d) Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi
berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak
statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan
ketrampilan industri dan pertanian. Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya
lahan pertanian., maka yang dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri.
Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian.
Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan
peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.
e) Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek,
materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan
satu sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang
pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan
prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga
mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
f) Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional dan
fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semau mata ajaran, dan
antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu
diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial,
humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan
terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling
memberikan sumbangan terhadap pengembangan pribadi.
g) Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan, perencanaan
terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsusrnya.
Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah
maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk
pribadi yang bulat dan utuh. Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam
proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori
dan praktek.
h) Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti bahwa
pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan
belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu
diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diaharapkan.
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar
individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan
seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke
dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut
bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu
(sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan
untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam
rumusan teori yang sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk
generalisasi dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami.
Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau
definisi yang ditentukan. alam ilmu-ilmu sosial banyak konsep yang sulit dijelaskan
atributnya dengan kata-kata sederhana, seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan,
sosialisasi dan lain-lain. Untuk itu marilah kita telaah apa yang dimaksudkan dengan
konsep lebih dalam dan rinci. Konsep adalah sekelompok fakta atau data yang memiliki
ciri-ciri yang sama dan dapat dimasukkan ke dalam satu nama label. (Sunaryo,
1989:118). Lebih jelas lagi, konsep adalah suatu abstraksi mengenai suatu kelompok
benda atau stimulasi yang mempunyai persamaan karakteristik. Hasil dan abstraksi
tersebut dinamakan konsep. Dengan demikian namalah yang membedakan antara satu
konsep dengan konsep lainnya (Nursid Sumaatmadja. 1986:30).
Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga
terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas.
Artinya, dalam pikiran kita terbentuk pola-pola hubungan bermakna yang lebih luas
(Djodjo Suradisastra 1991/1992:39). Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83),
generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang
merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam
IPS. Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun generalisasi, apabila
orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan sedemikian rupa sehingga saling
berhubungan satu dengan Iainnya.
b) Keterampilan Personal
Keterampilan personal ini sebetulnya tidak dapat dipisahkan dari keterampilan
intelektual. Namun dalam pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang
sifatnya mandiri. Pada keterampilan ini terdiri dari berbagai keterampilan diantaranya
1) Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan
psikomotor, seperti keterampilan berbuat, berlatih serta mengkordinasi indera
dengan anggota badan. Keterampilan praktis ini nampak dalam hal kemampuan
siswa menggambar, membuat peta, membuat model dan sebagainya.
2) Keterampilan studi dan kebiasaan kerja, misalnya keterampilan menentukan
lokasi kerja, mengumpulkan data, menggunakan reference material, membuat
kesimpulan dan Iain-lain. Dengan- latihan yang benar siswa diberi peluang
untuk memiliki percakapan belajar mandiri dan bekerja mandiri.
3) Keterampilan bekerja dalam kelompok. Keterampilan ini berkenaan dengan
kemampuan seseorang di dalam kelompok seperti: menyusun rencana,
memimpin diskusi, menilai pekerjaan secara bersama. Keterampilan ini sangat
penting dimiliki seseorang dalam mengembangkan pengalamannya. Oleh sebab
itu keterampilan ini hanya dapat diraih melalui serangkaian pengalaman dan
berkembang secara bertahap.
4) Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (Continuing Learning Skills),
Keterampilan ini memungkinkan seseorang terampil belaja.-sepanjang hayat.
Keterampilan ini sangat esensial dimiliki oleh seha: orang dalam konsep belajar
seumur hidup. Sesungguhnya dalam keterampilan belajar inilah terletak sendi-
sendi kemampuan belajar mandiri. Tentu saja untuk tingkat pendidikan dasar
sasarannya adalah baru dalam tahapan mengembangkan segenap potensi diriny
a di kemudian hari, siswa memiliki semangat, kemampuan dan kepercayaan diri
yang sehat. Yang terpenting adalah bahwa dalam diri siswa tertanam semanga:
untuk belajar terus sepanjang hayatnya.
5) Keterampilan lainnya, antara lain: keterampilan fisik, keterampilan politik agar
melek politik sesuai dengan perkembangar usia dan kemampuan berpikirnya).
Keterampilan pengembangan emosional (emotional growth) sebaga. sarana
utama dalam rangka kemampuan untuk mengendalikan diri.
c. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar memberi dan menerima
tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial.
Dengan dimilikinya keterampilan ini maka siswa mampu berkomunikasi dengan
sesama manusia, lingkungannya di masayarakat secara baik, hal ini merupakan
realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakaL Latihan dan pembinaan
yang tampak dalam proses belajar-mengajar antara lain, mampu melaksanakan dengan
baik: