Etika Auditing adalah suatu prinsip yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan
independen untuk melakukan suatu proses yang sistematis dalam proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti secara objektif tentang informasi yang dapat diukur mengenai
asersi-asersi suatu entitas ekonomi, dengan tujuan untuk menentukan dan menetapkan derajat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta melaporkan kesesuaian informasi tersebut
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Etika ini menyediakan panduan bagi auditor untuk
mengambil keputusan sulit dan menguatkan diri dari adanya percobaan ataupun godaan dalam
pekerjaannya. Masalah-masalah etika yang dapat dijumpai oleh auditor yang meliputi
permintaan atau tekanan untuk :
Kepercayaan Publik
Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sangat diperhatikan bagi perkembangan
profesi akuntan publik. Bila kepercayaan ini menurun, mka sikap sikap independensi auditor
kemudian diduga berkurang karena kurangnya penggunaan auditor oleh masyarakat. Dengan
adanya kepercayaan masyarakat, maka akan menambahkah klien yang akan menggunakan
jasa auditor. Untuk mendapatkan kepercayaan kepercayaan dari klien, auditor harus selalu
bertanggung jawab terhadap laporan yang diperiksa dan mengeluarkan hasil yang sebenarnya.
Kepercayaan masyarakat umum sebagai pengguna jasa audit atas independen sangat penting
bagi perkembangan profesi akuntan publik. Selain itu, untuk menjaga kepercayaan publik
anggota harus menjalanlan tanggung jawab profesionalnya dengan integritas yang tinggi.
Auditor harus memiliki tanggung jawab terhadap laporan keuangan yang sedang
dikerjakan. Publik akan menuntut sikap profesionalitas dari seorang auditor, komitmen saat
melakukan pekerjaan. Akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap klien yang
membayarnya saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan
publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani secara
Ada 6 tanggung jawab dasar yang harus dimiliki seorang auditor, diantaranya adalah :
Independensi Auditor
AUDY ALIFIA RUDY
A031191084 Page 2
ETIKA DALAM AUDITING
Independen berarti bebas dari pengaruh, karena seorang auditor melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum dan hal ini termuat dalam Pernyataan Standar Audit (PSA) No. 04
(SA Seksi 220). Terdapat empt hal yang dapat menggangu independensi, yaitu (1) konflik
kepentingan dengan klien; (2) mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri; (3) Berfungsi
sebagai manajemen atau karyawan dari klien dan; (4) Bertindak sebagai penasihat (advocate)
dari klien. Akuntan publik akan terganggu independensinya jika memiliki hubungan bisnis,
keuangan dan manajemen atau karyawan dengan kliennya.
UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Untuk mengawasi kegiatan ini, maka dibentuklah institusi berupa Badan pengawas pasar
modal/Bapepam. Bapepam kemudian mengeluarkan Peraturan Nomor: VIII.A.2/Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan
Jasa Audit di Pasar Modal. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: