sayur yang sudah memiliki umur tua sebagai pemicu proses fisiologis • Rumus C2H4 • Hormon etilen mempengaruhi pertumbuhan biji, perkembangan bulu akar, sinesensis bunga, absisi dan pemasakan buah • Etilen berfungsi sebagai pengatur pemasakan dan sinesensis, bukan sebagai produk samping dalam proses pemasakan • Etilen juga dikenal sebagai hormon stress karena sintesisnya dipicu oleh sinyal stress seperti luka mekanis, bahan kimia, logam, kekeringan, suhu extrim, dan infeksi patogen • Respirasi ini merupakan gas hasil respirasi buah – buahan dalam jumlah kecil • Produksi etilen pada buah klimaterik pada saat rippening lebih besar dibandingkan non klimaterik • Pemberian gas etilen ini memberikan proses ripening buah klimaterin lebih cepat dan menimbulkan perubahan sifat2 karakteristik kematangan buah • Pada buah non klimaterik pemberian etilen memberikan respon spontan terhadap pemberian etilen sesaat • Namun tidak diikuti dengan perubahan eating quality buah segar BIOSINTESA & METABOLISME ETILEN • Metabolisme etilen meliputi biosintesis etilen, asam 1-aminosikloropana-1-karboksilat (ACC), asam malonil – ACC (MACC) aktivitas ACC sintase (ACS) dan aktivitas ACC oksidase (ACO) • Metabolisme etilen diawali dengan reaksi biosintesa etilen • Biosintesa etilen diawali dengan penggabungan metionin dan ATP oleh S-adenosil-metionin (SAM) sintetase atau dikenal dengan nama AdoMEt sintetase menghasilkan SAM • Fungsi SAM sebagai substrat pembentukan etilen, dan sebagai substrat pembentukan polamin • Kedua proses tersebut bersifat tidak reversible • Hubungan tersebut menjelaskan antagonistik pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman • Setelah itu SAM dikonversi menjadi asam 1-karboksilat- 1aminosiklopropana (ACC) • Konversi tersebut dikatalis oleh ACC sintase • Aktivitas ACS dipicu oleh beberapa keadaan stress misalnya kelebihan air, luka dan herbisida auxin • Dalam konversi juga dihasilkan 5’-metiltioadenosin (MTA) yg akan didaur ulang untuk sintesis metionin • Selain substrat, dalam siklus tersebut juga dibutuhkan enzim MTA nukleosidase metabolit yg merupakan produk samping dalam sintesa ACC • Aktivitas ACS dipicu oleh feedback negatif dalam biosintesa etilen karena adanya kondisi stress seperti luka dalam dan perubahan konsentrasi CO2 • Aktivitas ACO dipicu oleh feedback positif dalam biosintesis etilen karena terjadi proses pemasakan maupun sinesensis • Pemberian putresin eksogen dapat menghambat aktivitas ACS ataupun ACO sehingga produksi etilen endogen juga terhambat • Putresin merupakan poliamin yg terdapat dalam tanaman dan dapat mempengaruhi proses pemasakan buah • Nitrit oksida (NO) dapat menghambat biosintesa etilen karena NO mengikat ACO sehingga ACO tidak dapat mengkonversi ACC menjadi etilen • Etilen yang dihasilkan kemudian didetoksifikasi oleh β- sianoalanin sintase menjadi β-sianoalanin untuk mencegah toksisitas sianida yg dihasilkan selama sintesis etilen • 1: AdoMet sintase • Selain menjadi prekusor, etilen, ACC dapat • 3: ACO dimetabolisme sehingga menghasilkan • 4: metiltioadenosin (MTA) nukleosidase asam 1-karbosiklik-1-(malonilamino) • 5: metiltioribose (MTR) kinase siklopropana (MACC) yg merupakan • 6: isomerase produk akhir inaktif • 7:dehidratase-enolase-fosfotase • Metabolisme tersebut dikatalis oleh ACC maloniltransferase • 8a: Fe-ARD (Acireductone dioxigenase) • Kecepatan pembentukan MACC tersebut • 8b: Ni-ARD pada jaringan dapat mengakibatkan • 9: transminase penurunan konsentrasi ACC • MTR-P: metiltioribose-fosfat • KMTB: 2-keto-metiltiobutirat HUBUNGAN ETILEN DENGAN PEMASAKAN BUAH • Etilen memicu pelunakan buah, degradasi klorofil serta pembentukan warna dan flavor • Misal saja, selama pemasakan buah markisa terjadi peningkatan kandungan ACC, ACS dan ACO seiring dengan produksi etilen • Peningkatan ACC dan ACS tetap berlangsung selama 15 hari setalah pemanenan dan tidak memperllihatkan adanya puncak klimaterik • Etilen melakukan penghambatan dalam pembentukan gel tomat mentah karena adanya penurunan ACC, • Namun etilen mengkatalisis pematangan biji dalam lokula tomat dan etilen mengkatalisis pembentukan gel pada tomat yg sudah berwarna merah jambu, • Penghambatan etilen berubah menjadi pengkatalisan pembentukan gel ketika masuk dalam proses pematangan / pemasakan • Pemberian etilen pad tomat matang menyebabkan akumulasi transkripsi ER49 yang didominasi oleh LeEF –TSmt seiring dengan pemanjangan mitokondria • Etilenmenstimulus ekspresi gen LeEF –TSmt selama proses pemasakan buahtersebut • Kemudian menstimulus sintesis protein di dalam mitokondria yg berperan dalam proses pemasakan buah • Protein yg disintesis adalah enzim hidrolase dinding sel seperti selulosa dan pligalakturonase (PG) • Perlakuan pemberian etilen dapat memicu sintesis komponen volatil yg memberi kontribusi terhadap cita rasa buah • Perubahan warna dan komposisi ula sudah terjadi ketika buah masih di pohon dengan konsentrasi etilen rendah Pelunakan buah persik • Dalam pelunakan buah persik, aktivitas pektin metil esterase (PME) hanya dipengaruhi oleh etilen dalam konsentrasi rendah atau tidak sama sekali • Selain PG, selulosa dan PME, pekat liase (PL) juga mengalami peningkatan aktivitasnya dalam pelunakan buah pisang dengan adanya perlakuan etilen • aktivitas selulosa dan PME, pekat liase (PL) dapat ditingkatkan dnega penambahan asam abisat (ABA) dan dapat dihambat dengan adanya asam asetat indol peroksidase dan fenilalanin amonia-liase • Selama pemasakan pepaya, produksi etilen dan aktivitas ACO juga mengalami peningkatan • Konsentrasi etilen sebesar 1 dan 2,5 µL 1ˉ¹ merupakan nilai threshold (batas minimal mulai terjadi perubahan) untuk terjadinya degradasi klorofil pada kulit pepaya dan peningkatan pelunakan pada pepeaya secara berutuan • Oleh karena itu, selama pemasakan yg terlebih dahulu mengalami perubahan adalah warnanya karne ammeiliki threshold etilen paling rendah • Pemberian senyawa penghambat aktivitas etilen (1-MCP) hanya mempengaruhi awal proses perubahan warna dan menghambat proses pelunakan pepaya TERIMAKASIH