Segala puji saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia kasih
sayang-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Walaupun belum sempurna ,
karena saya juga sendiri masih dalam tahap pembelajaran.
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian.
Tertib berlalu lintas adalah budaya yang harus diterapkan sejak dini. Dengan kita tertib berlalu
lintas berarti kita sudah mencerminkan budaya tertib dan disiplin dalam berlalu lintas. Dalam
makalah saya ini saya mengambil judul “ Materi Tentang Marka. Tata karma berlalu lintas itu
berarti kelakuan tertib dan sopan santun dalam berlalu lintas dan memahami garis-garis yang
ada di jalan ( Marka ). Dengan saya mengambil judul ini dalam makalah saya mudah-mudahan
teman-teman dapat mengetahui apa itu marka dan fungsinya dalam lalu lintas.
Dengan adanya makalah ini saya berharap tidak hanya teman-teman yang disiplin akan
berlalulintas, begitu juga dengan masyarakat umum lainnya.
Saya menyadari makalah ini tidak lah luput dari segala kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu saya berharap kritik dan saran agar dapat membangun makalah ini dengan baik
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB 2 : Pembahasan
1. MARKA JALAN
2. JENIS-JENIS MARKA JALAN
a. Marka Utuh
b. Marka Putus-putus
c. Marka Putus-putus Menjelang Utuh
d. Marka Utuh & Putus-putus
e. Marka Dua Utuh
f. Marka Serong
BAB 3 : PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
ISI
Dilarang
Marka garis
melewati marka
utuh
tersebut
Marka garis membujur utuh ini juga berfungsi sebagai pengarah arus lalu lintas di jalan raya.
Namun tak seperti marka putus-putus, marka garis membujur utuh ini tidak boleh dilintasi,
termasuk untuk mendahului.
Hal tersebut dikarenakan marka jalan ini biasanya terletak pada daerah-daerah yang dirasa
berbahaya atau rawan terjadi kecelakaan. Misalnya seperti di jembatan, tanjakan, turunan,
tikungan, bahu jalan, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk fungsinya sendiri, selain berfungsi sebagai sarana untuk mengarahkan arus lalu
lintas, marka ini jenis ini juga berfungsi untuk memperingatkan bahwa akan ada marka utuh di
depan.
Pengemudi kendaraan, baik roda dua maupun empat diperbolehkan untuk melintas di atas marka
garis membujur putus-putus ini. Contohnya ketika pengemudi ingin mengambil jalur kanan
untuk mendahului kendaraan yang ada di depannya.
( JL. RA KARTINI )
1.2.3. MARKA PUTUS-PUTUS MENJELANG UTUH
Marka putus-putus menjelang utuh sebenarnya adalah pertemuan ujung kedua jenis marka di
atas, yakni marka garis membujur putus-putus serta marka garis membujur utuh (tidak terputus).
Selama masih berada di wilayah marka garis membujur putus-putus, maka pengemudi masih
diperkenankan untuk melintasinya atau mendahului kendaraan yang berada di depannya jika
kondisi memungkinkan.
Namun, bila sudah memasuki wilayah marka garis membujur utuh atau tidak terputus, maka
seluruh pengemudi kendaraan dilarang untuk melintasi marka garis ini atau mendahului
kendaraan yang ada di depannya.
( JL. PELABUHAN)
1.2.4. MARKA PUTUS-PUTUS & UTUH
Marka garis ganda putus-putus dan utuh adalah marka jalan yang terdiri dari garis putus-putus
dan garis utuh yang bersampingan. Dalam kata lain, dalam sebuah jalanan terdiri atas dua buah
marka garis, yakni garis putus-putus dan garis utuh.
Dibuat menjadi dua buah garis karena kedua sisi jalan membutuhkan pengaturan marka jalan
yang berbeda. Marka yang wajib ditaati adalah marka yang paling dekat dengan posisi pengguna
jalan.
Pengemudi yang berada pada sisi marka garis putus-putus diperbolehkan untuk melintasi marka
jalan tersebut. Sedangkan pengemudi yang berada pada sisi marka garis utuh tidak diperbolehkan
untuk melintasi marka jalan tersebut.
Marka garis ganda jenis ini hampir serupa dengan marka garis ganda utuh dan putus-putus
karena terdiri dari dua buah. Hanya saja marka jenis ini hanya terdiri dari garis membujur yang
utuh dan tidak terputus.
Fungsi dari marka garis ganda dengan dua garis utuh ini hampir serupa dengan marka garis
membujur utuh. Pengemudi dilarang melintasi marka jalan jenis ini, baik pengemudi yang berada
di sisi kanan jalan maupun pengemudi yang berada di sisi sebelah kiri jalan
( JL. PELABUHAN )
BAB III
PENUTUP
KesimpulaN
Jika ingin terciptanya lalulintas yang tertib perlu kesadaran dari pengendara kendaraan
beroda dua / empat dalam berkendara, seta memahami symbol-simbol yang ada di jalan, baik
rambu maupun marka. Soerjono Soekanto menambahkan bahwa menurunnnya kesadaran
hukum masyarakat disebabkan juga karena pejabat kurang menyadari akan kewajibannya
untuk memelihara hukum dan kurangnya pengertian akan tujuannya serta fungsinya dalam
pembangunan.
Saran
Aparat harus meniadakan kegiatan menembak sim. Permasalahan tersebut bisa diatasi
dengan kesadaran yang dimulai dari diri sendiri dan jajaran aparat hukumnya, hukum bisa
terealisasikan dengan baik jika aparat penegak hukum bisa mewujudkan UU itu sendiri.
Daftar pustaka
Fuady, Munir. Teori-teori dalam sosiologi hukum , (Jakarta: kencana,2011)
Taneko, Soleman B. pokok-pokok studi hukum dalam masyarakat, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada 1993)
http://www.informasiahli.com/2015/09/pengertian-hukum-menurut-ahli-hukum.html
Soekanto, Sarjono. Sosiologi suatu pengantar ,(jakarta:CV.Rajawali,1982)
Bello, Petrus C.K.L.2012. Hukum dan moralitas. Jakarta.Erlangga.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu marka
2. Untuk mengetahui jenis-jenis marka
3. Untuk mengetahui fungsi dari marka
MAKALAH LALU LINTAS
TENTANG MARKA
JALAN
Laporan Ini Disusun sebagai Salah Satu Dalam Mengikuti Mata Kuliah
Lalu Lintas
Oleh
Oktavianus Balaweling
189-613-016
Oleh
Oktavianus Balaweling
189613016
PDD Politeknik Negeri Nunukan
Nunukan
2018