Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 042337021
JURUSAN : MANAJEMEN
UPBJJ : UT BATAM
MATA KULIAH : EKONOMI MONETER
Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan ruang lingkup ekonomi moneter! 20
Sumber:
Jawaban:
Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar
perbankan syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank
syariah sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan
masyarakat dan semua segmen sesuai dengan strategi masing-masing
bank syariah.
Keenam, program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan
efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak
langsung (media cetak, elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa
perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sumber:
Buku Materi Pokok BMP/ESPA4227/MODUL 1-9 Ekonomi Moneter,
Etty Puji Lestari Halaman 2.10 – 2.11
http://www.ekonomisyariah.org/4507/grand-strategy-
pengembangan-pasar-perbankan-syariah-indonesia/
Cetak biru ini disusun dengan tujuan untuk mengidentifikasi tantangan utama
yang akan dihadapi oleh industri perbankan syariah pada tahun-tahun
mendatang. Cetak biru ini juga akan menjelaskan visi, misi dan sasaran
pengembangan sehingga para stakeholder dalam industri perbankan syariah
dapat memiliki pedoman untuk menyelaraskan visi dan aspirasinya. Selain itu,
Cetak biru ini juga memiliki peran yang penting sebagai:
Melalui bukunya The Purchasing power of money terbit pada tahun 1911, Irving
Fisher memperkenalkan pendekatan secara velositas. Pendekatan ini
menjelaskan bahwa jumlah uang yang dibelanjakan sama dengan jumlah uang
yang diterima. Dalam teori ini, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar
Fisher mengemukakan bahwa permintaan uang merupakan kepentingan yang
sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi. Dengan sederhana persamaan
transaksi permintaan uang Fisher adalah
MV = PT
Dimana nilai dari barang yang dijual dikalikan dengan harga rata-rata dari
barang tersebut (P) harus sama dengan volume uang yang ada dalam
masyarakat (M) dikalikan dengan berapa kali rata-rata perputaran uang (V).
Volume transaksi (T) dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat
output masyarakat (pendapatan nasional) dan bisa pula dianggap mempunyai
nilai tertentu dalam dalam satu tahun.
Teori Cambridge
Teori ini dikemukakan oleh A. Marshall dan A.C Piqou dari Universitas
Cambridge, dia memandang persamaan Fisher dengan sudut pandang yang
berbeda. Marshall tidak menekankan pada perputaran uang (velocity) dalam
suatu periode, melainkan pada bagian dari pendapatan (GNP) yang
diwujudkan dalam bentuk uang kas (Nopirin, 1998: 73). Secara matematis,
teori ini dapat dituliskan sebagai berikut:
M = k Py
Dimana k adalah proporsi dari GNP yang diujudkan dalam bentuk uang kas,
jadi besarnya sama dengan 1/v. Marshall tidak menggunakan volume transaksi
(T) sebagai alat pengukur jumlah output, tetapi menggunakan Y (untuk
menunjukkan GNP riil). Jadi, T umumnya lebih besar daripada Y, sebab dalam
pengertian T termasuk juga total transaksi barang akhir dan atau setengah jadi
dihasilkan beberapa tahun yang lampau. Sedang dalam GNP hanyalah
mencakup barang dan jasa akhir yang dihasilkan pada tahun tertentu saja, di
dalamnya juga tidak termasuk barang setengah jadi. Esensi dari persamaan
Irving Fisher tidaklah berbeda dengan persamaan Marshall ditinjau dari segi
matematis, sehingga masih juga merupakan suatu identitas. Namun demikian,
orientasinya berbeda. Persamaan Marshall dapat dikatakan merupakan
persamaan yang menunjukkan adanya permintaan akan uang, dimana
masyarakat menghendaki sebagian tertentu dari pendapatannya dalam bentuk
dalam bentuk uang kas (ditunjukkan dengan k)
Teori Cambridge pada dasarnya sama dengan teori kuantitas uang, namun
cara pendekatanya sangat berbeda. Dalam teori ini tidak menekankan pada
hubungan antara penawaran uang dan tingkat harga. Akan tetapi lebih
ditekankan adalah menganai tujuan masyarakat dalam permintaan uang dan
bagaiman factor ini menentukan jumlah uang yang diperlukan masyarakat.
Marshall berpendapat bahwa memegang uang dalah untuk membiayai
transkasi yang dilakukan. Selanjutnya Pigou menambahkan alas an lain
masyrakat memegan uang yaitu untuk berjaga-jaga
Sumber: