Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Ilham N.

18.1100.101

A. Pengertian Ontologi Secara Umum

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Menurut
bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi
adalah ilmu tentang yang ada. Secara sederhana ontologi bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
realitas atau kenyataan konkret secara kritis.

Pengertian paling umum pada Ontologi adalah cabang filsafat ilmu yang mencoba mencermati hakikat
keilmuan. Membahas ilmu dari dasar keilmuan itu ada, bentuk ilmu, wajah ilmu, dan bandingan-
bandingan ilmu dengan yang lain akan menuntut manusia berfikir ontologisme. Ontologi menjadi
pijakan manusia berfikir kritis tetang keadaan alam semesta yang sesungguhnya. Dengan ontologi, orang
akan mampu membedakan, mana ilmu, mana pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan mana pula yang
non ilmu.

B. Pengertian Ontologi Ilmu

Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, maka ontologi adalah kajian filosofis tentang hakikat
keberadaan ilmu pengetahuan, apa dan bagaimana sebenarnya ilmu pengetahuan yang ada itu.

Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologis mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu.
Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah yang berada
dalam jangkauan pengalaman manusia dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia.

Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Membahas
tentang yang ada, yang universal, dan menampilkan pemikiran semesta universal. Berupaya mencari inti
yang temuat dalam setiap kenyataan, dan menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam
semua bentuknya.

C. Ontologi Mengkaji Hakikat Ilmu Yang Meliputi Tiga Hal :

a. Metafisika

Objek metafisika terletak pada pembahasan prinsip- prinsip yang paling universal, sesuatu hal yang
bersifat keluarbiasaan, karakteristik hal- hal yang mendasar yang berada diluar pengalaman manusia,
pandangan yang komprehensif tentang segala sesuatu, membicarakan persoalan- persoalan seperti
hubungan akan dan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kemerdekaan, wujud tuhan,
kehidupan setelah mati dan lainnya.
Metafisika berasal dari kata meta dan fisika, yang artinya meta ; sesudah, selain atau dibalik sedangkan
fisika berarti nyata atau alam fisik. Dengan kata lain metafisika mengandung arti hal-hal yang berada di
belakang gejala-gejala yang nyata. Dari ilmu filsafat metafisika adalah ilmu yang memikirkan hakikat
dibalik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi
pada sesuatu yang dapat diserap pancaindra.

b. Asumsi

Asumsi adalah suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya, atau kemungkinan benarnya tidak
tinggi. belajar dapat dipahami sebagai penyimpan informasi mulai dari menerima informasi dari
perhatian, pemahaman dan urutan peristiwa langsung ataupun tak langsung sehingga dapat di simpan
melalui ingatan dan direproduksi menimbulkan motivasi untuk mengingatnya. Dalam mengembangkan
asumsi harus diperhatikan dua hal :

1. Asumsi harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian displin keilmuan. Asumsi yang seperti ini
harusoprasional, dan merupakan dasar dari pengkajian teoritis.

2. Asumsi harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya „bukan‟ bagaimana keadaan yang
seharusnya.”

c. Probabilistik

Pada sifat probabilstik, kecenderungan keumuman dikenal memang ada namun sifatnya berupa
peluang. Sesuatu akan berlaku deterministik dengan peluang tertentu. Probabilistik menunjukkan
sesuatu memiliki kesempatan untuk memiliki sifat deterministik dengan menolerir sifat pilihan bebas.
Pada ilmu pengetahuan modern, karakteristik probabilitas ini lebih banyak dipergunakan. Dalam ilmu
ekonomi misalnya, kebenaran suatu hubungan variabel diukur dengan metode statistik dengan derajat
kesalahan ukur sebesar 5%. Pernyataan ini berarti suatu variabel dicoba diukur kondisi deterministiknya
hanya sebesar 95%, sisanya adalah kesalahan yang bisa ditoleransi. Jika kebenaran statistiknya kurang
dari 95% berarti hubungan variabel tesebut tidak mencapai sifat-sifat deterministik menurut kriteria
ilmu ekonomi.

Dalam menentukan suatu asumsi dalam perspektif filsafat, permasalahan utamanya adalah
mempertanyakan pada pada diri sendiri (peneliti) apakah sebenarnya yang ingin dipelajari dari ilmu.
Terdapat kecenderungan, sekiranya menyangkut hukum kejadian yang berlaku bagi seluruh manusia,
maka harus bertitik tolak pada paham deterministik. Sekiranya yang dipilih adalah hukum kejadian yang
bersifat khas bagi tiap individu manusia maka akan digunakan asumsi pilihan bebas. Di antara kutub
deterministik dan pilihan bebas, penafsiran probabilistik merupakan jalan tengahnya.
D. Objek Ontologi Ilmu

1) Objek Material

Objek Material adalah sesuatu yang mungkin ada maksutnya adalah ada objek yang akan dikaji atau
diteliti. Contoh objek yang sering dikaji seperti Tuhan, manusia, dan alam. Objek material di bagi mnjadi
tiga macam yaitu:

a. Teologi

Teologi bersasal dari kata "theo" berarti Tuhan dan "logos" berarti ilmu. Jadi teologi
adalah ilmu yang mengkaji tentang Tuhan.

b. Antropologi

Antropologi berasal dari kata "antropos" berarti manusia dan "logos" berarti ilmu. Jadi
antropologi adalah ilmu yang mengkaji tentang manusia.

c. Kosmologi

Kosmologi berasal dari kata "kosmos" berarti alam dan "logos" berarti ilmu. Jadi kosmos
adalah ilmu yang mempelajari tentang alam.

2). Objek formal

objek formal adalah mengakaji bagian dari objek material lebih mendalam lagi. Bisa juga diartikan
sebagai sudut pandang (poit of view) darimana hal tersebut dipandang atau sudut pandang yang
menyeluruh secara universal. Contoh objek yang di kaji Siapa yang menciptakan manusia? apa tujuan
dicipatakannnya manusia?.

Anda mungkin juga menyukai