Anda di halaman 1dari 3

Pengertian: Ruptur uteri adalah keadaan robekan pada Rahim dimana telah terjadi hubungan langsung

antara rongga amnion dan rongga peritoneum.

Gejala: Retraksi patologis/lingkaran bandi yang tinggi mendekati pusat dan naik terus.,Kontraksi Rahim
kuat terus menerus, Penderita gelisah, nyeri diperut bagian bawah, juga diluar his., Palpasi SBR tepat
diatas simpisis, menimbulkan rasa nyeri,Ligament rotundum tegang, bahkan ketika tidak ada his,Bunyi
jantung anak biasanya tidak terdengar atau tidak baik karena anak mengalami asfiksia akibat kontraksi
dan rektraksi Rahim berlebihan dan Air kencing mengandung darah

Diagnosis:

1. Jari-jari tangan dalam bias meraba permukaan Rahim dan dinding perut yang licin

2. Dapat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian depan disegmen bawah Rahim

3. Dapat memegang usus halus atau omentum melalui robekan

4. Dinding perut ibu dapat ditekan menonjol keatas oleh ujung jari-jari tangan sehingga ujung jari-jari
tangan luar saling mudah meraba ujung jari-jari tangan dalam.

Penatalaksanaan:

1. Segera melahirkan janin dengan tindakan operasi (bedah sesar).

2. Ruang operasi harus segera dipersiapkan.

3. Cairan intravena dan darah untuk keperluan transfusi harus ada.

4. Dokter anak juga harus ada berada ditempat untuk segera melakukan resusitasi bayi setelah lahir.

5. Tindakan selanjutnya adalah menghentikan sumber perdarahan akibat uterus yang rupturdengan cara
histerorafi atau histerektomi.

6. Waktu yang tersedia (golden period) untuk dilakukan pembedahan adalah 10-37 menit sebelum
menimbulkan resiko permanen pada janin.

Komplikasi: Syok hipopolemi dan Histerektomi

Pengertian : Plasenta previa adalah plasenta ada didepan jalan lahir

Gejala :Perdarahan tanpa nyeri Perdarahan berulang,Warna perdarahan merah segar,Adanya anemia
dan renjatan yang sesuai denagan keluarnya darah Timbulnya perlahan-lahan Waktu terjadinya saat
hamil,HIS biasanya tidak ada,Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi,Denyut jantung janin ada,Teraba
jaringan plasenta pada periksa dalam vagina,Penurunan kepala tidak masuk pintu atas
panggul,Presentasi mungkin abnormal
Diagnosa : Anamnesa: perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa
nyeri, tanpa alasan terutam pada multigravida. Perdarahan cenderung berulang dengan volum yang
lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun janin dalam rahim.

Tata laksana: 1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi


2. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tidak baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan
senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (missal batuk mengedan karena sulit buang
air besar).
3. Pasang infuse NaCl fisiologi, bila tidak memungkinkan beri cairan peroral.
4. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit
5. Bila terjadi ranjatan, segera lakukan pemberian cairan dan transfuse darah.
6. Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya perdarahan, umur kehamilan dan derajat
plasenta previa.
7. Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina
Komplikasi: komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita plasenta previa,
menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan fatal,menjadi anemia bahkan syok,menjadi sebab dari
kejadian plasenta inkreta dan bahkan plasenta prekreta, Kelainan letak anak,lahira premature dan
gaawat janin dan beresiko tinggi untuk solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak
lahir.

Solusio plasenta di klasifikasikan menjadi beberapa tipe :


1. Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar HIS.
2. Anemia dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah
yang keluar.
3. Uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi uterus bertambah dengan darah yang
berkumpul dibelakang plasenta sehingga uterus teregang (uterus en bois).
4. Palapasi sukar karena Rahim keras.
5. Fundus uteri makin lama makin naik.
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada.
7. Pada toucher terba ketuban yang tegang terus-menerus karena isi uterus bertambah.
8. Sering ada protein uri karena disertai pre-eklamsia.
Diagnosis solusio plasenta didasarkan adanya perdarahan antepartum yang bersifat nyeri, uterus yang
tegang dan nyeri. Setelah plasenta lahir, ditemukian adanya impresi (cekungan) pada permukaan
maternal plasenta akibat tekanan dari hematom retroplasenta.
Komplikasi dapat terjadai baik pada ibu dan janin.
1. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu :
a. Perdarahan baik antepartum, intrapartum, maupun postpartum.
b. Koagulopati, komsumtif, DIC; solusio plasenta merupakan penyebab koagulopati konsumtif yanga
tersaring pada kehamilan.
c. Utero-renal refleks
d. Ruptur uteri
2. Komplikasi yang dapat terjadi pada janin antara lain: hipoksia, anemia, retardasi pertumbuhanm,
kelainan susunan saraf pusat, dan kematian janin.

Tata laksana: Rawat inap,pemeriksaan darah dan Pemeriksaan denga ultrasonografi

Anda mungkin juga menyukai