Anda di halaman 1dari 5

Konseling Pengendalian Berat Badan di puskesmas Ngadirojo

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui diseluruh dunia dan telah ditetapkan
sebagai global epidemic (masalah global) terutama di negara maju, obesitas juga mempunyai
korelasi yang kuat dengan morbiditas dan mortalitas (Packenpaugh, 2010; Perk, et al. 2012 ; Poirier,
2015). Harapan hidup wanita yang memiliki IMT (Indeks Masa Tubuh) >30 kg/m² yang berusia 20-30
tahun adalah 8 tahun lebih rendah dibandingkan dengan individu yang memiliki IMT 30 kg/m².
Dampak klinis seperti Diabetes tipe2, batu empedu, osteoarthritis, nyeri punggung kronis, masalah
pernapasan, penyakit jantung, apnea saat tidur, depresi merupakan beberapa contoh akibat dari
obesitas, dan hal ini akan semakin memburuk apabila obesitas dialami wanita pada saat kehamilan
(Perk, et al. 2012). Obesitas total dan akumulasi lemak total pada abdomen, dianggap menjadi faktor
risiko utama pada penyakit jantung (Lazarou, 2010).

Prevelensi obesitas di dunia juga sangat bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya, secara
global diperkirakan bahwa lebih dari 1 milyar orang dewasa memili berat badan berlebihan dan
setidaknya 300 juta diantaranya mengalami Obesitas. Laju peningkatan pravelensi obesitas yang
tercepat terjadi di area perkotaan di negara berpendapatan rendah dan menengah ketika obesitas
dan kurang gizi terjadi secara bersamaan (“beban ganda”) (Holdsworth, at al. 2012). Obesitas
menjadi lebih berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai gangguan jantung, padahal penyakit
jantung merupakan salah satu penyebab kematian utama dunia (Shanthi, 2011).

Permasalahan : pada masyarakat terdapat profil gizi yang underweight, overweight, dan obesitas.
serta belum banyak dilaksanakan konseling gizi

Dalam upaya promosi kesehatan, yaitu untuk melakukan pengendalian penyakit akibat kenaikan
berat badan, maka dilakukan screening dan Konseling.

screening dilakukan di balai desa Gedhong. pemeriksaan berat badan, tinggi badan, IMT, dan profil
lemak dan massa otot.

Kemudian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik yang lebih mendalam, pemberian terapi dan
konsultasi. Konsultasi berisi tentang penyakit yang di akibatkan oleh obesitas, dan pengendaliannya.
Manajemen berat badan merupakan salah satu metode yang digunakan untuk dapat meningkatkan
kesehatan serta mengontrol atau mengurangi kenaikan berat badan.

Pengetahuan tentang bahaya obesitas, serta pengendalian kasus obesitas. Penurunan angka
obesitas yang meningkat selama pandemi covid di wilayah kerja Puskesmas Ngadirojo

MONEV : Pemeriksaan Gizi untuk Periode Mendatang


Konseling DM Di Prolanis Puskesmas Ngadirojo

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit
metabolik yang selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara seluruh
dunia. Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun relatif,
akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (Infodatin, 2014).

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka


insiden dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia. Berdasarkan perolehan data
International Diabetes Federation (IDF) tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2013
sebesar 382 kasus dan diperkirakan pada tahun 2035 mengalami peningkatan menjadi 55% (592
kasus) diantara usia penderita DM 40-59 tahun (International Diabetes Federation, 2013).

Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan. Selain itu komplikasi
yang dialami dan penanganan yang kompleks dapat mempengaruhi kondisi psikologis pasien. Jumlah
penderita diabetes di Jawa Tengah juga mengalami peningkatan. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah tahun 2016 menunjukkan bahwa diabetes menduduki peringkat ke-2 penyakit tidak
menular setelah hipertensi, dan mengalami peningkatan dari 15,77% di tahun 2015 menjadi 22,1% di
tahun 2016.

pasien takut dirujuk ke RS, kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit Diabetes
Mellitus dan komplikasinya

Dalam upaya promosi kesehatan, yaitu untuk melakukan pengendalian penyakit tidak menular,
maka dilakukan konseling. Konseling dilakukan pada pasien dengan DM yang berobat di Prolanis
Puskesmas Ngadirojo

Kegiatan diawali dengan anamnesis singkat mengenai keluhan utama pasien dan pemeriksaan tanda
vital pasien, seperti laju nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh di poli umum Puskesmas Ngadirojo .
Kemudian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik yang lebih mendalam, pemberian terapi dan
konsultasi.

Monitoring dilaksanakan dengan parameter GDP, tekanan darah dan IMT sebagai evaluasi
keberhasilan point pilar DM diabetes melitus. Dengan adanya monitoring, dokter dapat memberikan
perhatian khusus pada pasien yang masih memiliki GDP tinggi, tekanan darah tinggi, dan IMT yang
berlebih.

Evaluasi tiap 2 bulan sekali di program prolanis puskesmas Ngadirojo


Penyuluhan pencegahan penularan COVID-19 di Kecamatan Ngadirojo

Penambahan dan penyebaran kasus COVID-19 secara global berlangsung cukup cepat. Pada tanggal
28 Maret 2020 WHO risk assessment memasukkannya dalam kategori Very High dimana pada saat
itu telah dilaporkan total temuan kasus infeksi sebesar 571.678 kasus dengan total 26.494 kematian.
Kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia pertama kali ditemukan pada 2 Maret 2020, kasus ini terus
bertambah hingga pada hari ke 62, yaitu tanggal 22 Maret 2020 mencapai 514. Dari jumlah itu, 48
pasien Covid-19 telah meninggal dunia (KEMENKES, 2020). Puskesmas merupakan garda terdepan
dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 karena berada di setiap kecamatan dan memiliki
konsep wilayah. Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, Puskesmas perlu melakukan berbagai upaya
dalam penanganan pencegahan dan pembatasan penularan infeksi. (KEMENKES, 2020)

Adanya wabah corona membuat kegiatan penyuluhan dan mengumpulkan masyarakat menjadi tidak
mungkin. Jumlah kasus Covid-19 di Jawa Tengah sendiri sampai saat ini masih mengalami
peningkatan,

begitu pula di Kecamatan Ngadirojo, terjadi peningkatan pada bulan September-Oktober 2020
terutama setelah DKI Jakarta PSBB, lonjakan pemudik di kecamatan Ngadirjo meningkat

 Banyaknya perantau dari Zona merah COVID-19 yang berasal dari Ngadirojo
 Banyak Industri dan sentra kegiatan ekonomi di kecamatan Ngadirojo
 Peningkatan Kasus COVID-19 di Ngadirojo

dilakukan edukasi penyuluhan bertema upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
melawan corona di kecamatan Ngadirojo berbarengan dengan event pembagian BLT

Kegiatan dilaksanakan pukul 08:30-13.30 WIB di pendopo kecamatan Ngadirojo. dokter internsip
memberikan materi mengenai Covid-19, upaya pencegahan dan pemberdayaan masyarakat untuk
senantiasa ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan sendiri dan lingkungan (PHBS). Petugas juga
memberikan himbauan untuk masyarakat yang masih berkumpul untuk tetap berada di rumahjika
tidak ada keperluan dan memakai masker apabila hendak keluar.

Memantau masyarakat Wilayah Puskemas Ngadirojo sudah melakukan cuci tangan, melakukan etika
batuk, PHBS, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan menggunkan masker secara benar.

Monev : warga Ngadirojo sudah membuat bak ember keran cuci tangan di depan rumah masing
masing warga . pemakaian masker ketika keluar rumah masih dalam pemantauan
Penyuluhan pencegahan penularan COVID-19 di Kecamatan Ngadirojo Via Google Meet

Penambahan dan penyebaran kasus COVID-19 secara global berlangsung cukup cepat. Pada tanggal
28 Maret 2020 WHO risk assessment memasukkannya dalam kategori Very High dimana pada saat
itu telah dilaporkan total temuan kasus infeksi sebesar 571.678 kasus dengan total 26.494 kematian.
Kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia pertama kali ditemukan pada 2 Maret 2020, kasus ini terus
bertambah hingga pada hari ke 62, yaitu tanggal 22 Maret 2020 mencapai 514. Dari jumlah itu, 48
pasien Covid-19 telah meninggal dunia (KEMENKES, 2020). Puskesmas merupakan garda terdepan
dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 karena berada di setiap kecamatan dan memiliki
konsep wilayah. Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, Puskesmas perlu melakukan berbagai upaya
dalam penanganan pencegahan dan pembatasan penularan infeksi. (KEMENKES, 2020)

Adanya wabah corona membuat kegiatan penyuluhan dan mengumpulkan masyarakat menjadi tidak
mungkin. Jumlah kasus Covid-19 di Jawa Tengah sendiri sampai saat ini masih mengalami
peningkatan,

begitu pula di Kecamatan Ngadirojo, terjadi peningkatan jumlah pasien COVID-19 dan pemudik yang
berasal dari zona merah

 Banyaknya perantau dari Zona merah COVID-19 yang berasal dari Ngadirojo
 Banyak Industri dan sentra kegiatan ekonomi di kecamatan Ngadirojo
 Peningkatan Kasus COVID-19 di Ngadirojo
 Banyak wali murid yang merupakan perantau, sehingga murid sekolah juga merupakan
kelompok rentan
 Pentingnya edukasi kepada guru siswa sebagai sarana penghubung dengan orangtua dan
siswa

dilakukan edukasi penyuluhan bertema upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan


masyarakat melawan corona di lingkungan sekolah. pelaksanaan via Daring - Google Meet
dengan guru- guru SD di ngadirojo

Kegiatan dilaksanakan pukul 08:30-11.30 WIB di puskesmas ngadirojo . dokter internsip


memberikan materi mengenai Covid-19, upaya pencegahan dan pemberdayaan masyarakat
untuk senantiasa ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan sendiri dan lingkungan (PHBS).
Petugas juga memberikan himbauan untuk masyarakat yang masih berkumpul untuk tetap
berada di rumah jika tidak ada keperluan dan memakai masker apabila hendak keluar.

Edukasi mengenai hygine, gizi, dan edukasi kepada guru untuk menyampaikan ke orangtua siswa
jika ada orangtua siswa yang pulang dari perantauan agar melapor ke Puskesmas .

Memantau edukasi guru ke orang tua siswa dan siswa di Wilayah Puskemas Ngadirojo sudah
melakukan cuci tangan, melakukan etika batuk, PHBS, menjaga jarak, menghindari kerumunan
dan menggunkan masker secara benar.
Konseling bahaya Merokok untuk kesehatan di puskesmas Ngadirojo

Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan
individu. Merokok adalah perilaku menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada lebih dari 1,1 miliar perokok di seluruh
dunia, dengan lebih dari 80% dari anggota yang tinggal di negaranegara berpenghasilan rendah
dan menengah. Terutama bermasalah adalah bahwa penggunaan tembakau, termasuk bentuk-
bentuk penggunaan lain selain rokok, terus meningkat di kalangan remaja di banyak negara, dan
cenderung membahayakan kemajuan dalam mengurangi penyakit kronis dan kematian yang
berhubungan dengan tembakau (WHO, 2014). Pengetahuan juga bisa mempengaruhi perilaku
merokok. Pengetahuan tentang merokok merupakan sejauhmana seseorang mampu
mengetahui dan memahami tentang merokok. Pengetahuan yang baik tentang merokok
terhadap kesehatan akan berbeda perilaku merokoknya dibanding mareka yang
berpengetahuan kurang (Dinkes DIY, 2010).

Angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara yang tertinggi di dunia,
46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia 10 tahun ke atas yang diklasifikasikan sebagai
perokok. Jumlah merokok mencapai 62,8 juta, 40% di antaranya berasal dari kalangan ekonomi
bawah. Meskipun faktanya kebiasaan merokok menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia
dan menyebabkan lebih dari 200.000 kematian per tahunnya, Indonesia merupakan sata-
satunya negara diwilayah Asia Pasifik yang belum menandatangani Kerangka Konvensi WHO
tentang Pengendalian Tembakau (WHO, 2011).

 Tingginya angka perokok


 Kurangnya pemahaman masyarkat megenai bahaya rokok

Dalam upaya promosi kesehatan, yaitu untuk melakukan pengendalian penyakit akibat merokok,
maka dilakukan konseling. Konseling dilakukan pada acara prolanis DM dan Hipertensi
puskesmas Ngadirojo . agar tidak memperberat penyakit pasien

Kegiatan diawali dengan anamnesis singkat mengenai keluhan utama pasien dan pemeriksaan
tanda vital pasien, seperti laju nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh , dan membawa hasil lab di
prolanis Puskesmas Ngadirojo . Kemudian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik yang lebih
mendalam, pemberian terapi dan konsultasi. Konsultasi berisi tentang penyakit yang di
akibatkan oleh rokok, dan pencegahannya.

kebiaasaan merokok pasien masih dalam pemantauan

Anda mungkin juga menyukai