Anda di halaman 1dari 5

POLA PERTUMBUHAN BAKTERI ASAM LAKTAT SELAMA FERMENTASI SUSU

KEDELAI

GROWTH PATTERN OF LACTIC ACID BACTERIA DURING SOY MILK FERMENTATION

Darimiyya Hidayati
Program Studi TIP, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo
Jl.Raya Kamal PO BOX 2 Kamal, Madura, Email : darimiyyahidayati@trunojoyo.ac.id

ABSTRACT
Soy milk is a rich source of protein and unsaturated fatty acid, but soy milk is not widely accepted
because of its beany flavor and the belief that it caused flatulence. Soy milk served as an excellent medium for
the growth of lactic acid bacteria because they possess ability to utilize oligosaccharides (sucrose, raffinose, and
stachyose) in soybean. The objective of this research was to study growth pattern of lactic acid bacteria in soy
milk. 4 strains of lactic acid bateria were grown in soy milk for 24 hours. pH and total LAB were analyzed every
3 hours. The result showed that Lactobacillus bulgaricus and Lacobacillus plantarum were able to use soy milk
as growing medium, while Lactobacillus acidophilus and Strepococcus thermophilus could not grow well in soy
milk.
Key words : lactic acid bacteria, growth pattern, soy milk

ABSTRAK
Susu kedelai merupakan sumber kaya protein dan asam lemak tidak jenuh tetapi kurang diterima secara
luas karena rasa dan kepercayaan masyarakat bahwa susu kedelai dapat menyebabkan flatulensi. Susu kedelai
merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri asam laktat karena kemampuan dalam pemanfaatan
oligosakarida (sukrosa, raffinosa dan stakiosa) pada kedelai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pola
pertumbuhan bakteri asam laktat pada susu kedelai. 4 strain bakteri asam laktat ditumbuhkan pada susu kedelai
selama 24 jam. pH dan total bakteri asam laktat dianalisis setiap 3 jam. Hasil penelitian memnunjukkan bahwa
Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus plantarum mampu memanfaatkan susu kedelai sebagai medium
pertumbuhan sedangkan Lactobacillus acidophillus dam Streptococcus thermophillus tidak dapat tumbuh
dengan baik dalam susu kedelai.
Kata kunci : bakteri asam laktat, pola pertumbuhan, susu kedelai

PENDAHULUAN Flatulensi disebabkan kandungan


rafinosa dan stakiosa kedelai relatif tinggi.
Kedelai merupakan sumber protein Hidrolisis kedua oligosakarida tersebut
nabati bagi penduduk dunia, khususnya membutuhkan dua enzim yaitu enzim
penduduk dinegara-negara berkembang. invertase (E.C 3.2.1.26) untuk menghidrolisis
Selain kandungan protein tinggi, kedelai juga sukrosa dari oligosakarida dan enzim α-
mengandung mineral, vitamin serta asam galaktosidase (E.C 3.2.21) yang dibutuhkan
lemak tidak jenuh yang dapat mencegah untuk menghidrolisis ikatan α-galaktosida
atherosklerosis (Smith dan Circle, 1972). (Mital dan Steinkraus, 1975). Dalam saluran
Kadar protein berbagai varietas kedelai yang pencernaan manusia, enzim α-galaktosidase
ada di Indonesia berkisar 30,53 - 44,00% tidak ada sehingga oligasakarida tersebut
(Koswara, 1992) tidak dapat diserap dan selanjutnya
Produk-produk makanan dari kedelai dimanfaatkan oleh mikroflora di usus besar
kurang diterima oleh konsumen karena dan menghasilkan gas yang menyebabkan
umumnya memiliki bau langu (beany flatulensi.
flavour) dan menyebabkan flatulensi. Bau Salah satu pemanfaatan kedelai adalah
langu disebabkan oleh peroksidasi asam produk susu kedelai yang memiliki total
lemak tidak jenuh atau pembentukan ester padatan sekitar 8-10% tergantung
yang dikatalis oleh enzim lipoksigenase (Liu, perbandingan antara air dan kedelai kering
1999). Senyawa volatil yang dihasilkan pada proses pembuatannya. Susu kedelai
adalah keton, aldehid, alkohol dan senyawa dapat memenuhi kebutuhan potein untuk
lain yang dapat menimbulkan flavor yang masyarakat yang tidak bisa mengkonsumsi
tidak diinginkan.
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. III, No. 2, Agustus 2010 72
susu hewani karena alasan kesehatan ataupun METODE PENELITIAN
ekonomi. Selain itu, susu kedelai bebas
Bahan
kolesterol dan kandungan asam lemak tidak
jenuhnya tinggi sehingga bermanfaat bagi 1. Isolat Bakteri Asam Laktat
kesehatan. ( Liu, 1999 dan Yusmarini, 1998). Isolat bakteri asam laktat diperoleh dari
Susu kedelai masih memiliki bau langu isolasi dari bahan sesuai Tabel 1.
dan juga dapat menyebabkan flatulensi 2. Kedelai
sehingga kurang diterima oleh konsumen. 3. Bahan-bahan kimia
Fermentasi dapat meningkatkan Bahan kimia yang digunakan dalam
kenampakan, flavor atau aroma susu kedelai penelitian adalah MRS (Man-Rogosa-
sehingga diharapkan dapat lebih diterima Sharpe, Merck), skim milk, dan gliserol
oleh konsumen (Mital dan Steinkraus, 1974 Alat
;Koswara, 1992). Bakteri asam laktat yang
berperan penting pada berbagai macam Peralatan utama yang digunakan dalam
makanan fermentasi juga bisa menggunakan penelitian ini adalah autoclave, pH meter,
susu kedelai sebagai medium Quebec Colony Counter, dan mikroskop.
pertumbuhannya. Beberapa bakteri asam Metode
laktat mempunyai kemampuan untuk
menggunakan sukrosa (gula utama pada a. Pembuatan susu kedelai
kedelai) sebagai sumber energi dan Pembuatan susu kedelai
menggunakan metode Illinois yang
mempunyai enzim α-galaktosidase sehingga
dimodifikasi dengan penyaringan(Liu,
dapat menghidrolisis rafinosa dan stakiosa
1999). Tahapan pembuatannnya meliputi
(Mital dan Steinkraus, 1974; Mital dan
perendaman kedelai dalam larutan
Steinkraus, 1975; Yusmarini, dkk., 1998).
NaHCO3 0,5% selama 12 jam, perebusan
Produk–produk fermentasi dari susu
kedelai dalam larutan NaHCO3 0,5%
kedelai umumnya diadaptasi dari produk
selama 30 menit, penghilangan kulit dan
fermentasi dari susu hewani. Beberapa
pencucian, penghancuran dengan
produk fermentasi dari susu kedelai antara
lain yogurt susu kedelai/soygurt (Cheng, penambahan air hangat ( ± 80°C) dan
dkk., 1990; Yusmarini, dkk., 1998) dan perbandingan kedelai kering:air = 1:7, dan
produk keju krim tiruan menggunakan penyaringan. Susu kedelai ditambah
bakteri L. casei (Hofman dan Marshal, sukrosa sebanyak 8-10%, kemudian
1985). disterilisasi pada suhu 115 °C selama 10
Kendala yang dihadapi selama ini menit.
adalah masih terbatasnya informasi tentang b. Fermentasi susu kedelai
pola pertumbuhan bakteri asam laktat selama Pertumbuhan bakteri asam laktat
fermentasi susu kedelai dan strain bakteri diamati dengan pengukuran nilai pH dan
asam laktat yang mampu tumbuh pada susu total BAL setiap 3 jam sekali selama 24
kedelai. Informasi ini sangat penting jam.
diperlukan untuk menentukan kondisi c. Metode Perhitungan Populasi Bakteri
fermentasi yang paling tepat dalam Asam Laktat
menghasilkan soygurt yang berkualitas. Oleh 1 ml atau 1 gram sample diencerkan
karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang dalam beberapa seri pengenceran (10-1
pola pertumbuhan beberapa bakteri asam sampai tingkat pengenceran tertentu). 3
laktat dalam fermentasi susu kedelai. seri pengenceran terakhir diplating pada
media MRS agar + 1% CaCO3 secara
pour plate

73 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. III, No. 2, Agustus 2010


Tabel 1. Strain bakteri asam laktat yang digunakan dalam penelitian
No Strain Bakteri Asam Laktat Sumber
1 Lactobacilus bulgaricus Starter yogurt
2 Lactobacilus plantarum Tempe
3 Lactobacilus acidophilus Dadih
4 Streptococcus thermophilus Starter yogurt

HASIL DAN PEMBAHASAN enzim α-galaktosidase sehingga dapat


memecah ikatan α-galaktosidik yang ada
Pertumbuhan bakteri asam laktat rafinosa dan stakiosa (karbon utama dalam
diamati dengan perhitungan jumlah BAL dan susu kedelai).
nilai pH setiap interval 3 jam selama 24 jam. Pola pertumbuhan L.acidophilus dapat
Dari Gambar 1 menunjukkan bahwa ada dilihat pada gambar (c). Pola pertumbuhan
kecenderungan peningkatan populasi BAL dari bakteri ini juga tidak memberikan kurva
dan selanjutnya stationer sampai jam ke-24. pertumbuhan mikroorganisme yang jelas.
Sedangkan nilai pH turun seiring dengan Populasi bakteri asam laktat meningkat terus
meningkatnya waktu fermentasi. sampai lama fermentasi 21 jam, dan
Pola pertumbuhan bakteri asam laktat selanjutnya turun pada lama fermentasi 24
pada fermentasi susu kedelai mempunyai jam. Hal ini menunjukkan adanya fase
pola yang berbeda-beda. Perbedaan ini logaritmik yang sangat panjang yaitu 21 jam
disebabkan oleh kemampuan bakteri asam lama fermentasi. Menurut Mital dan
laktat dalam memanfaatkan sumber karbon Steinkraus (1974), L.acidophilus mampu
yang terdapat dalam susu kedelai. Pola mengkonsumsi sukrosa dan glukosa, namun
pertumbuhan L.bulgaricus dan tidak dapat mengkonsumsi rafinosa dan
S.thermophilus mempunyai kecenderungan stakiosa. Fase logaritmik yang panjang diatas
yang hampir sama yaitu meningkat dari jam menunjukkan bahwa bakteri ini
ke-0 sampai jam ke-12, kemudian cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk
stationer mulai jam ke-12 sampai jam ke-24. beradaptasi dengan media susu kedelai.
Hal ini menunjukkan bahwa L.bulgaricus Perbedaan jenis dan jumlah sumber
dan S.thermophilus mencapai fase stasioner karbon pada media sangat mempengaruhi
pada jam ke-12 selama fermentasi susu pertumbuhan mikroorganisme sehingga pada
kedelai. Menurut Ngatirah (2000), pola pertumbuhan mikroorganisme akan
L.bulgaricus memasuki fase logaritmik akhir berbeda pada media fermentasi yang
(awal fase stationer) pada sekitar 16-18 jam berbeda. Sumber karbon pada MRS broth
untuk fermentasi di MRS broth pada suhu 37 berupa glukosa sehingga dapat dimanfaatkan
°C. Sedangkan Mital dan Steinkraus (1974) langsung oleh BAL. Sedangkan sumber
menyatakan bahwa L.bulgaricus mencapai karbon dalam susu kedelai adalah sukrosa,
fase stationer setelah 8 jam fermentasi pada stakiosa dan raffinosa sehingga diperlukan
susu kedelai yang ditambah dengan 2% enzim α-galaktosidase untuk dapat
sukrosa. menghidrolisisnya. Oleh karena itu, pola
Pola pertumbuhan L.plantarum dapat pertumbuhan bakteri asam laktat berbeda-
dilihat pada gambar (b). Pola beda tergantung kemampuan bakteri tersebut
pertumbuhannya tidak memberikan kurva dalam mengkonsumsi sumber karbon yang
pertumbuhan yang jelas. Populasi bakteri tersedia. Pertumbuhan bakteri asam laktat
asam laktat meningkat seiring bertambahnya dalam susu kedelai lebih lambat
waktu fermentasi, dan mencapai puncaknya dibandingkan dalam MRS broth karena
pada fermentasi 15 jam. Hal ini menunjukkan perbedaan sumber karbon dalam kedua
fase logaritmik L.plantarum adalah 0-15 jam media tersebut. Selain itu, jumlah karbohidrat
dan selanjutnya cenderung mengalami dalam susu kedelai sangat terbatas sehingga
penurunan (fase kematian). Menurut Mital penambahan sukrosa harus cukup untuk
dan Steinkraus (1975), L.plantarum memiliki meningkatkan pertumbuhan BAL.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. III, No. 2, Agustus 2010 74


12

nilai PH/log total BAL (CFU/ml)


nilai pH/Log total BAL(log CFU/ml) 10 11
9 10

8 9
8
7
7
6
6
5 5
4 4
3 3
2 2
1
1
0
0 0 3 6 9 12 15 18 21 24
0 3 6 9 12 15 18 21 24
w aktu ferm entasi (jam )
lam a ferm entasi (jam )

Log total BAL nilai pH log Total BAL nilai pH

a) Pertumbuhan L.bulgaricus b) Pertumbuhan L.plantarum


12 12
Nilai pH/log total BAL (CFU/ml)

Nilai pH/log total BAL (CFU/ml)


10 10

8 8

6 6

4 4

2 2

0 0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 0 3 6 9 12 15 18 21 24
lam a ferm entasi (jam ) lam a ferm entasi (jam )

log total BAL (CFU/gr) nilai pH log total BAL (CFU/gr) nilai pH

c) Pertumbuhan L.acidophilus d) Pertumbuhan S.thermophilus

Gambar 1. Pertumbuhan bakteri asam laktat dalam susu kedelai

Nilai pH turun selama fermentasi dengan nilai pH sekitar 4 pada akhir


karena adanya produksi asam laktat dari fermentasi 16 jam.
karbohidrat yang ada dalam susu kedelai. Sedangkan nilai pH untuk bakteri
Nilai pH untuk L.bulgaricus dan L. L.acidophilus dan S.thermophilus masih
plantarum pada jam ke-24 mencapai 3,43 cukup tinggi yaitu sekitar 4 diakhir
dan 3,47 menunjukkan bahwa L.bulgaricus fermentasi 24 jam. Hal ini menunjukkan
dan L.plantarum mampu tumbuh subur dan kemampuan kedua bakteri tersebut untuk
memproduksi asam laktat dalam susu kedelai tumbuh dalam susu kedelai kurang
dengan penambahan 8% sukrosa. Berbeda dibandingkan kedua bakteri pertama.
dengan penelitian Mital dan Steinkraus Penelitian Mital dan Steinkraus (1974)
(1974) yang menyatakan bahwa Lactobacilus menunjukkan bahwa L.acidophilus dan
bulgaricus tidak mampu tumbuh di susu S.thermophilus tidak dapat menggunakan
kedelai yang diberi 2% sukrosa, ditunjukkan rafinosa dan stakiosa yang ditandai dengan
dengan nilai pH sekitar 6 pada akhir nilai akhir pH yang masih tinggi (lebih dari
fermentasi 16 jam. Hal ini menunjukkan 6).
bahwa untuk fermentasi susu kedelai,  
diperlukan penambahan sukrosa atau glukosa KESIMPULAN
yang cukup sebagai sumber energi bagi
bakteri asam laktat karena karbohidrat yang Berdasarkan penelitian dan
ada di susu kedelai sangat terbatas. pembahasan yang telah dilakukan, dapat
Sedangkan penelitian Mital dan Steinkraus disimpulkan bahwa : Pola pertumbuhan
(1974) menunjukkan bahwa L.plantarum bakteri asam laktat dalam fermentasi susu
mampu tumbuh di susu kedelai, ditunjukkan kedelai tergantung dari kemampuan bakteri

75 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. III, No. 2, Agustus 2010


dalam mengkonsumsi sumber karbon Mital, B.K dan K.H. Steinkraust. 1975.
(jumlah dan jenis) yang terdapat dalam susu Utilization of Oligosaccharides by
kedelai. L.bulgaricus dan L.plantarum Lactic Acid Bacteria During
mampu tumbuh didalam fermentasi susu Fermentation of Soy Milk. J.Food
kedelai. L.acidophilus dan S.thermophilus Science. Vol 40: 114-118.
kurang mampu tumbuh dalam fermentasi Rahayu, E.S. 2002. Lactic Acid Bacteria and
susu kedelai Their Roles in Food Industries in
Indonesia. Proceedings of the 4th Asia-
DAFTAR PUSTAKA Pacific Biotechnology Congress & 30th
Annual PSM Convention
Anonim. 2008. Salminem, S. dan A.V. Wright. 1998. Lactic
(http://www.indomedia.com/intisari) Acid Bacteria (Microbiology and
Atlas, R.M. 1997. Principles of Functional Aspects. Marcel Dekker,
Microbiology. Wm.C. Brown Inc. New York.
Publisher.
Smith, A.K dan S.J. Circle. 1972. Soybean,
Bordignon, J.R., K.Nakahara, T. Yoshihashi, Chemistry and Technology. AVI
dan S. Nikkuni. 2004. Hidrolysis of Publishing. Conecticut
Isoflavones an Consumption of
Watkins, B.A dan Y.Li. 2002. Food Lipids:
Oligosaccaharides during Lactic Acid Chemistry, Nutrition, and
Fermentation of Soybean Milk. JARQ.
Biotechnology. Marcel Dekker, Inc:
38(4):259-265 New York
Cheng, Y.S., L.D. Thompson, dan H.C.
Yusmarini, M. Adnan, dan S. Hadiwiyoto.
Britin. 1990. Sogurt, A Yogurt like
1998. Perubahan Oligosakarida pada
Soybean Product: Development Susu Kedelai dalam Proses
Properties. J.Food Science. 55: 1178- Pembuatan Yogurt. BPPS-UGM
1179
 
Garro, M.S, G.F.Valdez, G.Oliver, dan G.S.  
de Giori. 1999. Starter Culture Activity              
in Refrigerated Fermented Soymilk.  
J.food Protection. 62:808-810.
Hoffman, C.J. dan W.E. Marshal. 1985.
Lactic Fermentation of Ground
Soybean for Use in Imitation Cream
Cheese Product. J.Food Science.
50:325-329
Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan
Kedelai. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.
Lee, S.Y., C.V. Morr, dan A.Seo. 1990.
Comparison of Milk-Based and
Soymilk-based Yogurt. J.Food Science.
Vol 55:532-536
Liu, K. 1999. Soybeans: Chemistry,
Technology, dan Utilization. Aspen
Publisher, Inc. Gaithersburg, Maryland
Mital, B.K dan K.H. Steinkraust. 1974.
Growth of Lactic Acid Bacteria in Soy
Milks. J.Food Science. 39:1018-1022

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. III, No. 2, Agustus 2010 76

Anda mungkin juga menyukai