Anda di halaman 1dari 40

Kebijakan

Pencegahan dan
Pengendalian
Penyakit Berbasis
Lingkungan

Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid


Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung –
Ditjen P2P Kemenkes RI
Jakarta. 21 Januari 2021
Pertemuan Orientasi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
di Puskesmas
Komitmen Global dan Nasional
The WHO- INTER
RPJMN RENSTRA GOVERMENTAL
UNICEF GAPPD
2020 - KEMENKES SDGs Joint PANEL ON
2024
RI
2030 Statement 2013 CLIMATE
2020-2024 CHANGE 2013
May 2004
1 2 3 4 5 6
CEO- & Co Founder
Terpenuhinya Meningkatnya • Kebijakan Adaptasi
Target 3.3 Pada tahun To end
layanan dasar : Pengendalian 2030, mengakhiri epidemi Perubahan Iklim
bersama CEO-preventable
& Co Founder CEO- & Co Founder
Penyakit Menular AIDS, tuberkulosis, malaria,
dalam hal Kesehatan
• Menurunnya childhood
dan Tidak Menular : dan penyakit tropis yang
prevalensi stunting terabaikan, dan memerangi pengobatan deaths due to (APIK) melalui
balita hingga 14% % Kab/Kota yang hepatitis, penyakit diare yaitu program
pneumonia and
80% bersumber air, serta pemberian pengendalian
• Meningkatnya penyakit menular lainnya.
diarrhoea by
Status Kesehatan Puskesmasnya oralit dan Zinc 2025. penyakit yang
dan Gizi melaksanakan • Target 3.2 Pada tahun selama 10-14 terdampak iklim
Masyarakat : Angka tatalaksana diare 2030, mengakhiri kematian hari.
kematian bayi per balita sesuai bayi baru lahir dan balita
1.000 kelahiran standar yang dapat dicegah,
hidup dengan seluruh negara
berusaha menurunkan
• Meningkatnya Angka Kematian Neonatal
Pengendalian setidaknya hingga 12 per
Penyakit Menular 1000 Kelahiran Hidup (KH)
2
dan Tidak Menular dan Angka Kematian Balita
25 per 1000
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
PENYEBAB KEMATIAN PADA BAYI DAN BALITA
(Riskesdas 2007)

Bayi (29 hari – 11 bulan) Balita (1 – 4 tahun)

1,2

1,2

31,4% 25,2%
3

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Penyebab Kematian Pada Penyebab Kematian Pada
Bayi Post Neo Natal Anak Balita 1 – 4 tahun

Pneumonia Pneumonia

Sumber data kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan 2011, di 15 Kab/Kota oleh Litbangkes
4
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
5
6
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
0,8
7
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
8
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
9
1990 2017
01 Neonatal Disorders Stroke 01 +93,4%

02 Lower Respiratory Infect Ischemic Heart Disease 02 +113,9%

03 Diarrheal disease Diabetes


03 +157,1%

10 Peringkat 04 Tuberculosis Neonatal disorders 04 -52,5%


teratas DALY
Lost Tahun 05 Stroke Tuberculosis 05 -45,1%

1990 dan 2017 06 Road Injuries Cirrhosis 06 +17,3%


di Indonesia
07 Congenital defect Diarrheal disease 07 -63,4%

08 Ischemic Heart Disease Low Back Pain


08 +84,1%

09 Cirrhosis COPD 09 -76,8%

10 Measles Road injuries 10 -32,1%

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Global Burden of Disease Collaborative Network. Global Burden of Disease Study 2017 (GBD
2017) Results. Seattle, United States: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), 2018.

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
SDKI 2017

12
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
Prevalensi
Diare
SDKI 2017

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PROSENTASE
PENGOBATAN
DIARE
SDKI 2017

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Sumber Pelayanan Balita Diare SDKI 2017

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PRIORITAS
P2 PISP
2020 - 2024
DIARE

DEMAM TIFOID

HEPATITIS A DAN E

HFMD

DLL (sesuai situasi yang berkembang)

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


KEBIJAKAN P2 PISP
Mengutamakan promotif dan preventif
1 tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif

2 Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat

Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan


3 kerja sama

4 Penguatan peran pemerintah daerah

5 Pendekatan berjenjang dan

Dukungan ketersediaan infrastruktur


6 kesehatan yang memadai dengan kendali
mutu

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


TUJUAN KEGIATAN
P2 PISP
1. Menurunkan angka kejadian
penularan PISP
2. Menurunkan angka kesakitan
dan kematian PISP
3. Pencegahan dan
pengendalian stunting

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


STRATEGI P2 PISP

1 Advokasi dan sosialisasi PISP

2 Surveilans / pengamatan PISP

3 Pencegahan PISP

4 Deteksi dini PISP

5 Penanganan PISP

6 Tata kelola logistik PISP

7 Jejaring dan kemitraan

8 Penguatan SDM P2 PISP


Bimbingan teknis, monitoring
9 dan evaluasi

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Indikator Utama Program PISP 2020 – 2024

Indikator Utama Definisi Operasional Cara Perhitungan Sumber Data


Indikator Outcome
Persentase Persentase Kab/Kota yang 80 Jumlah kab/kota yang Laporan rutin
Kab/Kota yang 80 % % Puskesmasnya melaksanakan Dinkes Prov
Puskesmasnya melaksanakan tatalaksana tatalaksana Diare
melaksanakan Diare sesuai standar bila: sesuai standar dibagi
tatalaksana Diare cakupan pemberian Oralit dan jumlah kab/kota yang
sesuai standar Zinc 100% pada penderita ada di Indonesia
diare balita dikali 100 %

20
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
Indikator Utama Program PISP 2020 – 2024 (Pusat)
Sa saran Program Ta rget
Progra m/
(Outcome)/Sasaran Kegiatan Loka si DO Ca ra Perhitungan
Kegi atan 2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Pers entase Kab/Kota yang
80 % Pus kesmasnya Juml ah kab/kota ya ng
Kegi atan
mel aksanakan tatalaksana mel aksanakan tatalaksana
Pencegahan dan Pers entase Kab/Kota ya ng 80% 51 % 58 % 66 % 73 % 80 %
Di a re sesuai standar bila: Di a re sesuai standar dibagi
Pengendalian pus kesmasnya melaksanakan 34 Prov (262 (298 (340 375 (411
ca kupan pemberian Oralit juml ah kab/kota yang ada di
Penya kit Menular ta ta laksana diare s esuai standar Ka b/Kota) Ka b/Kota) Ka b/Kota) Ka b/Kota) Ka b/Kota)
da n Zinc 100% pada Indonesia dikali 100 %
La ngsung
penderita diare balita

Indikator Utama Program PISP 2020 – 2024 (Provinsi)


Sa saran Program Ta rget
Progra m/
(Outcome)/Sasaran Kegiatan Loka si DO Ca ra Perhitungan
Kegi atan 2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Pers entase Kab/Kota yang
80 % Pus kesmasnya Juml ah kab/kota ya ng
Kegi atan
mel aksanakan tatalaksana mel aksanakan tatalaksana
Pencegahan dan Pers entase Kab/Kota ya ng 80%
Di a re sesuai standar bila: Di a re sesuai standar dibagi
Pengendalian pus kesmasnya melaksanakan Ka b/Kota 51 % 58 % 66 % 73 % 80 %
ca kupan pemberian Oralit juml ah kab/kota yang ada di
Penya kit Menular ta ta laksana diare s esuai standar
da n Zinc 100% pada Provi ns i dikali 100 %
La ngsung
penderita diare balita

21
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
SITUASI PROGRAM PENYAKIT INFEKSI SALURAN PENCERNAAN (DIARE) 2020

CAPAIAN INDIKATOR 2020

Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan


Lokasi Target Nasional Capaian Nasional
(Output)/Indikator

Persentase Kab/Kota yang 80% puskesmasnya melaksanakan 51 % 41,1%


34 Prov
tatalaksana diare sesuai standar (262 Kab/Kota) (211 Kab/Kota)

CAKUPAN LAYANAN DIARE BALITA INDONESIA

Cakupan Target Nasional Capaian Nasional KEMATIAN DIARE BALITA &


837.579 SEMUA UMUR INDONESIA
Layanan Diare Balita 3.953.716
(21,18%)
Oralit balita 100 % 90,75% Kematian balita 197
Zinc balita 100 % 87,11% Kematian SU 613

Sumber : laporan rutin Dinkes Prov


Jumlah Penemuan Kasus Diare perbulan
di Indonesia Tahun 2019 dan Tahun 2020

154,477 152,202
147,828 144,240
132,151 133,157 Terdapat penurunan
125,540 122,608 126,493 122,531 122,938 sebesar 55% penemuan
121,328
kasus diare balita di
Fasyankes Tahun 2020
dibanding 2019.
Penurunan paling banyak
yaitu pada bulan November
dan Desember hal ini
karena beberapa provinsi
belum mengirimkan laporan

148,874 130,945 107,346 65,658 57,868 57,243 54,822 41,768 37,502 15,225 9,543 298

Jumlah Penemuan Kasus Balita di Fasyankes Jumlah Penemuan Kasus Balita di Fasyankes
(2019) (2020)
DEMAM TIFOID
TYPHOID FEVER

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


DEFINISI
Demam tifoid (tifoid)
merupakan salah satu
penyakit infeksi akut pada
saluran pencernaan (usus
halus) yang dikenal juga
dengan enteric fever dan
tifus abdominalis

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


GAMBARAN
EPIDEMIOLOGI
1. Masalah Global dan masih merupakan
endemis tinggi di Indonesia
2. jumlah kasus sebanyak 22 juta/ tahun di dunia
dan menyebabkan 216.000-600.000
kematian.
3. Asia : anak usia 5-15 insidens dengan biakan
darah positif 180-194/100.000 anak,
4. Asia Selatan : usia 5-15 tahun sebesar 400-
500/100.000 penduduk,
5. Asia Tenggara : 100-200/100.000 penduduk
6. Di Indonesia 350-810 kasus/100.000
populasi/tahun
7. Case fatality rate 2.8-16%
8. 3 % of all mortality (50.000 death/year)

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


ASPEK PENCEGAHAN
PENGENDALIAN
TIFOID
3 pilar strategis dalam
pencegahan :
1. Mengobati secara sempurna
pasien dan karier tifoid
2. Mengatasi faktor2 yang
berperan dalam mata rantai
penularan
3. Perlindungan dini agar tidak
tertular

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


KEGIATA
DALAM ASPEK PENCEGAHAN
N
DAN PENGENDALIAN TIFOID

1. Pencegahan karier, relaps dan


resistensi tifoid
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Peningkatan hygiene makanan
dan minuman
4. Peningkatan hygiene perorangan
5. Pencegahan dengan imunisasi
6. Surveilans
7. Definisi kasus
8. Pencatatan dan pelaporan
9. Penanggulangan KLB
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
HEPATITIS A

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Kab. Deli
KLB HEPATITIS A TAHUN 2019 (N = 3421)
Serdang Kab.
Kasus : Minahasa
Kab. Kasus : 50
25 Banjar
CFR : 0% CFR : 0 %
Kasus :
62
CFR : 0
Muara Enim %
Kasus :
30
CFR : 0 %
Ogan Ilir
Kasus : 191 Bangkalan
CFR : 0 % DKI Jakarta Kasus :
Kasus : 54 324
CFR : 0 % CFR : 0 %
Kota Tangsel
Kasus : 44
CFR : 0 %
Kota Depok Kab. Cilacap
Tangerang Kab.
Kasus : 19
Kasus : 445 Kasus : 25 Jember
CFR : 0 % CFR 0 % CFR : 0 % Kasus : 405
Bogor CFR : 0 %
Kasus : 131 Kab. Pacitan
CFR : 0 % Kasus : 1256
CFR : 0 %
Kota Kab.
Bandung Trenggalek
Kasus : 39 Kasus : 385
CFR : 0 % SUBDIT HPISP
CFR : 0 %
DIT P2PML
HEPATITIS A
Hepatitis A adalah penyakit hati akibat virus hepatitis A
0
yang dapat menyebabkan kesakitan ringan sampai berat.
1
0 Hepatitis A menyebar secara fekal-oral ketika seseorang
mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja
2 orang yang terinfeksi virus hepatitis A.
0 Timbulnya penyakit ini berhubungan erat dengan sanitasi yang
3 buruk dan rendahnya higiene personal, seperti cuci tangan.

0 Seperti umumnya penyakit akibat virus, penderita hepatitis A


4 sebagian besar mengalami penyembuhan sendiri (self limiting
diseases), dengan kematian sangat kecil 0.1-0.3 %.
0
Hepatitis A sering timbul baik secara sporadis maupun sebagai suatu
5 epidemi dalam periode waktu satu sampai dua bulan. Epidemi yang
terjadi akibat kontaminasi pada air dan makanan dapat
mengakibatkan ledakan kasus, dan menimbulkan kerugian ekonomi
yang tidak sedikit
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
Gambaran Epidemiologi

Hepatitis A Secara Global, gejala


ditemukan juga di infeksi hepatitis A
afrika, asia, amerika terjadi pada 1,4 juta
selatan orang setiap
tahunnya. (WHO)
Hepatitis A lebih WHO memperkirakan
sering terjadi pada bahwa hepatitis A
negara dengan sistim menyebabkan sekitar 7134
hygiene dan sanitasi kematian pada tahun 2016
yang jelek (terhitung 0,5% dari
kematian karena virus
hepatitis).

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


FAKTOR
LINGKUNGAN
1. Dapat terjadi
sepanjang tahun
2. Biasanya terjadi saat
curah hujan tinggi
3. Sanitasi yang
jelek

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


GEJALA KLINIS
Inkubasi Simtomatik (5%) Penyembuhan

Viremia HVA tinja Ikterik

Mual, muntah, sakit kepala

IgG Anti
HAV

Serum IgM Anti


SGOT/PT HAV

0-4 minggu 0- 4 1-2 minggu


minggu
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
KEJADIAN
LUAR BIASA
ditetapkan apabila
terdapat dua kasus
klinis hepatitis A
atau lebih yang
berhubungan secara
epidemiologis

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


KRITERIA KASUS
KONFIRMASI
1. Ditemukannya antibodi IgM terhadap
virus hepatitis A (IgM anti-HAV) pada
serum sebagai pertanda yang
bersangkutan menderita penyakit akut
atau penderita ini baru saja sembuh.
IgM anti-HAV terdeteksi dalam waktu
5-10 hari setelah terpajan; dan/atau
2. Meningkatnya titer antibodi spesifik 4
kali atau lebih dalam pasangan serum,
antibodi dapat dideteksi dengan RIA
atau ELISA.

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PENCEGAHAN
Penyebaran Hepatitis A dapat dikurangi dengan :
1 2 3 4
kecukupan Tersedianya pembuangan Vaksinasi
suplai air makanan yang sampah yang
minum yang aman dan benar di
aman sehat masyarakat

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PENYAKIT INFEKSI SALURAN PENCERNAAN
SPESIFIK DETEKSI DINI &
BESARAN MASALAH PROMOTIF PREVENTIF PROTECTION TATALAKSANA

FECAL ORAL

1. PHBS (ASI, MP ASI, air


1.Masyarakat dengan higiene dan sanitasi bersih, CTPS, jamban,
yang masih buruk membuang tinja bayi
2.KLB Hep A dengan benar,
3.Diare penyebab kematian Bayi dan Balita Imunisasi campak)
2. Penyehatan
HEPATITIS A & E (RKD 2007) Intervensi lingkungan (Stop BAB
Imunisasi 1.Pemeriksaan
4.Diare penyebab kematian Neonatal dan perubahan sembarangan, CTPS, Hepatitis A Antibodi HAV
Balita (SRS 2014) perilaku melalui pengelolaan air pada kelompok 2.LROA
5.Setiap balita 3-4 kali/tahun terkena diare minum dan makanan Risti 3.Penguatan
sosialisasi dan RT, Pengamanan
DIARE 6.Faktor risiko berdasarkan RKD 2018
a) Cakupan oralit : 34,8%
pembuatan sampah RT,
kapasitas petugas
kesehatan
b) Cakupan Zinc : 26,1% Media KIE baik Pengamanan limbah 1. LROA 4.Penguatan logistik
cair RT)
c) Prev Diare Balita : 12,3% cetak maupun 3. Penyediaan air bersih 2. Imunisasi PISP
d) CTPS : 49,8% elektronik dengan Rotavirus
TIFOID e) Gizi Buruk : 3,9% materi :
4. Pengelolaan sampah
5. Sarana pembuangan
5.Pengobatan karier
Tifoid
f) Proporsi Penanganan Tinja Balita Secara limbah
1.PHBS 6. Penguatan SKD KLB
6.Update pedoman
Aman oleh Rumah Tangga : 61,6% 2.CTPS 1.Imunisasi manajemen
Diare dan Hepatitis A
g) Akses optimal air bersih : 46,5% Tifoid
HFMD 5.Stunting :
3.PENULARAN, 7. Kolaborasi LP dan LS
dalam pemeriksaan 2.Survey karier
program dan
tatalaksana kasus
4.PENCEGAHAN
a) RKD 2018 : 30,8% secara berkala tifoid pada
b) SSGBI 2019 : 27,67% kualitas makanan dan
air penjamah
6.Prevalensi Tifoid : 1,6% (RKD 2007)
8. Kontrol Reservoir makanan
7.Karier dan resistensi antibiotik Tifoid 9. Kontrol transmisi
8.Beban pembiayaan baik bagi masyarakat 10.Kontrol populasi yang
maupun negara rentan
3
21/01/2021 9

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


TERIMA KASIH

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML

Anda mungkin juga menyukai