Anda di halaman 1dari 18

MATEMATIKA TEKNIK

TEKNIK KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KELOMPOK A

Dosen:
Yiyin Klistafani, S.T., M.T.
NIP. 19900517 201504 2 001
01
Turunan Tingkat Tinggi
Pengertian
Operasi diferensial mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan
sebuah
fungsi baru f'. Jika f' sekarang kita difernsialkan, kita masih tetap
menghasilkan
fungsi lain, dinyatakan oleh f'' (dibaca “f dua aksen”) dan disebut
turunan
kedua dari f. Pada gilirannya dia boleh didiferensiasikan lagi, dengan
demikian
menghasilkan f′′, yang disebut turunan ketiga dari f. Turunan keempat
dinyatakan f(4), turunan kelima dinyatakan
f(4), dan seterusnya.
f(x) = 2x2 - 4x2 + 7x - 8
maka:

f(x) = 6x3 - 8x + 7
f''(x) = 12x - 8
f'''(x) = 12
f(4)(x) =0

Karena turunan fungsi nol adalah nol, maka turunan keempat dan semua turunan tingkat
yang lebih tinggi (higher-order derivative). Dari f akan nol.
Kecepatan dan Percepatan
Terdapat perbedaan teknis antara kecepatan (‘velocity’) dan laju (‘speed’). Kecepatan memiliki
tanta; mengkin positif mungkin negative. Laju didefinisikan sebagai nilai mutlak dari kecepatan.
Sekarang kita ingin memberikan tafsiran fisik mengenai turunan kedua d2s/dt2 . Tentu saja ini
hanyalah turunan pertama dari kecepatan. Jadi, ia mengukur laju perubahan kecepatan terhadap
waktu, yang mempunyai nama percepatan. Jika percepatan dinyatakan oleh α maka
α = dv = d2 s
dt dt2

Diferensial Implisit
Dalam persamaan y3 + 7y= x3 kita tidak dapat memecahkan y dalam
bentuk x. Namun boleh jadi masih tetap menjadi kasus, bahwa terdapat tepat satu y yang
berkorespondensi terhadap masing-masing x. Misalnya, kita menanyakan
berapa nilai-nilai y (jika ada) yang berkorespondensi terhadap x = 2. Untuk
menjawab pertanyaan ini, kita harus memecahkan y3 + 7y = 8
zTentu saja, y = 1 adalah satu penyelesaian, dan ternyata bahwa y = 1 adalah
satu-satunya penyelesaian real. Diberikan x = 2, persamaan y3 + 7y = x3
menentukan nilai y yang berkorespondensi. Kita katakana bahwa persamaan
mendefinisikan y sebagai fungsi implisit x. Grafik persamaan ini, diperlihatkan
dalam gambar 1, tentu saja Nampak seperti grafik suatu fungsi yang
terdeferensiasikan. Elemen baru ini tidak berbentuk y f(x). Berdasarkan
grafik, kita anggap bahwa y adalah suatu fungsi yang tidak diketahui dari x. Jika
kita nyatakan fungsi ini oleh y(x), kita dapat menuliskan persamaan tersebut
sebagai.
[y(x)]3 + 7y(x) = x3
Walaupun kita tidak mempunyai rumus untuk y(x), kita masih tetap dapat
memperoleh kaitan antara x,y(x), dan y'(x), dengan mendiferensiasikan kedua
ruas persamaan itu terhadap x. Dengan menggunakan aturan rantai, kita
peroleh
d 3 d d
( y )  (7 y)  x3
dx dx dx
dy dy
3y 2  7  3x2
dx dx
dy 2
(3y  7)  3x2
dx
dx 3x2

dy 3y 2  7
Perhatikan bahwa untuk melibatkan x dan y suatu fakta yang sering menyulitkan. Tetapi, jika
hanya ingin mencari kemiringan pada suatu titik yang keduakoordinatnya diketahui, tidak ada
kesukaran
Metode yang baru saja diilustrasikan untuk mencari dy/dx tanpa terlebih dahulu menyelesaikan secara
gambling persamaan yang diberikan untuk y dalam x diseut diferensiasi implisit.
contoh:
dy
cari jika 4 x 2 y  3 y  x 3  1
dx
Penyelesaian:
Metode 1 : kita dapat menyelesaikan persamaan yang diberikan untuk y secara
gambling sebagai berikut

y (4 x 2  3)  x 3  1
x3 1
y 
4x2  3
dx ( 4 x 2  3 )( 3 x 2 )  ( x 3  1 ) 4x4  9x  8x
jadi  2 2

dy (4 x  3) (4 x 2  3) 2
Metode 2 diferensiasi implisit : samakan turunan-turunan kedua ruas dari

d d
(4 x 2 y  3 y  ( x 3  1)
dx dx

Setelah menggunakan aturan hasil kali pada suku pertama maka diperoleh

dy
2 dy
4x  y.8 x  3  3 x 2
dx dx
dy
(4 x 2  3)  3 x 2  8 xy
dx
dy 3 x 2  8 xy

dx 4x2  3
Dua jawaban ini kelihatannya berlainan. Untuk satu hal, jawaban yang diperoleh
dari metode 1 hanya melibatkan x, sedangkan jawaban ari metode 2 melibatkan x
maupun y. namun ingat bahwa persamaan yang semula dapat dipecahkan untuk y
dalam bentuk x dan memberikan ( x 3  1) . Ketika mensubstitusi (x 3 1) ke
y y
dalam (4 x 2  3) (4x 2  3)

dy
ekspresi untuk dx yang baru saja diperoleh, kita mendapatkan berikut

3
2 x  1
3x  8x
dy 3 x 2  8 xy 4 x 2
 3
 
dx 4 x2  3 4 x2  3
12 x 4  9 x 2  8 x 4  8 x 4 x4  9 x2  8x
2 2

(4 x  3) (4 x 2  3)2
q Diferensi untuk fungsi-fungsi yang mengandung lebih dari satu macam variabel batas
q Diferensiasi parsial (diferensial secara bagian demi bagian
q Pada umumnya variabel ekonomi berhubungan fungsional tidak hanya satu macam variabel,
tetapi beberapa macam variabel

A. Diferensial Parsial
Diferensial Parsial → diferensiasi secara bagian demi bagian
• Fungsi yang mengandung lebih dari satu variabel bebas, maka turunannya
akan lebih dari satu macam pula. Misal, fungsi memiliki n macam variabel
bebas, maka ia akan memiliki n macam turunan.

y  f ( x, z )
y y
y Diferensiasi Total: dy  dx  dz
 a) f x ( x, z 
x
 x z

y '... ?
b) f x ( x, z )
y 
 z 
Contoh :

y = x3 + 5z2 - 4x2z - 6xz2 + 8x - 7

(1) əy/əx = 3x2 - 8xz - 6z2

(2) əy/əz = 10z - 4x2 - 12xz + 8


y y
dy  dx  dz
x z
B. Derivatif dari Derivatif Parsial
Masing-masing turunan parsialnya masih mungkin diturunkan lagi
contoh:
y  x 3  5z 2  4x 2 z  6xz 2  8z  7
y
1).  3x 2  8xz  6z 2
x
y
2).  10z  4x 2  12x 2  8
z
masih dapat diturunkan lagi secara parsial
 y  2y
1a.  terhadap x :  6x  8z
x 2
 
x
y 2 y
1b.  terhadap z:   8 x 12 z
x xz
y 2 y
2a.  terhadap x :   8 x 12 z
z zx
 y  2y
 2 b.  terhadap z :  10  12 x
z 2
 
z
C. Nilai Ekstrim
- Nilai optimum dari sebuah fungsi yang mengandung › 1 variabel bebas dapat
dicari dengan pengujian sampai derivatif kedua.
Untuk y=(x,z) maka akan mencapai titik ekstrim jika:

y y
 0 ,  0
x z

untuk mengetahui apakah titik ektrim itu berupa ttk. Maksimum atau minimum,
diperlukan syarat:

2y 2y
maksimum bila  0 dan 0
x 2 z 2
2y 2y
minimum bila  0 dan 0
x 2 z 2
contoh
1). selidiki apakah titik ekstrim dari fungsi berikut ini merupakan titik maksimum atau minimum

y  x2 12x  z 2 10z  45 y


 2 z 10
y z
2x12 ,
x  2 z 10 0
2x120  2 z  10
x 6 z 5

y   ( 6 ) 2  12 ( 6 )  ( 5 ) 2  10 ( 5 )  45
y   36  72  25  50  45
y  16
 2 y  2 y
 2  0 dan   2  0
 x 2  z 2
2 y 2 y
karena dan  0 maka titik akhirnya adalah tit ik maksimum
z 2 z 2
dengan y  16
maks
D. Optimasi Bersyarat
Apabila fungsi ingin dioptimumkan tetapi terhambat oleh fungsi lain yang harus dipenuhi, maka dapat
diselsaikan dengan metode :
Pengganda Lagrange
caranya : dengan membentuk fungsi baru yang disebut fungsi lagrang merupakan penjumlahan dari
fungsi yang hendak dioptimumkan ditambah hasil pengganda lagrange dengan fungsi kendalanya.

Misalkan hendak dioptimumkan Z=f(x,y) dengan syarat harus terpenuhi u=g(x,y) maka funsi lagrange :
F(x,y,λ)=f(x,y)+ λ g(x,y)
nilai ekstrim F(x,y) dapat dicari dengan memformulasikan masing-masing deriva persial pertamanya=0
Fx(x,y,λ)=fx+λgx=0 Fy(x,y,λ)=fy+λgy=0

Nilai Ekstrim :
Maks bila Fxx < 0 dan Fyy < 0
Min bila Fxx > 0 dan Fyy > 0
contoh:
Optimumkan z = xy dengan syarat x+2y = 10
F = xy + λ (x + 2y - 10)
= xy + λx + 2λy y - 10

Syarat yang diperlukan agar F optimum, F'=0


F
 y    0, diperoleh   y
x
F 1
 x  2  0, diperoleh   x
y 2
1
 y   x, berarti2 y  x
2
x  2 y  10
2 y  2 y  10, diperolehy  2,5.selanjutny
a x  5.
jadi, z optimumpada x  5 dan y  12,5;
dengan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai