Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Lateks alam merupakan subtansi yang diperoleh dari getah karet (Hevea Brasilliensis).
Lateks alam tersusun dari hidrokarbon yang mengandung sejumlah kecil bagian bukan karet,
seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein, dan bahan organik lainnya (Kohjiya, 2014). Lateks
alam maupun lateks sintetis merupakan polimer yang memiliki sifat keliatan, kelekatan,
elastisitas, kuat tarik, dan kepegasan yang tinggi (Simpson, 2002). Lateks alam banyak
digunakan sebagai bahan baku berbagai industri, seperti industri ban, busa, peralatan medis, dan
sebagainya karena memiliki sifat yang menguntungkan. Selain memiliki kelebihan, lateks alam
juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain sifatnya tidak konsisten, tidak tahan terhadap
cuaca, panas, pelarut hidrokarbon, dan ozon, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku
barang jadi dari karet, terutama untuk barang yang tahan minyak, panas, dan oksidasi (Declet-
Perez, 2015).
Pada bidang industry lateks, terdapat beberapa proses pengolahan lateks segar di samping
berbagai kegunaan lateks secara umum. Pengolahan tersebut meliputi beberapa tahapan
pengolahan agar dihasilkan produk berupa lembaran (sheet) dengan kualitas yang baik. Produk
akan berbentuk lembaran-lembaran yang mempunyai lebar, panjang dan tebal tertentu.
Lembaran-lembaran yang telah dihasilkan dari mesin penggiling selanjutnya akan dikeringkan.
Lembaran- lembaran yang dihasilkan dari pengolahan lateks salah satunya adalah crepe. Crepe
merupakan produk lain yang dihasilkan dalam pengolahan karet alam. Bila menggunakan bahan
baku lateks, pelaksanaan pungutan lateks atau penyadapan di kebun dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh krep yang baik kualitasnya (Safitri, 2010). Berdasarkan uraian di
atas, melalui makalah ini penulis akan mendeskripsikan beberapa tahapan pengolahan crepe
mulai dari penerimaan bahan baku dalam hal ini lateks segar dari kebun karet hasil penyadapan
sampai pengemasan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lateks
Lateks adalah cairan getah yang didapatkan dari pohon karet pada bagian yang disadap.
Lateks pada umumnya berwarna putih mirip seperti susu, getah lateks belum mengalami
penggumpalan meskipun tanpa bahan pemantap (zat anti penggumpal). Lateks diperoleh
diperoleh dengan cara menyadap bagian pohon antara kambium dan kulit pohon namun tidak
sampai mengenai kambium (Mili Purbaya. dkk, 2017). Lateks pekat tidak stabil dan mudah
menggumpal karena koloid yang ada tidak mengalami flokulasi selama proses penyimpanan.
Pada proses penggumpalan lateks harus menghindari suhu yang tinggi sehingga waktu
penggumpulan tidak melebihi 3 – 4 jam untuk menghindari prokoagulasi (BSN, 2002).
Lateks atau karet alam biasanya diolah menjadi karet (sit angin, slab tipis, dan lump
segar) lateks pekat, karet konvensional (ribbed smoked sheet, white crepe, pale crepe, estate
brown crepe, compo crepe, thin brown crepe remills, thick blanket crepe ambers, flat bark crepe,
pure blanket crepe, dan off crepe), karet bongkah (block rubber), karet spesifikasi teknis (crumb
rubber), karet siap olah (try rubber), karet reklim (reclaimed rubber) (Utomo dkk., 2012).
Salah satu produk yang dihasilkan dalam pengolahan karet alam disebut krepe (crepe).
Pada saat pelaksanaan penyadapan lateks di kebun harus sesuai dengan syarat-syarat tertentu
untuk memperoleh krep yang berkualitas. Awal pengolahan krep, saat pengangkutan lateks dari
kebun menuju pabrik, jika terlalu jauh dan terdapat resiko kerusakan maka dapat dilakukan
pembekuan lateks pada saat di kebun sehingga koagulum yang siap untuk digiling pada mesin-
mesin gilingan krep. Proses pembuatan krep dengan bahan baku lateks umumnya berlangsung
dengan urutan pengolahan penyaringan, pencampuran, pengenceran lateks, pembekuan,
penggilingan, pengeringan, sortasi, dan pembungkusan (Djoehana, 1993).
Prinsip pengolahan crepe adalah mengubah lateks segar dari kebun menjadi lembaran crepe
melalui proses penyaringan, penggumpalan, penggilingan dan pengeringan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
a. Waktu Pelaksanaan
Jumat, 09 April 2021
2. Bahan :
Lateks segar
Asam formiat
c. Procedure kerja
lakukan penentuan kkk seperti praktikum pertama
Pengenceran lateks
30 %−15 %
At= x 300 ml
15 %
15 %
¿ x 300 ml=300 ml
15 %
5% = V1 . N² x V² . N²
= 0,036 ml . 98% x V² . 5%
0,036 ml .98 %
V ²=
5%
= 0,705 ml x 20
= 14 ml
HASIL PRAKTIKUM
Hasil Praktikum :
1 2 3 Rata-rata
Berat karet kering angin (g) 79 68 75 75
Faktor koreksi
Berat kadar kering lateks segar 300ml 300ml 300ml 300ml
1 2 3 Rata-rata
Jumlah asam formiat 98% = 0,036 ml 0,036 ml 0,036 ml 0,036 ml
0,04% per kg KKK (ml)
Volume asam formiat 5% (ml) 14 ml 14 ml 14 ml 14 ml
3. Pengamatan