DOSEN PENGAMPU
apt. Novi Winda Lutsina, M.Si
DISUSUN OLEH
FAKULTAS KESEHATAN
FARMASI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai
surfakatan dan perhitungan HLB ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Farmasi Fisika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan terkait materi ataupun konsep dari surfaktan dan
perhitungan HLB bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun yang ditunjukan demi
kesempurnaan makalah ini sangat penulis nantikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi pedoman atau
referensi bagi para pembaca serta menambah wawasan untuk segala kalangan dari
berbagai aspek berkaitan dengan materi yang penulis bahas pada makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan ilmu dan teknologi berkembang begitu pesat
terkhususnya di bidang industry. Dalam kehidupan, kita tidak asing lagi
dengan yang namanya zat kimia. Manusia selalu terikat dan dipengaruhi oleh
adanya zat-zat di alam semesta. Baik berupa zat aktif – suatu senyawa kimiawi
yang terdapat di dalam suatu sumber alami, umumnya tumbuhan, ataupun zat
adiktif – zat tambahan yang biasanya terdapat pada sebuah makanan,minuman
maupun obat-obatan.
Adanya perubahan zaman tentu saja segala produk dari berbagai bidang
dituntut agar bisa memberikan hasil terbaik yang sesuai dengan permintaan di
masyarakat, untuk itu diperlukan bahan kimia atau zat-zat baru yang
dihrapkan dapat memberikan hasil yang diinginkan. zat-zat yang memiliki
berbagai jenis, sifat, karakteristik dan kegunaanya serta tersebar secara luas
tentu saja bukan zat murni, melainkan ada campuran pada setiap zat.
Campuran dari suatu zat akan tetap mempertahankan sifat-sifat unsurnya.
Oleh karena itu, suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan atau
efek dari zat-zat yang menyususnnya.
Surfaktan (Surface Active Agent) adalah suatu zat aktif permukaan yang
dapat menurunkan tegangan antar muka (Interfacial Tension, IFT) minyak-air.
Berkurangnya tegangan antar muka dapat meningkatkan proses emulsifikasi
selama pencampuran. Minyak dan air dapat tercampur jika diberi penambahan
surfaktan. Ini terjadi karena surfaktan merupakan jenis senyawa yang bersifat
ampifilik, dimana ia memiliki bagian gugus yang hidrofilik (suka air) dan
hidrofobik (tidak suka air). Karena strukturnya yang rangkap ini, surfaktan
bisa berikatan dengan air dan minyak sekaligus. Selain itu surfaktan dapat
juga diartikan sebagai bahan yang pada konsentrasi rendah dalam suatu sistem
mempunyai sifat terserap di atas permukaan (surface) atau antar permukaan
(interface) dari sistem dan mengubah energi bebas permukaan atau antar
permukaan hingga suatu tingkat yang teramati.
Surfaktan memiliki kecenderungan untuk menjadikan zat terlarut dan
pelarutnya terkonsentrasi pada bidang permukaan. Berdasarkan muatan ion,
surfaktan dibagi menjadi empat bagian penting dan digunakan secara meluas
pada hampir semua sektor industri modern. Jenis-jenis surfaktan tersebut
adalah surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonanionik, dan
surfaktan amforterik. (Rieger,1985).
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari surfaktan?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis surfaktan?
1.2.3 Bagaimana mekanisme kerja dari surfaktan?
1.2.4 Apa saja fungsi surfaktan dalam bidang kefarmasian?
1.2.5 Bagaimana bentuk aplikasi dari surfaktan?
1.2.6 Apa definisi dari HLB?
1.2.7 Bagaimana cara perhitungan HLB?
Contoh biosurfaktan
Biosurfaktan dari mikroorganisme :
1. Lipopeptida yaitu senyawa gabungan minyak atau lemak dengan peptida
Contoh : surfactin, daptomicin sebagai antibiotik.
2. Rhamnolipida yaitu senyawa gabungan karbohidrat dengan lipid. Rhamnolipida
dihasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas fluorescens.
Digunakan sebagai pengolahan limbah minyak bumi, kosmetik sebagai
moisturizer, dan bersifat antibakteri.
Dalam bidang kefarmasian, surfaktan digunakan sebagai emulgator dalam
pembuatan sediaan obat emulsi. Dalam emulsi, setiap emulgator dalam hal ini
surfaktan memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga
keseimbangan ini dikenal dengan istilah HLB (HYDROPHYLIC LIPOPHYLIC
BALANCE) Yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok
hidrofil dan kelompok lipofil. Semakin besar harga HLB, berarti semakin banyak
kelompok yang suka air, artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air
dan demikian sebaliknya.
Selain itu, fungsi surfaktan diantaranya adalah pembersih, pembasah,
emulsifikasi, solubilisasi, dispersi, peningkat penetrasi, bahkan beberapa memiliki
aktivitas antibakteri. Hampir setengah dari surfaktan yang ada, dipergunakan di
sektor washing and cleaning.
Selain pada bidang farmasi terdapat juga fungsi sebagai salah satu bahan
penyusun pasta gigi yang dapat membentuk busa dari pasta gigi. Terdapat pula
jenis surfaktan yang sangat penting dalam bidang farmasi karena memiliki
aktivitas bakterisidal terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif yaitu
surfaktan ammonium kuartener dan piridinium kationik, surfaktan tersebut dapat
digunakan pada kulit terutama untuk membersihkan luka dan dalam bentuk
larutan aqueous dapat digunakan untuk membersihkan peralatan yang
terkontaminasi.
Dalam pemilihan emulsifier dilihat jenis emulsi yang akan dibuat apakah
termasuk pada jenis W/O atau O/W. Emulsifier memiliki ukuran hidrofil lipofil
balance (HLB). Ukuran ini yang dapat menentukan apakan suatu
jenis emulsifier cocok untuk jenis emulsi W/O atau O/W.
Untuk mendapatkan emulsi yang baik dan stabil maka sebelumnya perlu
diketahui nilai HLB yang cocok karna nilai HLB menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kestabilan emulsi.
Keterangan :
x = Harga HLB yang diminta ( HLB Butuh)
A = Harga HLB tinggi
B = Harga HLB rendah
Rumus II
(B1 x HLB1) + (B2 x HLB2) = (B campuran x HLB campuran)
Contoh Soal :
Anief (2000), Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek.Jogjakarta: Gadjah Mada
University press
Mahari, E.T dan Wikamastri, H. 2009. Analisis Kadar Detergent Anionik Pada
Sediaan Pasta Gigi Anak-anak.
Porter, M.R. 1991. Handbook of Surfactant. New York : Chapman & Hall.
Reningtyas, R dan Mahreni. 2015. Biosurfaktan. Eksergi. Vol XII, No,2. ISSN :
1410-394X.
Salager, J.L. 2002. Surfactans Type and Uses. Venezuela : De Los Andes
University.