Pajak dapat dibedakan antara pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak
langsung adalah pajak yang beban akhirnya tak dapat digeser kepihak lain atau
ditanggung sendri oleh wajib pajak. Contaoh dari pajak ini adalah PPh,PPB,dan
BPHTB. Sedangkan pajak tak langsung adlah pajak yang beban akhirnya digeser
kepihak lain. Dari segi pemungutannya pajak dibedakan atas pajak pusat, yaitu
pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Sedangkan pajak daerah adalah pajak
yang dipungut oleh pemerintah daerah.
Jenis pajak pusat dicantumkan dalam APBN diantaranya:
3. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan pajak bumi dan
Bangunan (PBB)
b. Tarif tetap
Berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
Contoh :
Besarnya tarif bea materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal
berapapun adalah Rp 1.000,00
c. Tarif progresif
Prosentase tariff yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak
semakin besar.
d. Tarif degresif
Prosentasi tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak
semakin besar. Tarif degresif merupakan kebalikan dari pemungutan pajak
dengan tarif progresif. Indonesia tidak menggunakan tarif degresif.
Memiliki cirri-ciri:
1.wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus
2.wajib pajak bersifat pasif
3.utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus
b. self assesment system
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Memiliki cirri-
ciri:
1.wewenang untu menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak
sendiri
2. wajib pajak aktif, mulai menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang.
3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
B. Definisi PPh
1. Pajak Penhasialan
Pajak penghasila (PPh) berdasarkan undang-undang no.10 tahu 1994 yang telah
disempurnakan dengan undang-undang no.16 tahun 2000 dijelaskan bahwa pajak
penghasilan (PPh) adalah suatu pungutan resmi yang ditunjukan kepada
masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasialan yang diterima dan
diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam
hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.
Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh. Adapun definisi penghasilan menurut pasal 4 ayat 1
yaitu, setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib
pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.