Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yusuf Adi

Nim : 182170062
Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif

KONSTRUKSI BADAN KENDARAAN

1. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (norma/hukum) atau

yang berarti ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum kerja. Dengan demikian

ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan peralatan, mesin, sistem,

organisasi dan lingkungan pada kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga

diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman.

Contoh :

Pada body kendaraan sifat ergonomi diterapkan pada wujud body atau bentuk dari body

dengan mempertimbangkan tingkat keamanan.

2. Untuk penggunaan plat tipis saat ini saya kira tidak terlalu berpengaruh apalagi

dibandingkan dengan plat pada masa lampau, karena semakin bertambah tahun teknologi

atau campuran metal yang digunakan pasti akan lebih maju. Hanya saja orang masih

beranggapan bahwa masa lampau lebih baik bahan yang digunakan karena tidak melihat

dari perkembangan teknologi yang digunakan saat ini.

3. Teknik perbaikan pada body kendaraan


 Teknik Vacuum Cup
 Teknik Batang Penarik dengan sliding hammer
 Teknik Perbaikan dengan Alat Hidrolik
 Teknik Batang Pengungkit (pry bar)
 Teknik On-dolly hammering
 Teknik off-dolly hammering
 Teknik Pengikiran
 Teknik hot-shrinking
 Teknik Pemotongan Bodi
4. Macam-macam PUSH-ON CLIPS
 Push-On Clips dari Bahan Baja Pelat
Simple push-on clips.
Terdapat beberapa jenis push-on clips, salah satu jenis push-on clips yang sangat
sederhana adalah simple push-on clips.
Konstruksinya mirip dengan spire speed nut, dengan garpu pengunci yang dibuat dengan
ketinggian sejajar. Perbedaannya dengan spire speed nut adalah bahwa push-on clips
tidak dipasangkan dengan mengikuti ulir yang ada pada sekrup, melainkan dipasangkan
pada batang pengunci (pin stud). Pada saat push-on clips ditekan ke batang pengunci,
kaki-kaki pelat dasar klip menekan permukaan benda kerja, sehingga garpu pengunci
mencengkeram batang pengunci dengan kuat. Tekanan kaki-kaki pelat dasar klip dan
gaya kepegasan pelat dasar akan mempertahankan push-on clips tetap pada posisinya.
Belakangan ini push-on clips diproduksi dalam berbagai bentuk, dari simple push-on
clips yang berkonstruksi sangat sederhana dan masih digunakan secara luas, sampai push-
on clips yang lebih modern seperti blanked-types (tubular clips), multi-pronged clips
untuk stud berbentuk segi empat, dan push-on clips dari bahan plastik (plastic-capped
type).
 Push-On Clips dari Bahan Plastik
Penggunaan push-on clips dari bahan plastik memiliki kelebihan dibandingkan dengan
push-on clips dari bahan baja. Push-on clips yang terbuat dari bahan memiliki ketahanan
yang lebih baik terhadap karat dan tidak mudah patah pada saat dilakukan pekerjaan
bongkar pasang. Beberapa push-on clips yang terbuat dari bahan plastik adalah :
1. Pin and Grommet (Two stage Rivet)
Pin & grommet sesuai digunakan untuk menyatukan panel atau lembaran pelat, misalnya
pada pemasangan modul ke bodi kendaraan. Pada saat terpasang, bagian bodi grommet
yang berada dalam lubang sambungan mengembang sehing-ga menghasilkan ikatan yang
kuat.
Pemasangan pin & grommet ini sangat sederhana, cukup memasukkan pin & grommet ke
dalam lubang sambungan yang telah dipersiapkan sebelumnya, kemudian menekan
(push-on) pin dengan tekanan yang cukup ringan, pin akan terpasang sepenuhnya. Pin &
grommet jenis ini memiliki daya tahan yang baik, kekuatan ikatan yang dihasilkan tetap
baik meskipun dilakukan pekerjaan bongkar pasang berkali-kali.
Ikatan yang dihasilkan pin & grommet memiliki kekuatan tarik antara 55 – 444 lbs,
tergantung dari spesifikasi pin & grommet yang digunakan. Ukuran pin & grommet yang
terdapat di pasaran dapat digunakan diameter lubang 6,0 – 8,0 mm, dengan ketebalan
panel antara 1,0 – 5,0 mm.
2. Push Buttons
Push buttons digunakan untuk mengikat dan memasang komponenkomponen pada
interior kendaraan, seperti karpet, soft trim, maupun trim covers.
Kegunaan lain dari push button adalah untuk mengikatkan penahan kabelkabel kelistrikan
ke panel bodi atau rangka kendaraan .

5. Proses pembuatan Fiberglass diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu :


(a) mencampur 6 (enam) bahan utama menjadi bahan dasaran;
(b) membuat campuran penguat; dan
(c) finishing atau penyempurnaan.
Agar dapat dihasilkan kualitas Fiberglass yang kuat,campuran bahan untuk master cetakan
harus lebih tebal dari pada Fiberglass hasil, yaitu sekitar 2-3 mm atau dilakukan 3-4 kali
pelapisan. Sebagai gambaran misalnya akan membuat sebuah komponen bodi kendaraan.
Proses membuat campurannya adalah sebagai berikut :
Resin sejumlah 1,5 — 2 liter dicampur dengan talk dan diaduk rata. Apabila campuran
yang terjadi terlalu kental maka perlu ditambahkan katalis. Penggunaan katalis harus sesuai
dengan perbandingan 1 : 1/40. Oleh karena itu apabila resinnya 2 liter, maka katalisnya 50
cc.
Selanjutnya ditambahkan erosil antara 400 — 500 gram pada campuran tersebut dan
ditambahkan pula pigmen atau zat pewarna.
Apabila semua campuran tersebut diaduk masih terlalu kental, maka perlu ditambahkan
katalis dan apabila campurannya terialu encer dapat ditambahkan aseton. Pemberian banyak
sedikitnya katalis akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pengeringan. Pada cuaca
yang dingin akan dibutuhkan katalis yang lebih banyak.
Setelah campuran bahan dasar dibuat, langkah berikutnya adalah memoles permukaan
cetakan dengan mirror (sebagai pelicin dan pengkilap) dan dilakukan memutar sampai
lapisannya benar-benar merata.
Agar didapatkan hasil yang lebih baik, perlu ditunggu beberapa menit sampai pelicin
tersebut menjadi kering.Untuk mempercepat proses pengeringan, dapat dijemur di terik
matahari.
Apabila mirror sudah terserap, permukaan cetakan dapat dilap dengan menggunakan kain
bersih hingga mengkilap.
Selanjutnya permukaan cetakan dioleskan PVA untuk menjaga agar permukaan cetakan
tidak lengket dengan Fiberglass hasil.
Langkah berikutnya adalah mengoleskan permukaan cetakan dengan adonan/campuran
dasar sampai merata, dan ditunggu sampai setengah kering.
Selanjutnya di atas campuran yang telah dioleskan dapat diberi selembar mat sesuai
dengan kebutuhan, dan dilapisi lagi dengan adonan dasar. Untuk menghindari adanya
gelembung udara, pengolesan adonan dasar dilakukan sambil ditekan, sebab gelembung
akan mengakibatkan Fiberglass mudah keropos. Jumlah pelapisan adonan dasar disesuaikan
dengan keperluan, makin tebal lapisan maka akan makin kuat daya tahannya. Selain itu
sebagai penguat dapat ditambahkan tulangan besi atau tripleks, terutama untuk bagian yang
lebar. Tujuannya adalah agar hasilnya tidak mengalami kebengkokan.
Apabila diperlukan, dilakukan pengerolan menyesuaikan alur-alur atau lekukan-lekukan
yang ada di cetakan.
Untuk mempercepat proses pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.Pelepasan
Fiberglass hasil dilakukan apabila lapisan adonan tersebut sudah kering dan mengeras, sebab
apabila dilepas sebelum kering dapat terjadi penyusutan.Pada langkah finishing, dilakukan
pengamplasan permukaan Fiberglass, pendempulan, dan pengecatan sesuai denganwarna
yang diinginkan.
6. Bahan fiberglass
1) Resin.
Resin adalah bahan baku untuk membuat fiberglass yang berupa cairan kental seperti lem
dan ada yang memiliki warna hitam serta ada juga yang berwarna bening. Bahan ini
memiliki fungsi untuk mengeraskan atau membuat keras seluruh bahan yang dicampur.
2) Mat
Mat adalah bahan baku untuk membuat fiberglass yang memiliki bentuk fisik berupa
anyaman yang mirip dengan kain dan memiliki beberapa model, mulai dari model
anyaman yang cukup halus sampai dengan model anyaman kasar atau besar serta jarang-
jarang. Bahan ini  memiliki fungsi untuk pelapis campuran adonan dasar dari fiberglass.
Jadi ketika semua bahan kimia dicampur dan bersenyawa serta mengeras, bahan ini
berfungsi sebagai pengikat semua bahan tersebut. Oleh karena itu bahan
fiberglass menjadi cukup kuat dan tidak mudah pecah.
3) Erosil
Erosil adalah  bahan baku lain untuk membuat fiberglass berbentuk bubuk halus yang
menyerupai bedak bayi yang berwama putih. Bahan ini memiliki fungsi sebagai perekat
bahan mat sehingga fiberglass memiliki kekuatan dan tidak mudah patah atau pecah.
4) Talk
Talk adalah bahan baku yang berbentuk bubuk berwarna putih yang menyerupai tepung
sagu. Bahan ini memiliki fungsi agar fiberglass menjadi keras namun juga lentur.
5) Katalis
Katalis adalah bahan baku untuk membuat fiberglass yang bening dan memiliki fungsi
sebagai pengencer adonan. Bahan kimia ini biasanya dijual bersama dengan resin.
Perbandingan antara katalis dan resin biasanya adalah katalis 1/40 liter dan resin 1 liter.
6) Pigmen
Seperti umumnya pigmen, bahan ini merupakan bahan pewarna untuk menghasilkan
warna bahan fiberglass sesuai dengan yang diinginkan.
7.
a. Menyempurnakan desain bodi kendaraan
1) membulatkan bidang frontal bodi kendaraan baik pada kabin maupun bagian yang
menonjol.
2) Menghilangkan atau membulatkan perlengkapan yang menonjol, misal kaca
spion.
3) Merancang bodi kendaraan yang streamline. Streamline adalah bentuk bodi yang
bulat dan lurus, dari kabin sampai pada bodi belakang, menyerupai desain
pesawat terbang.
b. Memasang alat bantu yang mendukung
1) air dam, bertujuan untuk mempercepat aliran udara di bagian kolong mobil,
sehingga aliran udara tersebut bertambah cepat. Berdasarkan prinsip Bernouli
maka tekanan ban pada jalan akan semakin besar sehingga kedudukan mobil
semakin kokoh.
2) Spoiler (lip) bagian belakang, dipasangkan pada bagian bodi palng belakang
(diatas bagasi/atap mobil belakang) yang bertujuan untuk menampung tekanan
gerak udara yang mengalir dari arah depan melalui atas mobil sehingga tekanan
udara akan semakin kuat dan menambah daya cengkeram ban dan pengendalian
akan lebih enak dan mantap.
3) Sayap, pemasangan sayap bertujuan untuk memperbaiki aliran udara saat akan
meninggalkan bodi kendaraan sehingga efek dari turbulensi udara dibelakang bodi
dapat dicegah. Keistimewaan sayap ini bisa di atur sehingga dapat menimbulkan
efek negative lift (gaya tekan kebawah) maupun positif lift (gaya angkat keatas)
saat kendaraan melaju.

Anda mungkin juga menyukai