepada komisik harus memeriksa keberatan pelaku usaha.
pengawas. Dalam waktu empat belas hari sejak
diterimanya keberatan tersebut, Pengadilan
3. Putusan Komisi Pengawas Negeri harus memberikan putusan dalam
Pasal 44 ayat (1), mengatur waktu tiga puluh hari.
pelaksanaan putusan komisi. Pelaku usaha yang
bersangkutan wajib melaksanakan putusan 5. Eksekusi Pengadilan Negeri
tersebut dalam waktu tiga puluh hari sejak Atas putusan yang sudah berkekuatan
diterimanya pemberitahuan. Pelaku usaha juga tetap, baik putusan komisi pengawas,
wajib menyampaikan laporan pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri ataupun
putusan tersebut kepada komisi. Apabila komisi putusan Mahkamah Agung, dapat diajukan
memutuskan tidak melanjutkan pemeriksaan penetapan eksekusi ke Pengadilan Negeri
dan mengakhiri perkara, maka pelaksanaannya yang berwenang, yang merupakan
tergantung pada tindakan administrasi enforcement terhadap putusan-putusan
sebagaimana diatur dalam Pasal 47 dan yang tersebut. Berdasarkan atas permintaan
telah dijatuhkan oleh komisi terhadap kasus penetapan eksekusi tersebut, maka pihak
tertentu. Pengadilan Negeri segera memberikan
Jenis tindakan administrasi penetapan eksekusi sesuai prosedur yang
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 47 ayat berlaku. Akan tetapi tentu saja atas
(2), dapat dimulai dari pembatalan perjanjian penetapan eksekusi tersebut, pihak yang
yang melanggar Undang-Undang ini, perintah berkeberatan dapat pula mengajukan
kepada pelaku usaha untuk menghentikan bantahan eksekusi sesuai dengan hukum
penyalahgunaan posisi dominan sesuai dengan yang berlaku. Setelah ada penetapan
ketentuan yang terdapat dalam keputusan eksekusi oleh Pengadilan Negeri tersebut
komisi, sampai kepentingan denda dalam atau putusan atas bantahan eksekusi, bila
jumlah tertentu. perlu putusan yang susah berkekuatan
Di lain pihak, pelaku usaha pasti tersebut dapat segera dijalankan, bila
bersangkutan juga dapat mengajukan banding perlu secara paksa, sesuai dengan aturan
dengan permohonan supaya putusan komisi hukum yang berlaku. Setelah proses ini
tersebut diperiksa seorang hakim. Pelaku usaha selesai, maka selesailah seluruh mata rantai
dapat mengajukan keberatan kepada proses berperkara dalam bidang hukum
Pengadilan Negeri selambat-lambatnya empat anti monopoli secara administrative,
belas hari setelah menerima pemberitahuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
putusan tersebut. Apabila pelaku usaha tidak Anti Monopoli.
mengajukan keberatan maka putusan komisi
mempunyai kekuatan hukum, dan pelaku usaha 6. Penegakan Hukum Perdata
bersangkutan dianggap menerima putusan Pada pokoknya Undang-Undang Anti
tersebut, dalam hal ini pelaku usaha wajib Monopoli tidak mengatur mengenai
melaksanakan putusan tersebut sebagaimana keberatan yang dilakukan secara perdata
dimaksud dalam ketentuan Pasal 44 ayat (1). dari pihak yang dirugikan dari adanya
aktivitas monopoli yang bertentangan atau
4. Jalur Pengadilan melanggar Undang-Undang No. 5 tahun
Apabila pelaku usaha bersangkutan 1999.
tidak melaksanakan putusan tersebut, maka

142
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Di Amerika Serikat melalui Clayton praktik monopoli dan/atau


Act, dimungkinkan dilakukannya tindakan menyebabkan persaingan usaha
ganti rugi secara perdata yang dibebankan tidak sehat dan/atau merugikan
kepada pihak yang melakukan tindakan masyarakat, dan/atau.
monopoli. Tetapi dalam praktik di Amerika d. Perintah kepada pelaku usaha
Serikat tidak efektif, hal ini karena kritikan untuk menghentikan
yang muncul, misalnya karena iming-iming penyalahgunaan posisi dominan,
adanya ganti kerugian yang berlipat-lipat, dan/atau
orang cenderung untuk menyelesaikan e. Penetapan pembatalan atas
setiap kasus tersebut di pengadilan, hal ini penggabungan atau peleburan
menyebabkan, menumpuknya perkara badan usaha dan pengambilalihan
kasus antitrust, sebaliknya, di Indonesia saham sebagaimana dimaksud
tidak dikenal ganti kerugian berlipat-lipat dalam Pasal 28, dan/atau
dan cenderung untuk memberikan ganti f. Penetapan pembayaran ganti rugi,
kerugian sesuai dengan kerugian yang dan/atau
diderita. g. Pengenaan denda serendah-
Walaupun melalui media pengadilan, rendahnya Rp. 1.000.000.000,00
dimungkinkan untuk menyelesaikan (satu miliar rupiah) dan setinggi-
perkara melalui proses gugatan perdata tingginya Rp. 25.000.000.000,00
terutama terhadap pelanggaran oleh salah (dua puluh lima miliar rupiah).
satu pihak yang melakukan perjanjian yang Saksi-saksi pelanggaran sebagaimana
dilarang (gugatan wanprestasi). dimaksud dalam Bab VIII Undang-Undang ini,
memuat tindakan administrative, pidana pokok,
7. Tindakan Administratif dan pidana tambahan. Pasal 47 mengatur
Salah satu tindakan yang dapat tindakan administrative. Komisi berwenang
diambil oleh pihak yang berwenang (Komisi menjatuhkan sanksi berupa tindakan
Pengawas Persaingan Usaha KPPU) administrative. Pasal 47 ayat (2) menyebutkan
terhadap pelaku usaha yang melanggar satu demi satu bentuk tindakan administrative
Undang-Undang Anti Monopoli adalah yang termuat dalam Undang-Undang ini (huruf
berupa tindakan atau dikenal dengan sanksi a sampai g).
administrative, sebagaimana diatur dengan Sebagai contoh, pelaku usaha
Pasal 47 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, bersangkutan dapat diperintahkan untuk
sebagai berikut : menghentikan kegiatan yang terbukti
Komisi berwenang menjatuhkan menimbulkan praktik monopoli. Komisi juga
sanksi berupa tindakan administrative dapat memerintahkan kepada pelaku usaha
terhadap; pelaku usaha yang melanggar bersangkutan untuk menghentikan
ketentuan Undang-Undang ini. penyalahgunaan posisi dominan, yang telah
Tindakan administrative terbukti demikian. Selain itu, komisi dapat
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) menetapkan bahwa pelaku usaha bersangkutan
dapat berupa : harus membayar ganti rugi. Tindakan
a. Penetapan pembatalan perjanjian administrative juga dapat memuat pengenaan
sebagaimana dimaksud dalam denda serendah-rendahnya satu miliar rupiah
Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, dan setinggi-tingginya dua puluh lima miliar
Pasal 15, dan Pasal 16, dan atau. rupiah.
b. Perintah kepada pelaku usaha
untuk menghentikan integrasi 8. Sanksi Pidana
vertical sebagaimana dimaksud Hukum Anti Monopoli juga
dalam Pasal 14, dan/atau mempunyai ketentuan di samping sanksi
c. Perintah kepada pelaku usaha administrative, yaitu sanksi pidana bagi pihak
untuk menghentikan kegiatan yang melanggar Undang-Undang No. 5 Tahun
yang terbukti menimbulkan 1999. Kategori sanksi pidana terhadap hukum

143
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Anti Monopoli tersebut termasuk dalam Wewenang komisi dalam melakukan


ketegori sanksi pidana menurut KUHP dan pemeriksaan sebagai tugas resmi berdasarkan
sanksi pidana menurut Undang-Undang No. 5 Pasal 41, secara eksplisit memuat pengenaan
Tahun 1999 (Undang-Undang Anti Monopoli) denda yang diatur dalam Pasal 43 ayat (3).
a. Pidana Pokok Dengan demikian, dikenakan bahwa pelaku
Ketentuan Sanksi Pidana menurut usaha berkewajiban untuk bekerja sama dalam
Undang-Undang Anti Monopoli, sebagai pemeriksaan dan tidak boleh menghambat
berikut : proses pemeriksaan.
1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal Terhadap sanksi pidana yang terdapat
4, Pasal 9 sampai dengan Pasal 14, dalam KUH Pidana, dapat penulis kategorikan
Pasal 16 sampai dengan Pasal 19, Pasal sebagai tindakan yang dapat mengakibatkan
25, Pasal 27 dan Pasal 28 diancam persaingan curang dalam pasar. Ketentuan
pidana denda serendah-rendahnya Rp. yang melarang tindak pidana persaingan curang
25.000.000.000,- (dua puluh lima miliar dapat kita temukan dalam Pasal 382 bis
rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. KUHPidana, tersebut sebagai berikut :
100.000.000.000,- (seratus miliar Barangsiapa untuk mendapatkan,
rupiah), atau pidana kurungan melangsungkan atau memperluas hasil
pengganti denda selama-lamanya 6 perdagangan atau perusahaan milik sendiri
(enam) bulan. atau orang lain, melakukan perbuatan
2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal curang atau menyesatkan khalayak umum
5 sampai dengan Pasal 8, Pasal 15 atau seorang tertentu, diancam karena
sampai dengan Pasal 24, dan Pasal 26 persaingan curang dengan pidana penjara
Undang-Undang ini diancam pidana paling lama satu tahun empat bulan atau
denda serendah-rendahnya (Rp. pidana denda paling banyak tiga belas ribu
5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan lima ratus rupiah, bila perbuatan tersebut
setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,- dapat menimbulkan kerugian-kerugian bagi
(dua puluh lima miliar rupiah) atau konkuren-konkurennya atau konkuren-
pidana kurungan pengganti denda konkuren orang lain.
selama-lamanya 5 (lima) bulan.
3) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal b. Pidana Tambahan
41 Undang-Undang ini diancam pidana Pasal 49 Undang-Undang No. 5
denda serendah-rendahnya Rp. Tahun 1999 mengatur pidana tambahan
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan sebagai berikut :
setinggi-tingginya Rp. 5.000.000.000,- Dengan menunjuk ketentuan Pasal 10 Kitab
(lima miliar rupiah), atau pidana Undang-Undang Hukum Pidana, terhadap
kurungan pengganti denda selama- pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 48
lamanya 3 (tiga) bulan. dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa :
Pidana pokok meliputi pidana denda 1) Pencabutan izin usaha, atau
serendah-rendahnya dua puluh lima miliar 2) Larangan kepada pelaku usaha yang
rupiah dan setinggi-tinggi seratus miliar rupiah. telah terbukti melakukan pelanggaran
Pidana denda tersebut dapat dikenakan terhadap Undang-Undang ini untuk
tehadap pelanggaran Undang-Undang ini menduduki jabatan direksi atau
berupa perjanjian wilayah, boikot, atau kartel, komisaris sekurang-kurangnya 2 (dua)
yang dilarang Undang-Undang (Pasal 9 sampai tahun dan selama-lamanya 5 (lima)
Pasal 11). Pidana denda setinggi itu dikenakan tahun, atau
terhadap pelanggaran Undang-Undang ini yang 3) Penghentian kegiatan atau tindakan
paling berat. Sebagai pidana pengganti denda tertentu yang menyebabkan timbulnya
dapat dikenakan pidana kurungan selama- kerugian pada pihak lain.
lamanya enam bulan. Hal ini tidak mengubah Selain pidana pokok sebagaimana
sifat pidana pokok, yaitu tindakan administratif. termuat dalam Pasal 48, dapat juga dikenakan
pidana tambahan tertentu sebagaimana diatur

144
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

dalam Pasal 49. Hal mana dilaksanakan dengan ditentukan bahwa anggota komisi diangkat
menunjuk Pasal 10 Kitab Undang-Undang dan diberhentikan oleh presiden dengan
Hukum Pidana. persetujuan DPR. Bagaimanakah
Berdasarkan Pasal 49 huruf a, pidana independensi komisi ini jika peran presiden
tambahan yang dijatuhkan dapat berupa sangat dominan dalam hal mengangkat dan
pencabutan izin usaha. Undang-Undang memberhentikan anggota komisi. Komisi
tersebut letak menentukan lamanya diberi wewenang untuk menjatuhkan
pencabutan tersebut, komisi menentukan tindakan administratif terhadap pelaku
lamanya pencabutan tersebut berdasarkan usaha yang melakukan pelanggaran
pertimbangan terbaiknya, akan tetapi di dalam terhadap Undang-Undang ini. KPPU tidak
menjatuhkan putusan tersebut harus hanya terlepas dari pengaruh dan
diperhatikan bahwa ini adalah pidana kekuasaan pemerintah, melainkan juga dari
tambahan. Menurut huruf b, komisi dapat pengaruh pihak lain, seperti misalnya
menjatuhkan pidana tambahan berupa lembaga kemasyarakat atau kelompok
larangan kepada pelaku usaha untuk masyarakat yang memegang kekuasaan
menduduki jabatan direksi atau komisaris keuangan atau ekonomi. Kemandirian
sekurang-kurangnya dua tahun dan selama- komisi yang termuat dalam Undang-
lamanya lima tahun. Dan jangka waktu yang Undang tersebut adalah hak istimewa yang
paling lama, yaitu lima tahun, yang ditentukan diperlukan untuk dapat melaksanakan
pembuat Undang-Undang, dapat disimpulkan Undang-Undang secara efisien, dan dengan
bahwa izin usaha juga tidak boleh dicabut demikian, komisi tersebut berkewajiban
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan untuk memelihara ketidaktergantungan
batasnya, karena menghilangkan keseimbangan tersebut dan tidak dapat membuka dini
pidana pokok dengan pidana tambahan. terhadap pengaruh dari luar.
Selain menjalankan tugas utama 2. Penanganan perkara oleh komisi pengawas
mencegah terjadinya dan menindak dimulai dari dilakukannya pemeriksaan
pelanggaran Praktik Monopoli dan Persaingan pendahuluan untuk kemudian dilanjutkan
Usaha Tidak Sehat, dalam upaya menegakkan dengan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, KPPU juga yang dilakukan oleh Komisi Pengawas
menjalankan peran penasihat kebijakan (policy Persaingan Usaha dilakukan apabila : (a)
advisory) terhadap kebijakan pemerintah yang adanya laporan dari pihak ketiga yang
mempengaruhi persaingan usaha. Upaya ini mengetahui terjadinya pelanggaran ; (b)
sangat diperlukan dan penting mengingat laporan dari pihak yang dirugikan ; atau (c)
penciptaan iklim persaingan sehat merupakan atas inisiatif sendiri dari komisi pengawas
hal baru, baik bagi pemerintah sendiri maupun tanpa adanya laporan (Pasal 40) yang
pelaku usaha, konsumen, maupun masyarakat dimaksud oleh Undang-Undang No. 5
secara keseluruhan.4 Tahun 1999 mengenai istilah penyelidikan
adalah tindakan yang dipergunakan
PENUTUP terhadap setiap kegiatan yang dilakukan
A. Kesimpulan oleh komisi pengawas sebelum
1. Salah satu hal yang paling menarik dari memberikan putusannya terhadap dugaan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 ini ialah telah terjadi suatu pelanggaran terhadap
adanya Komisi Pengawas Persaingan Usaha Undang-Undang Anti Monopoli. Dalam
yang dapat menjamin pelaksanaan Undang- pengertian ini komisi pengawas juga dapat
Undang No. 5 Tahun 1999 ini Komisi ini memberikan putusan bersalah atau
dikatakan sebagai suatu lembaga tidaknya pelaku usaha yang melakukan
independen yang terlepas dari pengaruh persaingan curang atau praktik monopoli.
dan kekuasaan pemerintah serta pihak lain. Maka untuk selanjutnya dapat dikaitkan
Untuk menjamin independensi kerja komisi bahwa komisi pengawas dalam tugas-
dari pengaruh pemerintah dan pihak lain tugasnya dapat bertindak sekaligus sebagai
penyelidik, jaksa, dan hakim yang
4
http://www.kppu.go.id/docs/UU/UU_No.5.pdf.

145
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

memutus. Walaupun demikian tugas dan Persaingan Dan Undang-Undang No. 5


wewenang tersebut semata-mata hanya Tahun 1999, Newsletter No. 38. Tahun X,
wewenang bersifat administratif tidak Jakarta, Yayasan Pusat Pengkajian Hukum,
serta merta bersifat perdata atau pidana. 1999.
Pengertian penyidikan dalam arti hukum Muladi, Menyongsong Keberadaan Undang-
acara pidana merupakan kelanjutan dari Undang Persaingan Sehat di Indonesia,
pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang Dalam Undang-Undang Antimonopoli
pejabat penyidik (sebagaimana dimaksud Seperti Apakah Yang Sesungguhnya Kita
dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1981 Butuhkan, Newsletter No. 34 Tahun IX,
tentang KUH Acara Pidana). Selain Jakarta, Yayasan Pusat Pengkajian Hukum,
menjalankan tugas utama mencegah 1998.
terjadinya dan menindak pelanggar Praktik Nusantara, Abdul Hakim G., dan Benny K.
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Harman, Analisa dan Perbandingan
Sehat, dalam upaya menegakkan Undang- Undang-Undang Antimonopoli (Undang-
Undang No. 5 Tahun 1999, KPPU juga Undang Larangan Praktik Monopoli Dan
menjalankan peran penasihat kebijakan Persaingan Usaha Tidak Sehat di
(policy advisory) terhadap kebijakan Indonesia), Jakarta, PT. Elok Komputindo,
pemerintah yang mempengaruhi 1999.
persaingan usaha. Upaya ini sangat Pakpahan, Ayudha D., et.al. (Ed)., Persaingan
diperlukan dan penting mengingat Usaha Dan Hukum Yang Mengaturnya Di
penciptakan iklim persaingan sehat Indonesia, Jakarta, Proyek ELIPS, 2000.
merupakan hal baru, baik bagi pemerintah Sjahdeini, Sutan Remy, Larangan Praktik
sendiri maupun pelaku usaha, konsumen, Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
maupun masyarakat secara keseluruhan. Sehat, Jurnal Hukum Bisnis Volume 10,
Jakarta, Yayasan Pengambangan Hukum
B. Saran Bisnis, 2000.
Saat ini masih banyak peraturan Suhartono, R. B. Konglomerat dan
perUndang-Undangan yang menjadi penyebab Antimonopoli, dalam buku Permasalahan
timbulnya iklim persaingan usaha tidak sehat. Sekitar Antitrust, Antimonopoli, dan Anti
Bahkan, beberapa peraturan perUndang- Konglomerat, Jakarta : Sekolah Tinggi
Undangan memberi kesempatan kepada pelaku Prasetya Mulya 1995.
usaha untuk berperilaku anti persaingan (anti- http://www.kppu.go.id/docs/UU/UU_No.5.pdf.
competitive behavior). Pada tahapan inilah
peran KPPU sebagai pemerintah, dalam
menciptakan kebijakan yang pro persaingan
usaha sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurraham, Beberapa Aspek Hukum Sekitar
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat (Tinjauan Terhadap
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999),
Makalah disampaikan pada acara Diskusi
Periodik Tenaga Pengajar Fakultas Hukum
UNLAM, Banjarmasin, Fak. Hukum UNLAM,
2001.
Black, Henry Campbell, Black Law Dictionary
(Fifth Edition), St. Paul Minn West
Publishing CO 1979.
Juwana, Hikmahanto, Merger, Konsolidasi dan
Akuisisi Dalam Perspektif Hukum

146

Anda mungkin juga menyukai