Anda di halaman 1dari 32

INSTALASI LISTRIK TENAGA

JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET


Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis yang
menggunakan alat kontrol kontaktor magnet memerlukan
alat bantu lain agar fungsi pengontrolan berjalan dengan baik
seperti: tombol tekan, thermal overload relay dan alat bantu
lainnya. Kontaktor magnet banyak digunakan untuk
mengontrol motor-motor listrik 1 fasa dan 3 fasa, anatara lain
untuk mengontrol motor dua arah putaran, strating bintang-
segitiga, beberapa unit motor bekerja dan berhenti berurutan
dan lain-lain.

A. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang
bekerja berdasarkan kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja
bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik
dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu
mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja
normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama
pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan
magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus
DC) atau arus bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC ini
pada inti magnetnya dipasang cincin hubung singkat, gunanya
adalah untuk menjaga arus kemagnetan agar kontinu
sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal. Sedangkan
pada kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak
dipasang cincin hubung singkat.

1. Kontaktor Magnet Arus Searah (DC)

55
Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah
kumparan yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik
mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan menjadi
magnet. Gaya magnet inilah yang digunakan untuk menarik
angker yang sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus
listrik terputus ke kumparan, maka gaya magnet akan hilang
dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak
kembali membuka atau menutup.
Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar
dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini
akan mengakibatkan arus yang melalui kumparan akan besar
dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor magnet arus
searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V
dan 24 V.

Gambar Komponen Kontaktor Magnetik DC atau Rele

56
Gambar Animasi kerja Rele

Gambar fisik kontaktor magnet DC

Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan,


memiliki dua kontak SPDT (Single Pole Double Throgh)
Gambar 2.1, satu kontak utama dan dua kontak cabang). Relay
jenis ini menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V.
Juga tersedia dengan tegangan AC 220 V. Kemampuan kontak
mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang dari 5
ampere. Untuk dapat mengalirkan arus daya yang besar untuk
mengendalikan motor induksi, relay dihubungkan dengan
Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus AC
maka kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat
mengikuti gelombang arus AC.

57
1. Kontaktor Magnet Arus Bolak balik (AC)
Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya
sama dengan kontaktor magnet arus searah. Namun karena
sifat arus bolak-balik bentuk gelombang sinusoida, maka pada
satu periode terdapat dua kali besar tegangan sama dengan
nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1 detik akan
terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu
1/50 = 0,02 detik yang menempuh dua kali titik nol. Dengan
demikian dalam 1 detik terjadi 100 kali titik nol atau dalam 1
detik kumparan magnet kehilangan magnetnya 100 kali.

58
Simbol dan kode angka serta bentuk fisik dari kontaktor

Karena itu untuk mengisi kehilangan magnet pada kumparan


magnet akibat kehilangan arus maka dibuat belitan hubung
singkat yang berfungsi sebagai pembangkit induksi magnet
ketika arus magnet pada kumparan magnet hilang. Dengan
demikian maka arus magnet pada kontaktor akan dapat
dipertahankan secara terus menerus (kontinu).
Bila kontaktor yang dirancang untuk arus AC digunakan pada
arus DC maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik
sehingga kumparan menjadi panas. Sebaliknnya, bila
kontaktor magnet untuk arus DC yang tidak mempunyai
belitan hubung singkat diberikan arus AC maka pada
kontaktor itu akan bergetar yang disebabkan oleh
kemagnetan pada kumparan magnetnya timbul dan hilang
setiap 100 kali.

Catatan:
Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85
% dari tegangan kerja, bila tegangan turun kontaktor akan

59
bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan
arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak,
yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan
kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak No
berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya
membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/
menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor
belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila
kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja
kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja
membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.

Simbol-simbol kontaktor magnet.

Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan


kontak bantu. Kontak utama terdiri dari kontak NO dan
kontak bantu terdiri dari kontak NO dan NC. Kontak utama
digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang
diperlukan untuk pesawat pemakai listrik misalnya motor
listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak
bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus

60
yang diperlukan untuk kumparan magnet, alt bantu
rangkaian, lampu-lampu indikator, dan lain-lain.
Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa keuntungan
penggunaan kontaktor magnet daripada saklar togel dan
saklar Cam adalah,
* Arus listrik yang mengalir pada saklar pengontrol sangat
kecil dibandingkan arus beban.
* Dapat mengontrol beban listrik dari tempat jauh dengan
kerugian tegangan yang relatif kecil.

Mengoperasikan Motor 1 Fasa


Dalam mengoperasikan motor 1 fasa dengan kendali
elektromagnetik, dibutuhkan kontaktor magnet, MCB, dan
tombol ON/ OFF (saklar tekan) untuk alat kontrolnya. Dengan
kontaktor magnet, motor 1 fasa jenis split phasa dapat
dijalankan dari jarak jauh, kontaktor dapat diletakkan pada
tempat yang jauh dari operator. Sedangkan operator hanya
mengendalikan tombol start untuk menjalankan dan tombol
stop untuk mengendalikan. Dengan demikian operator dapat
bekerja ditempat yang aman.
Dari gambar rangkaian kontrol dan daya, terlihat kontak-
kontak kontaktor magnet dipakai sesuai keperluannya. Pada
rangkaian kontrol, fasa dihubungkan ke MCB 1 fase, kemudian
melalui tombol OFF, menuju ke tombol ON, yang kemudian
menuju coil pada kontaktor dan berakhir di netral, karena
sakelar ON yang digunakan merupakan sakkelar tombol,
maka dipakai sakelar pengunci/ bantu yang terhubung
pararel ke kontak bantu kontaktor NO (Normally Open).
Sedangkan pada rangkaian daya, perjalanannya yaitu dari
Fasa melalui MCB dan menuju ke kontaktor (pada kontak
utama), dan dari kontak utama menuju motor 1 fasa. Salah

61
satu masukan kontak utama pada kontaktor dihubungkan
melalui sumber netral dan keluarannya dihubungkan ke
motor listrik.

a. Rangkain Kontrol

62
b. Rangkaian Utama

63
c. Rangkaian Pengawatan

sumber:http://erickson1.blogspot.com/2009/10/mengopera
sikan-motor-3-fasa-dengan.html

64
RANGKAIAN BINTANG / STAR-DELTA (Y-Δ) MOTOR
INDUKSI TIGA FASA
Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan
langsung pada saluran (Direct On Line)
Pengasutan ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil.
Pada cara ini motor dapat diasut pada tegangan saluran
penuh dengan menggunakan penstart saluran yang dilengkapi
dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan
kopel start yang lebih besar mengingat kopel motor
induksi berbanding lurus dengan kuadrat tegangan yang
dikenakan. Kelemahan pengasutan cara ini adalah dapat
menghasilkan arus start yang besar, karena itulah hanya
digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.

65
Gambar rangkaian pengasutan langsung pada saluaran atau
Direct On Line (DOL)
Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada
saat tombol start S2 ditekan arus mengalir melalui F2 – S1 –
S2 – K1. Kontaktor megnetik 1 (K1) bekerja, kontak bantu K1
(NO) menutup dan motor terhubung pada saluran. Untuk
selanjutnya, arus akan mengalir melalui F2 – S1 – Kontak
bantu K1 – K1.

Pengasutan Motor Induksi dengan menggunakan


penstart bintang/Star–delta (Y-Δ)

66
Pada pengasutan ini selama periode start lilitan motor akan
berada dalam hubungan bintang dan setelah selang waktu
tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan delta. Dengan
cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga
kali saja dibandingkan bila motor langsung terhubung delta.
Gambar berikut memperlihatkan rangkaian daya dan
rangkaian kendali pengasutan star – delta.

Gambar rangkaian start motor star/bintang –


delta/segitiga
Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh
tegangan 220 Volt. Cara kerjanya : jika tombol start S2

67
ditekan, arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak bantu
timer T (NC) – kontak bantu K3 – K1. Kontaktor magnetik 1
(K1) bekerja dan motor terhubung dalam lilitan bintang. Saat
itu juga kontak bantu K1 (NC) membuka dan kontak bantu K1
(NO) menutup sehingga arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 –
kontak bantu K1 (NO) – K2. Kontaktor magnetik 2 (K2)
bekerja dan motor terhubung pada sumber tegangan. Pada
saat yang sama kontak bantu K2 (NO) menutup dan timer T
bekerja. Setelah t detik kontak bantu T (NC) membuka
sehingga K1 tidak dilewati arus (K1 tidak bekerja), kontak
bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalu F2 – S1 – kontak
K2 (NO) – kontak bantu T (NO) – kontak bantu K1 (NC) – K3.
Kontaktor magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam
belitan delta. Tombol S1 digunakan untuk melepaskan motor
dari sumber tegangan.

Dengan pengasutan cara ini, kenaikan arus start dapat


dibatasi hingga sepertiga kali saja dibandingkan bila lilitan
motor langsung terhubung delta. Hal ini dapat dibuktikan
sebagai berikut:

68
Hubungan belitan, Tegangan, Arus Star dan Delta
Bila stator dihubung star, maka :
- Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U/√3
- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IfY = IY

Bila stator dihubungkan delta, maka :


- Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U
- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar I fΔ
- Arus fasa untuk belitan delta : IfΔ = √3 IfY

Bila dibandingkan,

69
SUMBER:
http://notesdjahwalfietrah.blogspot.com/2012/05/ngkaian-
bintang-star-delta-y-motor.html

70
Penyambungan Rangkaian Motor On Off (interlock)
http://electric-mechanic.blogspot.com/

Rangkaian ini dikenal juga dengan istilah DOL Starter seperti


artikel yang pernah saya bahas sebelumnnya. Sebelum
melihat gambar penyambungan rangkaian motor On Off ini,
anda sebaiknya membaca artikel saya yang berjudul
InterLock Kontaktor.. disana anda akan menemukan
penjelasan apa dan bagaimana cara kerja rangkaian ini,
berikut juga wiring diagramnya.
Di foto gambar penyambungan rangkaian motor On Off ini,
saya menggunakan tegangan 380V pada kontrol
pengendalinya. Artinya, disini saya menggunakan Kontaktor
380V agar lebih efisien. Nah... bagaimanakah wiring

71
diagramnya bila menggunakan kontaktor 220V? (cari caranya
sendiri yahh.. :P).

Penyambungan Rangkaian Motor Star Delta (Bintang


Segitiga)

Dalam penyambungan rangkaian motor star delta ini,


mungkin sedikit agak berbeda dari wiring diagram yang ada
pada artikel saya sebelumnya yaitu yang berjudul Wiring
Diagram Star Delta dan Pengaplikasian Kerja NO dan NC

72
Proteksi Motor Listrik. Tetapi tidak akan menjadi masalah,
karena prinsip kerjanya tetaplah sama.

Disini saya menggunakan 1 tegangan pada rangkaian


pengendalinya.. yaitu 220V untuk Kontaktor dan Timer.
Khusus untuk timer, saya menggunakan Omron H3CR-A8,
220V, yang mempunyai range 0~30 Jam. Selamat menikmati
keruwetan gambarnya.. :)

Penyambungan Rangkaian Motor Forward Reverse


(bolak balik)

73
Pada gambar diatas, secara prinsipanya sama dengan wiring
diagram yang terdapat pada artikel saya sebelumnya yang
berjudul Wiring Diagram Motor Bolak Balik (Forward
Reverse), hanya saja disini saya memasang NC dari thermal
overload langsung pada koil kontaktor, dan NC dari K1 dan K2
yang terhubung dari NO tombol masing-masing. Silahkan
untuk membandingkan wiring diagramnya dengan foto
gambar penyambungannya diatas

Prinsip kerjanya adalah, bila tombol fwd ditekan maka motor


akan berputar kekanan. Untuk memutar balik putaran motor
kekiri maka perlu ditekan terlebih dahulu tombol Off, baru
bisa memutar kearah sebaliknya (kiri) dengan menekan
tombol rev. Dan untuk mematikannya tekan tombol Off yang

74
sama, karena fungsi tombol Off disini untuk memutuskan
kedua fungsi kerja rangkaian.

Penyambungan Rangkaian Motor Off dengan Timer

Rangkaian ini belum pernah saya bahas sebelumnya, tetapi


bila anda jeli untuk mempelajari artikel-artikel tentang wiring
diagram saya yang ada di blog ini, maka anda pasti akan
menemukan prinsip dasar kerjanya.

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah, memutus kerja


rangkaian kontaktor sesuai dengan waktu yang diinginkan

75
secara otomatis dengan timer. Pada rangkaian ini, saya juga
memasang tombol off sebagai pemutus rangkaian manual. Hal
tersebut semata-mata hanya untuk menjaga kalau-kalau kerja
rangkaian tersebut tidak sesuai yang diharapkan atau
mengalami masalah (trouble).

Penyambungan Rangkaian Motor Work Interchangeably


(Kerja Bergantian)

76
Khusus untuk foto gambar rangkaian ini, saya
mengadaptasikan kerja rangkaian lampu flip-flop seperti pada
artikel saya sebelumnya yang berjudul Wiring Diagram
Rangkaian Lampu Flip Flop Menggunakan TDR (Timer),
dengan hanya menggunakan 2 timer saja pada kerja
rangkaiannya. Rangkaian ini bisa diaplikasikan pada
rangkaian kerja motor sirkulasi, atau kerja motor induksi 3
phasa yang bekerja secara terus menerus. Pada sistem kerja
seperti itulah rangkaian ini sangat dibutuhkan, agar motor
induksi dapat diistirahatkan kerjanya. Karena pemakaian
yang terlalu lama bisa juga mengurangi umur sebuah motor
induksi.

Prinsip kerjanya adalah, ketika tombol On ditekan maka


motor 1 akan bekerja sesuai waktu yang diinginkan. Ketika
telah mencapai waktunya, maka motor 1 akan mati dan
bersamaan itu juga motor 2 akan bekerja sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan. Dan begitu telah mencapai
waktunya, maka motor 2 akan mati dan motor 1 akan
menyala lagi sesuai ketetapan waktunya.. begitu seterusnya.
Dan untuk mematikan kerja rangkaian ini, cukup dengan
menekan tombol Off. Rangkaian ini menggunakan tegangan
220V pada rangkaian pengendalinya, artinya Timer, Relay
dan Kontaktor menggunakan koil bertype 220V (perhatikan
pengabelan yang berwarna hijau terang).
Catatan
 Motor Induksi 3Ø/380V diatas 5 HP, harus
dihubung star delta. (atau baca dulu penjelasan
tentang name plate-nya disini)
 Karena penampakan gambar rangkaian diweb
browser ini amat terbatas, Anda disarankan

77
untuk mendownload gambar-gambar yang ada
dan mencetaknya dengan printer berwarna
agar lebih jelas mempelajarinya.

78
WIRING DIAGRAN MEMBALIK PUTARAN
MOTOR AC 3 FASE
http://electric-mechanic.blogspot.com/
Motor Bolak Balik ini adalah salah satu kerja motor induksi 3
phasa yang sering digunakan pada mesin mesin produksi oleh
banyak kalangan industri, baik industri kecil maupun industri
besar. Secara spesifik penggunaannya tidaklah terlalu penting,
karena mesin mesin produksi terus mengalami
perkembangan dari segi pemanfaatan dan kontruksi
mesinnya itu sendiri. Namun secara prinsipalnya adalah
sama, yaitu membolak balikkan arah putaran motor induksi
dengan tombol tombol atau rangkaian interlock tertentu.
Baiklah.. langsung saja saya jelaskan prinsip sederhana dari
rangkaian Motor induksi 3 phasa Bolak Balik atau Forward
Reverse, melalui bahasa gambar agar mudah mempelajarinya.
Coba lihat gambar di bawah ini

79
Dalam gambar diatas dijelaskan:
 gambar A: arah putaran motor ke arah kanan bila
urutan phasa input R-S-T masuk dalam
rangkaian Breaker dan Kontaktor ke motor.
 gambar B: arak putaran motor ke arah kiri bila urutan
phasa input yang masuk dalam rangkaian dan ke
motor adalah kebalikannya, yaitu T-S-R
Klik disini untuk mengetahui secara teoritis bagaimana arah
putaran motor menjadi bolak balik sesuai dengan urutan
phasa input. Lalu perhatikan gambar berikut dibawah ini.

80
Dalam gambar diatas dijelaskan
 gambar A: Saya sudah menambahkan thermal
overload dan 2 kontaktor dalam rangkaian, yaitu K1
dan K2. Dalam gambar A ini K1 dalam posisi NC atau
sedang dalam kondisi ON, dan K2 dalam posisi Off.
Lihatlah bagaimana urutan phasa input R-S-T masuk
dalam rangkaian, sehingga putaran motor menjadi
kearah kanan.

81
 gambar B: Dalam gambar B ini urutan phasa input
yang masuk dalam rangkaian adalah kebalikannya,
yaitu T-S-R bila K2 dalam posisi NC atau ON, dan K1
dalam posisi Off. Dan membuat arah putaran motor
menjadi kearah kiri.
Dalam penggambaran realnya atau Rangkaian Utamanya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

urutan phasa input motor R-S-T

82
urutan phasa input motor T-S-R

Pada gambar A dibawah ini adalah wiring untuk menghidup


matikan K1 dan K2 satu persatu. Artinya adalah: bila tombol
hijau ditekan, maka K1 akan bekerja dan berhenti bila tombol
dilepas. Begitu juga K2 bila tombol merah ditekan dan dilepas.
Bisakah Anda bayangkan bila tombol tombolnya ditekan
bersamaan ?? iya... pada rangkaian utamanya akan
terjadi korsleting 3 phasa!! Lalu bagaimana kelanjutannya..??

Lihat gambar B !!

83
klik gambar untuk memperbesar

Untuk membuat kerja K1 dan K2 secara bergantian, kita bisa


memanfaatkan NC pada masing masing kontaktor seperti
pada gambar B. NC dari K1 dipasang seri pada jalur input koil
K2, begitu juga sebaliknya, NC dari K2 dipasang seri pada jalur
input koil K1.

Lalu lihat gambar C dan D !!


bila tombol hijau ditekan, maka K1 akan bekerja dan NC dari
K1 akan menjadi NO yang menyebabkan tombol merah atau
K2 tidak akan bisa berfungsi karena jalur inputnya terputus
selama K1 masih bekerja. Begitu juga sebaliknya yang terjadi
bila tombol merah ditekan setelah K1 tidak bekerja.

Sebagi finalisasi wiring rangkaian Forward Reverse ini, kita


harus memasang juga sistem Proteksi Motor untuk
mengamankan motor dari beban lebih dengan menggunakan
NC dari Thermal Overloadyang telah terpasang sebelumnya,
seperti pada gambar berikut dibawah ini

84
Dan saya sertakan juga wiring rangkaian Forward Reverse ini
dengan sistem interlock untuk fungsi kerja motor lain yang
mungkin Anda butuhkan.

85
86

Anda mungkin juga menyukai