Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PLASENTA PREVIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Internsip dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam
Menempuh Program Internsip Dokter
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kayen Pati
Disusun oleh:
dr. Maya Shabrina
Pembimbing:
dr. Herry Kristianto
dr. Nur Kartikasari
LAPORAN KASUS
PLASENTA PREVIA
Penyusun :
Pembimbing
Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan Puskesmas. Pemeriksaan kehamilan dilakukan
1 bulan sekali, terakhir dilakukan ANC pada 29 November 2019, diberikan vitamin dan
suplemen besi. Tidak ada pesan khusus dari bidan mengenai keadaan kehamilannya.
Riwayat persalinan :
P1 : Laki-laki, BBL 3000 gram, usia sekarang 14 tahun, kelahiran spontan di
bidan.
G2 : Hamil ini
Abdomen :
Inspeksi : datar, warna sama dengan sekitar
Auskultasi : Peristaltik usus (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-) , hepar dan lien tidak teraba
pembesaran, TFU tidak teraba
Ekstremitas : superior inferior
Oedem -/- +/+
Akral dingin -/- -/-
Tonus normotonus
Status Obstetri
Abdomen
Inspeksi : Perut besar cembung membujur, striae gravidarum (+), bekas operasi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Auskultasi : Denyut jantung janin 136 regular dengan menggunakan fetal phone
TFU : 35 cm
TBJ : (TFU-12) x 155 = (35-12) x 155 = 3565 gram
Leopold I : TFU pertengahan processus xiphoideus dengan pusat, pada fundus teraba
massa bulat besar keras
Leopold II : teraba bagian memanjang di sebelah kiri, teraba bagian kecil-kecil di sebelah
kanan
Leopold III : teraba bagian bulat besar lunak
Leopold IV: konfigurasi kedua tangan konvergen. Kepala turun/ masuk PAP (-)
His :-
SOAP
SUBJEKTIF : ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan keluar
bercak darah berwarna kehitaman dari jalan lahir. Dirasakan tiba-tiba. Darah yang keluar
sedikit, hanya flek-flek merah segar. ± 10 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengeluh darah masih keluar tidak disertai dengan nyeri perut. Pasien mengeluh lemas.
Sebelumnya pasien tidak mengalami trauma atau jatuh, tidak minum jamu, tidak dipijat
dan tidak melakukan hubungan suami istri selama kehamilan.
1. OBJEKTIF : hasil diagnosis pada kasus ini ditemukan berdasarkan :
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita tampak lemas,
kesadaran composmentis. Pada pemeriksaan didapatkan darah yang keluar dari vagina
merah segar. Dari pemeriksaan USG didapatkan gambaran plasenta previa totalis.
Seluruh pemeriksaan tersebut mendukung diagnosis G2P1A0 hamil 37 minggu 1
hari dengan plasenta previa totalis.
2. “ Assesment’’ :
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen bawah
rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai
dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri.
3. “ Plan” :
Assessment : G2P1A0 hamil 37 minggu 1 hari dengan Plasenta Previa
IP Dx : S:-
O:-
IP Tx : - O2 nasal kanul 3lpm
- IVFD RL 20 TPM
- Inj Ceftriaxon 1x2gram
- Pro SC
IP Mx : Evaluasi keadaan umum, tanda vital dan pantau tanda persalinan.
IP Ex : Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien
FOLLOW UP
Tanggal Monitoring Keterangan
3/12/2019 S : keluar darah dari jalan lahir + - 02 NK 3LPM
18.00 O : KU baik, CM - IVFD RL 20 TPM
IGD TD : 110/80 mmHg - Inj. Ceftriaxone 1x2 gram
HR : 85x/menit Konsul dokter Sp.OG besok
RR : 20x/menit program SC + MOW.
T : 36,7°C (axiller) - EKG
DJJ : 136x/m - Konsul dokter Sp.An
TFU : 35 cm - Puasa 6 jam sebelum SC
EDUKASI
1. Memberitahu kondisi pasien kepada keluaga.
2. Memberitahu tujuan terapi yang diberikan.
3. Memberitahu untuk kontrol setelah keluar dari rumah sakit
TINJAUAN PUSTAKA
B. ETIOLOGI
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum
diketahui dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa
desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin.
Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah :
Vaskularisasi desidua yang tidak memadai mungkin sebagai akibat proses
radang atau atrofi.
Usia lebih dari 35 tahun.
Multiparitas.
Riwayat operasi / pembedahan uterus sebelumnya misalnya bekas bedah sesar,
kuretase, miomektomi.
Jarak antar kehamilan yang pendek.
Plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dapat menyebabkan
plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh OUI.
Perempuan perokok.
Hipoksemia akibat karbonmonoksida hasil pembakaran rokok menyebabkan
plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi.
Diagnosis
1. Anamnesis: perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 28 minggu
berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multi gravida. Banyaknya
perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan
hematokrit.
2. Pemeriksaan luar: bagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas
panggul.
3. Pemeriksaan inspekulo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan cervix dan
vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta
harus dicurigai.
4. Penentuan letak plasenta tidak langsung: Dapat dilakukan dengan radiografi,
radioisotop dan ultrasonografi. Akan tetapi pada pemeriksaan radiografi dan
radioisotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi sehingga cara ini
ditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri
sehingga cara ini dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.
5. Penentuan letak plasenta secara langsung: untuk menegakkan diagnosis yang
tepat tentang adanya dan jenis plasenta previa adalah secara langsung meraba
plasenta melalui kanalis cervicalis. Akan tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya
karena dapat menimbulkan perdarahan banyak. Oleh karena itu pemeriksaan
melalui kanalis servikalis hanya dilakukan apabila penanganan pasif ditinggalkan,
dan ditempuh penanganan aktif. Pemeriksaannya harus dilakukan dalam keadaan
siap operasi.
F. DIAGNOSIS BANDING
a. Placenta previa
b. Solusio placenta
c. Ruptura uteri.
G. KOMPLIKASI
Karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan
plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak,
dan perdarahan yang terjadi tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi
anemia bahkan syok.
Karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat segmen
ini yang tipis, maka jaringan trofoblas dengan kemampuan invasinya menerobos
ke dalam miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab dari
kejadian plasenta inkreta dan bahkan plasenta perkreta.
Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat
potensial untuk robek disertai perdarahan yang banyak. Oleh karena itu, harus
sangat berhati-hatipada semua tindakan manual di tempat ini misalnya pada waktu
mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen bawah rahim ataupun waktu
mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio plasenta.
Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa
lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala konsekuensinya.
Kelahiran premature dan gawat janin serings tidak terhindarkan sebagian oleh
karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan
belum aterm.
Berisiko tinggi untuk solusio plasenta (risiko relative 13,8), seksio sesarea (risiko
relative 1,7), kematian maternal akibat perdarahan (50 %), dan disseminated
intravascular coagulation (DIC) 15,9 %.
H. PROGNOSIS
a. Lima puluh persen wanita dengan plasenta previa memiliki kehamilan
preterm.
b. Kasus-kasus tersebut dipersulit dengan perdarahan vagina dan extreme
prematurity yang dapat meningkatkan risiko kematian perinatal.
c. Insiden malformasi janin (fetal malformation) yang lebih besar dan
hambatan pertumbuhan (growth restriction) haruslah diwaspadai pada
kasus plasenta previa.
I. PENANGANAN
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga,
dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena
pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan
pemberian infus atau tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
• Keadaan umum pasien, kadar hb.
• Jumlah perdarahan yang terjadi.
• Umur kehamilan/taksiran BB janin.
• Jenis plasenta previa.
• Paritas dan kemajuan persalinan.
Penanganan Ekspektif
Kriteria:
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
Perdarahan sedikit
Belum ada tanda-tanda persalinan
Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
Rencana penanganan:
Istirahat baring mutlak
Infuse D 5% dan elektrolit
Periksa Hb, Ht, golongan darah
Pemeriksaan USG
Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung
janin
Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien, ditunggu
sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif
Penanganan aktif
Kriteria
Umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
Ada tanda-tanda persalinan.
Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemis Hb < 8 gr%.
Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginam,
dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infus transfusi darah terpasang.
1. Sastrawinata S. Ilmu kesehatan reproduksi obstetri patologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2004.h.1-9.
2. Hadijanto B. Dalam ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo: Pendarahan pada
kehamilan muda. Edisi ke-4. Cetakan ke-4. Jakarta: Bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014.h.461-74.
3. Manuaba IBG. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC; 2007.h. 396-400.
4. Chalik TMA. Plasenta Previa. Dalam: Hemoragi Utama Obtetri dan Ginekologi. Ed. 1.
Jakarta: Widya Medika, 1997. Hal 129-143
5. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Antepartum Bleeding. Williams
Obstetrics. 20th ed. Norwalk: Appleton & Lange. 1997.pp. 755-760.
6. PB. POGI, Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. Bagian 1, Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 1991; 9-13.
7. Mochtar R. Sinopsis Obstetri 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1990; 296-
322.
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
Pendamping,