Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI EKONOMI
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER
DOSEN PENGAMPU : Ni Nyoman Putu Martini Dr. SE. MM

DISUSUN OLEH :

LIA MUSTIKA
2010411130

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami Dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas “Teori Ekonomi”yang diajar oleh Ibu Ni Nyoman
Putu Martini Dr. SE. MM. Makalah ini kami susun dengan sungguh-sungguh. Banyak rintangan
yang kami lewati, baik itu yang datang dari diri kami sendiri maupun yaang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman. Aamiin.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk


mengarahkan ekonomi suatu Negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak)
pemerintah, kebijakan fiskal sendiri berbeda dengan Kebijakan moneter yang bertujun
menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumalah uang
yang beredar. Intrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan
tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variable-
variabel Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu Negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak)
pemerintah, kebijakan fiskal bebrbeda dengan kebijakan moneter yang bertujaun
menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang
yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan
tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variable-
variabel

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian dan tujuan dari kebijakan fiskal ?
2. Apa saja komponen dalam kebijakan fiskal?
3. Bagaimanakah pengertian dan tujuan dari kebijakan moneter?
4. Apa saja instrumen dalam kebijakan moneter?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan tujuan dari kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter.
2. Untuk mengetahui komponen apa saja yang ada dalam kebijakan fiskal.
3. Untuk mengetahui instrumen apa saja yang ada dalam kebijakan moneter.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Fiskal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fiskal berkenaan dengan urusan pajak
atau pendapatan negara. Kata fiskal itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu fiscus yang
merupakan nama seseorang yang memiliki atau memegang kekuasaan atas keuangan
pada zaman Romawi kuno.

Sedangkan, dalam Bahasa Inggris fiskal disebut fisc yang berarti pembendaharaan atau
pengaturan keluar masuknya uang yang ada dalam kerajaan.

Jadi, fiskal ini digunakan untuk menjelaskan bentuk pendapatan negara atau kerajaan
yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan Negara atau kerajaan
dianggap sebagai pendapatan lalu digunakan untuk pengeluaran dengan program-
program untuk mencapai pendapatan nasional, produksi, perekonomian, dan digunakan
juga sebagai perangkat keseimbangan dalam perekonomian.

Di Indonesia, istilah kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan pemerintah untuk


mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan pemerintah.
Kemudian, timbul pertanyaan, apa bedanya kebijakan fiskal dengan kebijakan moneter?
Perbedaannya terdapat pada tujuannya.

Jika kebijakan moneter bertujuan untuk menstabilkan perekonomian dengan cara


mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.
B. Tujuan Kebijakan Fiskal
Secara garis besar, tujuan kebijakan fiskal adalah untuk memengaruhi jalannya
perekonomian dengan berbagai sasaran berikut ini:

1. Meningkatkan PDB dan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara maksimal karena berpengaruh besar
dengan pemasukan atau pendapatan negara, meliputi: bea dan cukai, pajak bumi
dan bangunan, pajak penghasilan, devisa negara, impor, pariwisata, dan
lainnya.Selain itu, contoh pengeluaran negara yang dimaksud di antaranya:
2. Pembangunan sarana dan prasarana umum.
3. Belanja persenjataan.
4. Proyek pemerintah.
5. Pesawat dan program lain untuk kesejahteraan masyarakat.
6. Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

C. Instrumen Kebijakan Fiskal


Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Asumsinya, jika tarif pajak diturunkan maka kemampuan
daya beli di masyarakat akan meningkat dan industri pun bisa meningkatkan jumlah
penjualan. Begitu juga sebaliknya.

D. Macam- Macam Kebijakan Fiskal

Pada dasarnya, kebijakan fiskal terbagi menjadi dua macam, yaitu menurut teori dan
menurut jumlah penerimaan dan pengeluaran. Berikut ini penjelasannya: 

1. Kebijakan fiskal dari segi teori


a. Kebijakan fiskal fungsional: merupakan kebijakan dalam pertimbangan
pengeluaran dan penerimaan anggaran pemerintah ditentukan dengan melihat
akibat-akibat  tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama guna
meningkatkan kesempatan kerja.
b. Kebijakan fiskal yang disengaja: merupakan kebijakan dalam mengatasi
masalah ekonomi yang sedang dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran
belanja secara sengaja, baik melalui perubahan perpajakan maupun perubahan
pengeluaran pemerintah. Terdapat tiga bentuk kebijakan fiskal yang disengaja.
Pertama, membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah. Kedua, membuat
perubahan pada sistem pemungutan pajak. Tiga, membuat perubahan secara
serentak baik pada pengelolaan pemerintah atau sistem pemungutan pajaknya.
c. Kebijakan fiskal yang tidak disengaja: merupakan kebijakan dalam
mengendalikan kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Jenis
kebijakan fiskal tak disengaja adalah proposal, pajak progresif, kebijakan harga
minimum, dan asuransi pengangguran.

2. Kebijakan fiskal dari jumlah penerimaan dan pengeluaran


a. Kebijakan fiskal seimbang: merupakan kebijakan yang membuat penerimaan
dan pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Ada dampak positif dan negatif dari
kebijakan fiskal yang satu ini. Positifnya, negara jadi tidak perlu meminjam
sejumlah dana, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Negatifnya, kondisi
perekonomian akan terpuruk bila ekonomi negara dalam kondisi yang tidak
menguntungkan.
b. Kebijakan fiskal surplus: pada kebijakan ini jumlah pendapatan harus lebih
tinggi dibandingkan pengeluaran. Kebijakan ini merupakan cara untuk
menghindari inflasi.
c. Kebijakan fiskal defisit: merupakan kebijakan yang berlawanan dengan
kebijakan surplus. Salah satu kelebihan kebijakan ini adalah mengatasi kelesuan
dan depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan kekurangannya, negara
selalu dalam keadaan defisit.
d. Kebijakan fiskal dinamis: kegunaan kebijakan ini adalah menyediakan
pendapatan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang
bertambah seiring berjalannya waktu.

E. Komponen- Komponen Kebijakan Fiskal

Secara umum, kebijakan fiskal terdiri atas 4 komponen utama antara lain yaitu:

1. Kebijakan Pepajakan

Bisa dibilang kebijakan perpajakan merupakan komponen utama dari kebijakan


fiskal . Hal tersebut terlihat sebagai bukti pajak sebagai sumber pembangunan, yang
terlihat dalam konstitusi. Pajak sendiri, baik pajak langsung maupun tak langsung,
merupakan pemerintahan terbesar pemerintah negara. Penetapan kebijakan ini
untuk menjaga pajak agar tetap progresif, melalui keputusan pemberlakuan pajak.
Peningkatan tarif pajak dapat mengurangi daya beli masyarakat, yang dapat
berdampak pada menurunnya produksi dan investasi lho, Kawan Kledo. Ambang,
tarif pajak turun, masyarakat akan gencar membelanjakan hartanya, sehingga inflasi
meningkat.

2. Kebijakan Pengeluaran

Kebijakan pengeluaran terkait dengan pengeluaran dan pengeluaran suatu negara.


Fokus kebijakan pengeluaran adalah pada APBN, yang merupakan kumpulan dari
pengeluaran negara. Instrumen APBN terdiri atas pembangunan infrastruktur,
pembangunan fasilitas umum, hingga biaya operasional pemerintah. Selain untuk
bidang-bidang tersebut, di dalam pengeluaran modal ini juga termasuk bunga
internal maupun eksternalnya. Oleh karena itu, anggaran pemerintah sangat penting
untuk mewujudkan belanja yang efektif dan efisien pada suatu negara. Hal tersebut
dapat digunakan untuk pelunasan pada pembiayaan yang mengalami defisit, dalam
mengisi selisih antara pendapatan dan belanja negara.

3. Kebijakan Investasi dan Disinvestasi


Tingkat optimalisasi investasi domestik maupun asing sangat dibutuhkan untuk
menjaga pertumbuhan laju ekonomi tetap pada jalurnya. Untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi maka optimalisasi investasi ini harus ditingkatkan. Asal
Kawan Kledo tau, beberapa tahun terakhir, arus atas modal dari pihak internasional
(atau biasa disingkat dengan FDI), semakin meningkat. FDI tersebut memberikan
dampak yang cukup besar untuk negara.
Melalui arus modal internasional, perekonomian domestik dapat diintegrasikan
secara layak, dengan ekonomi global. Tentu saja itu salah satu yang luar biasa,
mengingat Indonesia sendiri sudah digolongkan negara maju (bukan lagi
berkembang), oleh negara adidaya.
4. Pengelolaan Utang atau Surplus
Apabila pemerintah menerima pendapatan lebih dari anggaran belanja, maka
keadaan tersebut dapat digolongkan sebagai surplus. Akan tetapi, sebaliknya, kalo
pengeluaran pemerintah lebih besar dari anggaran yang telah ditetapkan, keadaan
tersebut disebut dengan defisit. Jika ditemukan defisit, maka pemerintah harus
meminjam dari beberapa sumber asing maupun domestik. Salah satu caranya adalah
dengan mengeluarkan negara atau Surat Utang Negara. Tentu saja, itu berarti akan
menambah jumlah utang dan bunga. Pilihan lain, kedekatan kedekatan, pemerintah
bisa mencetak uang berlebih untuk membiayai utang.

F. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang mengatur ukuran
dan tingkat pertumbuhan pasokan uang dalam suatu perekonomian negara. Ini adalah
tindakan terukur untuk mengatur variabel makroekonomi seperti inflasi dan
pengangguran.
Kebijakan moneter dilaksanakan melalui cara penyesuaian suku bunga, pembelian atau
penjualan sekuritas pemerintah, dan mengubah jumlah uang tunai yang beredar dalam
pasar.Bank sentral atau badan negara pengatur yang bertanggung jawab atas hal ini yang
berhak merumuskan kebijakan ini. Untuk di Indonesia sendiri kebijakan moneter diatur
tunggal oleh Bank sentral yaitu Bank Indonesia.
G. Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah manajemen inflasi atau pengangguran, dan
pemeliharaan nilai tukar mata uang. berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:
1. Inflasi
Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang rendah
dianggap sehat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi sudah sangat
tinggi, kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi masalah ini.
2. Pengangguran
Kebijakan moneter akan mempengaruhi tingkat pengangguran dalam suatu negara.
Sebagai contoh, kebijakan ekspansif umumnya mengurangi pengangguran karena
pasokan uang yang lebih tinggi merangsang kegiatan bisnis yang mengarah pada
perluasan pasar kerja.
3. Nilai tukar mata uang
Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai tukar antara
mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank Indonesia dapat meningkatkan
jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Dalam kasus
seperti itu, mata uang negara tersebut menjadi lebih murah dibandingkan dengan
mata uang negara lain.

H. Jenis Kebijakan Moneter


Berdasarkan tujuannya, ada 2 kebijakan moneter yang biasa dipakai banyak negara, yaitu
kebijakan ekspansi dan kebijakan kontraktif. Berikut adalah penjelasan dari 2 jenis
kebijakan tersebut :
1. Kebijakan Ekspansif
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan uang dalam perekonomian
dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank-bank
sentral, dan menurunkan persyaratan cadangan untuk bank.Bersamaan dengan itu,
kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat pengangguran dan merangsang
aktivitas bisnis dan kegiatan belanja konsumen. Tujuan keseluruhan dari kebijakan
moneter ekspansif adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun
resikonya, kebijakan ini dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.

2. Kebijakan Kontraktif
Tujuan dari kebijakan moneter kontraktif adalah untuk mengurangi jumlah uang
beredar dalam perekonomian. Ini dapat dicapai dengan menaikkan suku bunga,
menjual obligasi pemerintah, dan meningkatkan persyaratan cadangan untuk bank.
Kebijakan kontraksi digunakan ketika pemerintah ingin mengendalikan tingkat
inflasi.

I. Instrumen Kebijakan Moneter


Bank-bank sentral menggunakan berbagai instrumen untuk mengimplementasikan
kebijakan tersebut. instrument yang banyak digunakan meliputi:
1. Penyesuaian tingkat suku bunga
Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto.
Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral
kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral
meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank meningkat.
Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada
pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan
meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.
2. Penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM)
Bank sentral biasanya mengatur jumlah giro wajib minimum yang harus dipegang
oleh bank komersial. Giro Wajib Minimum (GWM) sendiri adalah simpanan
minimum yang wajib diperlihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi
semua bank.
Dengan mengubah jumlah yang diperlukan, bank sentral dapat mempengaruhi
jumlah uang beredar di pasar. Jika bank sentral meningkatkan giro wajib minimum,
bank komersial hanya akan menyediakan sedikit uang tunai untuk diberikan kepada
pelanggan dan dengan demikian, suplai uang menurun.

3. Operasi pasar terbuka


Bank sentral dapat membeli atau menjual surat berharga yang diterbitkan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Misalnya, bank sentral dapat
membeli obligasi pemerintah . Akibatnya, bank akan memperoleh lebih banyak
uang untuk meningkatkan pinjaman dan uang beredar dalam pasar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini bahwa pengertian dari Kebijakan
moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter dalam bentuk pengendalian agregat
moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.
Kebijakan Moneter terbagi menjadi 2 yaitu : Kebijakan moneter ketat dan Kebijakan
moneter longgar. Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang
dapat diukur dengan : Kesempatan Kerja, Kestabilan harga, Neraca Pembayaran
Internasional. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain : Operasi Pasar Terbuka, Fasilitas Diskonto, Rasio
Cadangan Wajib, Himbauan Moral, Kredit selektif, Politik sanering.

Sedangkan Kebijakan Fiskal ialah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan
kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah, kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan
dan belanja pemerintah. Kebijakan Anggaran terbagi menjadi 3, yaitu : Anggaran Defisit,
Anggaran Surplus, Anggaran Berimbang.

Anda mungkin juga menyukai