Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Miftakhul Jannah, S.Kep
NIM. 202093120017
NIM : 202093120017
JUDUL LP : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan SNH
(Stroke Non Hemorragic)
Etiologi Klasifikasi
1. Aterosklerosis 1. Stroke emboli
2. Trombus
3. Embolus Definisi 2. Stroke trombotik
4. Obat-obatan (antidepresan, anti Parkonson,
dekongestan) Gangguan pada fungsi sistem saraf yang diakibatkan
5. Gaya hidup seperti merokok oleh obstruksi aliran darah ke otak yang terjadi akibat
pembentukan trombus, emboli, aterosklerosis yang Penatalaksanaan
6. Psikologis (stress) Keperawatan
7. Hipotermia menyebabkan suplai nutrisi dan oksigen ke otak
menurun sehingga dapat terjadi kematian jaringan 1. Bedrest total (head up 15°-30°)
8. Endocarditis 2. Terapi oksigen 2-3 lpm
9. Penyakit jantung (stenosis mitral, miokarditis) pada otak.
3. Pasang infus IV
10. Komplikasi pembedahan jantung 4. Monitor kelainan-kelainan neurologis yang timbul
5. Berikan posisi miring kanan dan kiri setiap 2 jam
Medis
Manifestasi Klinis 1. Alteplase (0,6-0,9 mg/kgBB) dengan onset <6 jam, sebagai
trombolisis intravena
Stroke Trombotik 2. Trombektomi dengan onset <8 jam, sebagai terapi
1. Kelemahan satu sisi anggota gerak endovascular
2. Afasia 3. Obat-obatan nicardipin, ACE-inhibitor, Beta blocker,
3. Bicarapelo diuretic, calcium antagonist, sebagai manajemen hipertensi
4. Mulut mencong 4. Obat-obatan anti diabetic oral ataupun insulin sebagai
5. Kesulitan menelan manajemen guladarah
6. Penurunan kesadaran 5. Obat-obatan aspirin, cilostazol, clopidogrel sebagai
7. Kelumpuhan sebagian /seluruh nervus cranial antiplatelet
6. Obat-obatan dabigatran, warfarin, dll sebagai antikoagulan
Stroke Emboli 7. Obat-obatan citicolin, piracetam, pentoxyfiline
1. Gejala mendadak dari jenis stroke lainnya sebagaineuroprotektor
2. Sering terja disaat aktivitas
3. Kesadaran bagus / bisa menurun
4. Sakit kepala (jarang)
5. Muntah (jarang)
6. Hemiparesis, hemiplegia
Komplikasi
Pemeriksaan Penunjang
Disfagia, afasia, hemiplegia, dekubitus, DVT, pneumonia,
1. Cek darah lengkap edema serebri, emboli paru, infarkmiokard, epilepsi,
2. CT-scan ISK, kematian
3. Angiography cerebral
4. EEG
Pathway SNH (Stroke Non Hemorragic) Kelainan jantung
STROKE NON
HEMORRAGIC / ISKEMIK
Kehilangan fungsi Hipoksia sel otak Kematian jaringan otak Kerusakan pusat
tonus otot fasial gerakan motorik di
lobus frontalis
Pengkajian
1. Identitas 1. Risikio ketidakefektifan perfusi
2. Keluhan Utama jaringan otak
3. Riwayat Penyakit 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
4. Pemeriksaan laboratorium 3. Gangguan menelan
5. Pemeriksaan Fisik 4. Hambatan komunikasi verbal
6. Pemeriksaan Radiologi
5. Hambatan mobilitas fisik
Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Gangguan Menelan
NOC: NOC: NOC:
Perfusi jaringan : Serebral Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 jam, diharapkan klien menunjukkan keefektifan ..diharapkan masalah gangguan menelan klien dapat teratasi
x 24 jam diharapkan masalah risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas dengan criteria hasil: dengan criteria hasil:
perfusi jaringan otak klien teratasi dengan criteria hasil : Status pernafasan: kepatenan jalan nafas Status Menelan
1. Tidak terjadi tanda-tanda peningkatan TIK 1. Menunjukkan jalan nafas paten 1. Menunjukkan kemampuan menelan
2. Tidak terjadi kejang 2. Tidak ada suara tambahan paru 2. Menunjukkan kemampuan mengosongkan rongga
Status pernafasan : Ventilasi mulut
NIC 1. Frekuensi pernafasan 16-24x/menit 3. Menunjukkan kenyamanan menelan
Monitor neurologi 2. Saturasi oksigen dalam batas normal
1. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan dan reaktivitas NIC:
pupil NIC: Terapi Menelan
2. Monitor tingkat kesadaran dan GCS Manajemen jalan napas 1. Pantau hidrasi tubuh (turgor kulit dan membrane
3. Monitor ttv tiap 60 menit 1. Kaji status pernafasan (kecepatan, kedalaman, serta mukosa)
4. Monitor tanda-tanda peningkatan TIK pergerakan dada) 2. Pantau tanda dan gejala aspirasi
5. Monitor reflex kornea dan reflex batuk 2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara napas 3. Berikan perawatan mulut jika diperlukan
6. Monitor tonus otot, pergerakan motorik, tremor dan tambahan 4. Bantu klien untuk melekatkan makanan di bagian yang
kesimetrisan wajah 3. Kolaborasi pemberian expectorant dan tidak sakit
7. Catat adanya keluhan sakit kepala bronkodilator untuk mengencerkan sekret 5. Berikan makanan sedikit tapi sering
4. Lakukan suction jika terdapat suara nafast 6. Hindari penggunaan sedotan untuk minum
ambahan
Peningkatan Perfusi Serebri 7. Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai jenis makanan
1. Minimalkan pergerakan kepala Terapi oksigen yang dapat diberikan pada klien
2. Posisikan kepala klien dengan head up 15--30 derajat 1. Monitor frekuensinafas
3. Kolaborasi pemberian terapi farmakologi (mannitol, 2. Monitor TTV klien
antihipertensi, calcium channel blocker dan 3. Monitor aliranoksigen
antifibrinolitik) 4. Monitor saturasioksigen
4. Monitor efek samping pemberian terapi 5. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan klien
Satyanegara. 2014. Ilmu Bedah Syaraf edisi V. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama