Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MATEMATIKA & STATISTIK

INTEGRAL

DOSEN PENGAMPU

Antonio Bili, S.Pd. M. Pd

DISUSUN OLEH

Gerson Musa Puaraty 204111003

Nofita Faot 204111008

Septiana Graciella Dede 204111013

Tri Astuti Tlonaen 204111023

Yoan Prisilya Omega Loppies 204111025

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

FAKULTAS KESEHATAN

FARMASI

2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “INTEGRAL” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Matematika & Statistik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang konsep integral bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu,


Bapa Antonio Bili,S.Pd. M. Pd selaku dosen mata kuliah matematika & statistik,
serta kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian
makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun yang ditunjukan demi
kesempurnaan makalah ini sangat penulis nantikan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi pedoman atau
referensi bagi para pembaca serta menambah wawasan tentang konsep integral.

Kupang, 01 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Integral Anti Turunan.....................................................................................6
2.2 Teknik Integrasi..............................................................................................9
2.3 Integral Tentu...............................................................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat universal,
dimana matematika ini memiliki peran penting di semua bidang ilmu
pengetahuan.

Melalui perkembangan penalaran dan abstraksi, matematika berkembang dari


pencacahan, perhitungan, pengukuran dan pengkajian sistematis terhadap bangun
dan pergerakan benda-benda fisika. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia
sebagai alat penting di berbagai bidang termasuk ilmu alam, teknik,
kedokteran/medis dan ilmu social seperti ekonomi dan psikologi

Salah satu cabang dari Ilmu Matematika yang patut di pelajari


adalah Integral. Integral adalah lawan dari proses diferensial. Integral merupakan
salah satu konsep dasar analisis. Sejarah integral dimulai dari Isaac Newton,
seorang fisikawan dan matematikawan dari Inggris, dan Gorrfried Wilhelm
Leibniz, seorang ilmuwan jenius dari Leipzig, Jerman, yang mampu
mengungkapkan hubungan erat antara anti pendiferensialan dengan integral
tertentu, yang sering dikenal sebagai Teorema Dasar Integral Kalkulus yaitu
sekitar tahun 1670. Leibniz juga memperkenalkan pemakaian lambang (notasi)
matematika ∫ untuk integral.
Kemudian Chauchy menyelidiki integral untuk fungsi kontinu, dan dilanjutkan
oleh Riemann yang menyempurnakan definisi Chauchy. Pada peralihan abad ke-
19 para Matematikawan berpendapat bahwa sifat fungsi kontinu dan teori integral
Riemann tidak cukup untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan
analisis, sebagai contoh fungsi Dirichlet yang tidak dapat terintegal Riemann.
Pada tahun 1902 diperkenalkan suatu teori ukuran yang mendasari konsep integral
Lebesgue yang mampu menutup kekurangan pada integral Riemann yaitu bahwa
fungsi Dirichlet dapat terintegral Lebesgue. Sepuluh tahun kemudian
matematikawan Perancis, A.Denjoy, menyajikan generalisasi teori integral

4
Lebesgue yang dikenal dengan teori integral Denjoy Khusus. Pada tahun 1960
Ralph Henstock memperkenalkan suatu definisi integral yang diberi nama integral
Henstock.
Setelah pengembangan integral Denjoy, terdapat integral lain yang
diperkenalkan oleh Khintchine. Integral tersebut dinamakan integral Khintchine.
Integral yang biasa disebut dengan integral-K ini sama seperti integral Denjoy
yaitu integral yang memuat fungsi ACG, akan tetapi integral Khintchine memiliki
pendekatan derivatif tidak seperti integral Denjoy yang hanya terdiferensialkan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Integral Khintchine merupakan perluasan
dari integral Denjoy karena setiap fungsi yang terintegral Denjoy pasti terintegral
Khintchine tetapi tidak berlakusebaliknya. Selain itu Integral Khintchine memiliki
beberapa karakteristik tersendiri yang membedakan integral ini dengan integral
lainnya. Berdasarkan hal tersebut perlu dikaji lebih lanjut tentang karakteristik
Integral Khintchine.

1.2 Rumusan Masalah


i. Apa definisi dari integral sebagai anti turunan?
ii. Bagaimana teknik pengintegralan?
iii. Apa itu integral tertentu dan cara penyelesainnya?

1.3 Tujuan Penulisan


iv. Untuk mengetahui definisi integral sebagai anti turunan
v. Untuk memahami bagaimana teknik pengintegralan
vi. Untuk mengetahui apa itu integral tertentu
vii. Agar dapat memahami penyelesain integral anti turunan
viii. Agar dapat memahami penyelesain integral tertentu

5
BAB II
PEMBAHASAN
 2.1 Integral Anti Turunan

Matematika mempunyai banyak pasangan operasi kebalikan, diantaranya :


penjumlahan dengan pengurangan, perkalian dengan pembagian, penarikan
logaritma dengan perhitungan logaritma, serta pemangkatan dengan penarikan
akar. Turunan juga memiliki operasi kebalikan, yaitu yang biasa kita sebut
integral atau anti turunan.

Secara sistematis, istilah integral adalah menentukan suatu fungsi yang


turunannya atau diferensialnya diberikan. Dengan kata lain, Integral atau
pengintegralan merupakan operasi invers dari diferensial atau pendiferensialan.
Integral dapat diaplikasikan dalam penentuan luas daerah yang dibatasi oleh
kurva-kurva fungsi, volume benda padat, panjang busur lengkungan suatu fungsi,
dan beberapa aplikasi lainnya. Berdasarkan pengertian diatas, ada dua hal yang
dilakukan dalam integral sehingga dikategorikan menjadi 2 jenis integral. Yakni

1. Integral sebagai invers atau kebalikan dari turunan yang disebut sebagai


Integral Tak Tentu.
2. Integral sebagai limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu yang
disebut Integral Tentu.

Lambang ʃ menyatakan operasi integral, diperkenalkan pertama kali oleh


ilmuan bangsa Jerman yang bernama Gottfriend Wilhelm Leibniz (1646 – 1716).

Integral Tak Tentu

Integral tak tentu adalah proses untuk menentukan anti turunan yang umum dari
suatu fungsi yang diberikan. Integral tak tentu dari fungsi y = f(x) dituliskan
ʃ f(x)dx = F(x)+ C

Dengan: F(x) = fungsi integral umum dan F’(x) = f(x),

f(x) = fungsi integran, yaitu fungsi yang dicari anturunannya

C = konstanta pengintegralan (konstanta real sembarang), C E R

6
Integral tak tentu dari suatu fungsi dinotasikan sebagai:

Pada notasi tersebut, dapat dibaca sebagai integral terhadap notasi x yang disebut
integran.

Secara umum integral dari fungsi f(x) ialah penjumlahan F(x) dengan C atau
ditulis:

+C

Oleh karena integral dan turunan saling berkaitan, maka rumus integral dapat
diperoleh dari rumusan penurunan tersebut. Maka turunan ialah:

Maka rumus integral aljabar akan diperoleh:

1
∫ x n ⅆx= n+1 x n+1 +C

Contoh Soal

1.
2.

4 3
3. ∫ 4 x 3+ 3 x 2 dx= (3+1) x 3+1 + (2+1) x 2+1 +C

7
Teorema: misalkan f(x) dan g(x) masing-masing adalah fungsi integran yang
dapat ditentukan fungsi integral umumnya dan C adalah konstanta real, maka

Contoh Soal :

1. Tentukan fungsi f, jika f(x) = 6x2 – 2x + 6, dan f(2) = -7

8
2.2 Teknik Integrasi

Beberapa soal integral fungsi tidak bisa diselesaikan dengan hanya menggunakan
rumus dasar integral berikut

Oleh karena itu, perlu ada metode atau teknik untuk menyelesaikannya. Teknik
pengintegralan terdiri atas dua, yaitu teknik substitusi dan teknik parsial

 Rumus integral substitusi digunakan ketika bagian dari sebuah fungsi


merupakan turunan dari fungsi lainnya. Biasanya, soal integral yang dapat
diselesaikan menggunakan cara substitusi terdiri dari 2 faktor di mana
turunan dari salah satu faktornya memiliki hubungan dengan faktor
lainnya.
 Rumus integral parsial digunakan untuk soal integral yang sangat
kompleks. Biasanya, cara ini digunakan ketika metode yang ada untuk
menyelesaikan soal integral tidak bisa digunakan. Soal integral yang dapat
diselesaikan menggunakan integral pasrsial terbagi menjadi dua, satu
sebagai fungsi u dan satunya sebagai dv.

9
a. Teknik Integral Substitusi

Teknik Integral Substitusi Dalam Fungsi Aljabar

Pada teknik ini, berdasar pada turunan fungsi komposisi. Ingat bahwa turunan dari
y=f(g(x)) adalah y’=f’(g(x)).g’(x) dari bentuk tersebut, diperoleh

d(f(g(x)) atau dx=f’(g(x)).g’(x)

⇔ d(f(g(x)) = f’(g(x)).g’(x)dx

⇔ ∫ d(f(g(x)) = ∫ f’(g(x)).g’(x)dx

⇔ f(g(x)) + C = ∫ f’(g(x)).g’(x)dx

⇔ ∫ f’(g(x)).g’(x)dx = f(g(x)) + C

Jika dimisalkan u = g(x) maka berlaku, du/dx = g’(x) ⇔ du = g’(x).dx

Pemisalan ini kita gunakan untuk mnegganti bentuk pada baris terakhir diatas

∫ f’(g(x)).g’(x)dx = f(g(x)) + C

Menjadi ∫ f’(u) . du = f(u) + C

Contoh soal

1. ∫ 4 x3 ¿ ¿
Perhatikan integral di atas. Integrannya terdiri dari dua fungsi yaitu y=4 x3 dan y=
x 4 −1. Salah satu fungsi tersebut yaitu y=4 x3 merupakan turunan dari fungsi y=
x 4 −1. Jika u = x 4 −1 maka du/dx = 4 x3

Langkah-langkah pengintegralan :

 Misalkan fungsi yang kalua diturunkan menjadi fungsi lainnya menjadi


fungsi u (bisa juga huruf lain)
 Turunkan fungsi u terhadap x menggunakan notasi Leibniz du/dx
 Nyatakan notasi Leibniz di atas menjadi bentuk dx = …
 Substitusikan pemisalan ke integral semula.

10
∫ 4 x3 ¿ ¿
Missal u = x 4 −1

du/dx = 4 x3

dx=du/ 4 x3 atau du = 4 x dx

3 4 du
∫ 4 x3 ¿ ¿ = ∫ 4 x u 4 x3

Bentuk di atas menunjukkan bagaimana pemisalan sebelumnya diterapkan pada


integral.

Berikut proses penyelesain integral hasil substitusi diatas.

∫ 4 x3 ¿ ¿ = ∫ ¿ ¿
= ∫ u 4 du

1 5
= u +C Karena u = x 4 −1 maka
5

1 5 1
u +C = ( x ¿¿ 4−1)5 +C ¿
5 5

1 5
∫ 4 x 3 ¿ ¿ = 5 ( x ¿¿ 4−1) +C ¿

Teknik Integral Substitusi Dalam Fungsi Trigonometri

Fungsi trigonometri sebagai integran, untuk beberapa kasus, tidak bisa langsung
diintegralkan seperti rumus integral awal. Sehingga perlu juga dilakukan
perubahan integran. Perubahan pada fungsi trigonometri dapat dilakukan sesuai
dengan persamaan berikut:




11
 B




Sama hal dengan fungsi aljabar, fungsi trigonometri dapat menggunakan teknik
substitusi ini jika integran terdiri dari perkalian sebuah fungsi dengan fungsi
turunannya sendiri. Pengoperasian juga sama dengan fungsi aljabar. Sebagai
contoh, contoh jika , untuk mendapat integralnya dengan
memisalkan:

dan

Sehingga, 2x dx = dU.

Berdasarkan permisalan ini, maka persamaan integralnya menjadi:

Jika hasil integral diatas disubstitusi dengan permisalan U, diperoleh:

Atau jika fungsi yang diturunkan adalah fungsi trigonometrinya langsung, maka
sebagai contoh , mendapat integralnya dengan memisalkan:

dan

sehingga sin x dx = – dU.

Berdasarkan permisalan ini, maka persamaan integralnya menjadi :

Jika hasil integral diatas disubstitusi dengan permisalan U, diperoleh :

Teknik Substitusi Dengan integran

12
Pada teknik ini, dapat dimisalkan dan selanjutnya menyelesaikan
integral dalam fungsi f(y) menggunakan teknik substitusi seperti di awal. Contoh
, dimisalkan :

atau

sehingga atau 2y dy = dx

Berdasarkan permisalan ini, maka persamaan integralnya menjadi:

Jika hasil integral diatas disubstitusi dengan permisalan y, diperoleh:

Teknik Substitusi Dengan integran , , atau

Integral dengan integran dalam bentuk akar diatas dapat dikerjakan dengan
memisalkan dari bentuk diatas sebagai berikut:

13
b. Teknik Integrasi Parsial

Dalam pengintegralan, selain operasi biasa atau dengan teknik substitusi, ada
teknik lain yaitu integral parsial. Teknik ini digunakan jika pada teknik
sebelumnya tidak bisa digunakan. Teknik ini merupakan integral dari turunan
hasil kali dua fungsi. Berikut ini adalah konsep integral parsial:

Jika y = U(x) . V(x), maka:

Jika y diganti UV maka:

Karena diketahui bahwa dan , maka persamaan


menjadi:

14
d(UV) = V . dU + U . dV

U . dV = d(UV) – V . dU

Dengan mengintegralkan kedua ruas dalam persamaan diatas, diperoleh:

Rumus integral parsial:

Perlu diperhatikan untuk memilih U dan dV yang tepat agar pengintegralan


memberikan hasil. (dV) harus dipilih yang dapat diintegralkan dengan rumus,
sedangkan yang lain menjadi U.

Dalam integral parsial, terkadang bisa menurunkan U dan mengintegralkan dV


secara berulang. Jika terjadi proses yang berulang, maka proses dapat diringkas.
Sebagai contoh adalah:

Maka diperoleh hasil:

Contoh Soal Integral Substitusi dan Parsial dan Pembahasan

1. Tentukanlah hasil dari .

Pembahasan :

Misalkan dan , maka

15
dU = -2 sin 2x dx

Sehingga,

Kemudian disubstitusi dengan nilai U menjadi :

2. Tentukan hasil dari  

Pembahasan :

Misalkan trigonometrinya adalah:

Nilai dan dan .

Sehingga:

Dengan segitiga diatas, nilai sec dan tan bisa diketahui. Sehingga:

16
2.3 Integral Tentu

Landasan dasar mengenai integral tentu pertama kali diperkenalkan oleh seorang
ilmuan terkenal yaitu Newton dan Leibinz yang kemudian diperkenalkan lebih
lanjut secara modern oleh Riemann.

Pengertian Integral ini memiliki batas atas dan batas bawah. Didalam aplikasinya,
integral tentu banyak digunakan untuk menghitung luas di bawah kurva dengan
batas-batas tertentu atau menghitung volume benda jika diputar.

Mengenal Beberapa Sifat dan Rumus Integralnya

Dibawah ini adalah sifat-sifat dari operasi integral, yaitu:

Rumus Dasar Integral

17
Selain rumus dasar di atas, kita juga bisa menggunakan rumus cepat lagi praktis
seperti yang dipaparkan dibawah berikut:

Contoh Soal Integral Tertentu

1.

18
  

Pembahasan :

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Integral dikategorikan menjadi 2 jenis integral. Yakni

1. Integral sebagai invers atau kebalikan dari turunan yang disebut sebagai


Integral Tak Tentu.
2. Integral sebagai limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu yang
disebut Integral Tentu.

Lambang ʃ menyatakan operasi integral, diperkenalkan pertama kali oleh


ilmuan bangsa Jerman yang bernama Gottfriend Wilhelm Leibniz (1646 – 1716).

Integral tak tentu dari fungsi y = f(x) dituliskan ʃ f(x)dx = F(x)+ C


dengan rumus integral aljabar

Integral tertentu memiliki batas atas dan batas bawah.

Sifat-sifat dari operasi integral, yaitu:

20
Metode integrasi

1. Metode Substitusi
Misalkan g adalah fungsi diferensiabel dan F adalah anti-turunan dari f,
maka jika u = g(x).

∫ f(g(x)) g'(x) dx = ∫ f(u) du = F(u)+C = F(g(x)) +C

2. Integral Parsial
Jika integral dengan substitusi tidak dapat dilakukan, maka coba lakukan
integral double substitusi.
Integral double substitusi disebut juga integral parsial. Metode integral ini
dibangun berdasarkan rumus turunan dari perkalian dua fungsi. Jika du =
u'(x) dx dan dv=v'(x) dx, maka dapat dituliskan integral parsial

∫ u(x) dv = u(x) v(x) - ∫ v(x) du

3.2 Saran

Dari mengetahui sejarah integral, kita dapat mengambil pelajaran yaitu sesuatu
yang ingin dicapai haruslah ditekuni dengan sungguh-sungguh agar diketahui
hasilnya, dan memohon kepada Allah agar dimudahkan dalam menjalaninya.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/integral/
Kanginan, Marthen. 2007. Matematika Integral.  Bandung : PT Grafindo Media
Pratama
Sukino. 2007. Matematika SMA. Jakarta : Erlangga

Edwin J, dkk. 1987. Kalkulus dan Geometri AnalitisEdisi Kelima Jilid 1.Jakarta:
Penerbit Erlangga.

22

Anda mungkin juga menyukai