Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Pustaka

Untuk”mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian”skripsi

yang akan dilaksanakan’peneliti pun memiliki beberapa panduan yang

mendukung peneliti ini.’Dan adapun skripsi atau jurnal yang berhubungan

dengan penelitian”yang akan dilakukan yaitu:

Pertama, jurnal yang berjudul “Etika Komunikasi dalam Media Sosial

Bagi Ibu-ibu PKK di Desa Mekarmukti Kabupaten Bandung”disusun oleh

Ditha Prasanti Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Sunan Kalijaga

Yogyakarta.1 Jurnal ini menjelaskan tentang etika komunikasi dalam media

sosial bagi ibu-ibu PKK di Desa Mekarmukti Kabupaten Bandung. Penelitian

ini menggunakan pendekatan metode deskriptif adapun teknik penelitian

pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Adapun

hasil dari penelitian ini etika komunikasi di dalam media sosial untuk PKK

yang terkhusus pada konteks waktu, isi pesan, dan komunikan, Jenis media

yang digunakan adala facebook, BBM, dan Whatshap menentukan jenis media

sosial yang digunakan oleh PKK di Desa Mekarmukti Kabupaten Bandung.

Sedangkan Perbedaan penelitian yang penulis lakukan yaitu terletak dibagian

objek, subjek dan lokasi penelitian.

1
Ditha Prasanti, Etika Komunikasi dalam Media Sosial Bagi Ibu-ibu PKK di Desa
Mekarmukti Kabupaten Bandung, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007) di akses akses taaggal Maret
2020, pukul 22:21
Kedua,’penelitian yang berjudul “etika komunikasi pedagang kaki 5

(PKL) Studi Kasus Ibu Asni dan Pembelinya di Warung Taman Puru Jl. Bung

Hatta, Taman Kota Wilayah Mataram. Disusun oleh Ulul Azmi,”Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Universitas’Islam Negeri Mataram 2017.2 Adapun hasil penelitian bahwa etika

berwirausaha sangatlah perlu yang namanya etika komunikasi seperti

kejujuran, ramah, sopan, kekeluargaan, ataupun toleransi, sehingga terciptanya

situasi yang harmonis. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dalam

memperoleh datamenggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi. Dan

untuk menganlisis menggunakan metode trianlugasi. Penelitian yang dilakukan

oleh peneliti yaitu terletak dibagian objek, subjek dan lokasi penelitiannya serta

penelitian ini terfokus pada etika komunikasi dalam organisasi Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jirak Kabupaten Musi Banyuasin yang

membahas mengenai cara kelompok PKK dalam berkomunikasi .

Ketiga, penelitian yang berjudul “Etika Komunikasi Verbal Netijen

dalam Penggunaan Ruang Publik pada Kolom Komentar Searmbinews.com”.

Disusun Siti Hajar Rusmina’Fakuktas Dakwah dan komunikasi prodi

Komunikasi Penyiaran’Islam Univ Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh’2018.3

Hasil penelitian tersebut pada isi komentar serambinews.com dalam

penggunaan ruang publik pada berita-berita politik dimana netizen yang

2
Ulul Azmi, etika komunikasi pedagang kaki 5 (PKL) Studi Kasus Ibu Asni dan
Pembelinya di Warung Taman Puru Jl. Bung Hatta, Taman Kota Wilayah Mataram,
(Mataram: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2017) di akses tanggal 21 Oktober 2019
3
Siti Hajar Rusmina, Etika Komunikasi Verbal Netijen dalam Penggunaan Ruang
Publik pada Kolom Komentar Searmbinews.com, (Banda Aceh: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, 2018) di akses tanggal 05 November 2019
memberikan komentar proses terhadap politis, perbuatan dan roda

pemerintahan yang dijalankan oleh partai-partai politik tersebut berupa ujuran

kebencian, fitnah, provokasi, istilah-istilah sadis dan kasar. Penelitian ini

mengguakan kualitatif dalm mendapatkan data menggunakan teknik

wawancara, dan dokumentasi. Persamaan antara penelitian tersebut dengan

penelitian yang peneliti lakukan terletak pada jenis penelitian dan teknik

pengeumpalan data yaitu penelitian kualitatif yang dilakukan melalui

wawancara dan dokumnetasi.

B. Kerangka Teori

1. Komunikasi Organisasi

a. Komunikasi

komunikasi menurut Hovland, janis dan Kelley mengemukakan

bahwasannya komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang

biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.

Pada definisi ini mereka menganggap bahwa komunikasi sebagai suatu

proses, bukan sebagai suatu hal.4

Menurut seiler memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat

universal. Dia mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dengan mana

simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Dari

definisi ini proses komunikasi sangat sederhanaa yaitu mengirim dan

menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena

4
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015),
Cet. Ke- 14, h.2.
yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan

komponen yang penting dari komunikasi tersebut.

Jadi, dari definisi yang telah dikemukan oleh para ahli,

bahwasannya komunikasi adalah suatu proses penyampain pesan oleh

seseorang atau kelompok kepada penerima pesan baik itu secara verbal agar

dapat dimengerti oleh kedua belah pihak dan juga komunikasi dapat

dilakukan dengan non verbal atau dengan gerak-gerik tubuh misalnya

tersenyum, menggelengkan kepala, yang bertujuan untuk mempengaruhi

sikap atau perilaku orang lain.

b. Organisasi

Menurut Schein (1982) ia mengemukakan bahwasannya organisasi

adalah suatu hal mengatur dengan hal adanya kegiatan dalam tujuan utama

melalui penggolongan pekerjaan serta fungsi dan harus bertanggung jawab.

Ia juga mengatakan bahwasannya organisasi mempunyai karakter yaitu

tujuan,’struktur, yang saling berkaitan satu bagian dengan bagian lain serta

tergantung kepada komunikasi untuk mengatur aktivitas organisasi

tersebut.5

Interaksi antar individu atau antar kelompok yang memiliki nilai

serta latar belakang yang berbeda-beda akan saling mempengaruhisatu sama

lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan melandasi perilaku

individu untuk bersama-sama mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

5
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015),
Cet. Ke-14, h.23
Selanjutnya Kochler mengatakan bahwa organisasi adalah sistem

hubungan yang berstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok

orang yang mencapai tujuan tertentu. Adapun menurut Wright mengatakan

bahwasannya organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas

yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan

bersama.

Jadi, organisasi adalah sebgai dua orang atau lebih orang yang

berada didalam satu wdah atau organisasi yang sama dan memiliki tujuan

bersama. Tujuan tersebut kaan dicapai bersama dengan anggota organisasi

tersebut melalui kerjasama dari pihak yang bersangkutan.

Komunikasi organisasi adalah suatu proses pertukaran informasi

diantara orang-orang dalam suatu organisasi. Dimana didalamnya terdapat

empat tahapan komunikasi yang meliputi: Atensi/Perhatian(attention ),

Komprehensi (comprehension), Kebenaran/Fakta (acceptance as true ),

Retensi (retention). 6

Goldhaber mengemukakan komunikasi organisasi adalah proses

menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang

saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak

pasti atau berubah-ubah. serta mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses,

pesan, jaringan, saling tergantungan, hubungan, lingkungan dan

ketidakpastian.

6
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,
2001), Cet. Ke-1, h.28.
a. Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang

menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Kerana

gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus

dan tidak ada hentinya maka dikatan sebagai suatu proses.

b. Pesan

Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang,

objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Pesan dalam

organisasi ini dapat dilihat menurut bebrapa klasifikasi, yang

berhubungan dengan bahasa, penerimaan. Pesan juga dapat dibedakan

atas pesan verbal dan non verbal. Pesan dalam organisasi misalnya surat

memo, pidato dan percakapan. Sedangkan pesan non verbal dalam

organisasi terutama sekali yang tidak diucapkan atau tidak tertulis seperti

bahasa gerakan badan, sentuhan, nada suara, dan ekspresi wajah.

c. Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya

menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan

Pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu

set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.


d. Keadaan saling tergantung

Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan

yang saling tergantung satu bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat

dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.

e. Hubungan

Organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan

sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak paada tangan

manusia. Dengan kata-kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan

dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.

f. Lingkungan

Lingkungan adalah semua totaalitas secara fisik dan faktor

sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai

individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas

lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal

adalah personalia (karyawan), staf, golongan, fungsional dari organisasi

dan komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk dan sebagainya.

Sedangkan lingungan eksternal dari organisasi adalah langganan,

leveransir, saingan dan teknologi.

g. Ketidakpastian

ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan

informasi yang diharapkan.7

7
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005),
Cet Ke-14, h. 67-74.
c. Aliran komunikasi organisasi

a) Komunikasi kebawah

komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau

organisasi ke tingkat yang lebih bawah. Pola ini gunakan oleh kelompok

untuk menetapkan sasaran, memberikan intruksi pekerjaan,

menginformasikan kebijakan dan prosedur kebawahan, menunjukan

masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik

tentang kinerja.

b) Komunikasi ke atas

mengalir ketingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau

organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke

atasan,menginformasikan mengenai kemajuan ke sasaran dalam

menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi

c) Komunikasi horizontal

Ketika komunikasi terjadi di antara anggota kelompok kerja yang

sama, diantara anggota kelompok kerja pada tingkat yang sama, atau

diantara manajer pada tingkat yang sama, atau diantara setiap personel

yang secara horizontal disebut komunikasi horizontal.

2. Etika Komunikasi

a. Etika

Menurut Sofyan,’dkk etika adalah suatu cabang ilmu filsafat.’Maka

dalam literatur yang dinamakan juga filsafat moral yaitu suatu sistem
prinsip tentang moral,’tentang baik atau buruk.”Dan dapatkan dikatakan

secara sederhana bahwasanya etika yaitu displin yang mempelajari tentang

baik buruk sikap tindakan manusia.”Menurut’Bertens’istilah “etika”

berasala dari bahas yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal

mempunyai banyak arti: tempat tinggal, adat, akhlaak, dan watak. Dalam

bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan. Jadi jika membatasi

bahwasannya etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu

tentang adat suatu kebiasaan.8”

etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana

sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang melibatkan aturan atau

prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar yaitu baik dan buruk atau

kewajiban dan tanggung jawab. Sehingga dalam berkomunikasi individu

atau kelompok harus memiliki etika dalam melakukan komunikasi secara

efektif. Etika dapat dijelaskan dengan membedakan tiga arti yaitu:

1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral (akhlak)

2) Kumpulan asas-asaa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

3) Nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat.9

b. Komunikasi

8
Bertens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), Cet. Ke-4, h.5
9
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, ( Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), Cet.Ke-1, h. 173
secara etimologis atau asal katanya, istilah komunikasi berasal dari

bahasa latin communication dan perkataan ini bersumber pada kara

Communis. Arti kata communis disini adalah sama makna dalam arti kata

sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.10 Jadi, Komunikasi

berlangsung apabila antara orang-orang yan g terlibat terdapat kesamaan

makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Komunikasi

merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat

saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari,

ditempat kerja dalam masyarakat. Tidak ada manusia yang tidak akan

terlibat dalam komunikasi.

komunikasi menurut Hovland, janis dan Kelley mengemukakan

bahwasannya komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang

biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.

Pada definisi ini mereka menganggap bahwa komunikasi sebagai suatu

proses, bukan sebagai suatu hal.11

Adapun komponen dasar dalam komunikasi adalah sebagai berikut

1) Pengiriman pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan.

Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim

pesan

10
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi,(Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2000), h.4
11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2015),
Cet.Ke-14, h.2
2) Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima dan

pesan ini dapat berupa pesan verbal dan non verbal.

3) Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si

penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang

cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar.

4) penerima pesan adalah yang mengalisis dan menginterprestasikan isi

pesan yang diterimanya.

5) Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan

kepada si pengirim pesan.12

Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah pros melalui

mana individu dalam hubungnya, dalam kelompok, dalam organisasi dan

dalam masyarakat menciptakan, mengirim dan menggunakan informasi

untuk mengkoordinasikan lingkunganya dan orang lain.

c. Etika Komunikasi

Menurut Richard L Johannesen berpendapat banyak orang

beranggapan bahwa dalam berkomunikasi, kita harus menggunakan etika

komunikasi sebagai suatu nilai-nilai atau norma mengenai benar atau salah

yang dianut suatu golongan dan menjadi pegangan bagi seseorang atau

kelompok untuk menghargai dan menghormati lawan bicara serta mengatur

tingkah lakukanya agar tidak menyakiti hati orang lain.Dalam teori ini,

memiliki tiga tujuan, yaitu: (1) membantu manusia untuk bertindak secara

12
Ibid., h.17-18.
bebas dan dapat dipertanggungjawabkan; (2) membantu manusia

mengambik sikap dan tindakan secara tepat dalam hidup ini; dan (3) untuk

menciptakan kebahagian.13

Terlepas setuju atau tidaknya dengan teori diatas, namun ada hal

yang bisa kita sepakati bahwa etika berhubungan dengan moral, “sistem

tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia”.

Penggunaan moral patut dipahami oleh semua orang, karena dalam

kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi.

Etika komunikasi memiliki “paradoks tersendiri. Di lain pihak, hal ini dapat

menjadi hal postif namun terkadang sesuatu yang negatif dan cendrung

merusak serta meperburuk keadaan juga dapat terjadi. Maka dari itu

pentingnya suatu etika komunikasi mulai dari kita berkomunikasi

antarsesama sampai pada saat kita berkomunikasi didalam organisasi.14

Menurut Richard L Johannasen terdapat prinsip-prinsip etika

Komunikasi yang sering dipergunakan oleh orang yang tengah menjalin

hubungan komunikasi, maka dari itu peneliti menggunkan enam prinsi-

prinsip ini karena sesuai dengan penelitian yang penuliskan. Adapun enam

prinsip etika komunikasi yaitu:

1. Prinsip Keindahan

Prinsip keindahan ini mendasari segala sesuatu yang mencakup

penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini

13
Richard L Johannesen, Etika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2019), Cet.Ke-1, h.6.
14
Ibid., h.7-8.
manusia memerhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakan

sesuatu yang indah dalam perilakuknya. Misalnya dalam segi berpakaian,

penataan ruang, dan sebagainya. Namun semua ini akan sia-sia apabila

orang-orang berkomunikasi tidak menunjukan suatu keindahan apa lagi

tidak ada suatu etika komunikasi. Keindahan dalam berkomunikasi itu

menunjukan sifat-sifat keramah-tamaan, senyum, salam dan lain-lain.

2. Prinsip persamaan

Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab

yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak,

persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip

ini melandasi perilaku yang tidak diskriminatif atas dasar apa pun. Bila

dalam berkomunikasi tidak ada etika komunikasi maka akan ada salah

satu pihak dalm organisasi itu merasa direndahkan, maka komunikasi

tidak akan berjalan efektif.

3. Prinsip kebaikan

Prinsip kebaikan ini mendasari perilaku individu untuk selalu

berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya,

Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti

saling menghormati, kasih sayang dan salin membantu orang lain.

4. Prinsip keadilan

Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk

memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh.


Oleh karena itu prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil serta

tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.

5. Prinsip kebebasan

Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk

bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam

prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak

untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang

tidak merugikan atau menggangu hak-hak orang lain. Oleh karena itu,

setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia

tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk

itu kebebasan bagi setiap individu dapat diartikan sebagai: (1)

kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan; (2)

kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan

pilihannya tersebut; (3) kemampuan untuk mempertanggungjawabkan

perbuatannya.

6. Prinsip kebenaran

Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang

muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat

dibuktikan dan ditunjukan, agar kebenaran itu dapat diyakini oleh

individu dan orang lain. Tidak semua kebenaran dapat diterima sebagai

suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.15

15
Ibid., h.138.
Jadi, pemahaman yang berbeda mengenai nilai-nilai etika yang

ada membuat setiap orang dapat memiliki penilaian yang berbeda

terhadap setiap etika komunikasi. Dalam melaksanakan komunikasi

dalam organisasi penggunaan etika haruslah berhati-hati karena bukanlah

tidak mungkin pemahaman etika kita berbeda dengan orang lain.

Kurangnya pemahaman antarsesama dapat memunculkan miss

comunication atau bahkan menimbulkan suatu permalasahan dalam

organisasi dan berujung timbulnya berbagai macam prasangka dan salah

paham.

Dalam berbagai perbedaan tersebut, kita harus mampu beradaptasi

dengan cepat. Nilai-nilai yang membentuk etika harus kita pahami dengan

benar karena sebenarnya tida da kamunikasi yang tidak menggunakan nilai-

nilai etika didalamnya, setiap bentuk komunikasi selalu menggunakan etika

walaupun dalan kadarnya masing-masing sesuai konteks, tujuan dan situasi

yang ada. Maka dari itu etika komunikasi itu sangatlah penting dalam suatu

organisasi harus ada nilai-nilai atau norma mengenai benar atau salah yang

dianut suatu golongan dan menjadi pegangan seseorang atau kelompok

untuk menghargai lawan bicara serta mengatur tingkah lakukanya tanpa

menyakiti hati orang lain.

Etika’komunikasi mencoba untuk mengelaborasi dan menelaah

suatu etika komunikasi yang digunakan oleh komunikator dan komunikan

melalui perspektif yang bersangkutan.;”


1. Perspektif’politik”

Dalam perspektif ini bahwasannya etika mengembangkan

kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, bahwasannya kita adalah

sumber primer bukan satu-satunya argumen dan informasi tentang subjek

yang dibicarakan serta yang disampaikan harus fakta, jika ada bertanya

tentang apa yang kita sampaikan kita harus menjawab dengan jujur dan

menggunakan etika komunikasi yang baik.

Menumbuhkan sikap adil dengan memilih dasar kebebasan dengan

menampilkan fakta dan pendapat secara terbuka. mengutamakan

motivasi, dan menambahkan penghargaan atas perbedaan yang ada dan

menghormati pendapat orang lain.

2. Perspektif”sifat manusia”

Perspektif sifat manusia, yang dibahas di sini berpusat pada esensi

sifat manusia. Orang mencari jawaban atas pertanyaan: apa yang

membuat manusia secara esensial adalah manusia? Maka diidentifikasi

karakteristik yang unik dari sifat manusia yang membedakan manusia

dari hewan. Karakteristik-karateristik tersebut kemudian dapat dijadikan

standar untuk menilai etika komunikasi.

Setiap sifat manusia yang khas digunakan dengan cara yang

sebagian besar mutlak untuk menilai etika komunikasi tanpa

menghiraukan situasi, budaya dan agama. Pendekatan sifat manusia

terhadap etika komunikasi adalah bahwa mereka cendrung berkonsentrasi

hanya pada satu aspek sifat manusia yang mendasar yaitu kemampuan
berpikir mengunakan simbol. ini berarti bahwasannya suatu tindakan

manusia yang benar-benar manusiawi adalah berasal dari rasionalitas

yang sadar atas apa yang dilakukan.kMelalui perspektif sifat manusia

etika komunikasi di nilai dari kriteria yang saling berkaitan yaitu maksud

si pembicara, dan sifat dari cara-cara yang diambil.

3. Perspektif”situasional”

Adapun”faktor situasional atau kontekstual dalam menilai etika

komunikasi antara lain peran dan fungsi suatu komunikator terhadap

khalayak, standar khalayak mengenai kelogisan, derajat kesadaran

tentang cara-cara berkomununikasi yang baik, tingkat urgensi untuk

pelaksanaan usulan dari orang lain agar terjalinnya suatu etika

komunikasi yang baik dalam organisasi, tujuan dan nilai khalayak.

4. Perspektif dialogis

komunikasi adalah proses transaksi dialog dua arah, sikap dialog

adalah sikap setiap partisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas

keutamaan, seperti keterbukaan, kejujuran, kerukanan dan intensitas dan

lain- lainnya.

5. Perspektif religius

kitab suci atau habit religius dapat dipakai sebagai standar

mengevaluasi etika komunikasi. Pendekatan alkitabiah dalam agama

membantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti

dalam setiap tindakan manusia.

6. Perspektif utilitarian
Standar utilitarian untuk mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi

dapat dilihat dari adanya kegunaan, kesenangan, dan kegembiraan

7. Perspektif legal

perilaku komunikasi yang legal, sangat disesuaikan dengan

peraturan yang berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis.16

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Etika Komunikasi

1. Faktor Pendukung etika komunikasi

Namun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam etika

komunikasi agar terjalinnya suatu etika komunikasi yang etis dalam

organisasi .

a. sikap ramah, keramahan yang ditunjukan kepada orang lain merupakan

bentuk sopan santun dalam setiap percakapan baik dalm situasi fromal

dan non formal

b. Atasan harus memberikan contoh etika komunikasi yang etis kepada

anggotanya yang menjadi teladan. Karena keteladan seorang atasan

merupakan perwujudan realisasi di setiap kegiatan, serta menanamkan

sikap kepercayaan terhadap anggota, berpenampilan baik dan sopan.

Disamping itu dalam memberikan contoh kepada anggota organisasi,

atasan harus bersifat objektif, terbuka akan kritikan dan menghargai

pendapat orang lain.

16
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2009), Cet-Ke-1, h.185-186.
c. Atasan harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan anggota

organisasi. Etika komunikasi serta Perilaku dan pribadi yang baik

menajdi instrumen ampuh dalam mengubah perilaku setiap individu.

d. Atasan hendaknya menghargai setiap potensi yang ada dalam

keberagaman setiap anggota organisasi. Harus mampu memahami

keberagaman dan perkembangan setiap anggota organisasi.

2. Faktor penghambat etika komunikasi

Dalam membangun sebuah etika komunikasi yang efektif tidak

selamanya dapat dilaksanakan dengan mudah, banyak faktor yang

melatarbelakangi proses etika komunikasi tidak dilaksanakan dengan baik.

Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu:

a. Adanya suatu kebutuhan individu yang merupakan faktor utama penyebab

terjadinya tindakan etika komunikasi yang tidak etis

b. Tidak ada pedoman atau prosedur yang baku dalam organisasi atau

dalam diri individu yang menjadi penghambat etika komunikasi.

c. Perilaku dan kebiasaan individu yang menjadi salah satu penghambat

etika komunikasi yang tidak etis, tanpa memperhatikan faktor lingkungan

individu berada,
d. Individu sudah terbiasa dengan lingkungan yang sebelumnya sudah ada

suatu lingkungan, dapat mempengaruhi orang lain yang berda dalam

lingkungan tersebut dan melakukan hal serupa.

e. Latar belakang sosial misalnya orang Palembang dengan asli orang Musi

Banyuasin dan pendidikan taraf tingkat sarjana berbicara dengan

tingkatan tamatan SLTA, dapat disimpulkan bahwa hambatan etika

komunikasi disebabkan oleh lingkungan fisik yaitu gangguan sosial

budaya adanya perbedaan status sosial.17

17
Rosihan Adhani, Etika dan Komunikasi (Banjarmasin: PT Grafika Wangi
Kalimantan. 2014)

Anda mungkin juga menyukai