DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
PENULIS
TTD
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………………
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………………………………...
1.2 TUJUAN …………………………………………………………………………………………………………………………..
1.3 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………………………………………………..
BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………………………………………………………………
2.1 DEFINISI …………………………………………………………………………………………………………………………..
2.2 ETIOLOGI …………………………………………………………………………………………………………………………
2.3 MANIFESTASI KLINIS ………………………………………………………………………………………………………..
2.4 KOMPLIKASI …………………………………………………………………………………………………………………….
2.5 PATOFISIOLOGI ………………………………………………………………………………………………………………..
2.6 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN ……………………………………………………………………………….
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN ………………………………………………………………………………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
A. PENGERTIAN SARS
Severe acute respiratory syndrome atau SARS adalah infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Gejala
awalnya mirip dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat.
SARS disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang dikenal
dengan SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus merupakan kelompok
virus yang bisa menginfeksi saluran pernapasan. Saat terinfeksi virus ini, biasanya akan
terjadi gangguan pernapasan mulai dari ringan sampai berat.
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini
utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta.
Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi
manusia, yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43,
betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
Gejala SARS mirip dengan gejala flu, tapi dapat memburuk dengan cepat.
Pada sebagian besar kasus, SARS akan berkembang menjadi pneumonia, yaitu
peradangan pada kantong udara di dalam paru-paru. Kondisi ini juga rentan
menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen di sel dan jaringan tubuh).
SARS merupakan penyakit serius yang harus cepat ditangani. Bila terlambat
ditangani, SARS dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:
1. Pneumonia
2. Gagal napas
3. Gagal hati
4. Gagal jantung
5. Gangguan ginjal
B. PENGERTIAN PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang di sebebkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri,virus,jamur,parasite. Pneumonia juga disebebkan oleh
bahan kimia dan paparan fisik seperti suhu atau radiasi (djojodibriboto,2014).
Pneumonia merupakan infeksi pada paru yang bersifat akut. Penyebabnya
adalah bakteri,virus,jamur,bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru,dan bisa juga
disebabkan pengaruh dari penyakit lainnya.
Pneumonia di sebabkan oleh bakteri streptococcus dan mycoplasma
pneumonia,sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia yaitu
Adenoviruses,rhinovirus,influenza virus,respiratory syncytial virus (RSV) dan para
influenza (Athena & ika,2014).
E. GAGAL JANTUNG
Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif sering
digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan.
Gagal jantung merupakan suatu keadaan patologis adanya kelainan fungsi
jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
tekanan pengisian ventrikel kiri (Kasron, 2012).
Gagal jantung kongestive atau congestive heart failure (CHF) merupakan
kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya
oksigen ke utbuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh (Andra
Saferi, 2013)
Gagal jantung merupakan suatu kondisi ketika jantung tidak dapat memompa
darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh yang ditentukan
sebagai konsumsi oksigen. Gagal jantung terjadi karena perubahan fungsi sistolik dan
diastolik ventrikel kiri. Jantung mengalami kegagalan sehingga tidak dapat menangani
jumlah darah yang normal atau pada kondisi tidak ada penyakit, tidak dapat melakukan
toleransi peningkatan volume darah mendadak (misalnya selama latihan fisik).
Kegagalan pompa menyebabkan hipoperfusi jaringan diikuti kongesti pulmonal dan
vena sistemik. Gagal jantung menyebabkan kongesti vaskular sehingga disebut juga
sebagai gagal jantung kongestif (Black dan Hawks, 2014).
Gagal jantung diklasifikasikan menjadi gagal jantung kronik dan akut, gagal
jantung kiri dan kanan, dan gagal jantung berdasarkan derajatnya. Tanda dan gejala
yang sering terjadi adalah sesak nafas, batuk, mudah lelah, kegelisahan yang diakibatkan
gangguan oksigenasi dan disfungsi ventrikel.
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan gagal jantung adalah
aktual/ resiko tinggi penurunan curah jantung, nyeri dada, aktual/resiko tinggi gangguan
pertukaran gas, aktual/ resiko tinggi ketidakefektifan pola nafas, aktual/ resiko tinggi
penurunan tingkat kesadaran, aktual/ resiko tinggi kelebihan volume cairan, dan
intoleransi aktivitas (Mutaqqin, 2009).
Pada pasien gagal jantung kongestif dengan pola nafas tidak efektif terjadi
karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru-paru
sehingga terjadi peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru yang menyebabkan cairan
terdorong ke jaringan paru (Nugroho, 2016).
Menurut Suratinoyo (2016) pada pasien gagal jantung kongestif sering
kesulitan mempertahankan oksigenasi sehingga mereka cenderung sesak nafas. Seperti
yang kita ketahui bahwa jantung dan paru-paru merupakan organ tubuh penting
manusia yang sangat berperan dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam
darah, sehingga apabila paruparu dan jantung tersebut mengalami gangguan maka hal
tersebut akan berpengaruh dalam proses pernapasan.
Gagal jantung kongestif menyebabkan suplai darah ke paru-paru menurun dan
darah tidak masuk ke jantung. Keadaan ini menyebabkan penimbunan cairan di paru-
paru, sehingga menurunkan pertukaran oksigen dan karbondioksida.
F. GANGGUAN GINJAL (GAGAL GINJAL)
Penyakit ginjal adalah istilah yang menggambarkan setiap gangguan yang
terjadi pada ginjal. Penyakit ginjal akan mengganggu fungsi organ ini untuk membersihkan
dan menyaring limbah atau racun dari darah. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk
seperti kacang yang berada di area punggung bagian bawah. Saat ginjal mengalami
gangguan, beragam komplikasi mulai dari penumpukan limbah dan racun, anemia, serta
gangguan elektrolit, bisa terjadi. Pada penyakit ginjal ini, terjadi penurunan fungsi ginjal
secara tiba-tiba. Gagal ginjal akut sering disebabkan oleh kekurangan cairan dan darah,
cedera pada ginjal, atau sumbatan yang menyebabkan kembalinya cairan ke ginjal.
Para ilmuwan telah memberikan peninjauan pertama tentang efek virus SARS-
CoV-2 pada organ tubuh selain paru. Mereka mengatakan, virus yang biasa menyerang
sistem pernapasan itu juga bisa menyebabkan beragam manifestasi, termasuk pembekuan
darah, gagal ginjal, hingga gejala neurologis seperti delirium.
"Saya berada di garis depan sejak awal dan mengamati bahwa darah pasien
banyak yang menggumpal," kata rekan penulis studi dari Universitas Columbia di Amerika
Serikat (AS) Aakriti Gupta seperti diwartakan Times Now News.
Para peneliti mendapati bahwa salah satu komplikasi non-pernapasan yang
paling banyak dilaporkan oleh penelitian adalah pembekuan darah. Mereka mengatakan,
komplikasi ini mungkin berasal dari serangan virus pada sel-sel yang melapisi pembuluh
darah. Ketika virus menyerang sel-sel pembuluh darah maka peradangan akan meningkat.
Ketika hal itu terjadi maka darah mulai membentuk gumpalan besar dan kecil.
2.2 ETIOLOGI
A. ETIOLOGI SEVERE ACUTE RESPIRATORY SINDROM (SARS)
Etiologi severe acute respiratory syndrome (SARS) adalah infeksi oleh
severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) Coronavirus adalah anggota
dari famili Coronaviridae, yaitu suatu virus yang besar dan mempunyai selubung
(envelope). Coronavirus (CoVs) awalnya dianggap sebagai virus pernapasan yang relatif
tidak berbahaya bagi manusia. Coronavirus dapat ditemukan secara luas di berbagai
spesies hewan seperti kucing, anjing, babi, kelinci, tikus, ayam, kalkun, dan paus.
Namun, keberadaan coronavirus zoonosis yang meningkatkan penularan antar spesies
akhirnya meningkatkan insidensi dan mortalitas pada populasi manusia.
Severe acute Respiratory Syndrome adalah infeksi saluran napas akut
berat, merupakan salah satu tipe pneumonia atipikal. Virus Corona masuk dalam
subfamili Coronavirinae dalam keluarga Coronaviridae.
Berbagai jenis virus corona pada manusia bervariasi dari tingkat keparahan
gejala hingga kecepatan menyebar. Dokter saat ini mengenali tujuh jenis virus corona
yang dapat menginfeksi manusia. Jenis yang paling umum yaitu:
1) 229E (alpha coronavirus)
2) NL63 (alpha coronavirus)
3) OC43 (beta coronavirus)
4) HKU1 (beta coronavirus)
Jenis lain yang sebenarnya cukup jarang malah menyebabkan komplikasi
yang lebih parah yaitu MERS-CoV, yang menyebabkan Middle East Respiratory
Syndrome (MERS), dan SARS-CoV, virus yang bertanggung jawab atas Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Pada akhir Desember 2019, jenis baru yang disebut SARS-
CoV-2 mulai beredar, yang kemudian menyebabkan penyakit dan dikenal sebagai
COVID-19.
B. ETIOLOGI PNEUMONIA
Tanda serta gejala yang sering dijumpai pada pneumonia adalah demam
batuk berdahak (lendir kehijauan atau nanah), nyeri dada, sesak nafas, sakit kepala,
nafsu makan berkurang, kekakuan sendi, kekakuan otot, kulit lembab, batuk berdarah
(Misnadiarly, 2008).
Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri,
virus atau mikroplasma (bentuk pemeliharaan antara bakteri dan virus). Bakteri yang
umum adalah Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, Klebsiella sp,
Pseudomonas sp, Virus misal virus influenza (Misnadiarly, 2008). Bentuk–bentuk
pneumonia yaitu:
1.VIRUS
Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut (ISPBA) pneumonia diperkirakan
sebagian besar disebabkan oleh virus. Meski virus-virus ini kebanyakan menyerang
saluran pernafasan bagian atas, terutama pada anak-anak gangguan ini bisa memicu
pneumonia. Sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu
singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa
berat dan bahkan dapat menyebabkan kematian, virus yang akan menginfeksi paru akan
berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. Gejala
pneumonia oleh virus sama saja dengan influenza yaitu demam, batuk kering, sakit
kepala, nyeri diseluruh tubuh dan letih,lesu, selama 12 - 13 jam, nafas jadi sesak, batuk
hebat dan menghasilkan sejumlah lendir (Misnadiarly 2008).
2.MIKOPLASMA
Jenis penyebab pneumonia ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila
dibandingkan pneumonia pada umumnya, oleh karena itu pneumonia yang diduga
disebabkan oleh virus belum ditemukan, ini sering juga disebut pneumonia yang tidak
tipikal (Atypical pneumonia). Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai
virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia jenis ini
biasanya tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia muda. Angka kematian
yang sangat rendah, bahkan juga ada yang tidak diobati. Gejala yang paling sering
adalah batuk berat, namun sedikit berlendir. Demam dan menggigil hanya muncul di
awal, dan pada beberapa pasien biasanya mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang
dalam waktu lama (Misnadiarly, 2008).
3.BAKTERI
Pneumonia bakteri adalah infeksi akut parenkim paru yang disebabkan oleh
bakteri. Pneumonia dipicu bakteri biasanya menyerang siapa saja (dari bayi sampai usia
lanjut). Pecandu alkohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan
pernafasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya paling beresiko
menderita penyakit pneumonia. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling
umum adalah Streptococcus pneumonia sudah ada di kerongkongan manusia sehat.
Begitu pertahanan tubuhnya menurun karena sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri
segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan (Misnadiarly, 2008). Seluruh
jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah.
Pasien yang terinfeksi pneumonia memiliki cirri-ciri yaitu: tubuhnya panas
tinggi, berkeringat, nafas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat cepat.
Bibir dan kuku mungkin membiru karena tubuh kekurangan O2. Pada kasus yang parah,
pasien akan menggigil, gigi bergemelutuk, sakit dada dan kalau batuk mengeluarkan
lendir berwarna hijau (Misnadiarly, 2008).
2.4 KOMPLIKASI
SARS merupakan penyakit serius yang harus cepat ditangani. Bila terlambat ditangani,
SARS dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:
1. Pneumonia
2. Gagal napas
3. Gagal hati
4. Gagal jantung
5. Gangguan ginjal
Komplikasi umum SARS adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Selain itu,
beberapa komplikasi lain seperti sepsis, syok sepsis, dan hepatitis juga dapat terjadi.
Komplikasi yang timbul akibat pemakaian ventilator seperti emfisema subkutan spontan,
pneumotoraks, dan pneumomediastinum juga dilaporkan. Komplikasi jangka panjang SARS
sampai sekarang belum diketahui.
A. PNEUMONIA
akan menyebabkan kantung udara yang ada di paru-paru meradang dan membuat
Anda sulit bernapas. Pada sebuah riset pada pasien yang kondisinya parah, terlihat
bahwa paru-parunya terisi oleh cairan, nanah, dan sisa-sisa atau kotoran sel.
Hal ini menghambat oksigen yang seharusnya diantarkan ke seluruh tubuh. Padahal,
oksigen sangat dibutuhkan agar berbagai organ di tubuh bisa menjalankan fungsinya.
Jika tidak ada oksigen, maka organ tersebut akan rusak.
B. GAGAL NAPAS
Saat mengalami gagal napas, tubuh tidak bisa menerima cukup oksigen dan tidak
dapat membuang cukup banyak karbon dioksida. Dalam kondisi seperti akan
mengakibatkan kematian.
C. GAGAL HATI
Meski virus SARS-COV menyebabkan infeksi di saluran pernapasan, tapi komplikasinya
bisa menjalar hingga ke organ hati. Orang dengan infeksi yang parah berisiko paling
besar mengalami kerusakan hati.
D. GAGAL JANTUNG
Virus ini bisa menyebabkan komplikasi yang berkaitan dengan jantung. Gangguan
jantung yang berisiko muncul antara lain aritmia atau kelainan irama jantung, dan
miokarditis atau peradangan pada otot jantung.
E. GANGGUAN GINJAL (GAGAL GINJAL)
Komplikasi corona yang satu ini jarang terjadi. Namun saat muncul, komplikasi
tersebut bisa sangat berbahaya. Jika fungsi ginjal sampai terganggu, maka dokter
mungkin saja melakukan proses cuci darah hingga kondisi ini sembuh.
Namun terkadang, kondisi ini tidak bisa disembuhkan dan membuat penderitanya
terkena gagal ginjal kronis dan butuh perawatan jangka panjang.
2.5 PATOFISIOLOGI
Adanya glikoprotein spike dalam virus RNA berikatan pada reseptor ACE2
(angiontensine converting enzyme 2) masuk dalam sel melalui pembuluh darah,virus
masuk kedalam sel setelah berikatan dengan reseptor ACE2,setelah itu virus menginfeksi
didalam pembuluh darah mengalir dan bereplikasi mesuk bersama aliran darah.
Reseptor ACE2 ada di dalam pembuluh darah,jantung,ginjal,hati dan pada saluran
pernapasan.
Pada infeksi virus,system kekebalan tubuh menjadi tidak
teratur/disregulasi,dan belebihan karena tubuh memiliki sel T,yaitu salah satu sel imunitas
untuk melawan infeksi. saat diaktifkan sel T akan memproduksi sitokin,untuk memicu
pembentukan lebih banyak lagi sel T,salah satunya sel T sitotoksik (sitotoksik artinya
pembunuh sel) sel T sitotoksik akan beredar keseluruh tubuh bersama aliran darah dan
menghancurkan sel-sel yang sudah rusak atau terinfeksi. Dalam kondisi ini sel T sitotoksik
tidak bisa mengenali antara sel yang sehat dan yang sudah terinfeksi akhirnya merusak
semua sel,termasuk sel yang sehat. Istilah medisnya cytokine strom (badai sitotokin) yaitu
kekebalan tubuh menyerang diri sendiri.
Dengan adanya penurunan system kekebalan tubuh ini,sehingga virus
mudah sekali merusak organ penting dalm tubuh seperti system pernapasan yang disertai
gejala demam 38ᴼc,sesap,takipneu,nadi meningkat. Dengan adanya gangguan dalam
system pernapasan maka mempengaruhi seluruh organ penting dalam tubuh Karena
kekurangan o2,mengakibatkan gagal fungsi hati dengan adanya virus hepatitis,gagal
jantung karena kurangnya suplai o2 dalam pembuluh darah,gagal ginjal karena ginjal
kehilangan fungsinya akibat virus yang menginfeksi dalam darah,dan gagal jantung karena
terjadi hyperkoagulasi yang meningkatkan resiko makrotrombosis sistemik mengakibatkan
pembekuan darah.
PATHWAY KOMPLIKASI VIRUS SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME
2.6 Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan severe acute respiratory syndrome (SARS) berfokus pada
pemberian terapi suportif untuk mencegah morbiditas dan mortalitas. Hal ini dikarenakan
terapi definitif untuk SARS belum tersedia sebab belum ada antiviral yang terbukti efektif
menangani SARS. Terapi suportif mencakup pemberian oksigen, ventilasi, hidrasi,
antipiretik, analgesik, serta antibiotik untuk kasus infeksi sekunder oleh bakteri.
Untuk mencegah transmisi terutama transmisi nosokomial, pasien yang
dicurigai SARS harus dirawat di ruang isolasi dengan ventilasi negatif agar tidak menginfeksi
pasien lain. Pasien perlu dipantau sampai hasil tes reverse-transcriptase polymerase chain
reaction (RT-PCR) terkonfirmasi negatif dan pasien sudah menunjukkan perbaikan klinis.
Selain itu, tenaga kesehatan yang merawat pasien probable atau terkonfirmasi SARS harus
menggunakan alat pelindung diri dan lebih dianjurkan untuk menggunakan respirator N95
dari pada masker bedah.