Anda di halaman 1dari 3

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 09 Juli 2018 di Laboratorium
Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Sampel yang digunakan adalah 1 ekor ikan mas koki (Carrasius auratus) dalam
keadaan hidup.

3.2. Alat dan Bahan Kegiatan


Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain mikroskop,
nampan, penggaris, gunting, spuit 1 ml, scalpel, object glass, cover glass, pinset
anatomis, pipet tetes, vacum tube, termometer, pH meter, dan kamera digital.
Bahan-bahan yang digunakan adalah 1 ekor ikan mas koki (Carrasius auratus)
dan EDTA (Ethylenediaminetetraacetic acid).

3.3. Prosedur Kegiatan


Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan 1 sampel ikan mas koki
(Carrasius auratus) dalam keadaan hidup, sampel ikan mas koki diperoleh
berdasarkan gejala klinis yang terlihat di toko ikan hias Seutui, Banda Aceh.
Kemudian ikan mas koki diperiksa di Laboratorium Parasitologi untuk
mendiagnosa penyakit yang menginfeksi ikan tersebut.

3.3.1. Pemeriksaan gejala klinis


Pemeriksaan gejala klinis dilakukan dengan cara inspeksi pada seluruh tubuh
ikan untuk melihat ada tidaknya infeksi parasit, kondisi tubuh dan pergerakan
ikan.

3.3.2. Pemeriksaan ektoparasit


Pemeriksaan Lernaea sp. dilakukan dengan cara inspeksi pada seluruh
permukaan tubuh dan proses pengambilan Lernaea sp. dilakukan dengan cara
menarik menggunakan pinset pada permukaan tubuh ikan yang terdapat Lernaea

9
10

sp., kemudian Lernaea sp. diletakkan di atas object glass dan selanjutnya diamati
di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x10.

3.3.3. Pengambilan darah


Sampel darah untuk keperluan pengamatan diambil dari vena caudalis
menggunakan spuit 1 ml yang telah dibilas dengan EDTA. Sampel darah ikan
diambil dari belakang sirip anal ke arah tulang belakang hingga jarum spuit
tuberkulin 1 ml menyentuh tulang.

3.3.3.1. Pemeriksaan darah lengkap


Pemeriksaan darah lengkap dilakukan di Laboratorium patologi klinik
menggunakan Hematology analyzer. Menurut Claus dkk (2008), pengamatan
hematologi pada ikan merupakan mekanisme laboratoris untuk mengetahui
komponen darah normal dan abnormalitas yang terjadi pada struktur darah seperti
hematokrit, hemoglobin, leukosit dan faktor lain yang disebabkan oleh perubahan
lingkungan atau serangan parasit.
Sampel darah yang sudah dicampur EDTA terlebih dahulu dihomogenkan.
Mesin Hematology analyzer dihidupkan, setelah ditunggu selama 7 menit secara
otomatis darah pada tabung EDTA akan diambil sebanyak 0,2 l oleh sampling
needle. Hasil pemeriksaan akan muncul secara otomatis setelah 2 menit dalam
bentuk print out (Diparayoga dkk., 2014).

3.3.4. Kondisi akuarium


3.3.4.1. Pengukuran kualitas air

Pengukuran parameter kualitas air dilakukan pada saat pengambilan


sampel ikan pada akuarium di toko ikan hias Seutui, Banda Aceh. Menurut
Lintang dkk (2017), parameter yang diukur adalah tingkat keasaman (pH), suhu
dan kejernihan air.
Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan menggunakan termometer,
termometer dicelupkan ke dalam air lalu air raksa yang ada pada termometer akan
naik sehingga batas dari air raksa tersebut yang menjadi nilai suhu air dan
pengukuran pH dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter, pH meter
dinyalakan dengan menekan tombol on kemudian dimasukkan ke dalam air
11

akuarium, pada saat dicelupkan ke dalam air skala angka akan bergerak acak,
ditunggu hingga angka berhenti dan tidak berubah-ubah. Hasil akan terlihat di
layar digital pH meter.

Anda mungkin juga menyukai