Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi,
baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia
juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis
berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan
alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan
yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial
suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan
geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial
di permukaan bumi.
Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004; lihat pula: jumlah
pulau di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar
katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di
mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar,
yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini
disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Peta garis kepulauan Indonesia, Deposit oleh Republik Indonesia pada daftar titik-titik
koordinat geografis berdasarkan pasal 47, ayat 9, dari Konvensi PBB tentang Hukum
Laut. Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk
gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat
dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi
aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.
Wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari berbagai pulau dan bentuk daratan, tentu
saja memiliki ciri khas tertentu. Iklim dan letak geografis yang menentukan keberagaman
dan karakter wilayah tersendiri bagi Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan
masalah yang dapat dibahas, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik wilayah daratan Indonesia ?
2. Bagaimana karakteristik wilayah perairan Indonesia ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia


Sebagian ahli membagi Indonesia atas tiga wilayah geografis utama yakni:
1. Kepulauan Sunda Besar meliputi pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
2. Kepulauan Sunda Kecil meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur.
3. Kepulauan Maluku dan Irian.

Pada zaman es terakhir, sebelum tahun 10.000 SM (Sebelum Masehi), pada bagian
barat Indonesia terdapat daratan Sunda yang terhubung ke benua Asia dan
memungkinkan fauna dan flora Asia berpindah ke bagian barat Indonesia. Di bagian
timur Indonesia, terdapat daratan Sahul yang terhubung ke benua Australia dan
memungkinkan fauna dan flora Australia berpindah ke bagian timur Indonesia. Pada
bagian tengah terdapat pulau-pulau yang terpisah dari kedua benua tersebut.

Karena hal tersebut maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora
dan fauna yakni:

1. Daratan Indonesia Bagian Barat dengan flora dan fauna yang sama dengan benua
Asia.
2. Daratan Indonesia Bagian Tengah (Wallacea) dengan flora dan fauna
endemik/hanya terdapat pada daerah tersebut.

3. Daratan Indonesia Bagian Timur dengan flora dan fauna yang sama dengan benua
Australia.

Ketiga bagian daratan tersebut dipisahkan oleh garis maya/imajiner yang dikenal
sebagai Garis Wallace-Weber, yaitu garis maya yang memisahkan Daratan Indonesia
Barat dengan daerah Wallacea (Indonesia Tengah), dan Garis Lyedekker, yaitu garis
maya yang memisahkan daerah Wallacea (Indonesia Tengah) dengan daerah Indonesia
Timur.

3
Daratan merupakan bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air dan
berbentuk padat. Wilayah daratan pun tidak selalu rata , tetapi juga terdapat
pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, dan lembah.

1. Pegunungan
Pegunungan merupakan sebuah dataran yang menjulang lebih tinggi dari
sekelilingnya, yang berketinggian antara 800 hingga 1.000 meter di atas
permukaan laut. Pegunungan sendiri merupakan rangkaian dari beberapa gunung.
Gunung-gunung yang membentuk pegunungan panjangnya dapat mencapai ribuan
kilometer dan terbentuk dalam waktu jutaan tahun lamanya.
Seperti yang diketahui, Indonesia masuk kedalam wilayah ring of fire yang
memungkinkan banyak terbentuk pegunungan-pegunungan yang disebabkan oleh
aktivitas vulkanik.
Di Indonesia sendiri terdapat banyak pegunungan yang membentang mulai
dari Sumatra, Jawa, Sulawesi, hingga Papua. Pegunungan-pegunungan yang ada
di Indonesia membentuk suatu kekayaan alam yang selain menjadi bagian penting
dalam ekosistem, ternyata juga berkontribusi besar bagi potensi wisata Indonesia.
Contoh-contoh pegunungan di Indonesia di antara lain adalah Pegunungan
Bukit Barisan yang membentang dari utara ke selatan Pulau Sumatra, Pegunungan
Kapur Utara yang membentang di pesisir utara Pulau Jawa, dan Pegunungan
Menoreh yang menjadi batas alami antara Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten
Magelang, dan Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah.

2. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah dataran luas yang letaknya di daerah pegunungan yang
terbentuk karena hasil erosi dan sedimentasi yang terjadi selama ratusan tahun
lamanya. Dataran tinggi juga bisa terbentuk dari bekas kaldera yang tertimbun
material dari lereng gunung di sekitarnya. Sebuah area bisa disebut dataran tinggi
kalau punya ketinggian minimal 700 meter dari permukaan laut.
Dataran tinggi terdapat secara luas memanjang di Pulau Sumatra bagian barat,
Pulau Jawa bagian selatan, sebagian besar Pulau Sulawesi, hingga Pulau Papua
bagian utara. Contoh pegunungan tinggi di Indonesia adalah Dataran Tinggi Atlas
di Aceh, Dataran Tinggi Barul di Sulawesi Tengah, Dataran Tinggi Dieng di Jawa
Tengah.

4
3. Dataran Rendah
Berbeda dengan dataran tinggi, dataran rendah merupakan dataran yang
mempunyai ketinggian sekitar 200 hingga 300 meter di atas permukaan laut.
Dataran rendah merupakan dataran yang banyak ditemui di Indonesia karena
banyak digunakan untuk daerah pemukiman. Hal itu dikarenakan suhu di dataran
rendah nggak terlalu dingin, sehingga sangat cocok untuk pemukiman warga.
Adapun contoh dataran rendah yang ada di Indonesia adalah dataran rendah
Cianjur di Jawa Barat.
Dataran rendah di Indonesia terdapat secara luas memanjang di Pulau Sumatra
bagian timur, Pulau Jawa bagian utara, sebagian besar Pulau Kalimantan, dan
Pulau Papua bagian selatan.

4. Lembah
Di Indonesia juga terdapat banyak lembah, merupakan bentang alam yang
sangat luas, bisa mencapai ribuan kilometer persegi, yang dikelilingi oleh
pegunungan ataupun perbukitan yang terbentuk dari beberapa proses geologis.
Beberapa lembah dengan pemandangan yang luar biasa di Indonesia di antara lain
adalah Lembah Sianok di Sumatra Barat, Lembah Baliem di Papua Barat, dan
Lembah Pantunan di Bali.
Indonesia juga terletak di wilayah pertemuan lempeng tektonik Eurasia, Indo-
Australia, dan Pasifik sehingga membuat sepanjang area pertemuan tersebut
terbentuk jalur pegunungan aktif. Dengan kata lain, Indonesia masuk dalam
wilayah yang dikenal sebagai ring of fire atau jalur cincin api. Hampir semua
wilayah Indonesia dilalui jalur cincin api ini, kecuali Pulau Kalimantan. Itulah
kenapa wilayah Kalimantan sangat jarang terjadi gempa bumi.

B. Karakteristik Wilayah Perairan Indonesia


5
Wilayah pantai di Indonesia memiliki potensi pembangunan yang cukup besar
karena didukung oleh adanya ekosistem dengan produktifitas hayati yang tinggi sepertri
terumbu karang, hutan mangrove, estuaria, padang lamun dan sebagainya. Sumber daya
hayati seperti terumbu karanghutan mangrove, estuaria, padang lamun, dan sebagainya.
Selain itu wilayah pantai juga memberikan jasa-jasa lingkungan yang cukup tinggi nilai
ekonomisnya.
Disadari bahwa tanah air Indonesia terdiri dari untaian ribuan pulau yang satu
dengan yang lainnya dibatasi oleh perairan laut. Kondisi yang demikian ini
menghadapkannya pada masalah interaksi antara daratan dan lautan, khususnya pada
pertemuan antara kedua wilayah itu, ialah di sepanjang pantainya. Oleh karena itu
karakter laut perlu diamati dan dipelajari dalam hubungannya dengan gejala-gejala alam
yang terjadi di laut
Karena terletak di daerah tropis, maka hampir sepanjang tahun perairan Indonesia
mempunyai suhu permukaan yang tinggi, berkisar antara 26o dan 30o C. Sifat ini
umumnya berasosiasi dengan air laut yang berkadar garam atau bersalinitas rendah, yaitu
27,33 % di lapisan permukaan. Kedua sifat ini mengakibatkan terjadinya pemisahan
yang bersifat kekal secara alami antara air permu-kaan dengan lapisan air di bawahnya.
Adapun daerah perairan Indonesia lainnya yang telah diketahui terjadinya
upwelling adalah di laut Banda, di sebelah Selatan Pulau Jawa sampai Timor pada bulan
September, dan di sepanjang Paparan dan Daerah lereng Laut Arafura bagian Timur dari
Kepulauan Aru sampai Teluk Carpen-taria.
Luas wilayah Indonesia sebagian besar terdiri dari perairan yang sangat luas.
Perairan sendiri merupakan wilayah di Bumi yang digenangi oleh air. wilayah perairan
meliputi laut, sungai, selat, teluk dan danau.

1. Laut
Laut adalah perairan yang menghubungkan antarpulau yang satu dengan pulau
lainnya. Menurut definisinya, laut merupakan kumpulan air asin yang berada di
dalam sebuah area cekungan yang amat besar. Bila dibandingkan dengan samudra,
ukuran laut lebih kecil lagi. Dengan kata lain, samudra adalah kumpulan dari
beberapa laut. Nama-nama laut di Indonesia juga banyak disesuaikan dengan nama
tempat atau daerah yang ada di sekitarnya, contohnya adalah Laut Jawa, Laut
Sulawesi, dan Laut Banda.

6
Indonesia adalah negara dengan area lautan yang lebih luas jika dibandingkan
dengan wilayah daratannya. Sebagai sebuah negara maritim, tidak heran jika
Indonesia memiliki banyak kekayaan yang berasal dari laut serta banyak pula yang
memiliki mata pencaharian di laut sebagai nelayan.

2. Sungai
Sungai merupakan aliran yang memanjang yang mengalir secara terus-menerus
dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai juga memiliki berbagai macam
jenis aliran yang terbentuk akibat aktivitas geologis.
Karateristik dan Jenis Sungai di Indonesia berdasarkan sumber air sungai,
dibedakan menjadi dua macam : 
a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber
mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di Pulau Jawa dan Nusa
Tenggara.
b. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencarian es
(gletser) dari hujan, dan sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah
Sungai Digul dan Sungai Mamberano di Pulau Papua (Irian Jaya).

Adapun Karateristik dan Jenis Sungai di Indonesia, berdasarkan debit airnya


(volume airnya), sungai dibedakan menjadi :
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relative
tetap. Contoh Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam Di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada musin hujan airnya banyak
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai ini banyak
dipulau Jawa seperti Bengawan Solo, sungai Opak, Sungai Progo, Sungai
Code, dan Sungai Brantas.
c. Sungai Episodik, adalah Sungai yang pada musim kemarau airnya kering
dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh : Sungai kalada dipulau
Sumba.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan, pada musim hujan airnya belum tentu banyak.

7
Indonesia memiliki banyak pulau, maka secara umum sungai di Indonesia
masih alami serta cenderung panjang akibat dari berbelok-beloknya aliran sungai
tersebut akibat beda ketinggian, topografi ataupun hal lainnya dan banyak yang
bermuara langsung ke lautan. Pola aliran sungai di Indonesia terdapat bermacam-
macam misalnya pola aliran granular, dentritik, trelis, merder dan lainnya.
Granular misalnya ini merupakan pola-pola aliran di daerah perbukitan, pararel
merupakan pola aliran pada bukit yang mempunyai sistem Kars (batu kapur).
Untuk merder merupakan pola alirannya yang biasanya banyak terdapat pada
sistem dataran aluvial (endapan). Aliran merder banyak ditemui di Indonesia, yaitu
aliran yang mengalir sepanjang tahun dan dapat ditemui di sungai-sungai yang
lebar seperti Batanghari di ambi, Kapuas, Sungai Kampar dan lain-lain.

3. Selat
Selat merupakan lautan sempit yang menghubungkan dua daratan. Selat begitu
mudah untuk ditemukan di wilayah lautan Indonesia karena hampir setiap pulau di
Indonesia dipisahkan oleh selat, sehingga sangat umum jika selat dimanfaatkan
untuk sarana penghubung atau penyebrangan antar pulau. Salah satu contohnya
adalah Selat Sunda maupun Selat Bali.

4. Teluk
Teluk merupakan wilayah perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi
oleh daratan pada ketiga sisinya. Di Indonesia, ada begitu banyak teluk, yang
biasanya dimanfaatkan sebagai lokasi wisata seperti Labuan Bajo, atau dijadikan
tempat berlabuhnya kapal-kapal nelayan seperti Teluk Jakarta.

5. Danau
Danau adalah suatu daratan cekung yang digenangi oleh air yang sangat
banyak. Air yang menggenangi danau tersebut bisa berasal dari mana saja, mulai
dari mata air, air tanah, air sungai, hingga air hujan. Danau-danau besar di
Indonesia adalah Danau Toba di Sumatra Utara, Danau Ranau di Sumatra Selatan,
dan Danau Paniai di Papua.
Berdasarkan proses terbentuknya, danau di Indonesia dikeompokan menjadi:
a. Danau Vulkanik

8
Jenis danau yang pertama dilihat dari proses terbentuknya adalah danau
vulkanik. Danau vulkanik merupakan danau yang terjadi akibat letusan
gunung berapi. Ketika tampak ciri-ciri gunung berapi akan meletus, dan
kemudian meletus maka terbentuk kawah yang luas di puncaknya. Ketika
kawah tersebut terisi oleh air hujan, maka kawah tersebut akan menjadi danau.
Danau sepeti ini banyak kita temui di Indonesia. Contoh danau macam ini
antara lain danau kawah gunung Kelud dan Gunung Batur.
b. Danau Tektonik
Jenis danau yang kedua dilihat dari proses terbentuknya adalah danau
tektonik. Berbeda dengan danau vulkanik, danau tektonik ini ditimbulkan
akibat adanya gerakan tektonik atau bergesernya lapisan kulit Bumi, sehingga
menimbulkan cekungan di permukaan kulit Bumi. Kemudian cenkungan yang
terbentuk tersebut akan terisi oleh air (baik air hujan maupun air dari
bendungan atau sungai atau lainnya), sehingga cekungan yang terisi air
tersebut akan membentuk sebuah danau. Danau tektonik ini juga merupakan
danau yang banyak ditemui di Indonesia. Contoh dari danau tektonik ini antara
lain Danau Maninjau, Danau Tempe, Danau Poso, Danau Singkarak, Danau
Sentani dan Danau Tondano.

c. Danau Bendungan
Jenis danau yang ketiga dilihat dari proses terbentuknya adalah danau
bendungan. Jenis danau ini merupakan danau yang kebanyakan terbentuk
karena buatan manusia, meskipun ada pula yang terbentuk karena proses alam.
Danau bendungan ini merupakan danau yang terbentuk karena adanya aliran
sungai yang dibendung. Pembendungan sungai ini bisa dilakukan karena
perbuatan manusia maupun proses alam. Danau yang terbendung karena
proses alam ini bisa dibentuk akibat adanya letusan gunung berapi yang
kemudian akan menyumbat aliran sungai.
Karena terbendungnya aliran sungai inilah air tidak bisa mengalir dan
menyebabkan terbentuknya danau. Jenis danau bendungan yang bersifat alami
contohnya adalah Danau Laut Tawar yang ada di Aceh. Sedangkan danau
bendungan yang sengaja dibuat oleh manusia dengan membendung aliran air
sungai bisasa dikenal dengan istilah waduk. Contoh dari danau jenis ini adalah

9
Waduk Jatiluhur di Jawa Barat, Waduk Sempor di Jawa Tengah, dan Waduk
Karangkates dan Solorejo di Jawa Timur.

d. Danau Karst

Jenis danau yang keempat dilihat dari proses terbentuknya adalah danau
karts. Danau karst ini ini merupakan danau yang terjadi di daerah bertanah
kapur sebagai akibat dari dari proses pelarutan terhadap batuan kapur yang
dilakukan oleh air hujan. Proses pelarutan kapur ini lama kelamaan akan
membentuk sebuah cekungan dan cekungan tersebut akan terisi air, sehingga
terbentuklah danau.

Danau karst ini dibedakan menjadi beberapa macam lagi menurut


ukurannya. Danau Karst yang mempunyai ukuran tidak terlalu luas disebut
dengan lokva atau dolina. Lokva yang terdiri dari beberapa buah ini dapat
berkembnag atau menjadi satu membentuk danau karst yang baru yang lebih
besar dan bentuknya menyerupai piring yang disebut dengan Uvala. Danau
karst ini banyak kita jumpai di sebelah selatan Pulau Jawa, tepatnya adaah di
Kabupaten Gunung Kidul, Provins Daerah Istimewa Yogyakarta.

e. Danau vulkanik – tektonik


Jenis danau yang selanjutnya menurut proses terjadinya adalah danau
vulkanik- tektonik. Danau vulkanik – tektonik ini merupakan danau yang
terbentuk karena perpaduan tenaga vulkanik dan juga tektonik. Contoh dari
danau ini adalah Danau Toba.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki kekayaan alam yang
melimpah. Letak geografis yang strategis dan membentuk karakteristik alam yang
khas.banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter alam di Indonesia. Faktor
alam yang paling banyak mempengaruhi.
Karakteristik wilayah daratan Indonesia diklasifikasikan menjadi kepulauan, terdiri
atas berbagai kenampakan alam, seperti gunung, dataran tinggi, dataran rendah, dan
sebagainya. Daratan Indonesia terkenal akan kesuburan dan kegemburannya sehingga
bisa dipakai untuk bercocok tanam berbagai tumbuhan. Sumber daya yang diperoleh dari
daratan juga bermacam-macam tergantung akan potensinya. Potensi yang dapat
dikembangkan di wilayah daratan Indonesia, seperti pertanian, perkebunan,
pertambangan, perhutanan, peternakan, pariwisata, dan sebagainya.
Indonesia merupakan negara kaya dengan berlimpah potensi sumber daya yang
teramat bernilai. Hampir 75 % dari seluruh wilayah Indonesia merupakan perairan
pesisir dan lautan. Indonesia adalah negeri kepulauan, negeri bahari dengan 2,7 juta
kilometer persegi zona ekonomi eksklusif (ZEE). Perairan laut Indonesia teramat kaya
dan beragam sumber daya hayati. Kondisi ini menempatkan Indonesia pada peringkat
ke-2 yang memiliki terumbu karang terluas di dunia setelah Australia. Indonesia juga
merupakan pusat segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan istilah “The Coral
Triangle” yang merupakan kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat
tinggi dengan lebih dari 70 genera dan 500 spesies.

11

Anda mungkin juga menyukai