Anda di halaman 1dari 26

Metode dan Strategi Pembelajaran Biologi

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB),


Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK),
dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL))

Dosen Pengampu: Nanda Gusriani, S.Pd., M.Pd.

Oleh Kelompok 6
Anggota:
Dwi Apriyani (207190099)
Gina Israini (207190055)
Latifah Aisyah (207190004)
Rapika Tuljanah (207190033)
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
(SPPKB)
SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
kemampuan berpikir siswa. Dalam SPPKB materi pelajaran tidak disajikan begitu saja
kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang
harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa.
1. Hakikat dan Pengertian SPPKB

Hakikat SPPKB tidak mengharapkan peserta didik sebagai objek belajar


yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat untuk
dihafalkan, tetapi peserta didik dibimbing untuk menemukan sendiri jawaban sebuah
permasalahan melalui proses dialog dengan memanfaatkan pengalaman peserta
didik.
Menurut Sanjaya, “Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan
berpikir (SPPKB) merupakan suatu strategi pembelajaran yang bertumpu pada
proses peningkatan kemampuan berpikir siswa melalui proses telaah fakta-fakta,
dan menghubungkan antara pengalaman yang dialami siswa dan dikaitkan dengan
kehidupan nyata.”
2. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis SPPKB

a. Latar Belakang Filosofis


Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara
manusia dengan manusia ataupun antara manusia dengan
manusia dengan lingkungan. Dilihat dari bagaimana pengetahuan
itu bisa diperoleh manusia, dapat didekati dari dua pendekatan
yang berbeda, yaitu pendekatan rasional dan empiris.
Rasionalisme menyatakan bahwa pengetahuan menunjuk kepada
objek dan kebenaran itu merupakan akibat deduksi logis.
Sedangkan aliran empiris lebih menekankan kepada pentingnya
pengalaman dalam memahami setiap objek.

b. Latar Belakang Psikologis


Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis
kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya
merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral. Sebagai
peristiwa mental perilaku manusia tidak semata-mata merupakan
gerakan fisik saja, akan tetapi yang lebih penting adalah adanya
faktor pendorong yang menggerakkan fisik itu.
3. Hakikat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB
Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan
mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat
adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan
berpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki kemampuan
mengingat dan memahami memiliki kemampuan juga dalam berpikir.
Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudah pasti diikuti oleh
kemampuan mengingat dan memahami.
4. Karakteristik SPPKB

a. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses


kekuatan mental siswa secara maksimal.
b. SPPKB dilaksanakan dalam situasi dialogis dan proses tanya jawab
secara terus-menerus.
c. SPPKB menyandarkan akan dua masalah pokok, yaitu sisi proses
dan hasil belajar.
5. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional
SPPKB
● SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek Konvensional
belajar ● Konvensional menempatkan peserta didik
● Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan sebagai objek belajar
kehidupan nyata melalui penggalian pengalaman setiap ● Dalam pembelajaran konvensioanal
siswa pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak
● Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri ● Dalam pembelajaran konvensional
● Dalam SPPKB, kemampuan didasarkan atas penggalian perilaku dibangun atas proses kebiasaan
pengalaman ● Dalam pembelajaran konvensional
● Tujuan akhir dari proses pembelajaran SPPKB adalah kemampuan diperoleh melalui latihan-
kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan latihan
antara pengalaman dengan kenyataan ● Dalam pembelajaran konvensional tujuan
● Dalam SPPKB, tindakan atau perilaku dibangun atas akhir adalah penguasaan materi
kesadaran diri sendiri pembelajaran
● Dalam SPPKB, pengetahuan yang dimiliki setiap individu ● Dalam pembelajaran konvensional
selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang tindakan atau perilaku didasarkan oleh
dialaminya faktor dari luar dirinya.
● Tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah ● dalam pembelajaran konvensional
kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk keberhasilan pembelajaran biasanya
memperoleh pengetahuan diukur dari tes
6. Tahapan-tahapan SPPKB

a. Tahap orientasi

b. Tahap pelacakan

c. Tahap konfrontasi

d. Tahap Inkuiri

e. Tahap akomodasi SPPKB

f. Tahap transfer
Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa
belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan strukturnya
yang bersifat heterogen.
1. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok

kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam
menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil sehingga pembelajar bekerja bersama untuk memaksimalkan
kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain.
2. Karakteristik dan Prinsip-prinsip SPK

a. Karakteristik SPK b. Prinsip-prinsip SPK


- Pembelajaran secara tim - Prinsip ketergantungan

- Didasarkan pada manajemen kooperatif - Tanggung jawab perorangan

- Kemauan untuk bekerja sama - Interaksi tatap muka

- Partisipasi dan komunikasi (participation - Partisipasi dan komunikasi


communication)
3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

a. Penjelasan Materi

b. Belajar dalam Kelompok

c. Penilaian

d. Pengakuan Tim
4. Keunggulan dan Kelemahan SPK
a. Keunggulan SPK b. Kelemahan SPK
- Melalui SPK siswa tidak terlalu tergantung pada guru, akan - Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita
sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti
belajar dari siswa yang lain. dan memahami filsafat cooperative learning.
- SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan - Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling
ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching
membandingkannya dengan ide-ide orang lain. yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran
- SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang
dan menyadari akan segala keterbatasannya serta demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami
menerima segala perbedaan. tidak pernah dicapai oleh siswa.
- SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk - Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada
lebih bertanggung jawab dalam belajar. hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu
- SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
sosial. - Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan
- Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima yang cukup panjang.
umpan balik. - Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan yang
- SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas
informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada
(rill). kemampuan secara individual.
- Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
5. Berbagai Metode dan Sumber-sumber Pembelajaran Kooperatif
a. Metode pembelajaran kooperatif
- Student team achievement division (STAD)
- Team accelerated instruction (TAI)
- Team game tournament (TGT)
- Cooperative integrated reading and composition (CIRC)
b. Sumber-sumber pembelajaran kooperatif

Sumber-sumber belajar dapat berupa buku teks, lembar kerja siswa


(LKS), ensiklopedia, internet, majalah, kliping, gambar-gambar, foto, ilustrasi, film,
rekaman, grafik, kartun, poster dan lain sebagainya.
Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning
(CTL))
Pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan
pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara penuh dalam proses pembelajaran. Peserta
didik didorong untuk beraktivitas mempelajari materi perkuliahan sesuai topic yang akan
dipelajarinya. Dalam CTL peserta didik tidak sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar
adalah proses pengalaman secara langsung.
1. Latar Belakang Filosofi dan Psikologis CTL
a. Latar Belakang Filosofis

Pada prinsipnya, CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat


konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya
dikembangkan oleh Jean Piaget.
Pandangan filsafat konstruktivisme tentang hakikat pengetahuan
mempengaruhi konsep tentang proses belajar, bahwa belajar bukanlah
sekadar menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti
guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan oleh setiap
individu karena pengetahuan hasil dari pemberitahuan tidak akan menjadi
pengetahuan yang bermakna.
Pandangan Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan
itu terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap
beberapa model pembelajaran, di antaranya model pembelajaran
kontekstual. Menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan akan
bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh anak.
1. Latar Belakang Filosofi dan Psikologis CTL

b. Latar Belakang Psikologis

Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan


terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut psikologis,
CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif.
Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman
individu akan lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa mekanisme seperti
keterkaitan stimulus dan respons, namun belajar melibatkan proses mental
yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan atau
pengalaman.
2. Konsep Dasar CTL
a. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses
mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman
yang dimiliki oleh peserta didik.
b. Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-
lepas. Semakin pengetahuan seseorang luas dan
mendalam, maka akan semakin efektif dalam berpikir.
c. Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab
dengan memecahkan masalah, peserta didik akan
berkembang secara utuh yang bukan hanya
perkembangan intelektual akan tetapi juga mental dan
emosinya.
d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang
berkembang secara bertahap dari yang sederhana
menuju yang kompleks..
e. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan
dari kenyataan. Oleh karena itu, pengetahuan yang
diperoleh adalah pengetahuan yang memiliki makna
untuk kehidupan peserta didik (real world learning).
3. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional
CTL Konvensional
- Pada CTL siswa/mahasiswa ditempatkan - Pada konvensional siswa/mahasiswa
sebagai subjek belajar. ditempatkan sebagai objek belajar.
- Pada CTL siswa/mahasiswa belajar melalui - Pada konvensional siswa/mahasiswa
kegiatan kelompok. lebih banyak belajar secara individual.
- Pada CTL pembelajaran dikaitkan dengan - Pada konvensional pembelajaran
kehidupan nyata secara riil. bersifat teoretis dan abstrak.
- Pada CTL kemampuan siswa/mahasiswa - Pada konvensional kemampuan
didasarkan atas pengalaman. diperoleh melalui latihan-latihan.
- Pada CTL tujuan akhir dari proses - Pada konvensional tujuan akhir
pembelajaran adalah pembelajaran yang pembelajaran adalah nilai atau angka.
bermakna (kepuasaan diri)
3. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional
CTL Konvensional
- Pada CTL tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran - Pada konvensional tindakan atau perilaku individu
diri sendiri. didasarkan oleh faktor dari luar dirinya.
- Pada CTL pengalaman yang dimiliki setiap individu selalu - Pada konvensional tidak terjadi hal tersebut karena
berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya. kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh
- Pada CTL siswa/mahasiswa bertanggung jawab dalam sebab pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.
memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka - Pada konvensional guru/dosen adalah penentu
masing-masing. jalannya proses pembelajaran.
- Pada CTL proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja - Pada konvensional proses pembelajaran hanya terjadi
dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan di dalam kelas.
kebutuhan. - Pada konvensional keberhasilan pembelajaran
- Pada CTL, keberhasilan pembelajaran diukur dengan biasanya diukur melalui tes.
berbagai cara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya
siswa/mahasiswa, penampilan, hasil rekaman, observasi,
wawancara dan sebagainya.
4. Peran Guru dan Siswa dalam CTL
a. Siswa dalam pembelajaran dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
Dengan demikian, guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai
dengan tahap perkembangannya.
b. Siswa memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan.
Dengan demikian, guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap
penting untuk dipelajari oleh sisWa.
c. Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antata hal-hal
yang baru dengan hal-hal yang sudah di ketahui. Dengan demikian, peranan guru adalah
membantu agar setiap siswa mampu menemukah keterkaitan antara pengalaman baru
dengan pengalaman sebelumnya.
d. Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada (asimilasi) atau
proses pembentukan skema ratu atau (akomodasi), dengan demikian tugas guru adalah
memfasilitasi (mempelmudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses
akomodasi.
5. Asas-asas CTL
a. Konstruktivisme
b. Inkuiri
c. Bertanya (Questioning)
d. Masyarakat belajar (Learning community)
e. Pemodelan (Modelling)
f. Refleksi (Reflection)
g. Penilaian nyata/autentik (Authentic assessment)
6. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL
a. Pendahuluan

- Dosen menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya
materi perkuliahan yang akan dipelajari.
- Dosen menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:
• Mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah mahasiswa.
• Tiap kelompok ditugaskan untuk membuat makalah dengan topic berbeda-beda, misalnya kelompok
1 tentang metode pembelajaran dan bentuk-bentuk dari metode pembelajaran, sedangkan kelompok
2 tentang strategi pembelajaran dan macam-macam strategi pembelajaran.
• Melalui kajian pustaka untuk menyelesaikan makalah, mahasiswa perlu mencatat hal penting dan
menjelaskannya.
- Dosen melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa.
6. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL
b. Kegiatan Inti
- Di lapangan atau di luar kelas
• Mahasiswa melakukan pencarian topic melalui kajian pustaka.
• Mahasiswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di buku sesuai dengan topic
pembahasan makalah.
- Di dalam kelas
• Mahasiswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya
masing-masin.
• Mahasiswa melaporkan hasil diskusi.
• Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang
lain.
6. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL
c. Penutup
- Dengan bantuan dosen, mahasiswa menyimpulkan hasil kajian pustaka
sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.
- Dosen menugaskan mahasiswa untuk membuat jurnal tentang Metode dan
Strategi Pembelajaran Biologi.
THANKS!
Jika ada pertanyaan dipersilahkan di
sesi tanya jawab ^-^

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai