Anda di halaman 1dari 11

SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

DISUSUN OLEH:

ANDI UMMI RAHMAH


NUR AZIZAH FAUZIYAH TASRIEF
NIKYTA FARADILLA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sikap dan Kepuasaan Kerja” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen dari mata
kuliah Perilaku dan Budaya Organisasi yaitu Dr. Roslina Alam, SE., MM., selain itu penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu menambah wawasan tentang
“Sikap dan Kepuasan Kerja” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesain makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang perlu di
perbaiki bersama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada penulis. Agar
penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik.

Makassar, 2 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5

I. SIKAP...................................................................................................................................5

A. APA KOMPONEN UTAMA DARI SIKAP?...............................................................5

B. APA SAJA SIKAP KERJA YANG UTAMA?............................................................5

II. KEPUASAN KERJA........................................................................................................6

A. MENGUKUR KEPUASAN KERJA............................................................................6

B. SEBERAPA PUAS ORANG DALAM PEKERJAANNYA?......................................6

C. APA YANG MEMUNCULKAN KEPUASAN KERJA?............................................6

D. DAMPAK PEKERJA YANG PUAS & TIDAK PUAS TERHADAP TEMPAT


KERJA.....................................................................................................................................7

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN
Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi perlu
memantau para pekerjanya terhadap sikap dan hubungannya dengan perilaku. Adakah kepuasan
atau tidak kepuasan karyawan dengan pengaruh pekerjaan ditempat kerja. Dalam organisasi,
sikap amatlah penting karena komponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian menyimpulkan
bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku
mereka.

Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang
pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang
negatif tentang pekerjaan tersebut. Keterlibatan pekerjaan, mengukur tingkat sampai mana
individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja
yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Karyawan yang mempunyai tingkat keterlibatan
pekerjaan yang tinggi sangat memihak dan benar-benar peduli dengan bidang pekerjaan yang
mereka lakukan. Tingkat keterlibatan pekerjaan dan pemberian wewenang yang tinggi benar-
benar berhubungan dengan organisasional dan kinerja. Keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti
memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara komitmen organisasional yang
tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut.
BAB II PEMBAHASAN

I. SIKAP
Sikap (attitude) adalah pernyataan-pernyataan evaluatif, baik menyenangkan atau tidak
menyenangkan mengenai objek, orang atau peristiwa.

A. APA KOMPONEN UTAMA DARI SIKAP?


Umumnya para peneliti telah mangasumsikan bahwa sikap memiliki tiga komponen
utama dari sikap yaitu:
1) Komponen kognitif (cognitive component) merupakan opini atau segmen
kepercayaan dari suatu sikap
2) Komponen afektif (affective component) merupakan segmen perasaan atau emosional
dari suatu sikap
3) Komponen perilaku (behavioral component) merupakan sebuah maksud untuk
berperilaku tertentu terhadap seseorang atau sesuatu

B. APA SAJA SIKAP KERJA YANG UTAMA?


Kita masing-masing memiliki ribuan sikap tetapi perilaku organisasi berfokus pada
perhatian kita tentang sejumlah sikap terkait pekerjaan yang terbatas, beberapa sikap
kerja utama, yaitu:
1) Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan,
yang dihasilkan dari suatu evaluasi dari karakteristik-karakteristiknya
2) Keterlibatan kerja (job involvement) adalah tingkat dimana seseorang
mengidentifikasi dengan sebuah pekerjaan, secara aktif berpartisipasi di dalamnya,
dan mempertimbangkan kinerja penting bagi nilai diri
3) Pemberdayaan psikologis (psychological enpowerment) adalah kepercayaan pekerja
dalam tingkat dimana mereka memengaruhi lingkungan kerjanya, kompetensinya, arti
pekerjaan mereka, dan otonomi yang mereka nilai
4) Komitmen organisasi (organizational commitment) adalah tingkat dimana seorang
pekerja mengidentifikasi sebuah organisasi, tujuan dan harapannya untuk tetap
menjadi anggota
5) Dukungan organisasi yang dirasakan (perceived organizational support) adalah
tingkat di mana para pekerja mempercayai organisasi menilai kontribusinya dan
peduli mengenai kesejahteraan mereka
6) Keterlibatan pekerja (employee engagement) adalah keterlibatan seorang individu,
kepuasan, dan antusiasme terhadap pekerjaan yang dilakukannya

II. KEPUASAN KERJA


Kepuasan Kerja merupakan sebuah perasaan positif terhadap pekerjaan yang dihasilkan
dari evaluasi atas karakteristik-karakteristiknya cukup luas.

A. MENGUKUR KEPUASAN KERJA


Cara mengukur kepuasan kerja dengan peringkat global tunggal adalah sebuah respon
atas satu pertanyaan, seperti “semua hal dipertimbangkan, seberapa puas anda dengan
pekerjaan anda?” responden melingkari satu nomor antara 1 dan 5 pada satu form skala
dari “sangat puas” sampai “sangat tidak puas”. Metode kedua, penjumlahan dari aspek-
aspek pekerjaan, lebih canggih, mengidentifikasi elemen-elemen kunci dalam sebuah
pekerjaan seperti sifat pekerjaan, pengawasan, gaji sekarang, peluang promosi, dan
hubungan dengan rekan kerja. Responden memperingkat ini berdasarkan sebuah skala
terstandarisasi, dan peneliti menambahkan peringkat itu untuk menciptakan suatu skor
kepuasan kerja keseluruhan.

C. SEBERAPA PUAS ORANG DALAM PEKERJAANNYA?


Riset menunjukkan tingkat kepuasan sangat beragam, bergantung pada aspek apa dari
kepuasan kerja yang dibicarakan. Orang-orang umumnya lebih puas dengan pekerjaannya
secara keseluruhan dan dengan atasan serta rekan kerja mereka dibandingkan dengan gaji
dan peluang promosi.

D. APA YANG MEMUNCULKAN KEPUASAN KERJA?


Sebuah studi Eropa terbaru mengindikasikan kepuasan kerja berkorelasi positif dengan
kepuasan hidup, sikap dan pengalaman kerja. Interdepensi, umpan balik, dukungan
sosial, dan interaksi dengan rekan kerja di luar tempat kerja terkait erat dengan kepuasan
kerja, bahkan setelah memperhitungkan karakteristik pekerjaan itu sendiri. Untuk orang-
orang miskin atau hidup di negara miskin, gaji benar-benar berkorelasi dengan kepuasan
kerja dan kebahagiaan keseluruhan. Namun, saat sesorang telah mencapai suatu level
hidup yang nyaman (hidup di AS, tergantung wilayah dan ukuran keluarga), hubungan
antara gaji dan kepuasan kerja menghilang secara virtual.

E. DAMPAK PEKERJA YANG PUAS & TIDAK PUAS TERHADAP TEMPAT


KERJA
Beberapa dampak pekerja yang puas dan tidak puas terhadap tempat kerja yaitu:
1) Keluar : ketidakpuasan yang diungkapkan melalui perilaku yang mengarah pada
meninggalkan organisasi
2) Suara : ketidakpuasan yang diungkapkan melalui percobaan untuk memperbaiki
kondisi, termasuk menyarankan perbaikan. Mendiskusikan dengan atasan dan
mengambil beberapa bentuk aktivitas serikat.
3) Loyalitas : ketidakpuasan yang diungkapkan melalui secara pasif menunggu kondisi-
kondisi itu membaik
4) Pengabaian : ketidakpuasan yang diungkapkan dengan membiarkan kondisi
memburuk

1. Kepuasan Dan Kinerja


Beberapa peneliti percaya bahwa hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja adalah
mitos. Tetapi sebuah tinjauan atas 300 studi menyatakan korelasinya sangat kuat. Saat
berpindah dari level individu ke organisasi, kita akan menemukan dukungan untuk
hubungan kepuasan-kinerja. Saat mengumpulkan data kepuasan dan produktivitas untuk
organisasi secara keseluruhan, kita menemukan bahwa organisasi dengan lebih banyak
pekerja yang lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang lebih
sedikit.

2. Kepuasan Kerja Dan OCB (Organizational Citizenship Behavior)


Pekerja yang puas seharusnya akan keliatan berbicara positif mengenai organisasi,
membantu yang lain, dan melebihi ekspektasi normal dalam pekerjaannya, mungkin
karena mereka ingin membalas pengalaman positifnya. Bukti menyatakan bahwa
kepuasan kerja berkorelasi moderat dengan OCB; orang-orang yang lebih puas dengan
pekerjaannya lebih mungkin terlibat OCB.
3. Kepuasan Kerja Dan Kepuasan Pelanggan
Para pekerja dalam pekerjaan jasa sering berinteraksi dengan pelanggan. Pekerja yang
puas meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

4. Kepuasan Kerja Dan Absen


Pekerja yang tidak puas lebih cenderung meninggalkan pekerjaannya tetapi faktor-faktor
lainnya memengaruhi hubungan itu. Organisasi yang memberikan cuti sakit bebas
mendorong pekerjanya termasuk mereka yang sangat puas untuk mengambil cuti. Saat
sejumlah pekerja tersedia, para pekerja yang tidak puas memiliki tingkat absen yang
tinggi, tetapi ketika ada sedikit mereka memiliki tingkat absen yang sama (rendah) seperti
pekerja yang puas.

5. Kepuasan Kerja Dan Perputaran Pekerja


Hubungan antara kepuasan kerja dan perputaran pekerja lebih kuat dibandingkan antara
kepuasan dengan absen. Riset terkini menyatakan bahwa manajer yang berusaha
menentukan siapa yang mungkin akan pergi harus fokus pada tingkat kepuasan kerja
pekerja sepanjang waktu, karena tingkat itu sungguh berubah. Hubungan kepuasan-
perputaran juga dipengaruhi oleh alternatif prospek kerja. Sebuah pekerja dihadapkan
dengan sebuah tawaran pekerjaan yang tidak diinginkan, ketidakpuasan kerja kurang
prediktif untuk perputaran karena pekerja itu lebih mungkin beralih pada perputaran
pekerja saat peluang kerja banyak para pekerja menilai mudah untuk berpindah.

6. Kepuasan Kerja Dan Penyimpangan Di Tempat Kerja


Ketidakpuasan kerja dan hubungan antagonis dengan rekan kerja memprediksi beragam
perilaku yang diinginkan organisasi, termasuk penyalahgunaan zat terlarang, mencuri di
tempat kerja, sosialisasi yang kurang, dan keterlambatan. Jika para pekerja tidak
menyukai lingkungan kerjanya, mereka akan merespon, meskipun tidak selalu mudah
untuk meramalkan secara pasti. Seorang pekerja mungkin keluar. Sementara yang lain
mungkin menggunakan waktu kerja main internet atau mengambil persediaan kerja ke
rumah untuk penggunaan pribadi.
7. Manajer Sering “Tidak Paham”
Manajer masih beranggapan berlebihan bahwa para pekerja puas dengan pekerjaannya,
sehingga mereka tidak berpikir ada masalah saat benar-benar ada masalah. Dalam satu
studi atas 262 pemberi kerja yang besar, 86% manajer senior percaya bahwa
organisasinya memperlakukan para pekerja dengan baik, tetapi hanya 55% pekerja yang
setuju. Studi lainnya menemukan 55% manajer berpikir moral baik dalam organisasi,
dibandingkan dengan hanya 38% dari pekerja.
BAB III KESIMPULAN
Seorang manajer harus tertarik pada sikap para karyawan, karena sikap tersebut memberikan
peringatan akan masalah-masalah potensial dan pengaruh terhadap perilaku, mereka juga akan
melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Mengingat manajer ingin menekan angka pengunduran
diri dan ketidakhadiran terutama diantara karyawan yang lebih produktif , mereka ingin
melakukan hal- hal yang akan menghasilkan sikap kerja positif. Hal terpenting yang bisa
dilakukan para manajer untuk meningkatkan kepuasan karyawan adalah berfokus pada bagian-
bagian intrinsic pekerjaan, seperti membuat kerja tersebut menjadi menantang dan menarik.
Meskipun bayaran yang rendah kemungkinan besar tidak akan menarik karyawan berkualitas
tinggi atau mempertahankan pakerja-pekerja baik, para manajer harus sadar bahwa bayaran yang
tinggi tidak mungkin menghasilkan lingkungan kerja yang memuaskan. Manajer juga harus sadar
bahwa karyawan akan berusaha mengurangi ketidaksesuaian kognitif, lebih penting
ketidaksesuaian bisa diatur. Apabila karyawan diharuskan terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang
tampaknya tidak konsisten dengan mereka atau yang berlawanan dengan sikap mereka, tekanan-
tekanan untuk mengurangi ketidaksesuaian berkurang ketika karyawan merasa bahwa
ketidaksesuaian tersebut dibebankan secara eksternal dan berada di luar kendali mereka atau
apabila penghargaan-penghargaan tersebut cukup signifikan untuk mengimbangi katidaksesuaian
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins Stephen. P – Judge Timothy A. , “Perilaku Organisasi” Organizational Bahavior, Buku
I, Edisi 12, Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2008

Anda mungkin juga menyukai