Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL


MANUSIA HINGGA MENJADI SEBUAH DESA/KOTA/NEGARA

DOSEN PENGAMPU
NURSYAM AKSA, S.T., M.T

DISUSUN OLEH
FARAH SOFHIAH AMALIAH
60800120058
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii

BAB I PEMDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Tempat Tinggal Manusia.................................................................2

B. Perkembangan Tempat Tinggal Manusia.........................................2

BAB III PENUTUP...............................................................................................8

A. Kesimpulan................................................................................................8

B. Saran..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga makalah “Sejarah Perkembangan Lingkungan Tempat
Tinggal Manusia Hingga Menjadi Sebuah Desa/Kota/Negara” dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Perkembangan
Wilayah dan Kota. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mamuju, 12 Oktober 2020

Penulis

iii
BAB I
PEMDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan merupakan faktor penentu manusia memilih tempat untuk


hidup. Oleh karena itu, manusia memperhatikan kondisi lingkungan dan
penguasaan teknologi. Jika kondisi lingkungan tidak sesuai dengan yang
mereka harapkan, mereka tidak akan mau bertempat tinggal di lokasi tersebut.
Manusia selalu berusaha untuk menjadikan sesuatu menjadi lebih baik,
termasuk dalam hal tempat tinggal.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan?


2. Bagaimana perkembangan lingkungan hingga membentuk sebuah
desa/kota/negara?

D. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan.


2. Untuk menegetahui perkembangan lingkungan hingga membentuk
sebuah desa/kota/negara.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tempat Tinggal Manusia

Sebuah tempat tinggal biasanya berwujud bangunan rumah, tempat


berteduh, atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia
tinggal. Istilah ini dapat digunakan untuk rupa-rupa tempat tinggal, mulai dari
tenda-tenda nomaden hingga apartemen-apartemen bertingkat. Dalam konteks
tertentu tempat tinggal memiliki arti yang sama dengan rumah, kediaman,
akomodasi, perumahan, dan arti-arti yang lain.
Lingkungan merupakan faktor penentu manusia memilih tempat untuk
hidup. Oleh karena itu, manusia memperhatikan kondisi lingkungan dan
penguasaan teknologi. Jika kondisi lingkungan tidak sesuai dengan yang
mereka harapkan, mereka tidak akan mau bertempat tinggal di lokasi tersebut.
Manusia selalu berusaha untuk menjadikan sesuatu menjadi lebih baik,
termasuk dalam hal tempat tinggal.

E. Perkembangan Tempat Tinggal Manusia

Tempat tinggal manusia pada saat ini tentu tidak secara instant atau
bahkan dengan mudah membalikkan telapak tangan. Melainkan perubahan itu
perlu waktu yang cukup lama hingga membentuk pemukiman sebagus dan
canggih sekarang. Adapun beberapa tahap perkembangan lingkungan tempat
tinggal manusia hingga menjadi sebuah desa/kota/negara:
1. Pola Hidup Nomaden
Pada masa Paleolitikum (Jaman Batu Tua) dan Mesolitikum
(Jaman Batu Tengah) manusia hidup secara nomaden. Nomaden adalah
pola hidup manusia purba yang hidup secara berpindah-pindah atau
menjelaja dari satu tempat ke tempat yang lainnya secara terus menurus.
Kondisi ini disebabkan karena manusia harus mengikuti binatang buruan
yang merupakan sumber makanan utama mereka. Selain itu, manusia

2
juga belum mengenal menanam atau pun bercocok tanam. Bila sumber
makanan habis, manusia haru berpindah ke tempat baru. Periode mereka
untuk menetap di satu tempat bergantung pada ketersediaan sumber daya
alam yang ada atau ancaman-ancaman seperti bencana alam dan hewan
liar. Tempat tinggal di gua pada lereng lembah dan dataran rendah.

Gambar 1 Manusia Bertempat Tinggal di Gua


Mereka hidup dalam komunitas kecil yang berkisaran tidak lebih
dari 15 orang dengan mobilitas tinggi di suatu tempat. Kegiatan manusua
pada masa nomaden adalah berburu dan mengumpulkan makanan dari
alam (Food Gathering). Peralatannya juga masih sangat sederhana terbuat
dari batu dan kayu yang masih kasar.
2. Pola Hidup Sedenter
Dalam masa Neolitikum (Zaman Batu Baru), manusia udah mulai
tahu cara memperbarui sumber pangan dengan cara bercocok tanam dan
beternak secara sederhana. Masa Neolitikum manusia hidup secara
sedenter. Sedenter berarti tinggal di satu tempat atau tidak bermigrasi.
Artinya sekelompok orang yang tinggal di satu daerah bersama-sama dan
beratahan hidup dengan cara menanam tanaman dan memelihara hewan
peliharaan. Makanya, mereka tidak perlu lagi berpindah dari satu tempat
ke tempat lain.
Di fase ini pulalah, manusia sudah bisa membuat tempat tinggal
sendiri. Bahkan mereka juga dapat berbagai peralatan sederhana seperti

3
tembikar dan api. Makanya, konstruksi rumah mereka pun makin canggih
yaitu menggunakan bata lumpur. Tempat-tempat yang biasa dijadi
permukiman adalah tempat yang dekat air, seperti pinggir sungai. Hal itu
dikarenakan tanah di sekitar sungai subur dan cocok untuk bertanam.
Selain itu, di sungai terdapat berbagai macam ikan dan hewan lain yang
mencari minum.
Kelompok manusia ini sudah tidak lagi tinggal secara
berkelompok, melainkan mereka sudah membuat sistem satu rumah satu
keluarga, sehingga membentuk satu wilayah yang mengelilingi jalan.
Inilah cikal bakal kota. Awalnya satu rumah sendiri cuma terdiri dari satu
ruangan. Namun, lama-kelamaan, bentuk rumah pun berkembang dengan
adanya ruang keluarga, ruang tidur, dan lain-lain.

Gambar 2 Keadaan pada Gambar 3 Kondiri Rumah pada


Sedenter Sedenter
3. Munculnya Desa
Revormasi dari masa sedenter atau perode Neolikutim hingga
munculnya perdesaan ditandai dengan perkembangannya sistem
pertanian pengolahan tanah yang lebih baik, pengelolaan sumber air,
teknologi irigasi, kerjasama kelompok masyarakat. Lokasi ini dibangun
sejak mulai ada kegiatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan manusia,
seperti wol, susu, keju, atau daging. Tempat ini juga digunakan untuk
kegiatan ritual kepercayaan atau tarian-tarian perayaan kesukuan. Ciri
lokasi yaitu memiliki pohon suci, topografi datar, terlindung (teduh).
Jenis-jenis desa pada periode in yaitu:

4
a. Desa nelayan dekat dengan pantai, dataran rendah, rumah tinggal
berbahan kayu.
b. Desa pertanian dekat dengan sunga, kaki bukit atau lembah yang
mudah dicapai.
c. Desa tambang berada di gunung, jenis tambang: tembaga dan timah.
4. Munculnya Kota Kecil hingga Kota Besar
Kebutuhan pertanian semakin produktif. Desa memiliki produksi
khusus selain hasil tani, seperti kerajinan tangan. Munculnya kota kecil
ini ditandai dengan keberadaannya di pusat wilayah, mudah dicapai,
aman, luasan cukup untuk kegiatan dagang, pertemuan warga, ibadah,
dan hiburan.
Kota kecil dapat meluas menjadi kota karena meningkatnya jumlah
penduduk dan kegiatan non pertanian kota. Pada masa Pertengahan,
peradaban sudah semakin kompleks. Manusia di zaman itu udah mulai
punya beragam kebutuhan dan kenal proses jual-beli dengan alat tukar.
Mereka juga mulai memahami konsep "pekerjaan" sehingga banyak
rumah terbagi atas dua bagian: bagian bawah buat kerja (menimbun dan
mengolah bahan pertanian dan lain-lain) serta bagian atas buat hunian.
Memasuki zaman Pencerahan alias Renaissance, peradaban
manusia jadi lebih mendekati pola kehidupan yang kita kenal sekarang.
Masyarakat mulai membedakan antara tempat kerja dan rumah. Selain
kondisi pemukiman yang berubah, pola sosial pada masa itu juga ikut
berubah. Pola sosial kota tidak memiliki hubungan intim antar
suku/keluarga. Kota dan desa-desa sekitarnya menjadi satu wilayah yang
dibatasi oleh tembok untuk pertahanan dan keamanan.
5. Pola Hidup Industrialisasi
Revolusi industi terjadi pada zaman mesin sekitar abad 18 hingga
awal abad 19. Penemuan-penemuan pada masa itu adalah segala macam
mesin, seperti mesin cetak, mesin uap, kapal uap, kereta api listrik,
kendaraan bermotor, mesin terbang, telepon, radio, televisi, komputer,
listrik. Dampak dari revolusi ini adalah perkembangan pabrik,

5
kemacetan, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan (sanitasi) dan
keselamatan umum (penerangan jalan) di kota. Ciri-ciri masa revolusi
industri:
1. Kota pabrik = kawasan pabrik semakin bertambah namun tidak
diimbangi dengan penyediaan rumah tinggal buruh
2. Permukiman kumuh
3. Kualitas udara buruk
4. Nuansa klasik dan plaza monumental berakhir membuka jalan-jalan
besar untuk sirkulasi (Gagasan Haussmann, bangsawan dan birokrat
di Paris)
Periode ini termasuk masa yang penting karena cukup mengubah
kehidupan manusia. Manusia lebih mengenal teknologi yang lebih rumit
dengan kehadiran mesin-mesin. Banyak orang beralih dari masyarakat
pertanian jadi masyarakat industri yang kerjanya di pabrik.
Tidak hanya rumah, banyak hal yang berkembang dalam kehidupan
manusia. Contohnya adalah transportasi dan pola komunikasi. Berkat
penemuan baja, elevator sederhana, dan alat-alat lain, rumah-rumah di
masa ini pun makin kokoh dan mudah dibangun.
Meski begitu, zaman ini bukannya sepi masalah. Justru, era inilah
yang memunculkan masalah sosial yang rumit. Orang-orang bermodal
punya pabrik dan punya rumah bagus di tengah kota. Sementara itu,
buruh-buruh tergeser hingga pinggiran kota, tinggal di hunian-hunian
kecil yang lama-lama jadi kumuh.
Di sinilah mulai ada konsep urban dan suburban. Semakin dekat
dengan wilayah perkotaan dan pabrik-pabrik, rumah jadi semakin mewah
dan bernilai. Sedangkan, semakin jauh, pastinya rumah semakin murah
dan kumuh.
6. Pola Hidup Modernisasi
Kalau pada masa-masa sebelumnya orang kaya hanya tinggal di
rumah-rumah besar dan tengah kota, lain halnya pada masa modern ini.
Bentuk rumah pun beragam-ragam. Bukan hanya rumah besar yang ada,

6
melainkan rumah kompleks mewah, cluster, hingga apartemen. Bahkan,
ada pula yang rela menghabiskan kesehariannya dalam bilik sebesar
lemari pakaian.
Di kota-kota yang maju seperti Singapura, Jakarta, dan Hong Kong,
makin susah menemukan rumah di atas tanah. Hal itu dikarenakan
jumlah penduduknya yang semakin banyak. Pembangunan apartemen
pun jadi gila-gilaan. Yang tinggal di sana juga bukan selalu masyarakat
kelas menengah ke bawah. Di Singapura dan Hong Kong, cuma orang
yang bener-bener kaya yang tinggal di rumah dengan tanah.

Gambar 5 Pemukiman Kumuh Gambar 6 Pemukiman Elit

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan merupakan faktor penentu manusia memilih tempat untuk


hidup. Oleh karena itu, manusia memperhatikan kondisi lingkungan dan
penguasaan teknologi. Jika kondisi lingkungan tidak sesuai dengan yang

7
mereka harapkan, mereka tidak akan mau bertempat tinggal di lokasi tersebut.
Manusia selalu berusaha untuk menjadikan sesuatu menjadi lebih baik,
termasuk dalam hal tempat tinggal. Adapun beberapa tahap perkembangan
lingkungan tempat tinggal manusia hingga menjadi sebuah desa/kota/negara:
1. Pola Hidup Nomaden
2. Pola Hidup Sedenter
3. Munculnya Desa
4. Munculnya Kota Kecil hingga Kota Besar
5. Pola Hidup Industrialisasi
6. Pola Hidup Modernisasi

F. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama kita


sebagai pelajar harus tahu kehidupan manusia dalam perubahan
lingkungannya. Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bahasa Indonesia: “Tempat Tinggal.” Wikipedia: Ensiklopedia Gratis. Wikipedia,


Ensiklopedia Gratis, 22 Desember 2009. Web. 12 Oktober 2020,
https://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_tinggal

8
Brainly. 2015. Pola Hidup Nomaden. https://brainly.co.id/tugas/3446290 (diakse
tanggal 12 Oktober 2020).

Desiana, Dina. 2013. Makalah Sejarah Pola Hunian Manusia Purba.


https://dinadesiana.wordpress.com/2013/12/02/makalah-sejarah-pola-
hunian-manusia-purba/ (diakse tanggal 12 Oktober 2020).

Kirana, Intan. 2017. Hunian Manusia dari Masa ke Masa.


https://www.kincir.com/chillax/epic-life/hunian-manusia-dari-masa-ke-
masa (diakse tanggal 12 Oktober 2020).

Lengkap, Sejarah. 2020. Pengertian Sedenter, Ciri, dan Contohnya.


https://dosensejarah.com/sedenter/ (diakses tanggal 12 Oktober 2020).

Anda mungkin juga menyukai