Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ASBAR

NIM : 18.1100.095

AKSIOLOGI ILMU PENGETAHUAN

 Aksiologi dalam istilah umum


Aksiologi adalah salah satu cabang studi ilmu filsafat yang mempertimbangkan hakikat nilai
dan benda-benda apa saja yang memiliki nilai. Secara luas, para aksiolog mementingkan
segala bentuk nilai, termasuk nilai estetika, nilai etika, dan nilai epistemik. Dalam arti
sempit, para aksiolog prihatin dengan apa yang secara intrinsik berharga atau bernilai (apa
yang diinginkan demi kepentingannya sendiri).
Semua masalah aksiologis selalu terkait dengan asumsi ontologis dan epistemologis.
Sehubungan dengan teori komunikasi manusia, setiap peneliti membuat keputusan dalam
proses teoretis yang mencerminkan posisi aksiologisnya. Keputusan aksiologis memandu
semua aspek penelitian, termasuk pemilihan topik dan pendekatan yang dilakukan
seseorang terhadap metode penelitian sosial yang dilakukan.
Dapat disimpulkan bahwa aksiologi adalah teori mengenai sesuatu yang bernilai. Salah
satu yang mendapat perhatian adalah masalah etika atau kesusilaan. Dalam etika, obyek
materialnya adalah perilaku manusia yang dilakukan secara sadar. Sedangkan obyek
formalnya adalah pengertian mengenai baik atau buruk, bermoral atau tidak bermoral dari
suatu perilaku manusia.
 Aksiologi ilmu pengetahuan menurut pendapat ahli
a) Menurut 3.Kattsoff(2004:319)
Mendefinisikan bahwa aksiologi adalah sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki
hakikat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Peran utama
aksiologi ini adalah memberi arah pada manusia untuk melakukan suatu tindakan yang
lebih baik. Di sini aksiologi berperan sebagai pembimbing dalam diri manusia untuk
berekspresi yang melahirkan suatu keindahan dalam dirinya Fungsi Aksiologi: Seperti
yang telah dikemukakan di atas bahwa, aksiologi merupakan bidang filsafat yang
mengkaji masalah nilai terutama dalam etika dan estetika. Filsafat ini memberitahu kita
tentang yang baik dan yang jahat.Aksiologi adalah ilmu tentang nilai. Penjelasan ini
membahas nilai dari sudut pandang filosofis. Aksiologi, terutama, menentukan baik dan
buruk bagi individu dan bangsa. Itu menetapkan standar baik dan buruk. Semua
kehidupan sosial kita sebagian besar bertumpu pada cabang filsafat ini.

b) Scheleer dan Langeveld (Wiramihardja, 2006: 155-157)


Memberikan definisi tentang aksiologi sebagai berikut. Scheleer mengontraskan
aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering
dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara
moral.
c) Langeveld
Memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu etika dan
estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku
orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang
memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.
 Pendekatan terhadap nilai ilmu pengetahuan
a) Subyketivisme
Subyektivisme adalah pengetahuan dipahami sebagai keyakinan yang dianut individu
atau pribadi. Dari pangkal pandangan individu, pengetahuan dipahami sebagai
perangkat keyakinan khusus yang dianut oleh para individu.
Nilai sepenuhnya berhakikat subyektif. Ditinjau dari sudut pandangan ini, nilai-nilai
merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku. Pengikut teori
idealisme subyektif (positivisme logis, emotivisme, analisis linguistik dalam etika)
menganggap nilai sebagai sebuah fenomena kasadaran dan memandang nilai sebagai
pengungkapan perasaan psikologis, sikap subyektif manusia kepada obyek yang
dinilainya.
b) Obyektivisme logis
Objektivisme metafisik adalah nilai merupakan sesuatu yang ideal bersifat integral,
objektif, dan komponen aktif dari kenyataan metafisik
c) Obyektivisme metafisis
Objektivisme metafisik adalah nilai merupakan sesuatu yang ideal bersifat integral,
objektif, dan komponen aktif dari kenyataan metafisik.
 Kegunaan aksiologi
Masalah etika atau susila mengakibatkan pula berbagai pendapat tentang etika tergantung
citra dan tujuannya. Ada etika individual dan sosial, etika situasi dan esensial. Dua
pertentangan dalam etika modern, yaitu etika yang memperhatikan faktor psikologi secara
nilai kebahagiaan, dan etika situasi yang berpendapat bahwa ukuran baik dan jahat
ditentukan oleh situasi atau keadaan zaman.
Adapun dari sisi estetika, maka titik tekannya adalah pada penilaian subjek terhadap objek,
atau berusaha memilah dan membedakan suatu sikap atau perbuatan objek. Penilaian ini,
kadang objektif dan kadang subjektif tergantung hasil pandangan yang muncul dari pikiran
dan perasaan manusia.
Penilaian menjadi subjektif apabila nilai sangat berperan dalam segala hal. Mulai dari
kesadaran manusia yang melakukan penilaian sampai pada eksistensinya dalam lingkungan.
Untuk itu, makna dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek pada objek yang dinilai
tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik. Artinya, penilaian subjektif
akan selalu memperhatikan akal budi manusia, seperti perasaan dan intelektualitas.
Makanya, hasil dari penilaian ini selalu mengarah pada suka atau tidak sukanya subjek, atau
senang dan tidak senang. Seperti, keindahan sebuah karya seni tidak dikurangi dengan
selera (perasaan) rendah orang yang menilai.
1. Pertama adalah moral, etika atau tindakan manusia.
Peran utama aksiologi ini adalah memberi arah pada manusia untuk melakukan suatu
tindakan yang lebih baik.
2. Ekspresi keindahan
Di sini aksiologi berperan sebagai pembimbing dalam diri manusia untuk berekspresi
yang melahirkan suatu keindahan dalam dirinya.
3. Sosial politik
Pada tingkatan ini, aksiologi berperan sebagai sarana proses sosialisasi manusia.

Anda mungkin juga menyukai