Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MANFAAT AMDAL
a. Pendahuluan
Sebelum tahun 1960-an rencana induk bandara dikembangkan
berdasarkan kebutuhan-kebutuhan penerbangan lokal. Namun sesudah
tahun 1960-an rencana tersebut telah digabungkan ke dalam suatu
rencana induk bandara yang tidak hanya memperhitungkan kebutuhan-
kebutuhan di suatu daerah, wilayah, propinsi atau negara. Agar usaha-
usaha perencanaan bandara untuk masa depan berhasil dengan baik,
usaha-usaha itu harus didasarkan kepada pedoman-pedoman yang
dibuat berdasarkan pada rencana induk dan sistem bandara yang
menyeluruh, baik berdasarkan peraturan FAA, ICAO ataupun Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandar
udaraan dan Kepmen Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang
Tatanan Kebandar udaraan Nasional.
Secara umum, dampak yang paling signifikan dalam pembangunan dan
pengoperasian bandar udara adalah perubahan tata guna lahan dan
peningkatan kebisingan. Frekuensi kebisingan yang ditimbulkan akan
semakin meningkat dengan semakin padatnya arus lalu lintas
penerbangan pada lokasi tersebut.Selain itu, perubahan tata guna lahan
dan tata ruang dapat terjadi pada daerahdisekitar bandara. Dengan
terbangunnya suatu bandara, maka akan ada suatu wilayah yang disebut
KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan), dimana pada
lokasi tersebut pembatasan pembangunan seperti pembangunan gedung-
gedung bertingkat, menara komunikasi, rumah sakit, dan lain sebagainya.
Mengingat potensi dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan ini, maka
sebagai upaya dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan, baik
pada saat pra konstruksi, konstruksi, dan operasi bandar udara tersebut,
diperlukan perencanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
dapat dipertanggungjawabkan dalam dokumen pengelolaan lingkungan
(dokumen AMDAL maupun UKL/UPL). Sebagai salah satu acuan dalam
melakukan penilaian dokumen pengelolaan lingkungan Kementerian
Negara Lingkungan Hidup menerbitkan Panduan Penilaian AMDAL atau
UKL/UPL untuk kegiatan pembangunan bandar udara. Diharapkan,
panduan ini akan dapat bermanfaat bagi anggota Komisi Penilai AMDAL
dan instansi yang mengawasi pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL
sebagai gambaran proses pembangunan Bandar udara.
b. Deskripsi kegiatan pembanguan
Dalam setiap pembangunan Bandar Udara,deskripsi kegiatan yang akan
dilakukan harus jelas dan harus mencakup antara lain:
1. IDENTITAS PEMRAKARSA
Terdapat penjelasan tentang nama dan alamat pemrakarsa,
struktur organisasi, penanggungjawab proyek dan bagian yang
bertanggungjawab terhadap pengelolaan lingkungan.
2. PELAKSANAAN PROYEK
Terdapat penjelasan tentang jadwal waktu pelaksanaan setiap
tahapan proyek (prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi).
c. LOKASI KEGIATAN
Terdapat informasi spesifik mengenai lokasi kegiatan termasuk
didalamnya:
· Hasil studi rencana induk yang disetujui,
· luas lahan yang akan digunakan harus jelas dan sebaiknya
dilengkapi dengan letak geografis (koordinat);
· Luas area yang dibutuhkan mencakup proyek serta mengacu
pada KKB (Kawasan Kebisingn Bandara) yang ditetapkan
dengan SK MenHub, berupa area yang berada dalam kontur
kebisingan WECPNL-70 dan 80;
· Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
· Kondisi ekosistem setempat;
IV. JENIS BANDAR UDARA
Berdasarkan statusnya, kegiatan bandara dapat dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu:
· Bandar Udara Umum, merupakan bandar udara yang digunakan
untuk melayani kepentingan umum;
· Bandar Udara Khusus, merupakan bandar udara yang
digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu.
V. DESKRIPSI FASILITAS UTAMA
Fasilitas utama yang dimiliki oleh bandara adalah fasilitas sisi udara, fasilitas
sisi darat, fasilitas navigasi penerbangan, fasilitas alat bantu pendaratan visual,
dan fasilitas komunikasi penerbangan.
2. KOMPONEN FISIK
A. Fisiografi
B. Iklim
C. Kualitas Udara dan Kebisingan Kualitas udara termasuk getaran
dan kebisingan
D. Kualitas Air dan Kuantitas Air Kualitas dan kuantitas air
E. Geologi
3. KOMPONEN BIOLOGI
A. Flora
B. Fauna
3. PENINGKATAN KEBISINGAN
Kebisingan pada kegiatan bandar udara terutama berasal dari
kegiatan tahap konstruksi dan tahap operasional bandar udara serta
kebisingan akibat kegiatan lalu lintas darat di sekitar bandar udara.
4. PENURUNAN KUALITAS AIR
Kegiatan bandar udara akan berpotensi menimbulkan dampak
penurunan kualitas air pada badan air setempat terutama dari
discharge air limbah domestik dan non domestik (seperti dari
pencucian pesawat atau kegiatan bongkar muat bahan bakar
pesawat) dari kegiatan operasional bandarapada badan air
penerima.
5. PENINGKATAN AIR LARIAN (RUN OFF) DAN POTENSI
GENANGAN
Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurugan
tanah pada tahap konstruksi akan mengakibatkan perubahan
struktur dan sifat tanah, misalnya permukaan tanah menjadi terbuka,
agregat tanah hancur dan menjadikan tanah peka terhadap erosi.
6. GANGGUAN TERHADAP FLORA DAN FAUNA ENDEMIK
Kegiatan Bandar Udara akan memberikan dampak yang sangat
penting terhadap flora dan fauna setempat termasuk gangguan
terhadap wilayah makan (feeding ground) burung dan lain-lain.