Makalah Psikologi Kelompok 1-Dikonversi
Makalah Psikologi Kelompok 1-Dikonversi
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Tentang
DISUSUN OLEH :
KELAS : 2A
KELOMPOK 1
1. ADINDA PERMATA PUTRI (196410211)
2. AISHA WIDYA PRATIWI (196410882)
3. ANNISAH HAFIDZAH SYAFITRI (196410640)
4. ANTIN AULIANI (196410165)
5. APRIANI SU’EV PRIANTI (196410264)
6. DANTY SAAJIDAH PUTRI YESA (196410266)
7. DHIYA ANNISA FEBRIZA (196410815)
8. EKA LIANINGSIH (196410420)
9. FADILAH HANIFAH (196410926)
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
dosen pembimbing. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Penulis
(Kelompok 1)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan hal itulah maka dalam pembahasan ini penulis akan
membahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai
peserta didik, dengan harapan nantinya dapat memberikan pemahaman bahwa
perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja akan sangat
memberikan pengaruh pada keberhasilan di dunia pendidikan terkhusus dalam
proses belajar-mengajar.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menyeluruh(holistic) yang mencakup proses biologis, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan anak ini tidak ada alat ukurnya.
4
menerus terjadi. Perkembangan itu dipengaruhi oleh pengalaman dan
belajar dari sejak masa konsepsi sampai tua atau sampai masa
kematangan individu.
b) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya saling memengaruhi.
Artinya perkembangan pada individu ada korelasinya antara fisik,
emosi, inteligensi, dan sosial.
c) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya mengikuti atau arah
tertentu. Artinya, tahap perkembangan individu sebelumnya menjadi
dasar dalam tahap perkembangan sebelumnya.
d) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya terjadi pada tempo
yang berlainan. Artinya perkembangan menurut waktu individu itu
tidak sama.
e) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya harus berjalan dengan
normal. Artinya perkembangan itu harus bertahap. Seperti
perkembangan dimulai dari tahap bayi, kanak-kanak, anak, remaja,
dewasa, dan masa tua.
5
Masa ini dimulai ketika anak mulai memiliki independensi
baru. Mereka sudah bisa berjalan, berbicara, makan sendiri, dan berlari
ke sana kemari. Anak masih melekat pada hal-hal yang konkrit.
Mereka belum mampu memahami hal-hal yang bersifat abstrak.
Masa ini transisi masa anak ke masa dewasa. Anak berada pada
tahap prasosial, dimana anak hanya memperhatikan apa yang berguna
bagi dirinya sedikit saja dari mereka yang memiliki kepedulian
terhadap menjaga hubungan dengan orang lain.
Peserta didik memiliki potensi – potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi – potensi khas yang dimilikinya
perlu dikembangkan serta sirealisasikan sehingga mencapai tahapan
perkembangan yang optimal. Selain itu, peserta didik memiliki kecenderungan
untuk melepaskan diri dari kebergantungan pada pihak lain.
6
2.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta
Didik
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu
sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang
turut mengembangkan dirinya sendiri. Hal ini juga bisa terjadi karena
faktor genetika(hereditas).
Faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktorini dibedakan menjadi dua
macam, yaitu keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani.
Keadaan tonus jasmani maksudnya dalam hal perbedaan porsi
tubuh. Seperti tinggi kurus, tinggi gemuk, pendek kurus, pndk
gemuk, dll. Hal ini sangat berpengaruh pada fisiologis siswa itu
sendiri. Terutama untuk siswa yang kurang lengkap anggota
badannya (cacat).
Keadaan fungsi jasmani maksudnya dalam hal penyakit.
Siswa yang terkena penyakit dalam yang parah dengan siswa yang
terkena penyakit ringan akan berpengaruh pada fisiologis siswa
tersebut.
b. Faktor Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan
Intelegensi setiap orang itu berbeda. Kemampuan berpikir
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan
intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh
karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa
baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan
sosial anak.
7
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang
lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini
akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan
intelektual tinggi, berbeda dengan anak yang mempunyai daya
intelektual kurang, mereka selalu tampak murung, pendiam, mudah
tersinggung karenanya suka menyendiri, tingkat kecerdasan yang
lambat dan temperamen.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi
proses belajar adalah :
a. Kecerdasan/inteligensi siswa
b. Motivasi
c. Minat
d. Sikap
e. Bakat
2. Faktor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta
didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan
pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Macam-
macam faktor eksternal yaitu :
a. Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor
yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal
kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang
pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b. Faktor Physis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan
geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah,
jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb.
c. Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi
Dalam proses perkembanganya, betapapun ukuranya
bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk
makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli peralatan
8
sekolah yang dibutuhkan oleh siswa. Kehidupan sosial banyak
dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak,
bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang
dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak
siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak,
masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang
berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri,
perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang
telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam
kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan
ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status
sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya
dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat
lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya.
Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan
normanya sendiri.
d. Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus
kelompok masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur,
budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas
berpengaruh terhadap perkembangan anak – anak.
e. Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia
terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu
yang normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan
datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa
perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga,
masyarakat, dan kelembagaan.
9
f. Faktor Religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan
berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar
terhitung orang beragama, lebih – lebih yang memang tidak
beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula,
menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan
agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya karena
pondasi agama merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam
perkembangan peserta didik.
2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak sebagai Peserta Didik
10
untuk kebutuhan perkembangan selanjutnya dan untuk kebutuhan kompetisi, agar
dapat memjadi panutan bagi teman sebayanya.
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang dikenal sebagai masa storm and stress.
11
Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain
mereka takut akan tanggungjawab yang menyertai kebebasan itu, serta
meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggungjawab itu.
12
e. Sudah terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi dan
f. Lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan.
Secara psikologis diketahui bahwa masa remaja adalah masa yang penuh
gejolak dan goncangan jiwa bagi remaja. Gejolak dan goncangan jiwa terjadi
karena remaja sedang dalam pencarian identitas diri dan menjalani masa
eksplorasi yang menyebabkan para remaja ingin mencoba terhadap segala hal
13
yang diketahui melalui proses membaca dan mengalami dalam kehidupannya
sehari-hari di masyarakat. Gejolak dan goncangan jiwa juga terjadi karena remaja
sedang mengalami masa pubertas yang menyebabkan dorongan seksual remaja
sangat sensitif dan menuntut untuk disalurkan (dorongan kebutuhan id) yang
bersifat instinktif.
Mengingat masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak dan
goncangan, maka para calon guru dan para guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang remaja dan permasalahannya dan masalah psikologi remaja.
Dengan bekal pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan psikologi remaja,
para guru di sekolah harus memahami tentang kondisi psikologis remaja dan
menghadapi sikap dan perilaku remaja dan menghadapi sikap dan perilaku remaja
sebagai peserta didik secara edukatif dan persuasif. Selain itu, para guru di jenjang
pendidikan SMP dan sederajat, SMA dan sederajat, dan dosen perguruan tinggi
(khususnya dosen yang mengajar mahasiswa baru) dapat mengadaptasikan proses
pembelajarannya sesuai dengan karakteristik psikologis remaja dan kebutuhan
belajar remaja.
Para calon guru dan para guru dan dosen di lembaga pendidikan, juga
perlu memiliki wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang tugas-tugas
perkembangan remaja, perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada diri remaja,
perkembangan kognitf, perkembangan emosional, perkembangan sosial, dan
perkembangan moral remaja (philip, 1987). Pengetahuan dan pemahaman tersebut
diharuskan sebagai dasar menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajar remaja. Dengan para guru di lembaga pendidikan perlu
menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan
kebutuhan psikologis remaja. Oleh karena itu, para guru dapat menerapkan
strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan
perkembangan psikologis, sosial, dan moral remaja.
Selain itu, pihak lainnya seperti guru pembimbing, konselor, orangtua,
kepala sekolah, dan masyarakat perlu ikut serta dalam proses pendidikan remaja
agar dapat memberikan proses pendidikan yang optimal sesuai dengan
karakteristik psikologi remaja dan sesuai kebutuhan belajar siswa dalam
membantu remaja mencapai aktualisasi diri ke arah yang inovatif dan produktif
14
demi perkembangan mental, sosial, sikap, perilaku dan moral remaja seoptimal
mungkin.
Proses pendidikan yang diberikan oleh guru kepada remaja sebagai peserta
didik haruslah berkualitas. Salah satu ciri pendidikan yang berkualitas ialah
pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia yang konstruktif,
kreatif, inovatif, dan produktif.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi diatas yaitu :
16
DAFTAR PUSTAKA
17