Anda di halaman 1dari 6

Nama : Inas Tahirah

Nim : 1815040010
Kelas : Pend. Geografi A

Virus corona (CoV) merupakan keluarga besar virus yang yang dapat
menginfeksi burung dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health
Organization (WHO) virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga
infeksi pernapasan yang lebih parah seperti MERS-CoV DAN SARS-CoV.
Virus Corona bersifat zoonosis, artinya ia merupakan penyakit yang dapat
ditularkan antara hewan dan manusia. Rabies, Malaria, merupakan contoh dari
penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan MERS yang ditularkan dari unta ke
manusia.Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus
corona dapat menginfeksi tikus, tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan ternak.
Terkadang, hewan-hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia.
Virus corona bertanggung jawab atas beberapa wabah di seluruh dunia, termasuk
pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) 2002-2003 dan wabah Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada tahun 2015.Baru-baru
ini, virus corona baru muncul dan dikenal sebagai COVID-19 memicu wabah di Cina
pada Desember 2019, dan merebak di berbagai negara sehingga WHO
mendeklarasikannya sebagai pandemi global.
Nama Corona diambil dari Bahasa Latin yang berarti mahkota, sebab bentuk
virus corona memiliki paku yang menonjol menyerupai mahkota dan korona
matahari. Para ilmuan pertama kali mengisolasi virus corona pada tahun 1937 yang
menyebabkan penyakit bronkitis menular pada unggas.
Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti Tyrrell dan Bynoe menemukan
bukti virus corona pada manusia yang sedang flu biasa, melalui kultur organ trakea
embrionik yang diperoleh dari saluran pernapasan orang flu tersebut.Pada akhir
1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi yang meneliti strain virus pada
manusia dan hewan. Di antaranya termasuk virus infeksi bronkitis, virus hepatitis
tikus dan virus gastroenteritis babi yang dapat ditularkan, yang semuanya telah
ditunjukkan secara morfologis sama seperti yang terlihat melalui mikroskop elektron.
Kelompok virus baru yang bernama virus corona, kemudian secara resmi diterima
sebagai genus virus baru.
Masa Pandemi saat ini masih berlanjut. Keadaan yang banyak mengubah aspek
kehidupan manusia termasuk dengan dunia pendidikan. Semua proses kegiatan
belajar pun dipaksa utuk dilakukan lewat online tanpa melihat kesiapan sebelumnya.
Bagi anda yang merasa masih bingung bagaimana mengajar di tengah pandemi.
Berikut ini adalah metode-metode belajar yang dapat anda terapkan di kelas anda.

1. Blended Learning
Metode blended learning menggunakan sistem online namun masih bertatap
muka melalui video conference (seperti zoom, Ms.Teams, dlsb), bisa diartikan
meskipun pengajar dan peserta didik terpisah ruang, pihak keduanya masih bisa
berinteraksi satu sama lain. Metode ini yang dinilai sangat efektif karena mudah
untuk diterapkan, apalagi khususnya metode ini mampu meningkatkan kemampuan
kognitif bagi peserta didik.
2. Integrated Curriculum
Metode belajar yang satu ini menerapkan pembelajaran pada project base, yaitu
dimana setiap kelas akan diberikan suatu proyek yang relevan dengan mata
pelajaran. Metode belajar ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja,
melainkan mengaitkan metode belajar lainnnya. Sehingga dengan metode ini, peserta
didik akan melakukan kerjasama dalam menyelesaikan proyek tersebut.
3.  Home Visit Method
Metode yang satu ini merupakan salah satu pilhan yang bisa digunakan di masa
pandemi. Metode ini mengharuskan guru atau pengajar mengunjungi rumah setiap
peserta didik dalam wakti tertentu. Metode ini dapat digunakan pada keadaan dimana
peserta didik kurang memiliki kesempatan untuk memiliki perangkat komputer untuk
dia belajar online. Sehingga dengan metode ini, materi yang akan disampaikan dapat
diterima dengan baik.
4. Luring Method
Metode belajar Luring dilakukan di luar jaringan, yang berarti metode belajar
tetap dilakukan dengan tatap muka namun tetap memperhatikan zonasi dan protokol
kesehatan yang berlaku. Dalam metode ini, para peserta didik akan belajar secara
bergiliran untuk menghindari kerumunan. Metode ini dirancang untuk menyiasati
penyampaian materi yang mudah kepada para peserta didik, khususnya mereka yang
berada dalam keadaan kurang memiliki fasilitas untuk belajar online.
5. Online Learning
Online learning adalah metode yang dinilai paling efektif di masa pandemi ini.
Metode belajar ini menuntut para peserta didik untuk bisa tetap belajar menggunakan
fasilitas atau barang-barang yang ada di rumah untuk mengerjakan seluruh kegiatan
dalam online learning. Metode belajar ini termasuk paling aman dilakukan di masa
pandemi.
6. Project Based Learning
Metode PBL ini memiliki tujuan utama yaitu melatih peserta didik  untuk bisa
berkolaborasi, berkerjasama dan memiliki empati dengan sesama. Metode PBL ini
sangat efektig diterapkan untuk masa pandemi saat ini. Dalam metode ini, peserta
didik diminta untuk memiliki kelompok belajar kecil untuk bereskperimen,

7. MENEMUKAN INOVASI UNTUK SOLUSI DALAM MEMECAHKAN


MASALAH YANG DIBERIKAN. TENTUNYA MASIH BERKAITAN DENGAN
MATERI PELAJARAN.
Kuliah daring menjadi solusi untuk tetap menjalankan kegiatan belajar-mengajar
di tengah penyebaran virus corona (Covid-19) yang semakin meluas. Di tengah
pandemi Covid-19, yang diprediksi puncaknya di Indonesia pada pertengahan bulan
April ini, Universitas Islam Indonesia (UII) memberlakukan perpanjangan masa
pembelajaran daring hingga 7 Juni 2020, berdasarkan Surat Edaran Rektor Nomor:
1080/Rek/10/SP/III/2020.

Dalam menjalankan kuliah daring ini, beberapa hal kiranya perlu diperhatikan
agar aktivitas belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan nyaman. Seperti
diungkapkan Sekretaris Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UII, Rizki
Farani, S.Pd., M.Pd. dalam pesan tertulis yang diterima Bidang Humas UII.

Menurutnya dosen dan mahasiswa perlu membicarakan kembali kontrak belajar


khusus di kondisi darurat ini. “Selama kondisi darurat, dosen dan mahasiswa selalu
mengupdate kesepakatan, insyaAllah kuliah daring bisa tetap menyenangkan dan
aman,” ujarnya.

Disampaikan Rizki Farani, dosen dapat memodifikasi ulang rencana


pembalajaran untuk menyesuaikan proporsi penugasan dengan kapasistas tenaga dari
dosen dan mahasiswa. Materi pembelajaran pun secara umum bersifat fleksibel
karena dapat dibagikan melalui platform daring yang dapat berupa video praktis. Ia
mengaku perlu shooting untuk mempersiapkan video seminggu sebelum perkuliahan
yang akan dibagikan melalui google classroom dan kanal youtube untuk menjalani
kuliah daring.

Memberikan materi yang sifatnya ringan dulu untuk memberi waktu kepada


mahasiswa memahami materi satu persatu. Menurut Rizki Farani, tingkat kesulitan
materi bisa di naikkan seiring dengan kondisi. Selama materi diberikan dengan
proporsi yang pas dan tidak memberikan tugas yang berlebihan pada mahasiswa,
tujuan pembelajaran tetap bisa tercapai. “Saya perlu waktu melakukan shooting
untuk membuat video tutorial dan instruksi seminggu sebelum jadwal kuliah,”
ungkapnya.

Lebih lanjut disampaikan Rizki Farani, dalam proses perubahan kebiasaan


akademik ini, dosen perlu bijak dalam menilai kemampuan mahasiswa. Berubahnya
metode tentu akan berpengaruh pada asesmen, dosen bisa memilih asesmen yang
sesuai dengan modifikasi tugas yang diberikan, misalnya untuk penugasan mata
kuliah microteaching (simuliasi mengajar bagi mahaiswa pendidikan), yang awalnya
luring menjadi video, artinya dosen tidak perlu menilai kualitas video, tetap fokus
pada penilaian mengajarnya.

“Meskipun kualitas video tidak terlalu baik, tetapi jangan sampai mengurangi
penilaian mengajar, karena tujuan dari mata kuliah tersebut adalah menilai
kemampuan mengajar mahasiswa,” terangnya.

Namun demikian, penuntasan penugasan daring kerap membutuhkan artikel


jurnal ilmiah untuk menunjang pemahaman materi bagi mahasiswa. Rizki Farani
berpendapat jumlah sitasi pada jurnal belum menjadi pertimbangan utama, tetapi
lebih memperhatikan pada kualitas pemahaman para mahasiswa.

“Mahasiswa dapat diminta mencari maksimal tiga sitasi, tetapi harus berkualitas.
Misalnya dari jurnal ter-index scopus/sinta, web atau blog dari para tokoh praktisi
pendidikan atau ahli, akun sosial media lembaga resmi negara, maupun kanal
youtube para dosen atau tokoh keilmuan,” jelas Rizki Farani.

Rizki Farani menambahkan, beban pembelajaran daring yang terlau berlebihan


juga berpotensi mengakibatkan stress. Menanggapi hal ini, menurutnya para dosen
dapat mengambil jeda istirahat untuk kesehatan bersama, tidak memaksakan semua
perkuliahan harus dengan metode sinkron. “Sekali-kali diselingi dengan metode
asinkron sehingga dosen dan mahasiswa bisa istirahat. Duduk depan layar komputer
terlalu lama juga bisa membuat stress, jadi kesehatan fisik dan mental harus tetap
dijaga,” terangnya.

Terlepas dari pandemi Virus Corona, semua orang dituntut untuk mandiri dalam
menjalankan semua amanah dalam kehidupan, terlebih dalam kondisi darurat. “Niat
dan motivasi tinggi untuk berjuang adalah kunci utama, anggaplah kondisi ini
sebagai cara untuk sama-sama belajar menghadapi masalah dengan tenang dan tidak
panik,” pungkas Rizki Farani. (IG/DRD/RS)

Anda mungkin juga menyukai