Anda di halaman 1dari 19

SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME (SARS)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

NAMA : PRISKILLA IRENE SAHUREKA


DEWI YUANITA
DEFFI PATTIPEME
AZRIFKY KOPONG
MARSAMIDO

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah kelompok yang berjudul
“SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME ATAU SARS” yang disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan ATM.
Pada isi makalah disampaikan pentingnya peran dan fungsi perawat dalam
tindakan keperawatan. Penulis mengucap terima kasih kepada pihak yang sudah membantu
dalam penyusunan makalah kelompok ini. Besar harapan penulis agar makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang
membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

PENULIS

TTD
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………………
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………………………………...
1.2 TUJUAN …………………………………………………………………………………………………………………………..
1.3 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………………………………………………..
BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………………………………………………………………
2.1 DEFINISI …………………………………………………………………………………………………………………………..
2.2 ETIOLOGI …………………………………………………………………………………………………………………………
2.3 MANIFESTASI KLINIS ………………………………………………………………………………………………………..
2.4 KOMPLIKASI …………………………………………………………………………………………………………………….
2.5 PATOFISIOLOGI ………………………………………………………………………………………………………………..
2.6 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN ……………………………………………………………………………….
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN ………………………………………………………………………………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tipe baru dari coronavirus telah diidentifikasi sebagai penyebab penyakit
gawat yang disebut SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). SARS coronavirus (SARS
Co-V) secara resmi telah dideklarasikan oleh WHO sebagai agen causative penyebab SARS.
SARS-CoV mempunyai patogenesis yang unik sebab mereka menyebabkan infeksi
pernafasan pada bagian atas dan bawah sekaligus serta dapat menyebabkan
gastroenteritis.
SARS, Severe Acute Respiratory Syndrome, merupakan penyakit infeksi
serius akibat virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit ini pertama kali ditemukan
di Cina pada tahun 2002 dan berhasil diidentifikasi pada tahun 2003 dan akhirnya
menyebar hingga Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Asia. Selama terjadi
pandemik SARS, dilaporkan terjadi hingga lebih dari 770 kematian akibat penyakit ini.
Severe acute respiratory syndrome (SARS) menyebabkan gangguan pada
system pernapasan,pneumonia akut,sampai kematian.
Sejak tahun 2004, tidak diketahui adanya laporan mengenai kasus baru SARS
di mana pun di seluruh dunia. Walau demikian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) terus
mememantau negara-negara di seluruh dunia untuk memonitor penyakit ini.
1.2 TUJUAN
a. Tujuan umum
Tujuan Umum dari pembuatan makalah ini memberikan gambaran dalam melaksanakan
Asuhan keperawatan pada klien dengan Sars dengan menggunakan metode pendekatan
proses keperawatan.
b. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini, antara lain mengetahui:
1. definisi sars
2. etiologi sars
3. manifestasi klinis sars
4. komplikasi sars
5. patofisiologi sars
6. penatalaksanaan keperawatan sars
7. asuhan keperawatan sars

1.3 RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini masalah yang diangkat adalah definisi, etiologi,manifestasi klinis
sars,komplikasi,patofisiologi, Penatalaksanaan keperawatan dan ,Asuhan keperawatan
pada klien SARS.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI
A. PENGERTIAN SARS
Severe acute respiratory syndrome atau SARS adalah infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Gejala
awalnya mirip dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat.
SARS disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang dikenal
dengan SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus merupakan kelompok
virus yang bisa menginfeksi saluran pernapasan. Saat terinfeksi virus ini, biasanya akan
terjadi gangguan pernapasan mulai dari ringan sampai berat.
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini
utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta.
Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi
manusia, yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43,
betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
Gejala SARS mirip dengan gejala flu, tapi dapat memburuk dengan cepat.
Pada sebagian besar kasus, SARS akan berkembang menjadi pneumonia, yaitu
peradangan pada kantong udara di dalam paru-paru. Kondisi ini juga rentan
menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen di sel dan jaringan tubuh).
SARS merupakan penyakit serius yang harus cepat ditangani. Bila terlambat
ditangani, SARS dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:
1. Pneumonia
2. Gagal napas
3. Gagal hati
4. Gagal jantung
5. Gangguan ginjal

B. PENGERTIAN PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang di sebebkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri,virus,jamur,parasite. Pneumonia juga disebebkan oleh
bahan kimia dan paparan fisik seperti suhu atau radiasi (djojodibriboto,2014).
Pneumonia merupakan infeksi pada paru yang bersifat akut. Penyebabnya
adalah bakteri,virus,jamur,bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru,dan bisa juga
disebabkan pengaruh dari penyakit lainnya.
Pneumonia di sebabkan oleh bakteri streptococcus dan mycoplasma
pneumonia,sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia yaitu
Adenoviruses,rhinovirus,influenza virus,respiratory syncytial virus (RSV) dan para
influenza (Athena & ika,2014).

C. PENGERTIAN GAGAL NAPAS


Oksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel dalam
tubuh melalui system pernapasan dan system kardiovaskuler. Dalam keadaan normal,
proses oksigenasi terjadi tanpa disertai pemikiran serius mengenai apa yang terjadi.
Namun, ketika tubuh kekurangan oksigen, seorang apat segera merasakan efeknya.
(Bennita, 2013).
Gagal napas merupakan keadaan dimana terjadi kegagalan tubuh memenuhi
kebutuhan oksigen karena pasien kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat
sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas karbondioksida dan oksigen. Gagal napas
ditandai Oleh adanya peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara
signifikan. Gagal napas dapat disebabkan oleh gangguan system saraf pusat yang
mengontrol system pernapasan, kelemahan neuromuscular, keracunan obat, gangguan
metabolism, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas (Kozier, 2011).
D. PENGERTIAN GAGAL HATI
Hati adalah organ dalam tubuh yang terbesar. Hati memiliki fungsi yang
sangat banyak, termasuk memproses segala yang kita makan dan minum, menyaring zat
berbahaya dari darah, mengatur metabolisme, mesintesakan protein, menyimpan
vitamin dan zat besi serta menghasilkan empedu. Kerusakan atau gangguan dalam salah
satu proses ini yang disebabkan oleh penyakit hati, dapat menyebabkan komplikasi
parah, gagal hati dan bahkan kematian, jika penyakit hati berkembang hingga stadium
akhir. Berikut ini, beberapa penyakit yang lebih umum, yang mempengaruhi hati:
 Hepatitis A, B, C
 Penyakit hati lemak alkoholik
 Penyakit hati lemak non-alkoholik
 Fibrosis hati
 Sirosis hati
 Kanker hati
 Apakah Hepatitis ?
Hepatitis adalah peradangan hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus,
bahan kimia, penyalahgunaan obat, sebagian pengobatan dan gangguan kekebalan
tubuh. Terdapat berbagai bentuk hepatitis virus, termasuk hepatitis A, B dan C.
 Apa saja gejala hepatitis itu?
Sebagian pasien hepatitis bersifat asimptomatik, yaitu, mereka mungkin
menunjukkan sedikit gejala, atau tidak ada gejala. Namun demikian, gejala umum
hepatitis dapat mencakup salah satu yang berikut ini:
 Sakit atau rasa tidak nyaman dalam perut
 Urin berwarna gelap
 Selera makan menurun
 Demam
 Penyakit kuning (warna kekuningan pada kulit dan mata)
 Lesu
 Mual dan pusing
 Edema
 Nyeri persendian
 Warna tinja pucat
 Hepatitis dapat menyebabkan:
 Kanker hati
 Sirosis hati
 Gagal Hati
Gagal hati adalah kondisi ketika sebagian besar organ hati mengalami
kerusakan, sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kondisi ini bisa
terjadi bertahap dalam waktu bertahun-tahun, atau terjadi seketika. Gagal hati harus
segera ditangani karena berisiko menyebabkan kematian.
Organ hati memiliki sejumlah fungsi penting, antara lain membuang racun
dari dalam tubuh, membantu proses penggumpalan darah, serta membantu tubuh
melawan infeksi. Seseorang akan berada dalam kondisi serius, apabila sejumlah fungsi
tersebut tidak berjalan normal atau terganggu.

E. GAGAL JANTUNG
Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif sering
digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan.
Gagal jantung merupakan suatu keadaan patologis adanya kelainan fungsi
jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
tekanan pengisian ventrikel kiri (Kasron, 2012).
Gagal jantung kongestive atau congestive heart failure (CHF) merupakan
kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya
oksigen ke utbuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh (Andra
Saferi, 2013)
Gagal jantung merupakan suatu kondisi ketika jantung tidak dapat memompa
darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh yang ditentukan
sebagai konsumsi oksigen. Gagal jantung terjadi karena perubahan fungsi sistolik dan
diastolik ventrikel kiri. Jantung mengalami kegagalan sehingga tidak dapat menangani
jumlah darah yang normal atau pada kondisi tidak ada penyakit, tidak dapat melakukan
toleransi peningkatan volume darah mendadak (misalnya selama latihan fisik).
Kegagalan pompa menyebabkan hipoperfusi jaringan diikuti kongesti pulmonal dan
vena sistemik. Gagal jantung menyebabkan kongesti vaskular sehingga disebut juga
sebagai gagal jantung kongestif (Black dan Hawks, 2014).
Gagal jantung diklasifikasikan menjadi gagal jantung kronik dan akut, gagal
jantung kiri dan kanan, dan gagal jantung berdasarkan derajatnya. Tanda dan gejala
yang sering terjadi adalah sesak nafas, batuk, mudah lelah, kegelisahan yang diakibatkan
gangguan oksigenasi dan disfungsi ventrikel.
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan gagal jantung adalah
aktual/ resiko tinggi penurunan curah jantung, nyeri dada, aktual/resiko tinggi gangguan
pertukaran gas, aktual/ resiko tinggi ketidakefektifan pola nafas, aktual/ resiko tinggi
penurunan tingkat kesadaran, aktual/ resiko tinggi kelebihan volume cairan, dan
intoleransi aktivitas (Mutaqqin, 2009).
Pada pasien gagal jantung kongestif dengan pola nafas tidak efektif terjadi
karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru-paru
sehingga terjadi peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru yang menyebabkan cairan
terdorong ke jaringan paru (Nugroho, 2016).
Menurut Suratinoyo (2016) pada pasien gagal jantung kongestif sering
kesulitan mempertahankan oksigenasi sehingga mereka cenderung sesak nafas. Seperti
yang kita ketahui bahwa jantung dan paru-paru merupakan organ tubuh penting
manusia yang sangat berperan dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam
darah, sehingga apabila paruparu dan jantung tersebut mengalami gangguan maka hal
tersebut akan berpengaruh dalam proses pernapasan.
Gagal jantung kongestif menyebabkan suplai darah ke paru-paru menurun dan
darah tidak masuk ke jantung. Keadaan ini menyebabkan penimbunan cairan di paru-
paru, sehingga menurunkan pertukaran oksigen dan karbondioksida.
F. GANGGUAN GINJAL (GAGAL GINJAL)
Penyakit ginjal adalah istilah yang menggambarkan setiap gangguan yang
terjadi pada ginjal. Penyakit ginjal akan mengganggu fungsi organ ini untuk membersihkan
dan menyaring limbah atau racun dari darah. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk
seperti kacang yang berada di area punggung bagian bawah. Saat ginjal mengalami
gangguan, beragam komplikasi mulai dari penumpukan limbah dan racun, anemia, serta
gangguan elektrolit, bisa terjadi. Pada penyakit ginjal ini, terjadi penurunan fungsi ginjal
secara tiba-tiba. Gagal ginjal akut sering disebabkan oleh kekurangan cairan dan darah,
cedera pada ginjal, atau sumbatan yang menyebabkan kembalinya cairan ke ginjal.
Para ilmuwan telah memberikan peninjauan pertama tentang efek virus SARS-
CoV-2 pada organ tubuh selain paru. Mereka mengatakan, virus yang biasa menyerang
sistem pernapasan itu juga bisa menyebabkan beragam manifestasi, termasuk pembekuan
darah, gagal ginjal, hingga gejala neurologis seperti delirium.
"Saya berada di garis depan sejak awal dan mengamati bahwa darah pasien
banyak yang menggumpal," kata rekan penulis studi dari Universitas Columbia di Amerika
Serikat (AS) Aakriti Gupta seperti diwartakan Times Now News.
Para peneliti mendapati bahwa salah satu komplikasi non-pernapasan yang
paling banyak dilaporkan oleh penelitian adalah pembekuan darah. Mereka mengatakan,
komplikasi ini mungkin berasal dari serangan virus pada sel-sel yang melapisi pembuluh
darah. Ketika virus menyerang sel-sel pembuluh darah maka peradangan akan meningkat.
Ketika hal itu terjadi maka darah mulai membentuk gumpalan besar dan kecil.

2.2 ETIOLOGI
A. ETIOLOGI SEVERE ACUTE RESPIRATORY SINDROM (SARS)
Etiologi severe acute respiratory syndrome (SARS) adalah infeksi oleh
severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) Coronavirus adalah anggota
dari famili Coronaviridae, yaitu suatu virus yang besar dan mempunyai selubung
(envelope). Coronavirus (CoVs) awalnya dianggap sebagai virus pernapasan yang relatif
tidak berbahaya bagi manusia. Coronavirus dapat ditemukan secara luas di berbagai
spesies hewan seperti kucing, anjing, babi, kelinci, tikus, ayam, kalkun, dan paus.
Namun, keberadaan coronavirus zoonosis yang meningkatkan penularan antar spesies
akhirnya meningkatkan insidensi dan mortalitas pada populasi manusia.
Severe acute Respiratory Syndrome adalah infeksi saluran napas akut
berat, merupakan salah satu tipe pneumonia atipikal. Virus Corona masuk dalam
subfamili Coronavirinae dalam keluarga Coronaviridae.
Berbagai jenis virus corona pada manusia bervariasi dari tingkat keparahan
gejala hingga kecepatan menyebar. Dokter saat ini mengenali tujuh jenis virus corona
yang dapat menginfeksi manusia. Jenis yang paling umum yaitu:
1) 229E (alpha coronavirus)
2) NL63 (alpha coronavirus)
3) OC43 (beta coronavirus)
4) HKU1 (beta coronavirus)
Jenis lain yang sebenarnya cukup jarang malah menyebabkan komplikasi
yang lebih parah yaitu MERS-CoV, yang menyebabkan Middle East Respiratory
Syndrome (MERS), dan SARS-CoV, virus yang bertanggung jawab atas Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Pada akhir Desember 2019, jenis baru yang disebut SARS-
CoV-2 mulai beredar, yang kemudian menyebabkan penyakit dan dikenal sebagai
COVID-19.

B. ETIOLOGI PNEUMONIA
Tanda serta gejala yang sering dijumpai pada pneumonia adalah demam
batuk berdahak (lendir kehijauan atau nanah), nyeri dada, sesak nafas, sakit kepala,
nafsu makan berkurang, kekakuan sendi, kekakuan otot, kulit lembab, batuk berdarah
(Misnadiarly, 2008).
Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri,
virus atau mikroplasma (bentuk pemeliharaan antara bakteri dan virus). Bakteri yang
umum adalah Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, Klebsiella sp,
Pseudomonas sp, Virus misal virus influenza (Misnadiarly, 2008). Bentuk–bentuk
pneumonia yaitu:
1.VIRUS
Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut (ISPBA) pneumonia diperkirakan
sebagian besar disebabkan oleh virus. Meski virus-virus ini kebanyakan menyerang
saluran pernafasan bagian atas, terutama pada anak-anak gangguan ini bisa memicu
pneumonia. Sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu
singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa
berat dan bahkan dapat menyebabkan kematian, virus yang akan menginfeksi paru akan
berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. Gejala
pneumonia oleh virus sama saja dengan influenza yaitu demam, batuk kering, sakit
kepala, nyeri diseluruh tubuh dan letih,lesu, selama 12 - 13 jam, nafas jadi sesak, batuk
hebat dan menghasilkan sejumlah lendir (Misnadiarly 2008).
2.MIKOPLASMA
Jenis penyebab pneumonia ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila
dibandingkan pneumonia pada umumnya, oleh karena itu pneumonia yang diduga
disebabkan oleh virus belum ditemukan, ini sering juga disebut pneumonia yang tidak
tipikal (Atypical pneumonia). Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai
virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia jenis ini
biasanya tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia muda. Angka kematian
yang sangat rendah, bahkan juga ada yang tidak diobati. Gejala yang paling sering
adalah batuk berat, namun sedikit berlendir. Demam dan menggigil hanya muncul di
awal, dan pada beberapa pasien biasanya mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang
dalam waktu lama (Misnadiarly, 2008).

3.BAKTERI
Pneumonia bakteri adalah infeksi akut parenkim paru yang disebabkan oleh
bakteri. Pneumonia dipicu bakteri biasanya menyerang siapa saja (dari bayi sampai usia
lanjut). Pecandu alkohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan
pernafasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya paling beresiko
menderita penyakit pneumonia. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling
umum adalah Streptococcus pneumonia sudah ada di kerongkongan manusia sehat.
Begitu pertahanan tubuhnya menurun karena sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri
segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan (Misnadiarly, 2008). Seluruh
jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah.
Pasien yang terinfeksi pneumonia memiliki cirri-ciri yaitu: tubuhnya panas
tinggi, berkeringat, nafas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat cepat.
Bibir dan kuku mungkin membiru karena tubuh kekurangan O2. Pada kasus yang parah,
pasien akan menggigil, gigi bergemelutuk, sakit dada dan kalau batuk mengeluarkan
lendir berwarna hijau (Misnadiarly, 2008).

4.PNEUMONIA JENIS LAIN


Pneumonia jenis lain termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii
Pneumonia (PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur. PCP biasanya menjadi tanda awal
serangan penyakit pada pasien penderita HIV/AIDS. PCP bisa diobati pada banyak kasus.
Bila saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian,namun pengobatan yang
baik akan mencegah kekambuhan. Pneumonia lain yangmlebih jarang disebabkan oleh
masuknya makanan, cairan gas, debu, maupun jamur (Misnadiarly, 2008).
C. ETIOLOGI GAGAL NAPAS
Kegagalan pernapasan terjadi akibat pertukaran gas yang tidak memadai
oleh sistem pernapasan , yang berarti oksigen arteri, karbon dioksida, atau keduanya
tidak dapat disimpan pada tingkat normal. Penurunan oksigen yang dibawa dalam darah
dikenal sebagai hipoksemia ; peningkatan kadar karbon dioksida arteri disebut
hiperkapnia . Kegagalan pernafasan diklasifikasikan sebagai Tipe 1 atau Tipe 2,
berdasarkan pada tingkat karbondioksida yang tinggi, dan dapat bersifat akut atau
kronis.. Definisi gagal napas dalam uji klinis biasanya mencakup peningkatan laju
pernapasan, gas darah abnormal (hipoksemia, hiperkapnia, atau keduanya), dan bukti
peningkatan kerja pernapasan. Kegagalan pernafasan menyebabkan perubahan status
mental akibat iskemia di otak.
Beberapa jenis kondisi yang berpotensi menyebabkan gagal napas: Kondisi
yang mengurangi aliran udara masuk dan keluar paru-paru, termasuk gangguan fisik
oleh benda atau massa asing , dan berkurangnya kemampuan bernapas karena obat-
obatan atau perubahan pada dada. Kondisi yang mengganggu suplai darah paru-paru.
Ini termasuk kondisi dan kondisi tromboemboli yang mengurangi output jantung kanan ,
seperti gagal jantung kanan dan beberapa infark miokard .
Kondisi yang membatasi kemampuan jaringan paru-paru untuk menukar
oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara di dalam paru-paru. Penyakit apa
pun yang dapat merusak jaringan paru-paru dapat masuk ke dalam kategori ini.
Penyebab paling umum adalah (tanpa urutan tertentu) infeksi , penyakit paru interstisial
, dan edema paru .

D. ETIOLOGI GAGAL HATI


Virus corona juga dapat menyebabkan masalah pada sistem lain dalam
tubuh, karena respons imun hiperaktif yang sudah disebutkan sebelumnya satu
manifestasi coronavirus di luar paru-paru. Yaitu, peningkatan enzim hati, serta sel darah
putih, jumlah trombosit dan tekanan darah rendah. Pada beberapa kasus langka, pasien
mengalami cedera ginjal akut dan henti jantung.
Sitokin merupakan protein yang digunakan sistem kekebalan tubuh
sebagai alarm—mereka mengumpulkan sel-sel imun ke tempat infeksi. Sel-sel kekebalan
kemudian membunuh jaringan yang terinfeksi untuk menyelamatkan seluruh tubuh.
Manusia mengandalkan sistem kekebalan tubuh untuk tetap tenang ketika
menghadapi ancaman. Namun, selama infeksi virus corona, ketika sistem imun
membuang sitokin ke dalam paru-paru tanpa regulasi apa pun, ‘pembersihan’ ini akan
berdampak pada semuanya. Komplikasinya terjadi di luar paru-paru. Badai sitokin
menciptakan peradangan yang melemahkan pembuluh darah di paru-paru dan
menyebabkan cairan meresap ke kantung udara. Badai ini “membanjiri” sistem
peredaran darah dan akhirnya menciptakan masalah sistemik di banyak organ. Ketika
virus corona menyebar dari sistem pernapasan, hati Anda seringkali menjadi organ yang
paling menderita.indikasi luka pada hati terkait SARS,Seringnya ringan, meski ada
beberapa kasus parah yang menyebabkan kerusakan dan kegagalan hati. Begitu virus
masuk ke aliran darah Anda, mereka dapat berenang ke bagian tubuh mana pun,Hati
adalah organ yang sangat vaskular sehingga corona virus dapat dengan mudah masuk ke
sana.

E. ETIOLOGI GAGAL JANTUNG


SARS-CoV2 adalah family Coronaviridae, virus yang memiliki positive-sense RNA
genome. Beberapa virus corona ini ditemukan pada kelelawar dan teori menunjukkan SARS-
CoV2 dan virus corona lainnya menggunakan protein ACE2 untuk masuk kedalam sel. ACE2
adalah protein membran yang memiliki berbagai fungsi fisiologis. Protein ini banyak terdapat
di sel alveolus yang merupakan pintu masuk virus di tubuh manusia. Setelah berikatan
dengan ligan spesifik, SARSCoV2 memasuki sel melalui reseptor melalui proses endositosis
seperti pada human immunodeficiency virus (HIV) .(3) ACE2 juga berperan dalam proteksi
paru-paru dan patogenesitas virus.
Gangguan ini ditandai oleh ketidakmampuan vasokontriksi pembuluh darah
perifer meskipun terjadi peningkatan konsentrasi katekolamin dan peningkatan aktivitas
sistem renin-angiotensin-aldosteron; disfungsi sistolik dan diastolik miokard, terutama dari
ventrikel kiri, dengan beberapa cidera miokard dimanifestasikan oleh peningkatan
konsentrasi serum troponin tanpa adanya sindrom koroner akut; disfungsi otonom jantung;
perubahan substansial dalam hemostasis, terutama didorong oleh aktivasi jalur koagulasi
ekstrinsik dan penekanan fibrinolisis; gangguan fungsi hemostatic endotel pembuluh darah;
dan disfungsi ginjal, yang mungkin timbul dari banyak proses sebelumnya atau gangguan
ginjal. Beberapa hipotesis mekanisme injuri miokard pada infeksi virus yaitu :
1. Kerusakan yang diperantarai oleh ACE2
a. Peningkatan afinitas terhadap ACE2
b. Penurunan ekspresi ACE2
c. Disregulasi sisten renin angiotensin aldosterone
2. Injuri miokard akibat hipoksis
a. Stres oksidatif
b. Asidosis intrasel
c. Kerusakan mitokondria
3. Kerusakan mikrovaskular
a. Defek perfusi
b. Hiperpermeabilitas kapiler
c. Spasme pembuluh darah
4. Sindrom respon inflamasi sistemik
a. Badai sitokin
b. Disregulasi imunologi
c. Inflamasi yang tidak terkontrol

F. ETIOLOGI GANGGUAN GINJAL (GAGAL GINJAL)


Severe acute respiratory syndrome merupakan infeksi berat pada saluran
pernapasan di sebabkan karena virus sar-cov2,virus ini menyerang pada system pernapasan
sehingga mengakibatkan penurunan oksigen,yang akibatnya paru harus memompa oksigen
lebih kuat ke seluruh tubuh.
Penurunan kemampuan paru ini membuat cadangan oksigen dalam tubuh
menurun drastis. Sesak napas adalah salah satu tandanya. Bila tidak segera ditangani, gagal
napas dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ akibat tidak cukup mendapatkan
oksigen. Ginjal akan mengalami gagal ginjal, dan otak dapat terserang stroke, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
SARS CoV-2 akan bereplikasi (memperbanyak diri) di dalam sel, kemudian keluar
dari sel, masuk ke dalam darah, dan menyebabkan infeksi sistemik (infeksi ke seluruh tubuh).
Secara agresif, virus dapat menginvasi seluruh organ vital (paru-paru, jantung, ginjal, liver,
dll.), dan pada sebagian pasien, kondisi diperburukan akibat disregulasi sistem kekebalan
tubuh yang menyerang diri sendiri.

2.3 MANIFESTASI KLINIS


Angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) merupakan reseptor utama SARS-
CoV. ACE2 banyak diekspresikan di sel epitel alveolus paru-paru, terutama sel alveolus tipe
II. Selain itu ACE2 juga ditemukan pada jantung, endotel pembuluh darah, ginjal, dan
saluran gastrointestinal sehingga dapat terjadi manifestasi multi organ. Genom coronavirus
terdiri dari 4 protein utama, yaitu spike (S), nucleocapsid (N), membrane (M), dan envelope
(E). Infeksi terjadi ketika protein S berikatan dengan reseptor ACE2.
Agregasi SARS-CoV di paru-paru menyebabkan gangguan sel epitel dan
endotel alveolus, bersama dengan infiltrasi sel-sel inflamasi menyebabkan munculnya
sitokin-sitokin proinflamasi (IL1, IL-6, dan TNFα, dan lainnya).Pada pasien dengan infeksi
berat, respon imun ini dapat berlebihan dan menyebabkan badai sitokin sistemik yang
mencetuskan terjadinya systemic inflammatory response syndrome (SIRS). Respon
inflamasi sistemik berlebihan dapat menyebabkan terjadinya jejas endotel (endoteliopati)
sistemik dan keadaan hiperkoagulasi yang meningkatkan risiko terjadinya makrotrombosis
dan mikrotrombosis sistemik yang mengakibatkan pembekuan darah. Manifestasi
makrotrombosis dapat berupa tromboemboli vena (misalnya thrombosis vena dalam dan
emboli paru) atau tromboemboli arteri (misalnya stroke) pada jantung sehingga
mengakibatkan miokard. Mikrotrombosis berperan dalam proses terjadinya ARDS dan
kegagalan multiorgan. Adapun skema patogenesis koagulopati dan thrombosis,Hipoksia
terkait virus dapat menyebabkan vasokonstriksi dan aliran darah rendah yang
berkontribusi terhadap jejas endotel. Hipoksia juga dapat menggeser fenotip dasar
antitrombotik dan antiinflamasi pada endotel menjadi fenotip prokoagulan dan
proinflamasi.

2.4 KOMPLIKASI
SARS merupakan penyakit serius yang harus cepat ditangani. Bila terlambat ditangani,
SARS dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:
1. Pneumonia
2. Gagal napas
3. Gagal hati
4. Gagal jantung
5. Gangguan ginjal

Komplikasi umum SARS adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Selain itu,
beberapa komplikasi lain seperti sepsis, syok sepsis, dan hepatitis juga dapat terjadi.
Komplikasi yang timbul akibat pemakaian ventilator seperti emfisema subkutan spontan,
pneumotoraks, dan pneumomediastinum juga dilaporkan. Komplikasi jangka panjang SARS
sampai sekarang belum diketahui.
A. PNEUMONIA
akan menyebabkan kantung udara yang ada di paru-paru meradang dan membuat
Anda sulit bernapas. Pada sebuah riset pada pasien yang kondisinya parah, terlihat
bahwa paru-parunya terisi oleh cairan, nanah, dan sisa-sisa atau kotoran sel.
Hal ini menghambat oksigen yang seharusnya diantarkan ke seluruh tubuh. Padahal,
oksigen sangat dibutuhkan agar berbagai organ di tubuh bisa menjalankan fungsinya.
Jika tidak ada oksigen, maka organ tersebut akan rusak.
B. GAGAL NAPAS
Saat mengalami gagal napas, tubuh tidak bisa menerima cukup oksigen dan tidak
dapat membuang cukup banyak karbon dioksida. Dalam kondisi seperti akan
mengakibatkan kematian.
C. GAGAL HATI
Meski virus SARS-COV menyebabkan infeksi di saluran pernapasan, tapi komplikasinya
bisa menjalar hingga ke organ hati. Orang dengan infeksi yang parah berisiko paling
besar mengalami kerusakan hati.
D. GAGAL JANTUNG
Virus ini bisa menyebabkan komplikasi yang berkaitan dengan jantung. Gangguan
jantung yang berisiko muncul antara lain aritmia atau kelainan irama jantung, dan
miokarditis atau peradangan pada otot jantung.
E. GANGGUAN GINJAL (GAGAL GINJAL)
Komplikasi corona yang satu ini jarang terjadi. Namun saat muncul, komplikasi
tersebut bisa sangat berbahaya. Jika fungsi ginjal sampai terganggu, maka dokter
mungkin saja melakukan proses cuci darah hingga kondisi ini sembuh.
Namun terkadang, kondisi ini tidak bisa disembuhkan dan membuat penderitanya
terkena gagal ginjal kronis dan butuh perawatan jangka panjang.

2.5 PATOFISIOLOGI
Adanya glikoprotein spike dalam virus RNA berikatan pada reseptor ACE2
(angiontensine converting enzyme 2) masuk dalam sel melalui pembuluh darah,virus
masuk kedalam sel setelah berikatan dengan reseptor ACE2,setelah itu virus menginfeksi
didalam pembuluh darah mengalir dan bereplikasi mesuk bersama aliran darah.
Reseptor ACE2 ada di dalam pembuluh darah,jantung,ginjal,hati dan pada saluran
pernapasan.
Pada infeksi virus,system kekebalan tubuh menjadi tidak
teratur/disregulasi,dan belebihan karena tubuh memiliki sel T,yaitu salah satu sel imunitas
untuk melawan infeksi. saat diaktifkan sel T akan memproduksi sitokin,untuk memicu
pembentukan lebih banyak lagi sel T,salah satunya sel T sitotoksik (sitotoksik artinya
pembunuh sel) sel T sitotoksik akan beredar keseluruh tubuh bersama aliran darah dan
menghancurkan sel-sel yang sudah rusak atau terinfeksi. Dalam kondisi ini sel T sitotoksik
tidak bisa mengenali antara sel yang sehat dan yang sudah terinfeksi akhirnya merusak
semua sel,termasuk sel yang sehat. Istilah medisnya cytokine strom (badai sitotokin) yaitu
kekebalan tubuh menyerang diri sendiri.
Dengan adanya penurunan system kekebalan tubuh ini,sehingga virus
mudah sekali merusak organ penting dalm tubuh seperti system pernapasan yang disertai
gejala demam 38ᴼc,sesap,takipneu,nadi meningkat. Dengan adanya gangguan dalam
system pernapasan maka mempengaruhi seluruh organ penting dalam tubuh Karena
kekurangan o2,mengakibatkan gagal fungsi hati dengan adanya virus hepatitis,gagal
jantung karena kurangnya suplai o2 dalam pembuluh darah,gagal ginjal karena ginjal
kehilangan fungsinya akibat virus yang menginfeksi dalam darah,dan gagal jantung karena
terjadi hyperkoagulasi yang meningkatkan resiko makrotrombosis sistemik mengakibatkan
pembekuan darah.
PATHWAY KOMPLIKASI VIRUS SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME
2.6 Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan severe acute respiratory syndrome (SARS) berfokus pada
pemberian terapi suportif untuk mencegah morbiditas dan mortalitas. Hal ini dikarenakan
terapi definitif untuk SARS belum tersedia sebab belum ada antiviral yang terbukti efektif
menangani SARS. Terapi suportif mencakup pemberian oksigen, ventilasi, hidrasi,
antipiretik, analgesik, serta antibiotik untuk kasus infeksi sekunder oleh bakteri.
Untuk mencegah transmisi terutama transmisi nosokomial, pasien yang
dicurigai SARS harus dirawat di ruang isolasi dengan ventilasi negatif agar tidak menginfeksi
pasien lain. Pasien perlu dipantau sampai hasil tes reverse-transcriptase polymerase chain
reaction (RT-PCR) terkonfirmasi negatif dan pasien sudah menunjukkan perbaikan klinis.
Selain itu, tenaga kesehatan yang merawat pasien probable atau terkonfirmasi SARS harus
menggunakan alat pelindung diri dan lebih dianjurkan untuk menggunakan respirator N95
dari pada masker bedah.

Anda mungkin juga menyukai