Anda di halaman 1dari 7

Seorang dokter dari cina yang bernama Li Wenliang menemukan virus

corona pada bulan desember tahun kemarin, karena menemukan tujuh


kasus virus yang mirip virus SARS. Kasus virus ini berasal dari pasar ikan
Huanan di Wuhan. Setelah mengetahui informasi ini dia segera
memberitahu sesama dokter di sebuah grup obrolan media sosial agar
teman dokternya semua waspada.

Empat hari setelah ia mengirim pesan tersebut, ia didatangi oleh polisi


dari Bagian Keamanan Publik, dan polisi memintanya untuk
menandatangani surat, yang menyatakan bahwa ia telah menyebar hoax
yang menimbulkan keresahan publik. Ia juga diancam untuk dibawa ke
pengadilan jika tetap menyebar informasi itu.

Pada akhir Januari 2020 atau setelah virus corona menyebar Dr Li


mengunggah salinan surat polisi itu di media sosial Weibo dan
menjelaskan apa yang terjadi, dan polisi pun meminta maaf.

Masalah ini tidak akan terjadi jika polisi China lebih teliti dalam mencari
tahu apakakah informasinya adalah fakta atau hoax. Penelitiannya juga
seharusnya dilakukan oleh seorang dokter atau orang yang mengetahui
tentang virus, bukan polisi.

Polisinya telah salah menuduh dokternya bahkan juga sampai


mengancamnya. Polisinya harusnya segera meminta maaf kepada
dokternya, bukan menunggu surat ancaman diposting di Weibo baru
meminta maaf.

Walaupun bisa, dokter li wenliang tidak menyebarnya di Weibo, karena


dia sendiri tau bahwa ini akan menyebabkan kepanikan. Dokter li
Wenliang malah menyebar informasi tentang virus korona kepada
sesama dokter, karena mereka sudah mengetahui bagaimana cara
menangani situasi. Ia hanya ingin sesama dokter unuk menjaga
kesehatannya, karena jika virusnya memang ada, hal ini akan
membutuhkan sangat banyak dokter untuk merawat pasien.
Sebelum virus corona mulai menyebar dan diumumkan secara resmi oleh Pemerintah China, seorang
dokter di China telah memberi peringatan tentang virus corona.

Namun, bukannya mendapat respons positif, dokter itu justru didatangi polisi dan diancam bakal
diproses hukum.

Dikutip dari BBC.com, Selasa (4/2/2020), pada bulan Desember 2019, Dr LI Wenliang, seorang dokter
di rumah sakit di Wuhan menemukan tujuh kasus virus yang saat ia ia sebut mirip dengan virus SARS
yang pernah mewabah di China pada 2003

Kasus virus yang ia temukan itu berasal dari pasar ikan Huanan di Wuhan

Saat itu, para pasien yang terkena virus tersebut dirawat di rumah sakit tempat Dr Li bekerja

Menindaklanjuti temuannya itu. Dr LI kemudian mengirim pesan ke sesama dokter di sebuah grup
obrolan media sosial untuk memperingatkan sesama dokter tentang virus yang ia lihat

Pesan itu ia kirim pada 30 Desember 2019

Dalam pesannya itu, Dr Li menyarankan agar mereka memakai pakaian pelindung untuk menghindari
infeksi

Saat itu, Dr Li tidak tahu bahwa virus yang la temukan merupakan Virus corona baru yang kemudian
mewabah saat ini

Empat hari setelah ia mengirim pesan tersebut ia justru didatangi oleh polisi dari BagianKeamanan
Publik

Bagian

Polisi meminta ia menandatangani surat.

Dalam surat itu, polisi menyebut Dr Li telah menyebar hoax yang menimbulkan keresahan publik.

"Kami sungguh-sungguh memperingatkan Anda. Jika Anda tetap keras kepala dengan sikap Anda dan
tenan melakukan menyebarkan informasi Anda akan kami bawa ke pengadilan Apakah Anda:

paham? demikian bunyi surat itu.

Dr Li kemudian menandangai surat itu dan menyatakan bakal mematuhi apa yang diminta oleh polisi,

Tidak hanya Dari Li, tujuh petugas medis lainnya juga diselidiki polisi karena menyebarkan informasi
soal virus tersebut

Pada akhir Januari 2020 atau setelah virus corona menyebar Dr Li mengunggah salinan surat polisi itu
di media sosial Weibo dan menjelaskan apa yang terjadi

Sementera polisi telah meminta maaf atas apa yang mereka lakukan.
Karena tidak ada tempat penampungan sementara atau TPS warga di
sekitar kolong tol Wiyoto-Wiyono, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta
utara, pun membuang sampah di kolong tol tersebut. Hal ini membuat
bau busuk keluar dari kolong tol tersebut,yang membuat orang yang
tinggal disekitar situ tidak nyaman.

Telah diketahui bahwa sampah dibawah kolong tol sudah pernah


dibersihkan oleh suku dinas jakarta utara dan mereka juga memberikan
pagar beton agar warga tidak kembali membuang sampah di wilayah ini.
Tetapi sepertinya upaya ini tidak efektif karena orang-orang hanya akan
tunggu sampai malam, karena tidak ada petugas dan melempar
sampahnya kedalam kolong tol tersebut.

Warga disana tidak mempunyai pilihan lain selain membuang


sampahnya di kolong tol , karena di kolong tol adalah satu-satunya lahan
kosong. Warga disana mengharap pemerintah akan membangun tempat
penampungan sementara atau TPS jadi wargannya bisa membuang
sampahnya.

Ada salah satu warganya yang telah membakar sampahnya daripada


membuangnya. Meskipun hal ini sepertinya solusi yang baik, tetapi
sebenarnya bukan. Membakar sampah dapat mengeluarkan polutan
udara beracun seperti, karbon monoksida, karbon dioksida, dan nitrogen
oksida dan benzena, stirena, formaldehida, dibenzodoksin poliklorin juga
dapat ditemukan dalam jumlah kecil. Gas tersebut dapat mempercepat
pemanasan global.

TPS hanya solusi sementara, oleh karena itu, pemerintah harus


segeranya membuat bukan hanya tempat penampungan sementara,
tetapi juga menbuat tempat penanpungan selamanya. Sewaktu
pemerintah sedang membangun tempat penampungan ,warga disana
harus berusaha untuk mengurangkan sampah. Mungkin dengan cara
pengomposan atau membawa tas sendiri jika pergi belanja.
Tidak adanya tempat penampungan sementara, atau TPS, sampah kembali memenuhi kolong tol
Wiyoto-Wiyono, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Minggu siang

Menimbulkan bau busuk


April 2018 ---> diketahui bahwa sampah sudah dibersihkan sama petugas kebersihan dari suku dinas
jakarta utara dan memberikan pagar beton agar warga tidak kembali membuang sampah di wilayah
ini.

Warga mengharap pemerintah setempat untuk membuat tempat penampungan sementara atau TPS
di wilayah ini agar warga tidak kembali membuang sampah di kolong tol.

Para warga tidak punya pilihan selain melemparkannya ke kolong tol karena itu adalah satu-satunya
lahan kosong di sekitarnya.

Ada salah satu warganya yang membakar sampahnya, tetapi ada banyak masalah terkait pembakaran
sampah.

❖ Polutan udara beracun seperti, karbon monoksida, karbon dioksida, dan nitrogen oksida
❖ dan sejumlah kecil benzena, stirena, formaldehida, dibenzodoksin poliklorin juga dapat
ditemukan

Buang malem karena tidak ada petugas


Hujan lebat yang mengguyur Jakarta, mulai Jumat sore hingga malam
hari menimbulkan adanya genangan air dan banjir. Sejumlah rumah
warga yang berada di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, bahkan
terendam banjir dengan ketinggian 40 hingga 50 sentimeter. Banjir ini
juga membuat warga mengeluarkan air dari dalam rumahnya sendiri.

Menurut warga ini terjadi karena tidak berfungsinya drainase akibat


tersumbat karena sebuah proyek. Kali besar juga ditutup hingga mampet
dan terjadi banjir sedengkul.

Hujan juga membuat luas jalanan terkena genangan air seperti di jalan
raya taman mini cipayung, jawa timur yang tinggi airnya mencapai 40
cm.

Di bekasi, banyak pengendara terpaksa mendorong kendaraannya


mereka karena mogok habis menrobos tinggi genangan air. Jalan ini
sangat sering kena gennangan air saat hujan deras.

Sama dengan yang telah terjadi di bekasi, sejumlah ruas mengalami


genangan air yang membuat beberapa kendaraan mogok.

Arus lalu-lintas yang menuju lokasi banjir harus dialihkan agar tidak
terjadi kemacetan panjang. Pemerintah harus menyiapkan palang dan
papan petunjuk Jalan agar orang-orang tahu untuk tidak lewat situ.

Demi jangka panjang, pemerintah pemkot harus memperbaiki atau


menormalisasi drainase agar tidak terjadi banjir separah itu saat musim
hujan. Pemerintah juga harus memastikan bahwa proyek-proyek
kedepannya tidak akan merusak drainasenya lagi.

Seharusnya juga ada gerakan hijau, yang membatasi sampah agar tidak
menyumbat saluran air. Jadi pemerintah juga tidak boleh melakukuan
proyek yang menghasilkan banyak sampah. Ini semua akan membuat
drainase mengalir dengan benar dan akhirnya tidak akan ada genangan
air atau banjir yang terjadi lagi.
Hujan lebat yang mengguyur Jakarta, mulai Jumat sore hingga malam hari menimbulkan adanya
genangan air dan banjir. Sejumlah rumah warga yang berada di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta
Timur, bahkan terendam banjir dengan ketinggian 40 hingga 50 sentimeter.

Banjir membuat warga harus mengeluarkan air dari dalam rumahnya

Menurut warga ini terjadi karena tidak berfungsinya drainase akibat tersumbat sebuah proyek. Warga
berharap agar pemerintah segera memperbaiki drainase agar tidak terjadi banjir lagi saat musim
hujan

Kali besar ditutup; jadi mampet; sedengkul airnya

Hujan membuat luas jalanan terkena genangan air seperti di jalan raya taman mini cipayung, jawa
timur mencapai 40 cm

Banyak pengendara terpaksa mendorong motor mereka karena mogok habis menrobos tinggi
Jalan ini sangat sering tergennang air saat hujan deras.

Warga mengharap pemkot jakarta timur dapat menormalisasi drainase yang bermasalah.

Sama dengan yang telah terjadi di bekasi, sejumlah ruas mengalami kegenangan air jadi ini membuat
beberapa kendaraan mogok. Arus,lalu-lintas harus menuju lokasi banjir harus dialihkan agar tidak
terjadi kemacetan panjang.

Anda mungkin juga menyukai