Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM AGROINFORMATIKA

MATERI 8

“GENETIC PARAMETER ESTIMATION (GENCALC)”

NAMA : DIAN DWI PURWANTI

NPM : 19025010009

GOL. : A1

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2020
Tinjauan Pustaka

GENSELECT adalah perangkat lunak yang memungkinkan untuk memilih dan mengatur
kombinasi percobaan / pengobatan untuk digunakan ketika memperkirakan koefisien untuk
kultivar tertentu menggunakan perangkat lunak 'GENCALC'. Kombinasi yang dipilih tercantum
dalam file, nama yang dibangun dari nama kultivar, kode tanaman (mis. SB untuk kedelai), dan
'C' final (mis. BRAGG.SBC). GENCALC2 adalah perangkat lunak yang menggunakan model
krop untuk menentukan koefisien sifat kultivar dari data yang dilaporkan untuk berbagai
eksperimen. Model harus menggunakan file CULTIVAR dan ECOTYPE seperti yang ditentukan
untuk model DSSAT, dan harus menghasilkan file EVALUATE.OUT yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan untuk DSSAT. Selain itu, model harus menggunakan file konfigurasi
yang mirip dengan file DSSATPRO DSSAT, dan dapat diluncurkan dengan argumen baris
perintah yang berisi informasi tentang kombinasi percobaan / perawatan yang akan digunakan.
(Febry,2020)
Jagung merupakan komoditi pertanian penting di Indonesia. Jagung adalah komoditi
sereal kedua yang ditanam di Indonesia setelah padi, dan produksinya menduduki posisi keenam
di dunia. Luas tanam jagung di Indonesia juga mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir
(2013-2018). Hampir seluruh daerah di Indonesia terdapat penanaman jagung, tetapi sentra
penanaman jagung terutama terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan,
dan Sumatera Utara. (Kamaluddin, 2017).

Tanaman jagung termasuk tanaman pangan yang penting di Indonesia. Tanaman jagung
(Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji tunggal (monokotil). Jagung
merupakan tanaman rumput kuat, sedikit berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar
0,6-3 m. Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan.
(Nuridayanti, 2011).
Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.(Paeru, 2017).

Potensi lahan yang masih luas dan kondisi agroklimatologi yang baik bagi pertanaman
jagung di Indonesia, produksi dan produktivitas jagung harusnya dapat ditingkatkan lebih baik
lagi. Hal ini dimungkinkan karena penanaman jagung di Indonesia dapat dilakukan sepanjang
tahun karena hampir seluruh daerah mendapatkan sinar matahari dan air hujan yang cukup.
Benih unggul merupakan syarat utama untuk menghasilkan produksi yang tinggi dan bermutu.
Namun, benih unggul tidak dapat menghasilkan produksi yang optimal jika tidak didukung oleh
kondisi iklim dan budidaya yang baik pula. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan benih
unggul yang berpotensi hasil tinggi dan penerapan budidaya yang komprehensif untuk mencapai
produksi yang lebih tinggi. (Setiawan & Basri, 2017)

Seleksi dan persilangan merupakan dua metode yang dapat dilakukan dalam perbaikan
mutu genetik untuk meningkatkan produktivitas jagung. Keberhasilan peningkatan produksi
jagung sangat tergantung kepada kemampuan penyediaan dan penerapan inovasi teknologi yaitu
meliputi varietas unggul baru berdaya hasil dan berkualitas tinggi, penyediaan benih bermutu
serta teknologi budidaya yang tepat. Varietas unggul merupakan salah satu faktor penting dalam
usaha meningkatkan produktivitas tanaman jagung. Benih jagung bermutu yang murni dari
varietas jagung komposit dapat menjamin tercapainya produktivitas tinggi. (suherman,2007)

Upaya peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain
melalui perbaikan genetic tanaman. Perbaikan genetic jagung bertujuan untuk mengatasi kendala
pertumbuhan tanaman terutama cekaman lingkunagan biotik dan abiotic. Penggunaan pada
tanaman jagung berkembang pesat setelah berhasil mendapatkan tanaman jagung transgenic
yang fertile. Hal ini merupakan trobosan dalam pengembangan dan pemanfaatan plasma nutffah
dalam bidang penelitian pada tanaman jagung. Teknologi rekayasa genetic merupakan teknologi
transfer gen dari satu spesies ke spesies lainndimana gen interes nerupa suatu fragmen DNA
(donor gen) ditransformasikan ke dalam sel untuk tanaman inang (akspetor gen) untuk
menghasilkan tanaman transgenic yang mempunyai sifat baru. (Gordonn, 2000)

Jagung Hibrida adalah jagung yang pada proses pembuatannya dengan cara pemuliaan
dan penyilangan antara jagung induk jantan dan jagung induk betina sehingga menghasilkan
jagung jenis baru yang memiliki sifat keunggulan dari kedua induknya. Keunggulan jagung
hibrida adalah kapasitas produksinya tinggi sekitar 8-12 ton per hektar. Inbrida sebagai tetua
hibrida memiliki tingkat hozigositas yang tinggi. Inbrida jagung diperoleh melalui penyerbukan
sendiri (selfing) atau melalui persilangan antar saudara. Inbrida dapat dibentuk menggunakan
bahan dasar varietas bersari bebas atau hibrida pada dasarnya melalui seleksi tanaman dan
tongkol selama silang diri. (Ross,2013)

Syarat tumbuh untuk pertumbuhan tanaman jagung yaitu daerah yang beriklim sedang
hingga subtropik atau tropis yang basah dan didaerah yang terletak antara 0-50 derajat LU
hingga 0-40 derajat LS. Penyinaran tanaman yang bagus adalah penyiran matahari yang penuh.
Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21-34°C. Tanaman jagung juga menginginkan curah
hujan yang ideal, curah hujan untuk tanaman jagung adalah 85-200 mm/bulan dan merata.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat bergantung dengan sinar matahari, karena tanaman jagung
yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan hasilnya kurang baik bahkan tidak dapat
membentuk tongkol (Adisarwanto dkk, 2001)

Kegiatan pertanian pemupukan merupakan komponen teknologi produksi yang


berpengaruh terhadap peningkatan produksi jagung. Data menunjukkan bahwa tanaman jagung
yang kekurangan nitrogen hasilnya turun sampai 30%.Fosfor berperan dalam pembentukan
bunga, buah, biji, dan perkembangan akar yang pada gilirannya meningkatkan kualitas tanaman.
Kekurangan fosfor memengaruhi aspek metabolisme dan pertumbuhan tanaman, khususnya
pembentukan tongkol dan biji tidak normal.Demikian juga kalium mengakibatkan hasilnya turun
sampai 10%.( Suratmini, 2009)

Pengairan pada tanaman jagung memilki teknik pengairan sangat berpengaruh terhadap
hasil gabah jagung dari tiga perawatan irigasi tidak signifikan berbeda. Hasil ini menunjukkan
bahwa kelembapan tanah di lahan bias habis sampai 50% sebelum irigasi diterapkan tanpa secara
signifikan penurunan hasil panen. Hal ini juga menunjukkan rata-rata aplikasi air musiman
adalah 70, 106, dan 216 cm ha yang diberikan. Hasil ini menunjukkan bahwa kelembaban tanah
memungkinkan akan habis sampai 0,5 FC sebelum memulai irigasi secara signifikan dan
kelembaban tanah mengelola untuk menangkap curah hujan dapat membantu batas aplikasi
irigasi (Nelson 2011)
Hasil dan Pembahasan

Gambar 1 Grafik Gencalc Produksi Jagung

Grafik pada gambar ini menunjukkan Grafik Gencalc tanaman Jagung pada lahan di
Bektihardjo, Tuban. Berdasarkan pada gambar grafik dari hasil produksi tanaman Jagung
didapatkan hasil sebelum dan sesudah menggunakan Gencalc. Hasil yang didapatkan sebelum
gencalc adalah 1671 kg/ha dan hasil yang didapatkan sesudah gencalc adalah 221g kg/ha.
Berdasarkan grafik hasil produksi pada gambar 1 diatas ditunjukkan bahwa sebelum gencals
memiliki nilai produksi lebih tinggi dibandingkan sesudah gencals. Hal tersebut mungkin
dipengaruhi oleh factor genetiknya yaitu benih yang digunakan. Jagung yang digunakan pada
gencalc telah melalui proses rekayasa genetika.

Rekayasa genetik memiliki keunggulan yaitu mampu memindahkan materi genetik dari
sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih
singkat. Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan berbagai organisme
maupun produk yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini peranan rekayasa
genetic menjadi faktor utama juga dalam produktifitas hasil jagung karena dengan adanya rekaya
genetika penanaman jagung tidak lagi membutuhkan pupuk N atau nitrogen dalam jumlah yang
besar.
Gambar 2 Proses rekayasa genetika pada Jagung

Rekayasa genetika pada tanaman jagung tersebut bertujuan untuk menghasilkan jagung
baru dengan kualitas unggul. Siklus rekayasa genetika pada tanaman jagung dimulai dari
penentuan 2 jenis jagung dengan keunggulan pada tanaman sesuai dengan apa yang diinginkan.
Kemudian dilakukan proses rekaya genetika dengan melakukan emaskulasi dan hibridisasi
tanaman. Proses rekayasa genetika pada ular jagung dalam pembuatan warna dan corak baru
harus melewati perkawinan silang yang panjang dan membutuhkan perhitungan manual yang
panjang untuk mengetahui kemungkinan dapatnya warna yang diinginkan dari hasil kombinasi
berbagai macam warna ular jagung

Genetik merupakan suatu sifat yang diturunkan dari induknya yang tersimpah dalam
kromosom, sementara itu perbaikan genetik merupakan perbaikan sifat dari gen yang diturunkan
supaya anak yang diturunkan menjadi lebih baik. Perbaikan genetik pada tanaman dapat
dilakukan dengan rekayasa genetik. Rekayasa genetik merupakan transplantasi atau
pencangkokan atau bisa juga sebagai perubah atau perbaikan pada satu gen ke gen lainnya
dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu menghasilka produk
baru.
Kesimpulan

1. Hasil produksi tanaman jagung sebelum dan disudah perlakuan gencalc memiliki perbedaan
jumlah hasil yang sangat signifikan. Pada tanaman sebelum digencalc diperoleh hasil
produksi sebanyak 1671 kg/ha sedangkan tanaman sesudah diperlakukan gencalc diperoleh
hasil produksi 2216 kg/ha. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh factor genetiknya yaitu
benih yang digunakan. Jagung yang digunakan pada gencalc telah melalui proses rekayasa
genetika.
2. Rekayasa genetik merupakan transplantasi atau pencangkokan atau bisa juga sebagai perubah
atau perbaikan pada satu gen ke gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula
lintas gen sehingga mampu menghasilka produk baru. Rekayasa genetika pada tanaman
jagung tersebut bertujuan untuk menghasilkan jagung baru dengan kualitas unggul.
Daftar Pustaka

Adisarwanto, T. dan Yustina, E.W. 2001.Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering,


Sawah dan Pasang Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Febry A F, Siswanto, Kemal Wijaya. 2020. Intruksi Kerja Praktikum Agroinformatika.
Surabaya : Fakultas Pertanian UPN Veteran Jatim
Gordonn-Kamm, W.J., T.M. Spencer, M.Mangano, T.R. Adams, R.J. Daines, W.G. Start, J.V.
O’Brien, S.A. Chambers, W.R. Adams, and N.G. Willetts. 2000. Transformation of
maize cells and regeneration of fertile transgenic plants. Plant Cell 2: 603-618.
Kamaluddin A. 2017. Empowerment of Farmers and Sustainable Strategies towards the Self
sufficiency of Rice and Maize in Indonesia. J. Curr. Res. Biosci. Plant Biol 4(2), 45-53.
Nelson, Kaisi. 2011. Agronomic and Economic Evaluation of Various Furrow Irrigation
Strategies for Corn Production Under Limited Water Supply. J. Soil and Water 66 (2) :
114–121.
Nuridayanti, Eka Fitri Testa. 2011. “Uji Toksisitas Akut Ekstrak Air Rambut Jagung (Zea mays
L.) Ditinjau dari Nilai LD50 dan Pengaruhnya terhadap Fungsi Hati dan Ginjal pada
Mencit” (Skripsi S-1 Progdi Ekstensi). Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Paeru, RH., dan Dewi, TQ. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Jakarta : Penebar Swadaya.
Setiawan dan , Basri M. 2017. An Analysis of Efficiency the Production of Commodities
Maize in Belu, East Nusa Tenggara, Indonesia. IOSR Journal of Environmental Science,
Toxicology and Food Technology (IOSR-JESTFT), 11(10), 64–69.
Ross, R. Bender, J, W, Hegele, Matias, Ruffo, F, E, Below. 2013. Modern Corn Hybrids’
Nutrient Uptake Patterns. Better crop, 97(1): 7-11.
Suherman. dan Awaludin. 2007. Budidaya Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt), Bahan
Kursus Budidaya Jagung Manis dan Jagung Merang, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Suratmini P. 2009. Kombinasi pemupukan urea dan pupuk organik pada jagung manis di lahan
kering. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan 28 (2): 83-88.

Anda mungkin juga menyukai