CP Huk
CP Huk
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
semua pihak setelah di Indonesia didera sejumlah kasus kebakaran gedung yang
cenderung meningkat tajam dengan skala yang cukup besar. Kebakaran dapat
diakibatkan oleh berbagai hal, mulai dari hubungan pendek arus listrik, kompor
berurusan pasca gedung terbakar tidak hanya pemilik gedung, pihak kepolisian,
para pengacara hukum, maupun perusahaan asuransi, namun lebih luas lagi juga
mengimbas ke para ahli struktur (teknik sipil). Peran ahli struktur dalam
tertinggi yang pernah dialami elemen-elemen struktur pada saat kebakaran terjadi,
(b) menaksir kekuatan sisa struktur bangunan pasca kebakaran, dan (c)
sebelum kebakaran.
Pada tanggal 27 Juni 2011 telah terjadi kebakaran pada Makassar Mall.
yang direncanakan sebagai pasar pusat grosir dan strukturnya didesain dengan
sistem konstruksi beton bertulang biasa. Struktur terdiri atas 4 lantai yang
direncanakan untuk menahan beban mati (DL), beban hidup (LL). Secara garis
II-1
besar, Makassar Mall terdiri atas 4 lantai, memiliki ukuran panjang sekitar 126.5
meter, lebar 90.5 meter dan tinggi total bangunan 18.65 meter.
Temperatur yang tinggi saat terjadi kebakaran memiliki pengaruh yang besar
terhadap kedua jenis material baik beton maupun baja. Sebenarnya beton
II-2
merupakan bahan bangunan yang memiliki daya tahan terhadap api yang relatif
lebih baik dibandingkan dengan material lain seperti baja, terlebih lagi Kayu. Hal
ini disebabkan karena beton merupakan material dengan daya hantar panas yang
penurunan kekuatan pada struktur pasca kebakaran dan tentunya akan diikuti
pelat, dan kolom akan mengalami penurunan kekuatan pada saat terjadi
kebakaran. Tingkat kerusakan yang terjadi sangat tergantung pada intensitas api
kekuatan balok beton bertulang pada Makassar Mall pasca kebakaran, serta
II-3
4. Berapa kuat tekan beton (secara komputasional) dan kuat tarik baja sisa
pasca kebakaran.
II-4
2. Melakukan pemodelan dengan software Analisa Struktur dan menganalisis
struktur.
visual, pola retak, tingkat karbonasi, pengujian alat palu beton (Schmidt
03-2847-2002.
II-5
retak, kuat tekan beton, kuat tarik baja tulangan, dan analisis
komputasi.
BAB III : Metodologi Penelitian, berisi tentang bagan alir, pengumpulan data,
penelitian.
BAB V : Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan dari studi ini,
serta saran-saran.
II-6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beton dengan kuat tekan tinggi dan tulangan baja dengan kuat tarik tinggi.
Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Nilai kuat
tariknya hanya berkisar 9% - 15% saja dari kuat tekannya. Pada penggunaanya
tulangan baja sebagai bahan yang dapat bekerja sama dan mampu membantu
kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan gaya tarik, artinya bahwa
tulangan baja bertugas memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton
2.1.1. Beton
Beton merupakan bahan bangunan yang memiliki daya tahan terhadap api
yang relatif lebih baik dibandingkan dengan material lain seperti baja, terlebih lagi
kayu. Hal ini disebabkan karena beton merupakan material dengan daya hantar
panas yang rendah, sehingga dapat menghalangi rembetan panas ke bagian dalam
struktur beton tersebut. Oleh karena itu selimut beton biasanya dirancang dengan
ketebalan yang cukup yang dimaksudkan untuk melindungi tulangan dari suhu
yang tinggi di luar jika terjadi kebakaran, karena seperti diketahui bahwa tulangan
baja akan mengalami penurunan kekuatan/tegangan leleh yang cukup drastis pada
suhu yang tinggi Pada struktur beton yang mengalami kebakaran, kekuatan beton
akan dipengaruhi oleh perubahan temperatur, tingkat dan lama pemanasan. Yang
menjadi perhatian pada beton terbakar apakah kekuatan beton tersebut masih
II-1
mampu menahan berbagai beban diantaranya ialah gaya aksial, lenturan dan gaya
didalam beton.
Hasil hidrasi dari komponen semen akan membentuk gel kalsium silikat
pada suhu 100oC, proses dehidrasi akan menghilangkan air bebas dalam beton dan
sehingga dapat meningkatkan kuat tekan sekitar 10-15%. Proses dehidrasi akan
selesai pada suhu 540 oC. Pada suhu 450oC hingga 500oC elemen CaOH akan
berubah menjadi CaO dan akan mulai mengembang serta menyebabkan retak.
II-2
Pengurangan C-S-H yang jumlahnya cukup banyak akan sangat mengurangi
(pink keputih-putihan).
beban yang bekerja selama pemanasan. Untuk temperatur sampai pada 300oC,
terjadi pada saat terjadi kebakaran dan dapat dibagi menjadi 2 atau lebih kategori.
II-3
Pengelupasan yang disertai dengan ledakan yang menyebar dan umumnya muncul
berupa terkelupasnya beton menjadi retak secara paralel pada permukaan yang
terkena api yang akan menyebabkan terjadinya pemisahan sebagian lapisan beton
dan terlepasnya bagian beton sepanjang daerah yang lemah seperti pada lapisan
tulangan. Juga, sifat agregat dan pasta semen terhadap panas menyebabkan
munculnya tegangan antar partikel yang akan berujung pada retak, terutama
Warna beton juga dapat berubah sebagai akibat dari pemanasan, yang mana
akan terlihat dengan jelas pada saat inspeksi visual. Pada banyak kejadian
perubahan warna pink/merah terjadi pada suhu diatas 300oC, yang mana menjadi
merupakan akibat daripada oksidasi kandungan besi pada agregat, perlu dicatat
II-4
bahwa karena perbedaan kandungan besi pada aggregat sehingga tidak semua
terjadi perubahan warna. Pada umumnya, perubahan warna terjadi pada aggregat
yang bersilika dan hanya sedikit pada batu kapur (limestone) dan granit.
II-5
Tampak sebuah retak yang paralel pada permukaan luar beton dan perubahan
porositas
degradasi.
keabu-abuan
II-6
aggregat melebihi 500-600oC
matriks semen)
Kuat tekan beton benda uji silinder maupun kuat lentur benda uji yang
dibandingkan dengan beton normal yang tanpa dipanaskan. Warna beton yang
Kerusakan beton dapat pula disebabkan oleh perbedaan angka muai antara
agregat dan pasta semen. Perbedaan ini menyebabkan kerusakan pada interfacial
zone sehingga lekatan antar batuan menjadi berkurang banyak. Pada temperatur
kamar. Angka muai batuan pada umumnya lebih rendah dari pada pasta-semen.
II-7