Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA DI

BIDANG EKONOMI

OLEH :

ANGGITO I. (4)

HENRY CHRISTIAN S. (14)

M. RIZQI YUDHA P. (19)

M. HUSNI F. (21)

XII IPA 4

SMA NEGERI 5 SEMARANG

TAHUN 2017/2018
HUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA DI BIDANG EKONOMI

A. INDONESIA-QATAR

Berita :

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disampaikan oleh Menteri Luar Negeri
(Menlu) Retno LP Marsudi berkomitmen menawarkan investasi di sektor pariwisata saat
menerima kunjungan kenegaraan Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad Al Thani di Istana
Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/10). Seperti diketahui Kunjungan Emir Qatar
merupakan balasan dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua tahun yang lalu dan
hal ini bagian dari rangkaian agenda ke beberapa negara Asia Tenggara.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Menlu menyampaikan bahwa Presiden Jokowi


menceritakan mengenai pembangunan infrastruktur di Indonesia, kemudian apa saja yang
sedang diprioritaskan. Ia menambahkan bahwa Emir Qatar tertarik untuk berinvestasi, hanya
harus didetailkan, misal terkait pembangunan pelabuhan apa yang dapat dipertimbangkan
untuk investasi bagi Qatar.

“Demikian juga mengenai turisme, turisme ini kan sebenarnya masalah 10 new bali. Ini kan
sudah terus disampaikan oleh Presiden ke berbagai pihak. Ini juga diulang oleh Presiden,”
tutur Menlu seperti dilansir laman resmi Setkab. 

Lebih lanjut Ia juga menambahkan yang menjadi fokus Presiden dalah kerja sama di bidang
kerja sama ekonomi. Presiden membahas secara khusus dua hal. Yang pertama mengenai
masalah infrastruktur. Yang kedua adalah mengenai masalah turisme. Sementara itu ada kerja
sama yang sudah berjalan cukup lama adalah kerja sama di bidang gas, di bidang energi, tapi
khususnya adalah di bidang gas sehingga intinya untuk infrastruktur.

Khusus mengenai energi, Menlu Retno menyampaikan bahwa fokusnya pada pembangunan
pembangkit tenaga listrik sebagai follow up dari kunjungan Presiden Jokowi dua tahun yang
lalu. “Waktu itu kita menandatangani head of agreement. Nah sekarang tindak lanjutnya
sudah mengarah kepada penandatanganan share holder agreement," terangnya. 

"Dalam share holder agrement ini akan ada dua komponen. Komponen pertama adalah untuk
PLTGU di Sumbagut (Sumatera Bagian Utara) 134, bloknya 134 dan satu lagi adalah floating
storage regasification unit. Ini yang sudah mengarah kepada sekali lagi penandatanganan
share holder agreement,” tambah Menlu menjelaskan bahwa Qatar memang banyak bermain
di investasi dalam bentuk portofolio dan sudah cukup lama sekali bergerak di situ.

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, mencoba untuk mengajak Qatar bekerja sama di dalam
bentuk proyek-proyek tersebut. Ia mengambil contoh bahwa dirinya menandatangani joint
commission. Selanjutnya, joint commission akan immediately bekerja untuk menindaklanjuti
pembicaraan dia antara kedua kepala negara tadi yang juga disepakati yakni menegosiasikan
Bilateral Investment Treaty (BIT).

Bentuk kerjasama :

1. Membahas tentang kerjasama bilateral di bidang ekonomi, khususnya di sektor


agrobisnis dan infrastruktur.
2. Membahas tentang perencanaan memperkuat kerjasama di berbagai bidang terutama
bidang ekonomi.
3. Indonesia-Qatar sepakat dan merundingkan tentang masalah turisme dan di bidang
infrastruktur membahas di bidang gas dan energi.
4. Qatar meyakini bahwa peluang berinvestasi di Indonesia akan menarik perhatian para
investor Qatar.
5. Qatar menyakini bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki potensi besar dan
peluang keuntungan yang besar pula
B. INDONESIA-KANADA

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kanada dimulai sejak ditandatanganinya


persetujuan kedua negara untuk masing-masing membuka perwakilan diplomatik pada
tanggal 9 Oktober 1952. Pembukaan Perwakilan RI di Kanada tahun 1952, yang dikenal
dengan nama “Legation Office”, beralamat di Aylmer Road, Aylmer, Quebec. Pejabat
diplomatik pertama yang ditunjuk memimpin Kantor Perwakilan RI adalah F.X. Maramis,
SH, dalam kapasitas sebagai Charge d’Affaires. Indonesia-Kanada akan memperingati 60
Tahun Hubungan Diplomatik pada 2012.

Namun demikian, secara historis hubungan kedua negara sudah dimulai sejak tahun 1948,
yaitu di tengah usaha Indonesia mencari dukungan politik serta pengakuan internasional di
forum PBB atas kemerdekaannya yang diproklamasikan 17 Agustus 1945. Dalam hal ini,
peran Jenderal McNaughton (Kanada) sebagai Presiden DK-PBB di tengah keadaan yang
tidak menentu pada pasca-Perang Dunia II sangat signifikan dalam menentukan keberhasilan
diadopsinya suatu resolusi yang pada akhirnya menjadikan Indonesia sebagai negara yang
berdaulat. Kesungguhan dan konsistensi Kanada dalam membantu Indonesia dan negara
berkembang lainnya terus berlanjut melalui program Colombo Plan tahun 1950-an.

Di tataran politik, Kanada tetap berkomitmen mendukung integritas wilayah dan kedaulatan
NKRI. Ini merupakan poin yang tidak pernah bergeser dari posisi awal Kanada ketika
mendukung pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1948 melalui prakarsa Jendral
Andrew McNaughton di Dewan Keamanan PBB.

Sejak dibuka tahun 1952, telah ada 17 (tujuh belas) Duta Besar RI yang bertugas di Ottawa,
dan Duta Besar Dienne H. Moehario menjabat sejak 7 Mei 2010 hingga sekarang.

Forum Konsultasi Bilateral

Secara umum, hubungan bilateral RI-Kanada dalam enam dasawarsa terakhir berjalan dengan
baik. Bahkan terdapat pencapaian yang menggembirakan dengan terlaksananya pertemuan
bilateral Menlu RI-Menlu Kanada di Ottawa, 17 Mei 2006 yg sebelumnya pertemuan
bilateral kedua Menlu hanya dilakukan di sela-sela pertemuan regional/multilateral.

RI – Kanada menandatangani Joint Declaration pelaksanaan Forum Konsultasi Bilateral


(FKB) tahun 1997. Dalam kunjungan Dirjen Amerop ke Ottawa, September 2008, dicapai
kesepakatan dengan Dirjen Asia Selatan dan Oseania DFAIT Kanada (Department of Foreign
Affairs and International Trade), kini DFATD (Department of Foreign Affairs, Trade and
Development), untuk mengaktifkan FKB tahun 2009.

FKB ke-1 dilaksanakan di Ottawa, Mei 2011, dan FKB ke-2 di Yogyakarta, Juni 2012.
Berbagai bidang kerjasama dibahas dalam kedua FKB tersebut, meliputi bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya. Sebagaimana disepakati dalam FKB ke-1, FKB berikutnya
didahului oleh Dialog Hak Azasi Manusia (HAM) dan Dialog Ekonomi.

Penandatanganan “Joint Declaration by the Government of the Republic of Indonesia and the
Government of Canada on Enhancing Bilateral Consultations” oleh Menlu RI dan Menlu
Kanada, Ottawa, 23 Agustus 2012

Tahun 2012 merupakan tahun yang istimewa bagi Indonesia dan Kanada karena keduanya
merayakan 60 Tahun Hubungan Diplomatik. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Luar
Negeri RI, Marty Natalegawa melakukan Kunjungan Kerja ke Ottawa tanggal 22-23 Agustus
2013. Seusai melakukan pertemuan bilateral dengan mitranya, Menteri Luar Negeri Kanada,
John Baird pada 23 Agustus 2013, keduanya menandatangani Joint Declaration by the
Government of the Republic of Indonesia and the Government of Canada on Enhancing
Bilateral Consultations. Mengacu pada Joint Declaration tersebut, FKB yang sebelumnya
dilaksanakan pada tingkat pejabat tinggi, akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri. Kanada
akan menjadi tuan rumah FKB ke-3.

Mengacu pada Joint Declaration tersebut, FKB RI-Kanada ke-3 dilaksanakan di Ottawa, 22-
23 Agustus 2013, dengan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa dan
Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird. Kedua Menteri Luar Negeri mengeluarkan Joint
Statement, yang memuat persetujuan kedua negara untuk memperdalam kerjasama dengan
berfokus pada kemakmuran melalui perdagangan, investasi dan kerjasama ekonomi, melalui
kerjasama politik dan keamanan, dan melalui kerjasama di bidang sosial, pendidikan,
kebudayaan dan people-to-people contact. Keduanya juga mempertegas bahwa Pemerintah
RI dan Pemerintah Kanada saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah masing-
masing. FKB ke-3 RI-Kanada diawali dengan Forum Ekonomi, Dialog HAM dan Senior
Officials Meeting.
Dialog HAM

Untuk Dialog HAM, Indonesia dan Kanada berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam
mendorong penghormatan HAM di negara masing-masing. Pemerintah Kanada senantiasa
konsisten dalam dukungannya untuk peningkatan pemahaman serta penghormatan terhadap
HAM di Indonesia. Dialog HAM Indonesia-Kanada kini telah dilaksanakan sebanyak 8
(delapan) kali, yang terakhir, dilaksanakan di Ottawa, Agustus 2013, sehari sebelum
pelaksanaan FKB RI-Kanada ke-3. Dalam Dialog HAM t, kedua negara membahas berbagai
upaya memajukan penghormatan HAM, misalnya pembentukan dan pelaksanaan Rencana
Aksi Nasional HAM Indonesia dan persetujuan Kanada untuk meningkatkan kerjasama
dengan Indonesia dalam peningkatan penghormatan terhadap HAM di kedua negara.

Kerjasama Antar Parlemen

Di bidang kerjasama antar parlemen, Indonesia dan Kanada membentuk Canada-Indonesia


Parliamentary Friendship Group (CIPFG) pada 27 April 2009. Kelompok kerjasama tersebut
bertujuan meningkatkan kerjasama bilateral, terutama dari sisi parlemen, serta mendorong
lembaga eksekutif kedua negara meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan. CIPFG
Kanada diaktifkan kembali pada Maret 2012. Kini CIPFG Kanada beranggotakan 28 (dua
puluh delapan) Senator dan Anggota Parlemen Kanada dengan Co-Chairs Mr. Deepak
Obhrai, M.P (Member of Parliament) dan Senator Victor Oh. Sejak diaktifkannya kembali
CIPFG, MPR, DPR dan DPD telah memiliki mitra permanen dalam Parlemen Kanada.

Penandatanganan Joint Declaration between Canada-Indonesia and Indonesia-Canada


Parliamentary Friendship Groups Quebec City, Canada, 24 October 2012

Hubungan antar Parlemen RI-Kanada diperkuat dengan Joint Declaration between Indonesia-
Canada Parliamentary Friendship Group and Canada-Indonesia Parliamentary Friendship
Group tanggal 24 Oktober 2012 di Quebec City. Penandatanganannya dilaksanakan di sela-
sela Sidang Umum ke-127 Inter-Parliamentary Union. Berdasarkan Joint Declaration
tersebut, Parlemen kedua negara sepakat untuk saling mendukung peningkatan kerjasama
bilateral, misalnya dengan mendorong jalannya pemerintahan yang baik dan penegakan
hukum, serta memperluas kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi. Keduanya juga
sepakat untuk bekerjasama dalam kerangka regional dan internasional.
Pertahanan dan Keamanan

Indonesia dan Kanada melakukan kerjasama erat di bidang pertahanan dan keamanan. Wakil
Menteri Pertahanan RI, Bapak Sjafrie Sjamsoeddin, berkunjung ke Kanada pada 5-7
Desember 2013 untuk bertemu dengan mitranya, Mr. Richard B. Fadden, dan untuk
mengembangkan kerjasama pertahanan dan kemanan yang lebih efektif dengan Kanada.

Konfigurasi dinamika global, khususnya kecenderungan dominasi kebijakan di bidang anti


terorisme tidak banyak mengubah sifat hubungan kedua negara. Bahkan, Indonesia dan
Kanada menemukan matras kerjasama yang sama menariknya di bidang anti terorisme Seusai
FKB RI-Kanada ke-3, 22-23 Agustus 2013, RI dan Kanada menandatangani Memorandum of
Understanding di Bidang Penanggulangan Terorisme.

Kanada memberikan bantuan teknis di bidang Program Counter Terrorism on Nuclear,


Biological and Chemical Weapons (CT-NBC) melalui program Training for Trainers.

Pemerintah Kanada juga aktif mendukung program Jakarta Center for Law Enforcement
Cooperation (JCLEC) di Semarang melalui pengiriman tenaga ahli. Tahun 2007 Kanada
mengirimkan seorang pejabat polisi federal (RCMP) guna memberikan pelatihan selama satu
tahun di JCLEC. Selain itu, Kanada berpartisipasi aktif Bali Regional Counter Terrorism
Process yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Australia. Pada 3-20 Februari 2011,
Canadian Police College dan RCMP melakukan pertemuan dengan JCLEC di Semarang
untuk membahas potensi dan peningkatan kerjasama capacity building antara kedua negara.
Pada 17 Februari – 7 Maret 2011, RCMP berkunjung ke Semarang untuk membantu
pengembangan kurikulum pengawasan yang akan diaplikasikan JCLEC. Pada 7-11 Mei 2012,
Canadian Police College (CPC) dan Royal Canadian Mounted Police (RCMP) memberikan
pelatihan Major Case Management bagi Tim Komando di JCLEC. Pada Juni dan Oktober
2012, CPC dan RCMP memberikan pelatihan Teknik Investigasi Kejahatan Utama di
JCLEC.

Kementerian Pertahanan/TNI dan Kementerian Pertahanan Nasional Kanada/Canadian


Armed Forces jug aterus mengembangkan kerjasama melalui Public Affairs Training Course
di Kanada dan Indonesia yang berlangsung hingga saat ini, serta kerjasama Capacity Building
melalui English Language Teacher Trainer di Ottawa, Ontario dan St. Jean, Quebec.

Bentuk Kerjasama :

1. Kerjasama dalam bidang politik, Petahanan dan Keamanan, Hak Asasi Manusia, dan
Ekonomi.
2. Dalam hubungan Bilateral terjadi kesepakatan pada FKB ke-1 dilaksanakan di
Ottawa, Mei 2011, dan FKB ke-2 di Yogyakarta, Juni 2012. Berbagai bidang
kerjasama dibahas dalam kedua FKB tersebut, meliputi bidang politik, ekonomi dan
sosial budaya. Sebagaimana disepakati dalam FKB ke-1, FKB berikutnya didahului
oleh Dialog Hak Azasi Manusia (HAM) dan Dialog Ekonomi.
3. Dalam bidang HAM INDONESIA-KANADA sepakat untuk meningkatkan kualitas
HAM di masing-masing Negara.

Anda mungkin juga menyukai