Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

...‫السّالم عليكم ورحمة هللا وبركته‬


Pertama dan yang paling utama Puja-puji syukur senantiasa patut kita haturkan kepada
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat yang kian tiada terhitung, nikmat besar hingga
nikmat terkecilpun dapat kita rasakan hingga detik ini. Shalawat dan salam kita haturkan
kepada sang revolusioner kita nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita pada
nikmatnya kehidupan yakni dengan adanya islam wal iman.
Saya sebagai pemakalah yang berjudul “Mengidentifikasi Perilaku Anak Didik”
mengucapkan terima kasih banyak terutama kepada dosen pengampu mata
kuliah” Manajemen  Kelas”  yang telah membimbing rekan-rekan kami dalam mata kuliah
tersebut. Dan tidak lupa pula sahabat-sahabat kami yang senasib seperjuangan yang saling
mendorong dan saling memotivasi kami ucapkan terima kasih.
Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi sahabat-sahabat (pembaca) dan
akan menjadi tambahan wawasan bagi kami khususnya.

...‫وهللا الموفق الى اقوام الطّاريق ثم السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

       Pamekasan, 08-Mei- 2016
Penyusun
                                                                             Kelompok 7
                  
       

DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I:  PEDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C.     Tujuan Pembahasan................................................................................. 2
BAB II:  PEMBAHASAN
A.    Pengertian Disiplin................................................................................... 3
B.     Proses Pembinaan Disiplin Perilaku Anak di Al-amien putri 1 prenduan 4
C.     Pentingnya Pembinaan Disiplin Perilaku Anak di Al-amien putrid 1 prenduan         11
BAB III: PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................. 14
B.     Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Kedisplinan adalah suatu hal yang sangat mutlak dalam kehidupan manusia,
dikarenakan seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-sendin
kehidupannya , yang akan membahayakan dirinya dan manusia lainnya bahkan alam
sekitarnya. Disiplin tidak sama dengan hukum karena hukum adalah sesuatu yang
menyakitkan atau menhina yang dilakan orang yang kuran berkuasa dengan harapan akan
menghasilkan peubahan perilaku.
Disiplin didefinisikan sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban,
nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu terjadi
melaui proses pembinaan melalui keluarga pendidikan dan pengalaman.
Sikap atau perilaku yang demikian ini tercipta melalui proses pembinaan melalui
keluarga, lingkungan, pendidikan, pengalaman atau pengenalan keteladanan dari
lingkungannya. Disiplin juga akan membuat dirinya tau membedakan hal-hal apa yang
seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang tidak sepatutnya dilakakan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian disiplin?
2.      Bagaimana proses pembinaan displin perilaku anak didik di Al-Amien 1?
3.      Mengapa pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik di Al-Amien 1?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian disiplin.
2.      Untuk memahami proses pembinaan disiplin perilaku anak didik di MA Al-Amien putri1
prenduan.
3.      Untuk memahami  pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik di MA Al-Amien putri
1 prenduan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Disiplin
            Menurut Agus Sutaji, guru yang mengajar mata pelajran kimia memaparkan bahwa,
disiplin merupakan suatu bentuk yang mendasari sikap atau prilaku seseorang dalam mentaati
suatu norma di suatu  tertentu. Disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap santri yang berniat
untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Contohnya: dalam kaitannya dengan
kegiatan, disiplin shalat yaitu sikap dan tingkah laku santri terhadap peraturan disebuah
organisasi.
            Kedisplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaatati semua peraturan
lembaga dan norma dalam pendidikan yang berlaku.[1] Kesadaran adalah sikap seseorang
yang secara suka rela dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tanpa paksaan.
Kedisplinan adalah fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia dan yang terpenting
kerena semakin baik disiplin anak didik maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang
didapat dalam lembaga tersebut.
            Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggu jawab seseorang terhadap tugas-
tugas yang diberikan padanya. Hal ini mendorong gairah belajar, semangat belajar dan
terwujudnya tujuan pada lembaga pendidikan tersebut, peserta didik dan masyarakat. Oleh
karena itu setiap pendidik harus selalu berupaya dan berusaha agar para peserta didiknya
mempunyai disiplin yang baik.[2]
            Jadi seseorang yang bersedia mematuhi peraturan-peraturan serta melaksanakan
tugas-tugasnya baik secara sukarela maupun karena terpaksa. Kedisplinan diartikan jika anak
didik selalu datang dan pulanh pada waktunya, mengerjakan tugas atau pekerjaan dengan
baik, mematuhi semua peraturan lembaga pendidikan dan norma yang telah berlaku.
B.     Proses Pembinaan Disiplin Perilaku Anak Didik di Al-Amien 1.
           Dari hasil  observasi saya dalam proses pembinaan disiplin perilaku anak didik di Al-
Amien putri 1 prenduan, terdapat tiga pembinaan disiplin, yaitu: pembinaan disiplin perilaku
anak didik dilingkungan sekolah, pembinaan disiplin perilaku anak didik di dalam kelas, dan
pembinaan disiplin perilaku anak didik di luar lingkungan sekolah.
a.       Pembinaan disiplin perilaku anak didik dilingkungan sekolah
      Pembinaan kedisplinan dilingkungan sekolah yaitu kegiatan sekolah dimulai pada jam
06.45 yaitu pembacaan do’a yasin bersama di depan gedung Takrimat dari tingkat MTS dan
MA, dan pagar sudah  harus  ditutup. Selesai  itu siswi wajibkan masuk pada masing-masing
kelas mereka. Jadi bagi siswi non mukim harus berangkat lebih awal sekitar jam 06.30
sampai di sekolah diharuskan bersih-bersih sesuai jadwal piket kelasnya, karena setelah
pembacaan yasin langsung dimulainya KBM (kegiatan belajar mengajar) dan kelas sudah
harus bersih. Sebelum masuk kelas siswi non mukim wajib mengabsen daftar hadir di pos
satpam dekat gerbang sekolah menggunakan ID Card. Jika terlambat siswa harus:
a.       Berdiri diluar pagar pembatas sekolah dan menunggu pembacaan yasin selesai.
b.      Didenda, jika 1 hari terlambat 1000 kedua harinya 2000 ketiga harinya terlambat lagi 3000
dan seterusnya dan nama mereka dicatat dalam buku pelanggaran.
            Pembinaan kedisplinan dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dengan
membuat dan menetapkan struktur keorganisasian yang disebut dengan organisasi santri putri
al-amien (OSPA). Ospa ini dijalankan dan diatur oleh siswa kelas 2 MA, untuk dapat
mengelola, mengatur, santri-santri lainnya dan juga pribadinya dan lingkungannya, yang
bertujuan untuk mendisplinkan anak didik agar menjadi pribadi yang bisa bertanggung jawab,
amanah, karismatik, dapat memenuhi tugasnya, berakhlak karimah, memanajemen baik,
bersosial baik, beribadah baik, dan berpolitik, organisasi tersebut yaitu:
1.      Ketua
2.      Mahkamah
3.      Bagian keputrian.
4.      Bagian lingkungan
5.      Bagian penerbitan.
6.      Bagian peribadatan (BAPERDAT)
7.      Bagian keamanan (BAKAM)
8.      Bagian pengajaran (BAPENJAR)
9.      Bagian rayon
10.  Bagian penerima tamu ( BAPENTA)
11.  Bagian kesehatan
12.  Bagian bahasa
13.  Bagian koordinasi santri non mukim (Bakorsanom)
Fungsi kedisplinan dari masing-masing bagian keorganisasian tersebut, yaitu:
1.      Ketua
2.      Wakil
3.      Sekretariat: bagian penulisan, pelaporan, dan pencatatan dalam pelanggaran-pelanggaran dan
sanksi-sanksi yang dibukukan dalam tulisan.
4.      Bagian keputrian: siswi harus memakai perlengkapan keputrian seperti celana panjang,
memakai ciput, memakai kaos dalam. Jika tidak melaksanakan siswa harus menulis istighfar
sebanyak-banyaknya (sebanyak 500-1000), jika sudah keterlaluan mengahadap ustdzah
bagian BK.
5.      Bagian lingkungan: bagian yang berkewajiban mengatur lingkungan sekolah, santri harus
membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak lingkungan yang ada dan piket sesuai
jadwal yang di tentukan. Jika ketahuan melanggar maka siswa harus melakukan kegiatan
masyarakat seperti membersihkan kamar mandi dan mengumpulkan barang bekas sebanyak-
banyaknya. Tujuannya: agar penataan dan suasana sekolah menjadi bersih, indah dan rapi.
Agar siswa dapat berlaku bersih dan terbiasa dalam kehidupannya sehari-hari.
6.      Bagian penerbitan: Bagian untuk menerbitkan pamphlet, majalah, penulisan sastra ilmiah,
kepustakaan, dan penyusunan Koran sekolah. Siswi diajarkan untuk berkreasi, dan
menuangkannya dalam bentuk tulisan, agar inspirasi dan ide-ide santri terasah. Tujuannya:
Agar gagasan-gagasan dan curahan perasaan siswa tercurahkan dalam bentuk sastra,
misalkan: puisi, carpen, dan karya ilmiah lainnya.
7.      Bagian peribadatan: Bagian yang meninjau apakah siswi tidak shalat, pemeriksaan bagi
siswa yang menstruasi, Kewajiban untuk shalat berjamah tepat waktu. Siswa agar disiplin
shalat tepat waktu.
8.      Bagian keamanan: Bagian untuk mengawasi kedisplinan, keamanan dan, ketertiban sekolah.
Siswa tidak boleh makan atau minum sambil berdiri, jadi diwajibkan untuk duduk terlebih
dahulu. Dilarang berlarian, berteriak saat memanggil seseorang, dan juga naik keatas bangku.
Agar siswa dapat menjaga sopan santun, dan akhlaknya.
9.      Bagian pengajaran (BAPENJAR): siswa harus memakai kaos kaki, seragam yang sesuai
harinya, tidak dibolehkan membawa novel atau membaca novel saat pelajaran berlangsung,
dan dilarang membawa makanan serta minuman dalam kelas. Jika melanggar siswa
diwajibkan membeli surat izin pada bagian pengajaran bagi siswa yang tidak memakai kaos
kaki, sepatu, dan seragam sesuai harinya. Jika membawa barang ( novel, makanan dan
minuman) yang di bawa dalam kelas terpaksa dirampas sementara oleh pengurus bagian
pengajaran dan boleh ditebus dengan uang (satu barang Rp500). Tujuannya: agar siswa agar
dapat berpakaian rapi, bersih, dan indah agar dapat mengetahui waktu untuk belajar dengan
waktu nyantai, agar siswa tidak mengotori kelas dalam proses pembelajaran berlangsung.
10.  Bagian rayon:
11.  Bagian penerima tamu (BAPENTA): untuk menerima tamu yang menjenguk dan
mengunjungi santri, penitipan barang, dll.
12.  Bagian Kesehatan
13.  Bagian bahasa (BAPENSA)
14.  Bagian koordinasi santri non mukim (BAKORSANOM)
15.  Mahkamah.

            Tujuan-tujuan diatas untuk : membentuk siswi yang memiliki adab dan sopan santun,
akhlaqul karimah, dan membentuk kedisiplinan dalam hidup mereka agar supaya hidupnya
teratur dan tidak menyimpang dari norma yang berlaku.
            Kemudian, jam istirahat pertama yaitu pada pukul 09.40 dan berakhir pada jam 10.00.
Sedangkan, jam istirahat ke-2 yaitu pada pukul 12.00-13.00, pada waktu ini wajib bagi siswi
mukim dan non mukim shalat berjama’ah bersama jika tidak maka harus menghadap guru
bagian bk. (bagian keamanan) yaitu guru yang bernama rusdi latif.
            Setelah jam istirahat kedua dilanjut KBM (kegiatan belajar mengajar) siang dimulai
dari jam 13.40 dan istirahat ke-3 sampai jam 14.00 kemudian di lanjut oleh sekolah MD
(madrasah diniyah) seperti pelajaran ta’lim mut’lim, fathul qarib, babul hadist, imriti, dan
sharraf.  KBM berakhir pada jam 15.00. Bagi siswi non mukim wajib mengabsen sebelum
pulang sekolah di pos satpam setempat, tujuannya agar mereka menyatakan diri sudah pulang
sekolah.
2. Pembinaan Disiplin perilaku anak didik di dalam kelas.
 Pengamatan saya yang dilakukan didalam kelas:
a.       Pemberian salam: Siswa memberi salam penghormatan kepada guru ketika guru masuk
kelas, contoh: mengucapkan salam diharap berdiri dan setelahnya diharap duduk dengan
menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris sesuai dengan hari-hari pengucapan bahasa
yang sudah ditentukan, pemakaian bahasa inggris  dilakukan pada hari senin-rabu dan bahasa
arab sisanya. Tujuan pembinaan disiplin salam tersebut diterapkan, yang pertama adalah agar
siswa dapat menghargai dan menghormati sebagai guru mereka, dan yang kedua, agar siswa
dapat menghargai dan menghormati sebagai orang yang lebih tua dari mereka. Dengan
pembinaan disiplin yang paling sederhana ini, siswa dapat menghasilkan sesuatu perbuatan
mengantarkan sesuatu perilaku yang besar dan baik bagi dirinya dan orang lain, juga siswa
agar mampu terbiasa menghormati orang yang lebih tua dari mereka.
b. Sistem pembelajaran PAKEM: Bapak Agus Sutaji guru yang mengajar mata
pelajaran  kimia, untuk mendisiplinkan anak didiknya dengan mengaktifkan suasana
pembelajaran dikelas yang santai dan dapat menggairahkan semangat belajar siswa, dan
menyenangkan dengan cara menjelaskan terlebih dahulu materinya dan materi tersebut ditulis
dipapan tulis, saat itu dimana siswa tidak boleh melakukan hal apapun jadi harus benar-benar
fokus dan mengerti terhadap apa yang dijelaskan, setelah penjelasan murid diperboleh
mencatat selama yang ditentukan oleh bapak Agus sekitar maksimal 10 menit dan minimal 3
menit, kemudian bapak agus memberikan post test individu, murid tidak boleh saling
mencontek satu sama lain, kemudian tugas wajib  dikumpulkan dan diberi tandatangan
(karena setiap tanda tangan bernilai plus) yang sangat membantu sisiwa dikala nilai ulangan
kurang memuaskan.
c. Pembinaan disiplin perilaku anak didik diluar lingkungan sekolah.
        Pembinaan ini dilakukan oleh santri non mukim yang berada diluar lingkungan sekolah,
peraturan yang telah diterapkan dilingkungan sekolah untuk lingkunga luar sekolah,
contohnya : santri tidak boleh memakai pakaian yang ketat dan bahkan membuka auratnya,
tidak boleh memkai celana pensil, jeans, dianjurkan untuk tidak berpacaran, dianjurkan untuk
tidak membuka krudungnya (wajib berkrudung), tidak boleh membawa kendaraan (motor,
sepeda) ke sekolah, dan tidak boleh berboncengan lawan jenis yang bukan muhrimnya.
        Jika siswa melanggar, akan dikenai hukuman dan sanksi dilingkungan sekolah tersebut,
dan dikonsultasikan kepada bagian keamanan, dan jika bk sudah tidak sanggup dikarenakan
terlalu nakalnya santri tersebut maka akan diadili kepada mahkamah. Dan jika mahkamah
sudah tidak sanggup lagi, maka akan diurus kepada pengasuh pondok tersebut, dan akan
diberi sanksi yang berat yaitu di DO. Tujuan ini agar siswa dapat memiliki perilaku dan
tingkah laku yang baik, tidak dapat menjelekkan atau mencemarkan nama sekolah, dan
membangun imej yang baik, sopan, dan berakhlak pada pribadi santri.
         Pembinaan disiplin perilaku anak didik diatas merupakan indikasi perilaku kedisplinan
menurut pendapat Rahman yaitu suatu syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat
diketagorikan mempunyai perilaku disiplin.[3] Indikasi tersebut antara lain, yaitu:
a.       Ketaatan terhadapa aturan
  Peraturan merupakan suatu pola untuk tingkaah laku, pola tersebut dapat ditetapkan oleh
orang tua, guru, pengurus atau teman bermain. Tujuannya adalah untuk membekali anak
dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Dalam hal peraturan sekolah
misalnya: peraturan mengatakan pada anak apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dilakukan sewaktu berada disekolah seperti memakai seragam sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Peraturan tersebut juga berlaku dilingkungan pesantren, seperti memakai busana
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pesantren.
b.      Kepedulian terhadap lingkungan
  Pembinaan dan pembentukan disiplin ditentukan oleh keadaan lingkungannya. Keadaan
suatu lingkungan dalam dalam hal ini adalah ada atau tidaknya sarana-sarana yang diperlukan
bagi kelancaran proses belajar mengajar ditempat tersebut, dan menjaga kebersihan dan
keindahan lingkungan dimana mereka berada, yang termasuk sarana tersebut seperti gedung
sekolah dengan segala perlengkapannya, pendidik atau pengajar serta sarana-sarana
pendidikan lainnya, dalam hal ini seperti juga lingkungan yang berada dipesantren seperti
kamar tidur, mushola dan juga kamar mandi.
c.       Partisipasi dalam proses belajar mengajar
Partisipasi disiplin juga bisa berupa perilaku yang ditunjukkan seseorang yang
keterlibatannya pada proses belajar mengajar. Hal ini dapat berupa absen dan datang dalam
setiap kegiatan tepat pada waktunya, bertanya dan menjawab pertanyaaan guru, mengerjakan
tugas0tugas yang diberikan dengan tepat waktu, serta tidak membuat suasana gaduh dalam
setiap kegiatan belajar.
d.      Kepatuhan menjauhi larangan
Pada sebuah peraturan juga terdapat larangan-larangan yang harus dipatuhi. Dalam hal ini
larangan yang ditetapkan bertujuan untuk membantu mengekang perilaku anak didik yang
tidak diinginkan. Seperti larangan untuk tidak membawa benda-benda elektronik seperti
membawa handpone, radio dan kamera dan juga larangan untuk tidak terlibat dalam suatu
perkelahian antar santri yang merupakan suatu bentuk perilaku yang tidak terima denan baik
dilingkungan pesantren.[4]

C.    Pentingnya Pembinaan Disiplin Perilaku Anak Didik


      Untuk membentuk prilaku yang sesuai dan berperan penting dalam masyarakat. Agar
anak menjadi pribadi yang memiliki adap dan sopan santun. Pembinaan sangat penting,
mengapa? Karna jika anak tidak dibina dalam rangka membentuk kedisiplinan maka ia akan
menjadi seorang pribadi yang kurang memiliki moral yang baik dan cenderung menyimpang
dalam peraturan, hidupnya kurang teratur, dan selalu di kelilingi oleh kekhawatiran dalam
diri mereka. Contoh: setiap A diberi tugas oleh gurunya, iapun langsung mengerjakan tugas
tersebut dengan giat dan sungguh-sungguh.
Pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik ini menurut Agus Sutaji, guru yang
mengajar mata pelajaran kimia, yaitu:
a.       Dapat membantu santri menjadi pribadi yang baik dan dapat mengembangkannya dari sifat
ketergantunga menuju tidak ketergantungan, sehingga dirinya mampu berdiri sendiri diatas
tanggung jawab sendiri.
b.      Dapat membantu santri untuk mengatasi, mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan
berusaha menciptakan situasi bagi kegiatan belajar mengajar, dimana mereka menataati
segala peraturan yang telah ditetapkan.
c.       Agar santri dapat memanage waktu pribadinya dan waktu sosialnya, sehingga dapat
melakukan aktivitas hidupnya dengan tepat waktu, dan waktu tersebut agar berguna dan
bermafaat bagi dirinya dan orang lain.
d.      Agar santri dapat menghargai dan menghormati teman-temannya, guru, dll dengan berlaku
sabar dengan peraturan-peraturan sekolah yang telah ditetapkan tersebut.
      Menurut Hurlock tujuan pentingnya disiplin adalah untuk membentuk perilaku
sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya
dan tempat individual itu diidentifikasikan, karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada
pula satu falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanamkan
disiplin. Jadi metode spesifik yang digunakan didalam kelompok budaya sangat beragam,
walaupun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengajari anak bagaimana
berprilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial dalam sekolah, tempat
mereka diidentifikasikan.[5]
Cara menanamkan disiplin perilaku anak didik di Al-amien 1 tersebut yaitu:
1.      Dengan membuat aturan yang bagus, jelas dan berlakukan dengan tegas, lebih baik lagi
apabila aturan-aturan tersebut ditulis dan ditempelkan, beri peringatan atau petunjuk apabila
santri berbuat salah, cara ini adalah cara terbaik untuk mengajari mereka cara mengendalikan
diri.
2.      Cegah  masalah sebelum terjadi yaitu dengan membentuk perilaku positif dengan
mendukung perilaku yang baik yaitu memberikan dengan melalui pujian dan perhatian dan
mengabaikan perilaku yang sengaja.
3.      Dengan diadakannya pelatihan-pelatihan agar santri terbiasa. Contohnya OSPA tersebut.
4.      Biasakan diri santri dengan sejumlah tekhnik pendisplinan yang paling sering dianjurkan.
      Terdapat tiga cara untuk menanamkan kedisplinan menurut Hurlock, yaitu:
1.      Cara mendisiplinkan otoriter
Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan,
mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standard dan sedikit atau
sama sekali tidak adanya persetujuan, pujian, atau tanda-tanda penghargaan lainnya bila anak
memenuhi standar yang diharapkan.
2.      Cara mendisiplinkan yang permisif
Yaitu dengan memberikan sedikit disiplin dikarenakan protes terhadap disiplin yang kaku
dan keras pada masa kanak-kanak mereka sendiri. Dalam hai ini anak sering tidak diberi
batasan-batasan atau kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka diberikan
untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka.
3.      Cara mendisiplinkan demokratis
Yaitu dengan menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak didik
mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan, cara ini lebih menekankan aspek edukatif
dari displin dari pada aspek anak didik.[6]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Disiplin merupakan suatu bentuk yang mendasari sikap atau prilaku seseorang dalam
mentaati suatu norma di suatu  tertentu. Disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap santri
yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Contohnya: dalam
kaitannya dengan kegiatan, disiplin shalat yaitu sikap dan tingkah laku santri terhadap
peraturan disebuah organisasi.
Dalam proses pembinaan disiplin perilaku anak didik di Al-Amien 1 terdapat tiga
pembinaan disiplin, yaitu: pembinaan disiplin perilaku anak didik dilingkungan sekolah,
pembinaan disiplin perilaku anak didik di dalam kelas, dan pembinaan disiplin perilaku anak
didik di luar lingkungan sekolah.
      Pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik ini menurut Agus Sutaji, guru
yang mengajar mata pelajaran kimia, yaitu: dapat membantu santri menjadi pribadi yang baik
dan dapat mengembangkannya dari sifat ketergantunga menuju tidak ketergantungan,
sehingga dirinya mampu berdiri sendiri diatas tanggung jawab sendiri, dapat membantu santri
untuk mengatasi, mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan berusaha menciptakan
situasi bagi kegiatan belajar mengajar, dimana mereka menataati segala peraturan yang telah
ditetapkan.

B.     Saran
      Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggu jawab seseorang terhadap tugas-
tugas yang diberikan padanya. Hal ini mendorong gairah belajar, semangat belajar dan
terwujudnya tujuan pada lembaga pendidikan tersebut, peserta didik dan masyarakat. Oleh
karena diharapkan kepada setiap pendidik harus selalu berupaya dan berusaha agar para
peserta didiknya mempunyai disiplin yang baik. Dan diharapkan pula kepada anak didik
untuk menjadi pribadi yang disiplin agar berguna dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Nashar, Manajemen Sumber Daya Manusia, Surabaya: Pena Salsabila, 2013.
Rachman, Arif. Pendidikan dan Agama Akhlak bagi Anak dan Remaja. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 2002.
Stix, Andi, Guru Srebagai Pelati Kelas. Surabaya: Erlangga, 2007.
[1] Nashar, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), hlm. 23.
[2] Ibid., hlm. 111.
[3] Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 140.
[4] Ibid., hlm 141-142.
[5] Andi Stix, Guru Srebagai Pelati Kelas, (Surabaya: Erlangga, 2007), hlm. 119.
[6] Arif Rachman, Pendidikan dan Agama Akhlak bagi Anak dan Remaja. (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 2002), hlm. 158.

Anda mungkin juga menyukai