Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Tentang

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA


SEBAGAI PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH :
KELAS : 2A
KELOMPOK 1
1. ADINDA PERMATA PUTRI (196410211)
2. AISHA WIDYA PRATIWI (196410882)
3. ANNISAH HAFIDZAH SYAFITRI (196410640)
4. ANTIN AULIANI (196410165)
5. APRIANI SU’EV PRIANTI (196410264)
6. DANTY SAAJIDAH PUTRI YESA (196410266)
7. DHIYA ANNISA FEBRIZA (196410815)
8. EKA LIANINGSIH (196410420)
9. FADILAH HANIFAH (196410926)

DOSEN PENGAJAR MATA KULIAH : NURUL FAUZIAH, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
dosen pembimbing. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Isi makalah ini membahas tentang “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


dan Remaja Sebagai Peserta Didik” yang mencakup perngertian pertumbuhan,
pengertian perkembangan, pengertian peserta didik, pertumbuhan dan
perkembangan anak sebagai peserta didik, dan pertumbuhan dan perkembangan
remaja sebagai peserta didik.

Penulis berharap semoga makalah ini mampu bermanfaat dan menambah


pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehaingga kami sangat mengharapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 11 April 2020

Penulis
(Kelompok 1)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1 Pengertian Pertumbuhan ..................................................................... 3
2.2 Pengertian Perekembangan ................................................................. 3
2.2.1 Ciri-Ciri Perkembangan ................................................................ 4
2.2.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan ...................................................... 4
2.2.3 Tahap-Tahap Perkembangan ......................................................... 5
2.3 Pengertian Peserta Didik ..................................................................... 6
2.3.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik. 7
2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak sebagai Peserta Didik .......... 10
2.5 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja sebagai Peserta Didik ....... 11
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinue,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
“pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini
berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain.
Kedua proses ini tidak bias dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah
berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih
memperjelas penggunaannya.

Perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika


fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada
tingkat tertentu (Langeveld). Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh
adanya pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik
maka perkembangan akan baik pula. Pertumbuhan dan perkembangan yang baik
tentunya akan sangat berdampak pada proses pendidikan yang berlangsung di
suatu instansi pendidikan mengingat bahwa peserta didik merupakan individu
yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu
terkhusus pada anak dan remaja. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak dan
remaja dalam kaitannya dengan pendidikan tentunya merupakan sesuatu yang
sangat riskan untuk dibicarakan dan dibahas, hal ini disebabkan karena pada usia
demikian akan memberikan pondasi dari segi sikap dan prilaku untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak atau remaja itu ke depan.

Sehubungan dengan hal itulah maka dalam pembahasan ini penulis akan
membahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai
peserta didik, dengan harapan nantinya dapat memberikan pemahaman bahwa
perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja akan sangat
memberikan pengaruh pada keberhasilan di dunia pendidikan terkhusus dalam
proses belajar-mengajar.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami dapat merumuskan masalah


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan?


2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
3. Apa yang dimaksud dengan peserta didik?
4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai peserta didik ?
5. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan remaja sebagai peserta didik ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis mempunyai tujuan,
antara lain:

1. Untuk mengetahui tentang pengertian pertumbuhan dan perkembangan


2. Untuk mengetahui tentang pengertian peserta didik
3. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak
sebagai peserta didik
4. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan remaja
sebagai peserta didik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan

Menurut Sutirna (2013:55), pertumbuhan pada dasarnya adalah perubahan.


Perubahan yang menuju ke arah yang lebih baik. Pertumbuhan dan perkembangan
adalah dua hal yang berbeda. Pertumbuhan lebih menekankan pada aspek-aspek
jasmaniah atau fisik (misal: tinggi badan, berat badan, dll.).

Menurut Sit Masganti (2012:1) pertumbuhan merupakan suatu proses


bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai dengan
pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat
kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana
suatu organisme yang kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan
waktu.

Chaplin (2002) dalam Desmita (2009:10) mengemukakan bahwa


pertumbuhan merupakan satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari
bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut
Thonthowi (1993), pertumbuhan merupakan perubahan jasad yang meningkat
dalam ukuran sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel. Dari pengertian-
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dalam konteks
perkembangan merujuk perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan
kaki, kepala, jantung, paru-paru dan sebagainya.

2.2 Pengertian Perkembangan

Sutirna (2013:14) mendefenisikan bahwa, “Perkembangan itu merupakan


suatu deretan perubahan yang tersusun dan berarti, yang berlangsung pada
individu dalam jangka waktu tertentu.”

Perkembangan ini, merujuk kepada perkembangan mental/rohani yang


terus berkembang sampai akhir hayat. Perkembangan ini sifatnya

3
menyeluruh(holistic) yang mencakup proses biologis, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan anak ini tidak ada alat ukurnya.

Menurut Hawadi (2001) dalam Desmita (2009:9), perkembangan secara


luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki
individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.
Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of
Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipmya adalah tahapan-tahapan
perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri
organisme-organisme tersebut. berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani
manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna.

2.2.1 Ciri-Ciri Perkembangan

Ciri-ciri perkembangan individu menurut Sutirna (2013:16) adalah


sebagai berikut.
a) Seumur hidup (life-long), artinya tidak ada periode usia yang
mendominasi perkembangan individu.
b) Multimentional, artinya terdiri atas biologis, kognitif, dan sosial.
Bahkan dalam satu dimensi terdapat banyak komponen. Misalnya
inteligensi: inteligensi abstrak, inteligensi nonverbal, dan sebagainya.
c) Multidirectional, beberapa komponen dari suatu dimensi dapat
meningkat dalam pertumbuhan, sementara komponen lain menurun.
Misalnya, orang dewasa dapat semakin arif tetapi kecepatan memproses
informasi lebih buruk.
d) Lentur (plastis), artinya bergantung pada kondisi kehidupan individu.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan

Sutirna (2013:17-18) menjelaskan bahwa, prinsip perkembangan


adalah sebagai berikut:

a) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya tidak pernah berhenti


(never ending process). Artinya, proses perkembangannya itu terus

4
menerus terjadi. Perkembangan itu dipengaruhi oleh pengalaman dan
belajar dari sejak masa konsepsi sampai tua atau sampai masa
kematangan individu.
b) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya saling memengaruhi.
Artinya perkembangan pada individu ada korelasinya antara fisik,
emosi, inteligensi, dan sosial.
c) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya mengikuti atau arah
tertentu. Artinya, tahap perkembangan individu sebelumnya menjadi
dasar dalam tahap perkembangan sebelumnya.
d) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya terjadi pada tempo
yang berlainan. Artinya perkembangan menurut waktu individu itu
tidak sama.
e) Proses perkembangan setiap individu prinsipnya harus berjalan dengan
normal. Artinya perkembangan itu harus bertahap. Seperti
perkembangan dimulai dari tahap bayi, kanak-kanak, anak, remaja,
dewasa, dan masa tua.

Proses perkembangan setiap individu prinsipnya memiliki ciri


khas. Artinya, setiap fase perkembangan anak memiliki ciri khasnya.
Misalnya, anak berusia 1 tahun memusatkan untuk berjalan

2.2.3 Tahap-Tahap Perkembangan

Tahap-tahap perkembangan manusia menurut para psikologi


berbeda-beda tergantung pandangan mereka tentang teori perkembangan.
Rousseau (Crain, 2007: 17-19) yang dikutip oleh Sit Masganti (2012:14-
15) membagi tahap perkembangan manusia menjadi empat tahap, yaitu:
a) Masa Bayi (usia dari 0 sampai 2 tahun)

Bayi mengalami dunia langsung lewat indranya. Mereka tidak


mengetahui ide atau pemikiran apapun, mereka hanya merasakan
panas, dingin, enak atau sakit. Mereka menggunakan gramatika sendiri
ketika berkomunikasi dengan orang dewasa.

b) Masa Kanak-kanak Awal (usia 2 sampai 12 tahun)

5
Masa ini dimulai ketika anak mulai memiliki independensi
baru. Mereka sudah bisa berjalan, berbicara, makan sendiri, dan berlari
ke sana kemari. Anak masih melekat pada hal-hal yang konkrit.
Mereka belum mampu memahami hal-hal yang bersifat abstrak.

c) Masa Kanak-kanak Akhir (usia 12 sampai 15 tahun)

Masa ini transisi masa anak ke masa dewasa. Anak berada pada
tahap prasosial, dimana anak hanya memperhatikan apa yang berguna
bagi dirinya sedikit saja dari mereka yang memiliki kepedulian
terhadap menjaga hubungan dengan orang lain.

d) Masa Dewasa (usia 15 sampai akhir hidup)

Pada masa ini anak mulai merasa malu berhadapan dengan


lawan jenis karena kesadarannya terhadap perasaan seksual yang mulai
meningkat. Mereka lebih membutuhkan orang lain.
2.3 Pengertian Peserta Didik

Dalam proses pendidikan, peserta didik berarti salah satu komponen


manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan
dan umpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang dikenal dengan
sebutan pendidikan. Sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan, peserta
didik sering disebut sebagai bahan mentah.

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang


berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis
menurut fitrahnya masing – masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan
kembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten
menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.

Peserta didik memiliki potensi – potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi – potensi khas yang dimilikinya
perlu dikembangkan serta sirealisasikan sehingga mencapai tahapan
perkembangan yang optimal. Selain itu, peserta didik memiliki kecenderungan
untuk melepaskan diri dari kebergantungan pada pihak lain.

6
2.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta
Didik

1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu
sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang
turut mengembangkan dirinya sendiri. Hal ini juga bisa terjadi karena
faktor genetika(hereditas).
Faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktorini dibedakan menjadi dua
macam, yaitu keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani.
Keadaan tonus jasmani maksudnya dalam hal perbedaan porsi
tubuh. Seperti tinggi kurus, tinggi gemuk, pendek kurus, pndk
gemuk, dll. Hal ini sangat berpengaruh pada fisiologis siswa itu
sendiri. Terutama untuk siswa yang kurang lengkap anggota
badannya (cacat).
Keadaan fungsi jasmani maksudnya dalam hal penyakit.
Siswa yang terkena penyakit dalam yang parah dengan siswa yang
terkena penyakit ringan akan berpengaruh pada fisiologis siswa
tersebut.
b. Faktor Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan
Intelegensi setiap orang itu berbeda. Kemampuan berpikir
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan
intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh
karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa
baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan
sosial anak.

7
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang
lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini
akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan
intelektual tinggi, berbeda dengan anak yang mempunyai daya
intelektual kurang, mereka selalu tampak murung, pendiam, mudah
tersinggung karenanya suka menyendiri, tingkat kecerdasan yang
lambat dan temperamen.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi
proses belajar adalah :
a. Kecerdasan/inteligensi siswa
b. Motivasi
c. Minat
d. Sikap
e. Bakat
2. Faktor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta
didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan
pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Macam-
macam faktor eksternal yaitu :
a. Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor
yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal
kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang
pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b. Faktor Physis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan
geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah,
jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb.
c. Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi
Dalam proses perkembanganya, betapapun ukuranya
bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk
makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli peralatan

8
sekolah yang dibutuhkan oleh siswa. Kehidupan sosial banyak
dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak,
bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang
dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak
siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak,
masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang
berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri,
perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang
telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam
kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan
ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status
sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya
dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat
lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya.
Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan
normanya sendiri.
d. Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus
kelompok masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur,
budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas
berpengaruh terhadap perkembangan anak – anak.
e. Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia
terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu
yang normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan
datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa
perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga,
masyarakat, dan kelembagaan.

9
f. Faktor Religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan
berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar
terhitung orang beragama, lebih – lebih yang memang tidak
beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula,
menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan
agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya karena
pondasi agama merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam
perkembangan peserta didik.
2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak sebagai Peserta Didik

Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak yang dikaji dalam


psikologi perkembangan harus diketahui dan dipahami oleh para calon guru dan
guru di sekolah. Batasan tentang anak dalam kajian ini ialah usia anak sekolah di
taman kanak-kanak dan usia anak sekolah di jenjang pendidikan sekolah dasar.
Sebagai contoh anak TK dan murid SD yang menunjukkan pertumbuhan fisik
yang kecil sebaiknya ditempatkan di bangku paling depan agar anak tersebut tidak
terlindungi pandangannya ke arah guru atau papan tulis olen anak yang
pertumbuhan fisiknya besar dan tinggi. Sedangkan dalam segi perkembangan
psikis yang perlu mendapat perhatian adalah perkembangan dari aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik.

Jika guru menemukan anak TK dan murid SD yang menunjukkan


perkembangan kognitif yang cepat, maka guru perlu memberikan kegiatan
pengayaan atau perlakuan khusus kepada anak tersebut agar anak dapat aktualisasi
potensi kognitifnya secara maksimal dan optimal sehingga dapat menjadi guru
bagi teman sebayanya. Jika guru menemukan anak yang menunjukkan
perkembangan afeksi dan perilaku yang baik, maka guru perlu memberikan
penguatan atau reinforcement khusus kepada anak tersebut agar anak dapat
mengembangkan afektifnya secara optimal sehingga dapat menjadi teladan bagi
teman sebayanya. Dan jika guru menemukan perkembangan psikomotorik yang
baik, maka guru perlu memberikan penguatan dalam bentuk latihan psikomotorik

10
untuk kebutuhan perkembangan selanjutnya dan untuk kebutuhan kompetisi, agar
dapat memjadi panutan bagi teman sebayanya.

2.5 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja sebagai Peserta Didik

Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi


perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai
pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal
dua puluh tahun. Menurut Jahja, masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada
masa ini terjadi perubahan baik secara fisik maupun psikologis.
Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja yang sekaligus
sebagai ciri-ciri masa remaja, yaitu:

1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang dikenal sebagai masa storm and stress.

Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik


terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial,
peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam
kondisi baru yang berbeda dari masa-masa yang sebelumnya. Pada fase ini
banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan kepada remaja, misalnya
mereka harus lebih mandiri dan bertanggungjawab.

2. Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai dengan kematangan


seksual.

Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal


maupun perubahan eksternal sangat berpengaruh terhadap konsep diri
remaja.

3. Perubahan dalam hal yang menarik dirinya dan hubungannya dengan


orang lain.
4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa
kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan
yang terjadi.

11
Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain
mereka takut akan tanggungjawab yang menyertai kebebasan itu, serta
meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggungjawab itu.

Selanjutnya dilengkapi pula oleh Gunarsa dan Gunarsa., dan Mappiare,


dalam menjelaskan ciri-ciri remaja sebagai berikut:

1. Masa remaja awal


Biasanya duduk dibangku sekolah menengah pertama, dengan ciri-ciri:
a. Tidak stabil keadaannya, lebih emosional,
b. Mempunyai banyak masalah,
c. Masa yang kritis,
d. Mulai tertarik dengan lawan jenis,
e. Munculnya rasa kurang percaya diri dan
f. Suka mengembangkan pikiran baru, gelisah, suka berkhayal dan suka
menyendiri.
2. Masa remaja madya (pertengahan)

Biasanya duduk dibangku sekolah menengah atas dengan ciri-ciri:

a. Sangat membutuhkan teman,


b. Cenderung bersifat narsistik atau kecintaan terhadap diri sendiri,
c. Berada dalam kondisi keresahan dan kebingungan karena
pertentangan yang terjadi didalam diri,
d. Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya
e. Keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas.
3. Masa remaja akhir

Ditandai dengan ciri-ciri:

a. Aspek-aspek fisik dan psikisnya mulai stabil,


b. Meningkatnya berfikir realistis, memiliki sikap pandang yang sudah
baik,
c. Lebih matang dalam cara menghadapi masalah,
d. Ketenangan emosional bertambah, lebih mempu menguasai perasaan,

12
e. Sudah terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi dan
f. Lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan.

Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan


tugas-tugas perkembangan pada usianya dengan baik. Menurut William Kay
(dalam Putro, 2017:29), tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut:

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya


b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan bergaul
dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap atau perilaku)
kekanak-kanakan.

Pada remaja, pertumbuhan dan perkembangan menunjuk kepada


perubahan secara fisik dan psikis yang dialami oleh remaja yang bersekolah pada
jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan
tinggi. Masalah pertumbuhan dan perkembangan remaja sebagai peserta didik
perlu menjadi perhatian para calon guru dan guru karena dengan bekal
pengetahuan tersebut, para guru dapat menyesuaikan dengan kebutuhan belajar
remaja yang akan difokuskan kepada pembahasan tentang kebutuhan belajar
remaja secara psikologis yang membutuhkan proses pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat perkembangan psikologis mereka sebagai remaja.

Secara psikologis diketahui bahwa masa remaja adalah masa yang penuh
gejolak dan goncangan jiwa bagi remaja. Gejolak dan goncangan jiwa terjadi
karena remaja sedang dalam pencarian identitas diri dan menjalani masa
eksplorasi yang menyebabkan para remaja ingin mencoba terhadap segala hal

13
yang diketahui melalui proses membaca dan mengalami dalam kehidupannya
sehari-hari di masyarakat. Gejolak dan goncangan jiwa juga terjadi karena remaja
sedang mengalami masa pubertas yang menyebabkan dorongan seksual remaja
sangat sensitif dan menuntut untuk disalurkan (dorongan kebutuhan id) yang
bersifat instinktif.
Mengingat masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak dan
goncangan, maka para calon guru dan para guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang remaja dan permasalahannya dan masalah psikologi remaja.
Dengan bekal pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan psikologi remaja,
para guru di sekolah harus memahami tentang kondisi psikologis remaja dan
menghadapi sikap dan perilaku remaja dan menghadapi sikap dan perilaku remaja
sebagai peserta didik secara edukatif dan persuasif. Selain itu, para guru di jenjang
pendidikan SMP dan sederajat, SMA dan sederajat, dan dosen perguruan tinggi
(khususnya dosen yang mengajar mahasiswa baru) dapat mengadaptasikan proses
pembelajarannya sesuai dengan karakteristik psikologis remaja dan kebutuhan
belajar remaja.
Para calon guru dan para guru dan dosen di lembaga pendidikan, juga
perlu memiliki wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang tugas-tugas
perkembangan remaja, perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada diri remaja,
perkembangan kognitf, perkembangan emosional, perkembangan sosial, dan
perkembangan moral remaja (philip, 1987). Pengetahuan dan pemahaman tersebut
diharuskan sebagai dasar menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajar remaja. Dengan para guru di lembaga pendidikan perlu
menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan
kebutuhan psikologis remaja. Oleh karena itu, para guru dapat menerapkan
strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan
perkembangan psikologis, sosial, dan moral remaja.
Selain itu, pihak lainnya seperti guru pembimbing, konselor, orangtua,
kepala sekolah, dan masyarakat perlu ikut serta dalam proses pendidikan remaja
agar dapat memberikan proses pendidikan yang optimal sesuai dengan
karakteristik psikologi remaja dan sesuai kebutuhan belajar siswa dalam
membantu remaja mencapai aktualisasi diri ke arah yang inovatif dan produktif

14
demi perkembangan mental, sosial, sikap, perilaku dan moral remaja seoptimal
mungkin.

Proses pendidikan yang diberikan oleh guru kepada remaja sebagai peserta
didik haruslah berkualitas. Salah satu ciri pendidikan yang berkualitas ialah
pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia yang konstruktif,
kreatif, inovatif, dan produktif.

Generasi muda memegang nasib masyarakat, bangsa dan negara. Oleh


karena itu, pendidikan yang berkualitas mutlak kepada remaja khususnya dan
anak Indonesia pada umumnya.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi diatas yaitu :

Sebagai calon guru hendaknya memiliki pengetahuan mengenai


perkembangan peserta didik, karena nantinya calon guru akan berperan dalam
pembentukan karakter anak. Calon guru harus memahami dan peka terhadap
masalah yang dihadapi peserta didik. Guru juga ditekankan untuk memahami
pada usia berapa peserta didik mampu berfikir abstrak. Selain itu calon guru harus
mampu memahami setiap tingkahlaku peserta baik dari segi positif maupun
negatif dan mampu memahami setiap kondisi psikologi peserta didik. Hal ini
perlu diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap proses belajarnya nanti.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: Andi


Offset.

Sit, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.

Desmita.2009. Psikologi perkembangan peserta didik panduan bagi orang tua


dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP dan SMA.
Bandung: PT remaja rosdakarya

Hadis, Abdul dan Nurhayati. 2010. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung :


Alfabeta
Jurnal : Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja [Online] Volume
17, Nomor 1, 2017 Page : 25-32. No. ISSN 1411-8777 . http://ejournal.uin-
suka.ac.id/pusat/aplikasia/article/download/1362/1180 (Diakses 10 April
2020 Pukul 08.27 WIB)

Tefa, Jusri Sonya. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Peserta Didik [Online] http://yulitasaridhea.blogspot.com/2016/05/normal-0-
false-false-false-in-x-none-x.html (Diakses 11 April 2020 Pukul 15:30 WIB)

17

Anda mungkin juga menyukai