Anda di halaman 1dari 8

3/8/2019

HELMINTH = CACING
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PSPD Helminthologi Kedokteran =
HELMINTHOLOGI ilmu yang mempelajari cacing yang parasitik dan
S menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.
Dr. ERIDA WYDIAMALA, drh. MKes.
erida.wydiamala@gmail.com
081328549209 Helminth yang menginfeksi manusia termasuk
Filum NEMATHELMINTHES
Filum PLATYHELMINTHES.

NEMATHELMINTHES
Kelas NEMATODA NEMATODA USUS
Cacing ini Menurut bagian dari usus (intestinum) ada dua
• berbentuk benang dan gilig , atau bulat pada kelompok:
penampang lintang badannya, 1. Nematoda usus halus yang penting di
• mempunyai rongga badan dengan sistem organ Indonesia:
yang lengkap. a. Ascaris lumbricoides
b. Necator americanus
• Jenis kelamin jantan dan betina terpisah.
c. Ancylostoma duodenale
Nematoda yang parasitik pada manusia 2. Nematoda usus besar:
terbagi menurut habitatnya: a. Trichuris trichiura
b. Enterobius vermicularis
1. Nematoda usus
2. Nematoda darah dan jaringan.

GEOHELMINTHS Ascaris lumbricoides (Al)


• Al merupakan nematoda usus terbesar, disebut juga
Geohelminths meliputi cacing Nematoda yang Cacing Gelang.
penularannya fekal-oral tapi dengan perantaraan • Manusia merupakan inang satu-satunya.
tanah. • Mempunyai sebaran luas di dunia.
Termasuk geohelminth adalah: • Prevalensi masih tinggi di daerah-daerah pedesaan
tanpa MCK yang memadai dengan penduduknya masih
Ascaris lumbricoides rendah pendidikan, dan sosial ekonominya, terutama
pada anak-anak
Necator americanus
• Insiden sering ditemukan pada anak sekolah dasar
Ancylostoma duodenale Di sebuah SD di Cempaka Banjarbaru pada th.1995
Trichuris trichiura prevalensi Al mencapai 90%.
Strongyloides stercoralis.

1
3/8/2019

Ascaris lumbricoides (Al): Dewasa

• Habitat di rongga jejunum dan


ileum. Tapi cacing ini dapat
menyumbat muara saluran
empedu, migrasi sampai faring
dan hidung.
• Cacing warna kemerahan
silindris waktu masih hidup
atau krem, mulut dengan 3
bibir dg papil peraba.
• Cacing betina 22-35 cm, ekor
lancip dan lurus. Sehari dapat
bertelur sebanyak 100-200
ribu butir
• Cacing jantan 10-30 cm, ujung
ekor melengkung ke ventral.
• Umur cacing dapat mencapai
1 tahun.

Cara Infeksi,Masa Inkubasi


Ascaris lumbricoides (Al): Telur
dan Penularan
Telur ada 2 macam: • Manusia terinfeksi karena menelan telur infektif lewat jari
1. Fertil, hasil pembuahan.
Ukuran 60 x 45 µm. Warna kuning
tangan, makanan, sayuran mentah atau minuman
keemasan. (tempat minum) yang tercemar tinja langsung dari tanah
Dinding luarnya kadang lepas atau lewat lalat rumah (vektor mekanis).
(decorticated).
Dalam tanah berkembang menjadi • Masa inkubasi biologis sekitar 2 bulan; masa inkubasi
telur infektif (di dalamnya terbentuk klinis lebih dari 3 bulan, yang bervariasi tergantung
larva stadium I) setelah 3 minggu.
2. Infertil, bukan hasil pembuahan dari perjalanan dan perkembangannya dalam tubuh, dan
cacing jandanya. intensitas dan lamanya infeksinya, juga tingkat kepekaan
Ukuran 90 x 40 µm. si penderita.
Dinding luarnya juga kadang lepas..
Dalam tanah tidak berkembang • Penularan lewat medium tanah yang menjadi tempat
menjadi infektif. embrionisasi telur-telurnya yang fertil  karena itu Al
digolongkan pada kelompok GEOHELMINTHS.

Gejala Klinis Ascaridiasis

• Gangguan sesak nafas dan batuk karena banyak larva


cacing yang melewati paru dan bronkhus. Mungkin
disertai demam dan eosinofilia dalam darah.
• Cacing dewasa dalam usus umumnya menimbulkan
gejala ringan, tidak disadari, baru diketahui penderita
setelah berak cacing 1-2 ekor, atau diperiksa tinjanya
positif telur Al.
• Pada infeksi berat, anak mengalami kekurangan gizi
karena cacing merampok zat gizi: karbohidrat, protein
dan vitamin-vitamin penting.

2
3/8/2019

Komplikasi Ascaridiasis yang Cacing Ascaris lumbricoides keluar dengan


berbahaya (fatal). pengobatan (kiri). Bola cacing menyumbat
Karena panas tinggi Al migrasi ke
usus halus (kanan)
faring, mulut dan hidung, yang
juga berbahaya.
Komplikasi berbahaya berupa
bola cacing yang menyumbat
rongga usus sehingga timbul
ileus dan volvulus – penderita
(anak) bisa meninggal.
Al mungkin dapat menyebabkan
usus jebol, misalnya
berbarengan dengan tifus
abdominalis yang akut dan
berat.

Pengobatan dan Perawatan


DIAGNOSIS ASCARIDIASIS
Ascaridiasis
• Diagnosis klinis sulit ditegakkan karena gejalanya tidak • Pengobatan jika sudah ada diagnosis pasti
khas dan jelas.
• Diagnosis laboratoris dengan pemeriksan tinja secara secara laboratoris.
langsung (cara kualitatif), atau dengan metode Kato • Dengan antelmintika:
(cara kuantitatif) untuk menemukan dan menghitung
jumlah telur per gram tinja (untuk menetapkan intensitas a. Piperasin dosis 25 mg/kg BB.
infeksi).
• Diagnosis lab mudah jika ditemukan cacing dewasa b. Pirantel pamoat 10 mg/kg BB.
dalam tinja yang keluar spontan karena mati (sudah tua) c. Mebendazol, dll.
atau karena terapi dengan obat cacing.
• Diagnosis pasca pembedahan ileus atau volvulus • Tidak perlu perawatan khusus.
dimana didapatkan bola cacing.
• Perawatan dengan terapi gizi perlu untuk anak
yang mengalami malnutrisi berat.

CACING KAIT
(hookworms) Necator americanus (Na)
Cacing kait (hookworms) meliputi nematoda Dimasukkan dalam kelompok Cacing Kait atau Hookworms.
yang termasuk Fam. Ancylostomatidae. Juga dimasukkan dalam kelompok geohelminths, karena
telurnya menetas dalam tanah lalu larvanya berkembang
Cacing yang alami menginfeksi manusia:
menjadi infektif bagi manusia.
1. Necator americanus Mempunyai sebaran luas di daerah tropis.
2. Ancylostoma duodenale. Cacing ini bersama dengan Ancylostoma duodenale salah
Cacing pada binatang (anjing) yang secara kaprah disebut ‘cacing tambang’, karena menurut sejarahnya
A. duodenale ditemukan pada pekerja tambang batubara di
aksidental menginfeksi manusia:
peg Alpen Eropa, yang ternyata juga banyak di daerah yang
1. Ancylostoma caninum non-tambang batubara.
2. Ancylostoma braziliense

3
3/8/2019

Morfologi dan biologi


Necator americanus dewasa
Telur dan Larva N. americanus
Cacing dewasa, kecil, ukuran sekitar Telur dapat ditemukan dalam tinja
1 cm untuk yang betina, yang penderita Necatoriasis.
jantan sekitar 0,8 cm.
• Ukuran 60 x 40 µm. Lonjong
Profil tubuhnya seperti huruf S.
Bagian anterior adalah kepala
ddg tipis, jernih, 1 lapis
dengan buccal capsule, dimana • Isi : embrio dg 2-8 sel
ada sepasang cutting plate dari • tidak bisa dibedakan dg A.
bahan khitin. duodenale
Bagian posterior yang betina lurus,
yang jantan dengan bursa
kopulatriks. Dalam tanah yang berpasir dan
Cacing berhabitat di lumen lembab telur menetas menjadi
duodenum dan jejunum, larva rhabditiform, stadium makan,
menempel mengisap darah di lalu berkembang menjadi larva
permukaan mukosa usus. Sehari filariform, tidak makan, yang
bisa mengisap darah sebanyak infektif (L3). Larva ini berekor
0,005-0,1 ml. runcing, berselubung dengan
Cacing betina mampu bertelur 10.000 striae yang jelas.
butir per hari.

Cara infeksi dan penularan Peta sebaran necatoriasis di dunia


Infeksi terjadi lewat penetrasi kulit
oleh larva infektif (L3). Larva
akan bersama darah ke jantung
selanjutnya ke paru-paru
menjadi L4, terus ke tenggorok,
akhirnya tertelan dan
berkembang menjadi dewasa
dalam usus halus.
Cacing betina yang dibuahi oleh
yang jantan akan bertelur,
telurnya keluar bersama tinja 
yang ada dalam tanah akan
menetas dan berkembang
menjadi larva.
Jadi penularan dengan medium
tanah  digolongkan dalam
kelompok GEOHELMINTHS.

Necatoriasis klinis DIAGNOSIS


Infeksi atau penyakitnya (Necatoriasis) terjadi Klinis jika ada gejala anemia ringan sampai berat
dengan masa inkubasi bervariasi tergantung dengan riwayat ground itch.
pada masa perkembangan dan migrasi larva
sampai dewasa dalam tubuh, kepekaan dan Laboratoris ditemukannya telur-telurnya dalam
kondisi gizi umum penderita, lamanya dan tinja dengan pemeriksaan langsung (kualitatif),
intensitas infeksi. atau dengan metode Kato (kuantitatif).
Pada stadium larva: pada awal infeksi mungkin
ada dermatitis gatal-gatal (ground itch) dengan Metode penetasan telur yang ada ditinja lalu
riwayat setelah kontak dengan tanah. Gejala diidentifikasi larvanya juga bisa dilakukan untuk
paru biasanya ringan. mengetahui spesies cacing (Metode Harada
Pada stadium dewasa: bisa timbul anemia berat Mori).
jika infeksi berat.

4
3/8/2019

Pengobatan dan Perawatan Ancylostoma duodenale


Biasanya dibicarakan bersama
• Untuk yang positif secara laboratoris dan ada dengan N. americanus
gejala klinis segera obati dengan antelmintika sebagai pembanding.
seperti untuk ascaridiasis. Buccal capsule dengan 2 pasang
gigi, yang tengah lebih pendek
• Perawatan inap di rumah sakit perlu untuk dari yang pinggir.
Profil cacing mati seperti huruf C.
mereka yang dengan anemia berat (Hb 3
Ukuran yang betina 1 cm, yang
gram/dL darah) yang biasanya sudah kronis jantan 0,8 cm.
dengan gangguan jantung. Terapi suplement zat Habitat dalam lumen atau
menempel mukosa duodenum
besi (Fe) perlu ditambahkan. atau jejunum.
• Untuk yang ringan cukup rawat jalan Setiap hari mampu mengisap
darah sebanyak 0,08-0,34 ml.

Larva filariform A. duodenale dan Sebaran, cara infeksi,dan


N. americanus penularan
Sebaran ancylostomiasis lebih terbatas di daerah beriklim
sedang dari pada di daerah tropis.
Cara infeksi lewat penetrasi oleh larva filariform (infektif)
atau L3.
Penularan lewat dengan medium tanah yang terinfestasi
dengan larva infektif; kulit kontak dengan tanah tsb.
Penularan mungkin peroral karena menelan larva infektif
yang mengkontaminasi sayuran, karena sayuran itu
menyentuh tanah yang dipupuk dengan tinja, dan
sayuran dimakan mentah tidak dimasak dengan
sempurna; kejadian itu terjadi di Jepang, yang disebut
Hakana’s disease.

Ground itch (kiri) akibat penetrasi


Gejala Klinis
larvae cacing kait (kanan)
• Gejala klinis pada kulit, paru dan perut sama
dengan gejala klinis karena N. americanus.
• Anemia mungkin lebih berat pada intensitas
infeksi yang sama pada seseorang karena
jumlah darah yang diisap cacing Ad lebih
banyak (sekitar 10 kalinya).

5
3/8/2019

Diagnosis Pengobatan dan Perawatan

Diagnosis klinis berdasarkan gejala penyakit: • Pengobatan dengan antelmintika seperti yang
anemia dengan riwayat ground itch. digunakan untuk ascaridiasis.
• Terapi gizi perlu untuk perbaikan kondisi umum,
Diagnosis lab dengan pemeriksaan tinja
dan terapi zat besi (Fe) untuk anemia.
secara langsung,
• Perawatan inap perlu di RS untuk penderita
metode Kato, atau dengan anemia berat yang biasanya dengan
metode Harada Mori. gangguan jantung.
• Untuk yang ringan cukup antelmintika dengan
rawat jalan.

NEMATODA USUS BESAR Trichuris trichiura


Trichuris trichiura (Tt) Telur muda kiri), telur infektif (tengah), dan
• Disebut juga Cacing Cambuk (whip worm). cacing dewasa
• Habitat dalam lumen coecum (awal dari
usus besar atau colon), dengan ujung
anterior yang merupakan juntai tali
cambuknya menancap di mukosa usus.
• Sebaran kosmopolitan di daerah tropis
seekosistem dengan Ascaris.
• Pada infeksi berat infeksi dengan T.
trichiura bisa meluas sampai ke rektum.

Cacing Dewasa Telur T. trichiura


• Bentuk seperti cambuk, bagian anterior • Bentuk seperti tong (barrel shape).
mengecil bagai untai cambuk, 3/5 dari panjang
badannya, sedangkan yang posterior menebal. • Warna kuning krem karena tercat bilus,
Pada yang betina ujung ekor lurus membulat, dinding dua lapis, tanpa embrio.
pada yang jantan ujung ekor lebih kecil dari
yang betina dan melengkung ke ventral. • Jika terjatuh dalam tanah yang lembab,
Ukuran: yang betina sampai 5 cm, sedangkan akan berkembang, dalam 3 minggu di
yang jantan sampai 4 cm. dalamnya terbentuk embrio atau larva.
Setiap hari mampu bertelur antara 3-10 ribu Telur berlarva adalah stadium infektif.
butir, yang dapat ditemukan dalam penderita
trichuriasis.

6
3/8/2019

Daur hidup dan Cara


infeksi Gejala dan diagnosis Trichuriasis
atau penularan
• Infeksi lewat mulut karena
manusia menelan telur Tt yang • Gejalanya tidak jelas atau khas. Mungkin juga tidak
infektif. disadari karena asimtomatik, pada infeksi sangat ringan.
• Dalam duodenum telur menetas,
larvanya terbawa arus makanan • Pada infeksi berat, mungkin ada diare pada anak balita.
sampai ke coecum, dan jadi • Pada anak balita dengan malnutri berat dan infeksi Tt yang
dewasa.
• Penularan lewat medium tanah
berat, dimana cacing banyak tertancap di rektum, bisa
tercemar telur Tt infektif  terjadi prolapsus recti.
karena itu trichuriasis juga • Diagnosis lab dengan pemeriksaan tinja langsung, atau
termasuk geohelminths.
• Penularan mungkin lewat vektor dengan metode Kato.
mekanis, misalnya: lalat rumah, • Cacing dewasa mungkin dapat diketahui pada rektoskopi.
Musca domestica.

Prolapsus recti
karena infeksi berat dengan T. trichiura
Terapi dan Perawatan
Terapi dengan antelmintika, misalnya:
Mebendazole, 2 tablet @ 100 mg selama 3
hari.
Perawatan: Perlu rawat inap untuk penderita
prolapsus recti dengan tambahan terapi
gizi.

Enterobius vermicularis Telur E. vermicularis


Disebut juga cacing jarum Telur bentuk khas. Satu sisi
(pinworm), atau cacing kremi. cembung, sisi lainnya datar.
Habitat di coecum. Dinding dua lapis, warna
Cacing betina panjangnya 8-13 cerah, di dalamnya telah ada
mm, di bagian anteriornya ada
cephalic alae. Bulbus esofagus embrio (larva) sewaktu
jelas sekali, ekor panjang dan terdeteksi dalam tinja. Jadi
runcing. telur sudah infektif.
Cacing jantan 2-5 mm, juga Ujuran panjang 50-60 µm.
dengan cephalic alae. Ekor
melengkung ke ventral. Telur sedikit ditemukan dalam
Cacing betina gravid tinja, lebih banyak pada hasil
mengandung 11 – 15 ribu butir swabbing pada kulit sekitar
telur perhari anus pagi sebelum penderita
Kopulasi jantan dan betina mandi.
mungkin terjadi di coecum.

7
3/8/2019

Habitat cacing dalam


coecum. Cacing betina
gravid waktu malam
migrasi ke luar anus, lalu
Daur hidup Cara Infeksi dan penularan
bertelur di permukaan
kulit dekat anus. Setelah
selesai cacing masuk lagi Orang terinfeksi dan penularan dengan berbagai
ke anus, kembali ke cara:
coecum. 1. Autoinfeksi  karena mengulum jari tangan
Infeksi lewat mulut. Telur sehabis pegang-pegang atau menggaruk
infektif tercerna dalam anusnya sendiri yang gatal waktu malam.
duodenum, larvanya
terbawa arus makanan 2. Inhalasi  mengjhirup udara pernafasan yang
sampai ke coecum lalu tercemar telur-telur cacing yang beterbangan
berkembang menjadi di udara dengan debu kamar, sewaktu ada
dewasa jantan dan mengibas-ibaskan seprei yang terlekati telur-
betina. Kopulasi terjadi di telur Ev.
sana. Cacing betina
gravid bertelur di kulit 3. Makanan atau minuman yang tercemar telur-
perianal waktu malam telur Ev.
(nokturnal).

Gejala Enterobiasis Diagnosis Enterobiasis


• Umumnya ringan, berupa night itching di daerah
perianal skin (pruritus ani), perineum, dan mungkin • Diagnosis lebih umum dengan metode
vagina. anal swabbing, yaitu dengan tong spatel
• Pada gadis atau wanita, adakalanya cacing betina
sehabis bertelur tidak kembali ke anus terus ke coecum, kayu, salah satu ujungnya dilekati
tetapi masuk vagina dan bisa menimbulkan iritasi pada adhessive tape yang bening, yang bagian
vagina.
• Ada kasus dimana cacing betina tidak ke anus, tetapi rekatnya diusapkan pada kulit perianal
migrasi dari coecum ke usus halus, lambung, esofagus pagi sebelum penderita mandi. Lalu tape
dan hidung.
• Penderita bisa mengalami insomnia, mudah cemas diambil direkatkan pada gelas benda,
karena gangguan tidur. Anak yang bersangkutan bisa yang lalu diperiksa di bawah mikroskop.
menderita sering ngompol (enuresis).

Terapi dan Perawatan


• Terapi dengan antelmintika, misalnya
piperasin dan pirantel pamoat yang umum
dipakai untuk terapi infeksi dengan Ascaris
dan Necator.
• Perawatan inap umumnya tidak perlu, jika
diagnosis sudah berhasil ditegakkan.

Anda mungkin juga menyukai