FUNGSI GINJAL
Ginjal mengatur keseimbangan: cairan tubuh, elektrolit, asam basa dengan cara filtrasi darah
Ginjal juga berfungsi mengekskresi sisa metabolisme (urea, kreatinine dan asam urat), metabolit
(hormon) dan zat kimia asing (obat)
Mekanisme yang bertanggung jawab dalam mempertahankan tekanan darah dan perfusi jaringan
dengan mengatur homeostasis ion Na
Hipotensi dan hipovolemia → hipoperfusi ginjal → tekanan perfusi ↓ dalam arteriole aferen dan ↓
hantaran NaCl ke makula densa → keduanya menyebabkan sekresi renin dari sel JG (Juksta
Glomerulus atau sel Granular) pada dinding arteriole aferen
Angiotensin 1 → diubah menjadi Angiotensin 2 oleh ACE (Angiotensin Converted Enzim) yang
dihasilkan Paru dan Ginjal
Mekanisme ADH berperan penting dalam regulasi metabolisme air dan mempertahankan
osmolalitas darah normal → dengan merangsang rasa haus dan mengatur ekskresi air melalui ginjal
dan osmolalitas urine
Volume ECF↓ dan pe↑ osmoraritas ECF → merangsang sekresi ADH (hipofisis posterior)
RBF atau aliran darah ginjal adalah 1000 – 1200 ml/menit atau 20 – 25% dari curah jantung
GFR (Glomerulus Filtration Rate) → indek fungsi ginjal = 125 ml/menit pada pria dan 115 ml/menit
(wanita)
Metode Biokimia:
Metode Morfologik:
Pemeriksaan radiologi
Biopsi Ginjal
PROTEINURIA
Ekskresi protein normal dalam urine kurang dari 150 mg/hari → jika lebih Patologis
Penyebab Proteinuria:
Fungsional
Glomerulus
Tubulus
Proteinuria fungsional (sementara) → terdapat pada kasus ginjal normal, akibat ekskresi protein
berlebihan pd kasus: demam, latihan berat, akibat posisi berdiri (proteinuria ortostatik)
Proteinuria prarenal: akibat ekskresi protein BM rendah (produksi protein berlebih) → pada kasus
Multiple Mieloma → dimana jumlah protein yg difiltrasi melebihi kemampuan reabsorbsi tubulus
Proteinuria glomelural adalah peningkatan permeabilitas glomelural akibat hilangnya jumlah atau
ukuran sawar glomerulus (lapisan glomerulus: endotel, membran basal dan epitel) → yang dapat
lolos protein dgn BM rendah
Sindrom neprotik → hilangnya protein sebanyak 3,5 g/hr atau lebih dalam urine
HEMATURIA
Hematuria sering merupakan tanda adanya penyakit ginjal (glumerulonefritis) atau penyakit saluran
kemih bagian bawah (infeksi, batu, trauma dan neoplasma)
BATU GINJAL
Jenis batu ginjal tersering: kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran
Yang merangsang pembentukan batu: statis urine, infeksi atau pemakaian kateter menetap
Batu asam urat terbentuk dalam urine asam dan uropati obstruktif akibat kristalisasi asam urat
Pada gagal ginjal progresif → pertama, ginjal kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine →
lalu kehilangan kemampuan mengencerkan urine → BJ urine bertahan 1,010 pd saat gagal ginjal
stadium akhir
GFR
GFR → indeks fungsi ginjal yang terpenting dan diukur secara klinis dengan uji bersihan creatinin
Kadar kreatinin serum (normal: 0,7 – 1,5 mg/dl) dan BUN (normal: 10 – 20 mg/dl) berbanding
terbalik dengan GFR dan dapat digunakan untuk penilaian krisis gagal dan insufisiensi ginjal
BUN (Blood Urea Nitrogen) kurang akurat dibanding kreatinin → karena asupan protein dalam diet
dan keadaan katabolisme dapat mempengaruhi BUN
Fungsi tubulus adalah: reabsorbsi selektif dari cairan tubulus dan sekresi kedalam lumen tubulus
Unsur abnormal urine: eritrosit, leukosit, bakteri, silinder (protein yang terbentuk dalam tubulus dan
duktus koligen)
Silinder diberi nama berdasarkan elemen seluler yg melekat (eritrosit, leukosit, bakteri, sel tubulus)
USG
USG → memberikan info tentang ukuran dan anatomi ginjal, termasuk kista dan dilatasi kalix
RADIOGRAFI
BIOPSI
Biopsi perkutaneus dilakukan dengan jarum pemotong melalui punggung dengan bantuan ultrasonik
REFERENSI
Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC, edisi 6