Anda di halaman 1dari 19

“SIKLUS BISNIS”

(KONJUNGTUR EKONOMI, STABILITAS EKONOMI)

Mata Kuliah

EKONOMI PENGANTAR

DOSEN PEMBIMBING

DIRANGKUM OLEH

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI
BAB VI

SIKLUS BISNIS

Anatomi Siklus Ekonomi

- Gerakan Menaik

Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik


(upturn). Kadang kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi (expansion) bila gerakkan
menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut turut.

- Titik Kulminasi (Peak)

Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya; Suatu ketika gerakan menaik ini
mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi (peak). Setelah
mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.

- Gerak Menurun (Downturn)

Menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi.


Kadang kadang gerakan penurunan ini disebut resesi (recession), bila terjadi selama minimal
dua triwulan.

- Titik Nadir (Trough)

Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang
disebut titik nadir (trough). Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali
dilihat dari adanya gerakan menaik.

Gerakan Satu Siklus

Gerakan dari satu titik kulminasi ke satu titik kulminasi yang lain (K-K) atau dari satu
titik nadir sampai ke satu titik nadir yang lain (N-N).

Bum (Boom)

Kadang kala karena berbagai faktor, terjadi pertumbuhan ekonomi yang begitu baik,
sehingga titik kulminasinya jauh di atas biasanya. Titik kulminasi yang jauh di atas biasanya,
dikenal sebagai bum (Boom)

Depresi (Depression)

Penurunan pertumbuhan ekonomi jauh di bawah titik nadir yang biasanya. Kondisi ini
dikenal sebagai kondisi depresi.

1
Diagram diatas adalah gambaran siklus ekonomi, bila indicator yang digunakan adalah output
riil. Elemen-elemen siklusnya adalah sama, yaitu gerakan menurun, titik nadir, gerakan
menaik, dan titik kulminasi. Karena menggunakan indikator output, maka sumbu vertikalnya
adalah output riil. Sedangkan garis lurus yang berslope positif memberikan gambaran tentang
trend perkembangan output jangka panjang. Output yang digambarkan garis trend disebut
juga sebagai output natural (natural real output), yaitu tingkat output yang dihasilkan dari
tingkat pertumbuhan ekonomi, di mana inflasinya konstan.

Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang Memengaruhi

A. Siklus Jangka Pendek (Kitchin Cycle)

Durasi siklus ini sekitar 40 bulan, ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923) dan yang
memengaruhi siklus jangka pendek ini ada 2, yaitu:

- Pengaruh alamiah (nature)

Seperti siklus iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, dan
gelombang laut.

- Pengaruh Adat-istiadat atau kebiasaan (custom)

Seperti Hari libur sekolah dan Perguruan Tinggi, biasanya meningkatkan permintaan
jasa transportasi dan perhotelan, Di Negara-negara barat pengaruh perayaan Natal dan tahun
baru terhadap aktivitas perekonomian barangkali dapat disamakan dengan pengaruh bulan
Ramadhan dan Hari Raya Lebaran terhadap perekonomian Indonesia.

B. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)

Durasi siklus jangka menengah adalah 7-11 tahun, ditemukan oleh Clement Juglar
(1860). Siklus ekonomi dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu siklus bintik matahari

2
(sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas bintik matahari tersebut akan
memengaruhi siklus iklim/cuaca. Selanjutnya siklus iklim/cuaca akan memengaruhi output
perekonomian, yang muaranya memengaruhi output perekonomian nasional. “Penjelasan
ekonom Inggris, William Stanley Jevon”

C. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)

Ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925). Durasinya antara 40-60 tahun. Faktor
yang menjadi latar belakang terbentuknya siklus jangka panjang ini adalah ditemukan dan
diterapkannya teknologi baru (invention and innovation).

Siklus ekonomi kesempatan kerja, dan inflasi

Dalam jangka pendek teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input
tetap. Sedangkan yang dianggap variable adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus
sangat terasa bagi kesempatan kerja.

Diagram (a) menggambarkan siklus output, sedangkan Diagram (b) menggambarkan siklus
pengangguran. Dari diagram terlihat, bila output riil berada di bawah output natural (diagram
a), maka tingkat pengangguran meningkat dan melebihi tingkat pengangguran natural.
Sebaliknya, bila output riil melebihi output natural, tingkat pengangguran akan menurun dan
lebih rendah daripada tingkat pengangguran natural. Jika output riil = output natural, tingkat
pengangguran akan sama dengan tingkat pengangguran natural. Jika output riil = output
natural, tingkat pengangguran akan = tingkat pengangguran natural.

3
Siklus ekonomi dan inflasi

Diagram di atas (halaman sebelum ini) adalah siklus inflasi. Dari diagram terlihat bahwa
output riil berada di bawah output natural, inflasi cenderung menurun. Sebaliknya, bila output
riil berada di atas output natural, inflasi cenderung meningkat.

Pengelolaan Siklus Ekonomi

Sumbu vertical dalam Diagram diatas adalah nilai output riil. Sedangkan garis lurus adalah
trend output natural. Namun karena pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam periode
selanjutnya mengecil, sementara ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan jangka
panjangnya karena output natural terus meningkat.

Kebijakan Jangka Pendek

Target utama kebijakan jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan
output natural (ouput gap).

4
Diagram (a) menunjukkan kondisi ekonomi yang kurang stabil dibanding output gap yang
kecil(b).

Kebijakan Jangka Panjang

Target yang ingin dicapai dalam jangka panjang, selain memperkecil simpanan
tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi.

Diagram (a) dan (b) menggambarkan bahwa simpangan siklus telah makin kecil. Tetapi
kondisi dalam diagram (a) kurang baik dibanding (b), sebab pertumbuhan ekonominya
relative sangat rendah, bila dilihat dari sudut kemiringan garis trend. Bahkan dapat dikatakan

5
kondisi ekonomi dalam diagram adalah stagnan(mandek). Untuk mengubah kondisi (a) ke
kondisi (b) dapat digunakan peralatan kebijakan fiscal dan moneter.

Jika dalam jangka pendek penekanan tujuan kebijakan fiscal dan moneter adalah stimulasi
permintaan, maka dalam jangka panjang lebih diarahkan kepada stimulasi penawaran.
Ex:Pemberian Kredit kepada Usaha Kecil Menengah (UKM), alokasi anggaran yang lebih
besar kepada pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan kualitas SDM (terutama
pendidikan dan latihan), dan kesehatan.

1. Fakta tentang Siklus Bisnis(KONJUNKTUR )

* GDP dan Komponennya

Produk Domestik Bruto (GDP) mengukur pendapatan dan pengeluaran total pada
perekonomian. Karena GDP adalah ukuran paling luas untuk keseluruhan kondisi
perekonomian, GDP merupakan tempat alamiah untuk memulai analisis tentang siklus bisnis.

Pada gambar ini(bawah) menunjukkan pertumbuhan pertumbuhan pada GDP riil semenjak
tahun 1970. Garis horizontal memperlihatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,5% / tahun.
Kita dapat melihat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak selalu tetap, terkadang bisa saja
menjadi negatif.

6
* Pengangguran dan Hukum Okun

Siklus bisnis tidak hanya terlihat pada data perhitungan pendapatan nasional tapi juga
pada data yang menggambarkan kondisi di pasar tenaga kerja.

Gambar di atas (halaman sebelum ini) menunjukkan pertumbuhan pada dua komponen utama
GDP-konsumsi di panel (A) dan investasi di panel (B). pertumbuhan di kedua variable
menurun selama terjadinya resesi. Namun demikian, perhatikan skala pada sumbu vertical.
Investasi jauh lebih bergejolak daripada konsumsi selama siklus bisnis. Ketika perekonomian
berada pada kondisi resesi, rumah tangga menanggapi penurunan pendapatan yang
dihadapinya dengan mengkonsumsi lebih sedikit, namun penurunan pada belanja perusahaan
seperti pengeluaran untuk perlengkapan, rumah baru, dan barang-barang persediaan turun
lebih banyak lagi.

Relasi apa yang kita harapkan antara pengangguran dan GDP rill? Karena tenaga
kerja yang dipekerjakan menghasilkan barang dan jasa sementara tenaga kerja yang tidak
diperjakan tidak menghasilkan apa-apa, kenaikan tingkat pengangguran mestinya terasosiasi
dengan penurunan GDP riil. Relasi negative antara pengangguran dan GDP ini disebut
hukum Okun

7
Gambar di atas menunjukkan tingkat pengangguran sejak tahun 1970, kembali dengan area
berbayang menggambarkan periode selama terjadinya resesi. Anda dapat melihat
pengangguran meningkat setiap terjadinya resesi. Pengukuran pasar tenaga kerja lainnya
menunjukkan cerita yang tidak jauh berbeda. Misalnya lowongan pekerjaan, yang diukur
berdasarkan iklan lowongan pekerjaan yang dipasang di Koran, menurun selama terjadinya
resesi. Secara sederhana, ketika ekonomi berada dalam resesi, pekerjaan sulit didapat.

Kita bisa lebih mencermati besarnya relasi hukum Okun. Garis yang digambarkan
sepanjang sebaran titik itu mengatakan

Perubahan Persantase GDP riil

= 3,5% - 2 x Perubahan pada Tingkat Pengangguran.

Jika tingkat penggangguran tetap sama, GDP riil tumbuh sebesar 3,5 %; pertumbuhan normal
produksi barang dan jasa disebabkan pertumbuhan tenaga kerja, akumulasi modal, dan
kemajuan teknologi. Selanjutnya, untuk setiap persentase tingkat kenaikan pengangguran,
pertumbuhan GDP riil biasa turun 2%. Maka, pada kenaikan tingkat pengangguran dari 5 ke
8 persen, pertumbuhan GDP riil menjadi

Persentase Perubahan GDP Riil = 3,5% - 2 x (8% - 5%)

= -2,5%

Pada kasus ini, hukum Okun menyatakan penurunan GDP sebesar 2,5%, mengindikasikan
perekonomian resesi.

Hukum Okun adalah pengingat bahwa faktor faktor yang menentukan siklus bisnis
pada jangka pendek sangat berbeda dengan faktor faktor yang membentuk pertumbuhan
ekonomi jangka panjang.

8
Gambar di atas memakai data tahunan AS untuk menggambarkan hukum Okun.

* Indikator indikator Ekonomi Utama

Salah satu cara bagi ekonom agar dapat meramalkan kondisi ekonomi adalah dengan
melihat indikator utama (leading indicators), yaitu variable yang cenderung berfluktuasi
mendahului perekonomian secara keseluruhan. Ramalan dapat berbeda sebagian karena
ekonom menggunakan opini yang berbeda tentang mana indikator utama yang paling dapat
diandalkan.

Setiap bulan Dewan konferensi (Conference Board), lembaga swasta yang bergerak di
bidang penelitian ekonomi, mengumumkan indeks dari indicator ekonomi utama (Index of
leading economic indicators). Indeks ini berisi 10 seri data yang biasanya digunakan untuk
meramalkan perubahan aktivitas perekonomian untuk sekitar 6-10 bulan kedepan, yaitu:

 Rata rata minggu kerja produksi bagi pekerja di sektor manufaktur (Average
workweek of production workers in manufacturing)
 Rata rata klaim mingguan pada asuransi pengangguran (Average initial weekly claims
for unemployment insurance)
 Pesanan barang-barang konsumen dan material baru, disesuaikan dengan inflasi (New
orders for consumer goods and materials, adjusted for inflation)
 Pesanan baru, barang barang modal non pertahanan (New orders, nondefense capital
goods)
 Kinerja produsen (Vendor Performance)
 Pemberian izin untuk mendirikan bangunan-bangunan baru (New building permits
issued)
 Indeks harga saham (index of stock price)
 Jumlah uang beredar (M2)
 Perbedaan tingkat bunga: perbedaan tingkat bunga antara Treasury notes 10 tahun
dan Treasury bills 3 bulan

9
 Indeks ekspektasi konsumen (Index of consumer expections)

2. Permintaan Agregat

Permintaan agregat (aggregate demand, AD) adalah hubungan antara jumlah output
yang diminta dan tingkat harga agregat. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat
menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat harga.

Persamaaan Kuantitas sebagai Permintaan Agregat

MV = PY
Di mana M adalah jumlah uang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat
harga, dan Yadalah jumlah output. Jika perputaran uang adalah konstan, maka persamaan ini
menyatakan bahwa jumlah uang beredar menentukan nilai nominal output, yang akhirnya
merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output. Dan persamaan kuantitas bisa ditulis
kembali dalam bentuk penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil:

M M d
=( ) =kY
P P

Dimana k= 1/V adalah parameter yang menentukan berapa banyak uang yang orang ingin
pegang untuk setiap dolar pendapatan. Dalam bentuk ini, persamaan kuantitas menyatakan
M M d
bahwa penawaran dari keseimbangan uang riil = permintaan ( ) dan bahwa
P P
permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V adalah “sisi lain” dari
parameter permintaan uang K. Asumsi perputaran uang konstan sama dengan asumsi bahwa
permintaan untuk keseimbangan uang riil untuk tiap satuan output adalah konstan.

Tingkat

Harga, P

Permintaan Agregat

AD Pendapatan

10
Kurva permintaan Agregat AD menunjukkan hubungan antara tingkat harga P dan jumlah
barang dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M
tertentu. Kurva permintaan agregat miring ke bawah; semakin tinggi tingkat harga P, semakin
M
rendah tingkat keseimbangan riil ( ), dan karena itu semakin rendah jumlah barang dan jasa
P
yang diminta Y.

Pergeseran dalam kurva Permintaan Agregat

Sebagai contoh, kita misalkan orang ini bernama Fed. Jika Fed mengurangi jumlah
uang beredar, persamaan kuantitas, MV = PY, menyatakan bahwa pengurangan jumlah uang
beredar menyebabkan pengurangan proporsional dalam nilai nominal output PY. Untuk
setiap tingkat harga, jumlah output adalah lebih rendah, dan untuk jumlah output berapapun,
tingkat harga adalah lebih rendah.

Hal sebaliknya terjadi jika Fed meningkatkan jumlah uang beredar. Persamaan
kuantitas menyatakan bahwa kenaikan dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk
setiap tingkat harga, jumlah output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output berapapun,
tingkat harga adalah lebih tinggi. Meskipun teori kuantitas memberikan dasar yang sangat
sederhana untuk memahami kurva permintaan agregat, kenyataan sesungguhnya jauh lebih
rumit. Fluktuasi dalam jumlah uang beredar bukanlah satu satu nya fluktuasi permintaan
agregat. Meskipun jumlah uang beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat bergeser jika
beberapa peristiwa menyebabkan perubahan perputaran uang.

3. Penawaran Agregat

Penawaran Agregat terutama pada Pergeseran dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
Pergeseran kurva permintaan Agregat ke kiri dan Pergeseran kurva permintaan Agregat ke
kanan, Kurva penawaran Agregat jangka-panjang, Kurva penawaran agregat jangka-pendek.

a. Pergeseran kurva Permintaan Agregat ke Kiri

tingkat Penurunan jumlah uang beredar

harga, P menggeser kurva permintaan

agregat ke kiri

Pendapatan, output, Y

11
b. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat ke Kanan

tingkat Kenaikan jumlah uang beredar

harga, P menggeser kurva permintaan agregat ke kanan

AD 1

AD 2

Pendapatan, output, Y

Pergeseran dalam kurva Permintaan Agregat perubahan jumlah uang beredar


menggeser kurva permintaan agregat. Pada bagian (a), penurunan jumlah uang beredar M
mengurangi nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga tertentu P, output Y lebih
rendah. Karena itu, penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke
kiri dari AD 1 ke AD 2. Pada bagian (b) kenaikan jumlah uang beredar M meningkatkan nilai
nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga P, output Y lebih tinggi. Karena itu, kenaikan
jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kanan dari AD 1 ke AD 2.

Penawaran agregat (aggregate supply, AS) adalah hubungan antara jumlah barang
dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Dalam Penawaran agregat ada 2 jenis kurva yang
berbeda yaitu:

Kurva Penawaran Agregat Jangka-panjang (long-run aggregate supply)LRAS

Dari pembelajaran sebelumnya kita ketahui bahwa jumlah output yang diproduksi
tergantung pada jumlah modal dan tenaga kerja yang tetap serta pada teknologi yang tersedia.
Untuk menunjukkan hal ini, kita menulis:

Y = F( Ḱ , Ĺ)

= Ý

Menurut model klasik, output tidak bergantung pada tingkat harga. Untuk menunjukkan
bahwa output sama untuk semua tingkat harga, kita gambar kurva penawaran agregat vertical.

12
Tingkat harga, P

‘’Kurva penawaran agregat vertkal

Menentukan tingkat harga’’ Penawaran jangka-panjang

LRAS

Pendapatan,output,Y

Kurva Penawaran Agregat Jangka-Panjang Dalam jangka panjang, tingkat output ditentukan
oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi; tingkat output tidak
bergantung pada tingkat harga. Kurva penawaran agregat jangka-panjang, LRAS, adalah
vertical.

Jika kurva penawaran agregat adalah vertical, maka perubahan dalam permintaan agregat
mempengaruhi harga tetapi tidak output. Misalnya jumlah uang beredar turun, kurva
permintaan agregat bergeser ke bawah, seperti pada gambar “pergeseran permintaan agregat
jangka panjang”

Kurva Penawaran Jangka-Pendek (kurva penawaran Agregat Horizontal) (short-run


aggregate supply) SRAS

Pergeseran Permintaan Agregat dalam Jangka Panjang Penurunan jumlah uang


beredar menggeser kurva permintaan agregat ke bawah dari AD 1 ke AD 2. Ekuilibrium untuk
perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Karena kurva penawaran agregat adalah
vertical dalam jangka panjang, penurunan permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga
tetapi output. ((gambar A))

Kurva Penawaran Agregat Jangka-Pendek Dalam contoh ekstrem ini, seluruh harga
adalah tetap dalam jangka pendek. Karena itu, kurva penawaran agregat jangka pendek,
SRAS, adalah horizontal. ((gambar B))

13
Gambar (A) (halaman sebelum ini)

Gambar (B)

Ekuilibrium jangka-pendek dari perekonomian adalah perpotongan kurva permintaan agregat


dan kurva penawaran agregat jangka-pendek horizontal ini. Dalam hal ini, perubahan
permintaan agregat mempengaruhi tingkat output. Misalnya, jika si Dul tiba tiba mengurangi
jumlah uang beredar, maka kurva permintaan agregat bergeser ke kiri sebagaimana
ditunjukkan pada gambar berikut ini. Perekonomian bergeser dari perpotongan permintaan
agregat dan penawaran agregat lama, titik A, ke perpotongan baru, titik B. Pergeseran dari
titik A ke titik B menunjukkan penurunan output pada tingkat harga tetap.

Jadi, penurunan permintaan agregat mengurangi output dalam jangka pendek karena harga-
harga tidak disesuaikan secara instan. Setelah penurunan yang tiba tiba dalam permintaan
agregat, perusahaan tertahan dengan harga yang terlalu tinggi. Dengan permintaan rendah
dan harga tinggi,perusahaan menjual lebih sedikit produk, sehingga mengurangi produksi dan
memecat pekerja.

14
Pergeseran Permintaan Agregat dalam Jangka Pendek Penurunan jumlah uang beredar
menggeser kurva permintaan agregat ke bawah dari AD 1 ke AD 2. Ekuilibrium perekonomian
bergeser dari titk A ke titik B. Karena kurva penawaran agregat adalah horizontal dalam
jangka pendek, penurunan permintaan agregat mengurangi tingkat output.

Dari Jangka Pendek ke Jangka Panjang

‘’Selama periode waktu yang panjang harga harga adalah fleksibel, kurva
penawaran agregat adalah vertical, dan perubahan permintaan agregat mempengaruhi
tingkat harga tetapi tidak output. Selama periode waktu yang pendek, harga harga adalah
kaku, kurva penawaran

agregat adalah datar, dan perubahan permintaan agregat mempengaruhi output barang dan
jasa perekonomian.’’

Pada gambar di atas (halaman sebelum ini), ada 3 kurva: kurva permintaan agregat, kurva
penawaran agregat jangka-panjang, dan kurva penawaran agregat jangka-pendek.
Ekuilibrium jangka-panjang adalah titik di mana permintaan agregat memotong kurva
penawaran agregat jangka-panjang. Harga-harga telah disesuaikan untuk mencapai
ekuilibrium ini. Karena itu, ketika perekonomian berada dalam ekuilibrium jangka-
panjangnya, kurva penawaran agregat jangka-pendek harus memotong titik ini.

15
Pada gambar di atas, dalam jangka pendek, harga adalah kaku, sehingga perekonomian
bergerak dari titik A ke titik B. Output kesempatan kerja turun di bawah tingkat alamiah,
yang berarti perekonomian mengalami resesi. Selama itu, dalam menanggapi permintaan
yang rendah, upah dan harga turun. Penurunan tingkat harga yang berangsur angsur ini
menggerakkan perekonomian ke bawah sepanjang kurva permintaan agregat ke titik C, yang
merupakan ekuilibrium jangka-panjang yang baru. Pada ekuilibrium jangka-panjang yang
baru itu (titik C), output dan kesempatan kerja kembali ke tingkat alamiah, tetapi harga
menjadi lebih rendah dibandingkan dalam ekuilibrium jangka-panjang yang lama(titik A).
Jadi pergeseran permintaan agregat mempengaruhi output dalam jangka-pendek, tetapi
pengaruh ini berkurang sepanjang waktu ketika perusahaan menyesuaikan harga-harganya.

Kebijakan Stabilisasi

Guncangan pada Permintaan Agregat

Karena merupakan cara yang lebih nyaman untuk melakukan pembelian daripada
menggunakan uang tunai, kartu kredit mengurangi jumlah uang yang ingin dipegang orang.
Ketika setiap orang memegang lebih sedikit uang, parameter permintaan uang (k) tutun.
Artinya, setiap Dollar ($) beralih dari tangan ke tangan lebih cepat, sehingga perputaran V (=
1/k) meningkat.

Kalau jumlah uang beredar tetap konstan, maka kenaikan perputaran menyebabkan
pengeluaran nominal meningkat dan kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.

Dalam jangka pendek, kenaikan permintaan meningkatkan output perekonomian yang


menyebabkan perekonomian mengalami booming. Dengan harga lama, perusahaan sekarang
menjual lebih banyak output. Karena itu, perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja,
meminta para pekerja untuk lembur, dan menggenjot penggunaan pabrik serta peralatan
mereka.

16
Guncangan pada Penawaran Agregat

Guncangan Penawaran adalah guncangan pada perekonomian yang bisa mengubah


biaya produksi barang serta jasa dan akibatnya, mempengaruhi harga yang di bebankan
perusahaan kepada konsumen. Karena memiliki dampak yang langsung terhadap tingkat
harga, guncangan penawaran kadang kadang disebut guncangan harga. Berikut ini adalah
beberapa contoh: Hama yang menghancurkan pertanian. Penurunan penawaran makanan
mendorong harga makanan naik, Kenaikan agresivitas serikat pekerja. Ini mendorong
kenaikan upah dan harga barang barang yang diproduksi oleh pekerja serikat pekerja.

Gambar di atas menunjukkan bagaimana guncangan penawaran yang memperburuk


mempengaruhi perekonomian. Kurva penawaran agregat jangka-pendek bergerak ke atas.
(Guncangan penawaran juga bisa mengurangi tingkat output alami dan menggeser kurva
penawaran agregat jangka-panjang ke kiri, tetapi di sini kita abaikan dampak itu). Jika
permintaan agregat tetap konstan, perekonomian bergerak dari titik A ke titik B: tingkat harga
naik dan jumlah output turun di bawah tingkat alamiah. Pengalaman seperti ini disebut
stagflasi, karena mengkombinasikan stagnasi (penurunan output) dengan inflasi (kenaikan
harga).

17
Gambar di atas (halaman sebelum ini) terjadi kegiatan memperluas permintaan agregat untuk
membawa perekonomian ke arah tingkat alami secara lebih cepat. Kalau kenaikan permintaan
agregat bersamaan dengan guncangan penawaran agregat, perekonomian akan segera
bergerak dari titik A ke titik C. Penggambaran opsi ini, tentu saja, adalah bahwa tingkat harga
secara permanen lebih tinggi. Tidak ada jalan untuk menyesuaikan permintaan agregat baik
untuk mempertahankan full employment maupun mempertahankan tingkat harga yang stabil.

REFERENSI BUKU

Mankiw, Gregory N. Makroekonomi (Edisi 6). Penerbit: Erlangga, Yogyakarta

Gilarso, T., Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Kanisius, Yogyakarta

18

Anda mungkin juga menyukai