Anda di halaman 1dari 12

Volume 1 No.

3 2019

Pengaruh Aktivitas Rantai Nilai Terhadap


Kualitas dan Inovasi Produk
Gerai Alun Segara1, Titik Kusmantini2, Yekti Utami3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
geraialun@gmail.com1

Abstrak– Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang timbul dari bahan baku utama pada UKM mebel yang tidak tentu sehingga
pihak UKM mebel harus menyesuaikan aktivitas rantai nilai mereka untuk menjaga kualitas produk dan inovasi produk mereka.
Dimensi yang dijadikan pada aktivitas rantai nilai disini adalah fokus pelanggan, manajemen penelitian & pengembangan, manajemen
proses, manajemen pemasok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas rantai nilai terhadap kualitas produk dan
inovasi produk. Penelitian menggunakan sampel penelitian UKM mebel yang ada di desa Tirtonirmolo, kecamatan Kasihan, kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan target sampel sebanyak 31 UKM mebel. Adapun teknik sampling dalam penelitian ini
menggunakan teknik sensus dan ketika menguji hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa fokus pelanggan berpengaruh terhadap kualitas produk dan inovasi produk, manajemen penelitian &
pengembangan berpengaruh terhadap inovasi produk, manajemen proses berpengaruh terhadap kualitas produk, serta manajemen
pemasok berpengaruh terhadap kualitas produk dan inovasi produk.

Kata Kunci- Aktivitas Rantai Nilai, Kualitas Produk, Inovasi Produk

Abstact- This study was inspired by the scarcity of furniture raw materials so that the furniture SMEs should regulate their value chain
activities to maintain their product quality and innovation. The observed value chain dimensions in this study were customer focus,
research and development management, process management and supplier management. This study was intended to find out the effect
of value chain activities on product quality and innovation. The samples were 31 furniture SMEs in Bantul, Special Territory of
Yogyakarta. They were selected through census. The data were then analyzed through multiple linear regression. The result showed
that the customer focus affected both product quality and innovation, research and development management affected product
innovation, process management affected product quality and supplier management influenced both product quality and innovation.

Keywords: Value Chain Activities, Product Quality, Product Innovation.

I. PENDAHULUAN mempengaruhi industri mebel secara langsung ataupun


Dewasa ini, dengan berkembang pesatnya tidak langsung.
pengetahuan dan teknologi dalam informasi serta Dalam hal regulasi yang terjadi di Indonesia
komunikasi dapat menjadikan sarana yang lebih saat ini terdapat Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu
efesien dalam pendistribusian bagi produk baru Usaha (SVLK). SVLK merupakan sistem pelacakan yang
Kecil dan Menengah (UKM). Di samping biaya yang disusun secara multistakeholder untuk memastikan
relatif terjangkau, dalam penyebaran informasi dengan legalitas sumber kayu yang beredar dan
menggunakan teknologi yang modern akan lebih cepat diperdagangkan di Indonesia. Sistem Verifikasi
dan luas (global). Maka dari itu, sebuah UKM harus Legalitas Kayu (SVLK) dikembangkan untuk
dapat beradaptasi terhadap teknologi yang semakin mendorong implementasi peraturan pemerintah yang
modern dari zaman ke zaman. Agar UKM dapat berlaku terkait perdagangan dan peredaran hasil hutan
bertahan dan bersaing untuk mendapatkan konsumen, yang legal di Indonesia (Daulay, 2015).
tiap UKM harus berupaya mengendalikan kualitas Dengan adanya SVLK, produk mebel di
produk dan mampu meningkatkan inovasi produk yang Indonesia merupakan salah satu komoditas yang
dapat mempengaruhi kesuksesan. memiliki potensi di pasar dalam negeri maupun luar
Pada sektor industri mebel yang dalam negeri dan jika komoditas ini diolah secara
melaksanakan produksinya tidak lagi bebas professional maka akan memberikan nilai tambah yang
menggunakan bahan baku. Sebagai pengolah kayu dan lebih besar. Berdasarkan data kementrian perindustrian
hasil hutan, para pengusaha industri mebel perlu sepanjang bulan januari hingga november 2017, ekspor
mencermati dan memahami perubahan yang terjadi mebel nasional adalah senilai US $1,34 miliar. Pada
terkait dengan regulasi dibidang bahan baku dan hasil periode yang sama tahun 2018 industri mebel
hutan. Peraturan tentang persyaratan pengadaan dan mencatatkan ekspor senilai US $1,48 miliar
perdagangan kayu dan hasil hutan akan dapat (www.kemenperin.go.id).

191
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

Dari semua produk yang disediakan oleh pelanggan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
setiap industri mebel, kualitas mebel dan inovasi mebel Menurut Vijande dan Gonzalez (2007) fokus yang kuat
adalah hal yang paling penting. Maka mengendalikan pada pelanggan dapat mengarah pada penekanan
kualitas produk dan meningkatkan inovasi produk inovasi yang berasal dari keinginan untuk terus
adalah kewajiban bagi seluruh industri mebel. Salah menerus beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan.
satu cara mengendalikan kualitas produk dan Aktivitas rantai nilai yang kedua adalah
meningkatkan inovasi produk ialah dengan manajemen pengembangan & penelitian. Saat ini
menggunakan aktivitas rantai nilai. persaingan bisnis sangatlah ketat, umur produk dipasar
The resource-based view (RBV) memandang tidak selamanya bisa bertahan karena banyak
perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan bermunculnya produk baru. Hal ini menuntut peran
kemampuan (Wernerfelt, 1984). Pendapat dari RBV dari manajemen pengembangan & penelitian pada
yaitu bahwa perusahaan bersaing berdasarkan sumber suatu perusahaan sebagai salah satu cara agar
daya dan kemampuan. Perbedaan sumber daya dan perusahaan tetap melakukan inovasi. Menurut Som
kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing (2012) manajemen pengembangan & penelitian
akan memberikan keuntungan kompetitif (Peteraf, merupakan sumber pengembangan aplikasi teknologi,
1993). Sumber daya perusahaan dapat dibagi menjadi disamping menciptakan sumber daya manusia yang
tiga macam yaitu, berwujud, tidak berwujud dan terampil dan berkualitas. Sedangkan menurut Kotler
sumber daya manusia (Grant, 2002). Kemampuan (2012) mengembangkan konsep produk menjadi
menunjukkan apa yang dapat dilakukan perusahaan produk fisik untuk meyakinkan bahwa gagasan produk
dengan sumber dayanya (Amit and Schoemaker, dapat diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan.
1993). Tingkat kemampuan perusahaan yang lebih Aktivitas rantai nilai yang ketiga adalah manajemen
tinggi dikenal dengan dinamika kemampuan / proses. Dewasa ini, mengutamakan kualitas sangatlah
capability dynamics (Teece, Pisano, dan Shuen, 1997). penting dikarenakan perusahaan tidak akan dapat
Dinamika kemampuan merupakan kemampuan bersaing jika kualitas produknya buruk. Maka dari itu
perusahaan untuk menciptakan, mempertahankan, atau manajemen proses sebagai salah satu cara untuk
mengubah kemampuan perusahaan lainnya (Winter mengawasi kualitas produk perusahaan. Griffin dan
2003). Ebert (2002) berpendapat bahwa manajemen
Selanjutnya, rantai nilai menguraikan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,
perusahaan menjadi aktivitas-aktivitas yang relevan pengarahan, dan pengawasan sumber daya keuangan,
secara strategis untuk memahami perilaku biaya dan fisik, manusia, serta infomasi suatu perusahaan untuk
sumber diferensiasi yang sudah ada dan yang potensial mencapai tujuannya.
(Porter, 1994). Rantai nilai menunjukan bagaimana Aktivitas rantai nilai yang terakhir adalah
sebuah produk bergerak dari tahap bahan baku ke manajemen pemasok. Peran pemasok dalam mencapai
pelanggan akhir (Hitt, Ireland, dan Hoskisson, 2001). kualitas produk yang unggul telah diakui dalam arena
Porter (1985) dalam Prajogo et al (2008) berpendapat rantai pasokan. Menurut De Jong dan Vermuelen
bahwa UKM yang mengoptimalkan kegiatan rantai (2006) menggunakan jaringan eksternal seperti
nilai mereka akan mempunyai kesempatan yang lebih pemasok merupakan praktek penting dalam inovasi.
baik untuk meningkatkan kemampuan dan keunggulan Prajogo et al (2008) menemukan bahwa aktivitas rantai
kompetitif yang berkelanjutan. Aktivitas rantai nilai nilai mempunyai hubungan dengan kualitas produk
berkaitan dengan pemasaran, desain, produksi, dan inovasi produk. Penelitian terdahulu dilakukan
pengiriman, dan dukungan dari produk atau layanan. pada 194 manajer dari UKM yang berada di Australia,
Aktivitas rantai nilai dapat membuat UKM mencapai implikasi dari aktivitas rantai nilai cenderung
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. berhubungan dengan spesifikasi kinerja. Hal ini
Selanjutnya Prajogo et al (2008) berpendapat bahwa menunjukan bahwa manajer dapat memperoleh hasil
ada empat aktivitas dari rantai nilai, yaitu: Fokus pada dengan menargetkan elemen tertentu dari aktivitas
Pelanggan (Costumor Focus), Manajemen rantai nilai sebagai sarana untuk mencapai hasil yang
Pengembangan & Penelitian (R&D Management), kompetitif.
Manajemen Proses (Process Management), dan Kualitas produk sangat menentukan akan
Manajemen Pemasok (Supplier Management). keberhasilan persaingan perdagangan. Bagi
Aktivitas rantai nilai yang pertama adalah perusahaan sangat prnting untuk menjaga konsistensi
fokus pada pelanggan. Fokus pada pelanggan termasuk kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan
salah satu misi UKM. UKM harus memiliki fokus pada pasar. Kualitas produk adalah kemampuan suatu

192
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

barang untuk memberikan hasil yang sesuai atau Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan (Kotler, Yogyakarta bukan hanya dituntut untuk memproduksi
2012). mebel dengan harga yang bersaing, namun juga
Inovasi merupakan upaya untuk dituntut untuk mampu menyesuaikan desain mebel
mengeksploitasi perubahan menjadi suatu kesempatan sesuai dengan permintaan pasar maupun permintaan
bagi UKM industri mebel, atau bagaimana mengolah perorangan. Pada pengembangan UKM industri mebel
ide baru tersebut untuk sukses. Dengan melakukan di desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
proses inovasi, UKM industri mebel berharap dapat Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini para
menciptakan produk baru atau berbeda dari pelaku usaha mebel tentunya harus memiliki inovasi
sebelumnya atau membuat produk dari produk pada produknya.
sebelumnya yang merupakan penyempurnaan dari Penelitian ini akan ditujukan pada UKM
produk yang sudah ada. Dwyer (1987) dalam Prajogo Industri Mebel, desa Tirtonirmolo, Kecamatan
et al (2008) menyatakan munculnya inovasi produk Kaishan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
pada dasarnya adalah untuk memenuhi permintaan Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih karena di desa
pasar sehingga inovasi produk merupakan salah satu Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
langkah yang dapat digunakan sebagai keunggulan Daerah Istimewa Yogyakarta cukup banyak memiliki
kompetitif bagi UKM. Keberhasilan dan kemampuan pengrajin yang berbasis UKM di Industri Mebel.
bersaing perusahaan akan bergantung pada Selain itu, terdapat banyak potensi khususnya dalam
kemampuannya untuk melakukan inovasi (Pistorius, produk mebel yang dapat dikembangkan lagi, baik dari
2001, dalam Siringoringo et al, 2012). segi ketersediaan bahan baku produk, kualitas, inovasi,
Pada UKM mebel di desa Tirtonirmolo, pesaing maupun dari segi pengelolaan UKM.
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Kemudian penelitian ini selanjutnya ingin mengetahui
Istimewa Yogyakarta yang membuat peralatan rumah dan menganalisis pengaruh aktivitas nilai rantai
tangga seperti lemari, kursi, meja dan lainnya. Inovasi terhadap kualitas dan inovasi produk.
yang dapat dilakukan oleh industri mebel saat ini
adalah pengembangan produk dan pengolahan kayu II. KAJIAN PUSTAKA
agar menjadi produk-produk yang berkualitas tinggi. Aktivitas rantai nilai
Meningkatnya persaingan dalam dunia bisnis Fokus utama dalam rantai nilai terletak pada
khususnya bisnis UKM Industri Meubel tentunya akan keuntungan yang ditambahkan kepada konsumen,
menimbulkan ancaman dan peluang. Dalam dunia proses saling menguntungkan yang menghasilkan
persaingan usaha dikenal dengan dinamika persaingan nilai, dan permintaan yang dihasilkan serta aliran dana
yang berarti perubahan-perubahan yang terjadi yang dibuat (Feller, Shunk, Callarman, 2006).Prajogo
terhadap persaingan yang terjadi pada perusahaan et al (2008) berpendapat bahwa rantai nilai memiliki
dalam memperebutkan pelanggan pada periode- empat aktivitas yang mempengaruhi kualitas produk
periode tertentu. Maka dari itu setiap perusahaan perlu dan inovasi produk, yaitu:
memperhatikan dinamika yang terjadi agar mereka Fokus Pelanggan
bisa mengikuti persaingan agar tidak mengalami Fokus pada pelanggan menurut international
kekalahan dalam kompetisi di pasar. standard organization (2000) ialah manajemen harus
Perkembangan UKM di Indonesia saat ini menjamin persyaratan/keinginan pelanggan yang
tidak terlepas dari berbagai macam masalah yang ada. ditetapkan dan dipenuhinya tujuan meningkatkan
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UKM di kepuaasan pelanggan. Sedangkan menurut Munizu
Indonesia, khususnya Industri Mebel di desa (2010) customer focus merupakan strategi fokus
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, terhadap pelanggan yang menjadi salah satu faktor
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah keterbatasan mikro dalam suatu perusahaan yang mempengaruhi
dalam mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang perubahan dan pengembangan kinerja suatu organisasi
baik dan harga yang terjangkau, serta keterbatasan dan juga salah satu perubahan yang secara signifikan
beradaptasi dengan teknologi yang lebih modern untuk mempengaruhi kinerja karyawan dan kinerja bisnis.
memajukan UKM industri mebel serta Manajemen Pengembangan & penelitian
mendistribusikan hasil produksinya dengan lebih Harryson (1997) berpendapat bahwa menilai
efektif dan efisien. Dalam memasuki era Masyarakat inovasi kinerja UKM dengan mengukur tingkat
Ekonomi Asean (MEA), UKM Mebel khususnya kegiatan R&D nya. Menurut Mikkola (2001) R&D
Industri Mebel di desa Tirtonirmolo, Kecamatan memiliki dua peranan utama dalam mencapai inovasi

193
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

yang unggul, yaitu, yang pertama adalah dalam produk ke dalam suatu produk atau proses baru. Inovasi adalah
baru dan proses pembangunan. Kemudian yang kedua kondisi pada barang dan jasa bahkan gagasan yang
adalah efektivitas R&D manajemen dalam dianggap sebagai sesuatu yang baru (Kotler, 2012).
pembangunan ini tergantung pada kemampuannya Sedangkan menurut Suendro (2010) bahwa inovasi
untuk bekerja sama dengan pemasaran dan produk yang semakin tinggi akan mempengaruhi
manufaktur. Goffin dan New (2001) berpendapat kinerja pemasaran dan selanjutnya meningkatkan
bahwa keberhasilan teknologi UKM secara sadar keunggulan bersaing berkelanjutan.
berinvestasi dalam proses manajemen inti UKM, Telaah Penelitian Sebelumnya
terutama pada pengembangan produk, strategi produk, Dalam penelitian ini penulis memaparkan
dan integrasi rantai psokan akan memberikan penilitian terdahulu yang relevan dengan
kompetensi yang memberikan keunggulan kompetitif. permasalahan yang akan diteliti tentang pengaruh
Inilah sebabnya mengapa teknologi pada UKM telah aktivitas rantai nilai terhadap kualitas dan inovasi
menjadi pelopor dalam kemajuan lintas fungsional produk pada UKM Mebel di Desa Tirtonirmolo,
manajemen proses. Daerah Istimewa Yogyakarta.
Manajemen Proses Konsep yang dipakai oleh penulis adalah
Griffin dan Ebert (2002) menjelaskan bahwa penelitian Prajogo et al (2008) yang meneliti tentang
manajemen merupakan proses perencanaan, hubungan antara aktivitas rantai nilai dengan kualitas
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dan inovasi produk. Serta Prajogo et al (2008)
sumber daya keuangan, fisik, manusia, dan informasi memaparkan analisis pengaruh fokus pelanggan
suatu perusahaan untuk mecapai tujuannya. Terry dengan kualitas produk dan inovasi produk,
(2005) memberi pengertian manajemen yaitu suatu manajemen penelitian & pengembangan berpengaruh
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan terhadap inovasi produk, manajemen proses
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang- berpengaruh terhadap kualitas produk, manajemen
orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau pemasok berpengaruh terhadap kualitas produk dan
maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan inovasi produk.
tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas rantai
bagaimana melakukannya, memahami bagaimana nilai memengaruhi kualitas produk dan inovasi
mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas produk, baik itu dari dimensi aktivitas rantai nilai
dari usaha-usaha yang telah dilakukan. terhadap kualitas produk dan inovasi produk. Yang
Manajemen Pemasok mana hal ini dikatakan dapat meningkatkan
Peran pemasok dalam mencapai kualitas yang kemampuan kompetitif di perusahaan. Prajogo et al
unggul telah diakui dalam lingkup rantai pasokan. (2008) memaparkan tentang fokus pelanggan,
Pemasok sangat berhubungan dengan UKM manajemen penelitian & pengembangan, manajemen
dikarenakan UKM melakukan kegiatan akhir pada proses dan manajemen pemasok adalah faktor yang
rantai pasokan hingga sampai ke tangan konsumen. cukup penting dalam aktivitas rantai nilai. Dikatakan
McGinnis dan Vallopra (1999) menunjukkan bahwa bahwa aktivitas rantai nilai dapat berperan terhadap
nilai keterlibatan pemasok sangat bijaksana dalam kualitas produk dan inovasi produk dengan hasil
menentukan kesuksesan produk melalui penerapan memberi manfaat seperti persediaan yang efisien,
mengidentifikasi pemasok, pemilihan pemantauan, beban yang berkurang, meningkatkan pemanfaatan
dan pengendalian. sumber daya, meningkatkan produktivitas, efisiensi
Kualitas Produk pengorganisasian, meningkatkan pelayanan, respon
Kotler (2012) menyatakan kualitas produk cepat, efisiensi siklus waktu, jaringan yang
adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan berkembang.
hasil/kinerja yang sesuai atau melebihi dari apa yang Pengaruh fokus pelanggan terhadap kualitas produk
diinginkan pelanggan. Menurut Kotler (2012), produk dan inovasi produk
adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran Pemasaran melakukan peran penting dalam
pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan rantai nilai, karena hal itu mempengaruhi hubungan
sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh antara suatu perusahaan dan pelanggan di pra-
produsen melalui hasil produksinya (Tjiptono, 2008). pengembangan dan tahap pasca-pengiriman. Pada
Inovasi Produk tahap pra-pengembangan, fokus pelanggan adalah
Tjiptono (2008) menyatakan bahwa inovasi yang terpenting dalam memahami kebutuhan
merupakan penerapan secara praktis sebuah gagasan pelanggan sebelum produk dapat dirancang dan

194
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

dikembangkan. Pada tahap pasca-pengiriman, ini termasuk penggunaan mekanisme dan alat gagal-
membahas isu-isu layanan pelanggan dan kepuasan. aman.
Para pendukung TQM (Total Quality Management) H4: manajemen proses berpengaruh positif terhadap
mempertimbangkan fokus pelanggan sebagai titik kualitas produk.
awal untuk filosofi kualitas (Deming, 1986). Pengaruh manajemen pemasok terhadap kualitas
Dalam lingkungan manufaktur yang produk dan inovasi produk
sebenarnya, perusahaan harus mengambil inisiatif Beberapa peneliti percaya bahwa dalam
sukses untuk menjadi kompetitif. persaingan global, lingkungan yang kompetitif saat ini, perusahaan-
teknologi baru dan meningkatnya permintaan untuk perusahaan bersaing atas akses ke rantai pasokan
produk-produk unggulan di periode yang lebih pendek, (Fynes et al, 2005). Untuk mengakses rantai pasokan,
memotivasi organisasi untuk menerima dan perusahaan harus membuat strategi yang baik. Kualitas
mengadopsi baru dan inisiatif pandangan untuk inovasi dan keberhasilan rantai pasokan tergantung pada
produk (Noori & Ebrahimi, 2005). kualitas informasi yang tersedia (Cruise et al, 1998)
Cho dan Pucik (2005) menunjukkan bahwa dan pada jaringan informasi dan konvergensi
kemampuan perusahaan untuk menyeimbangkan Technologic (Sahay & Moham, 2003). Perlu dicatat
antara efek inovasi dan kualitas pada pertumbuhan dan bahwa rantai pasokan dikelilingi oleh pasukan yang
profitabilitas merupakan faktor keberhasilan kompleks dan tidak terkendali (Peck, 2005).
organisasi yang penting dan efektif. Selanjutnya, Juran (1989) mengusulkan
H1: fokus pelanggan berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem peringkat vendor sebagai sarana
kualitas produk sistematis untuk memilih pemasok. Dengan menilai
H2: fokus pelanggan berpengaruh positif terhadap kemampuan pemasok sebelum keputusan untuk
inovasi produk membeli bahan atau produk.
Pengaruh manajemen penelitian & pengembangan H5: manajemen pemasok berpengaruh positif terhadap
terhadap inovasi produk kualitas produk.
Menurut Sugiyono (2011) penelitian dan H6: manajemen pemasok berpengaruh positif terhadap
pengembangan adalah metode penelitian yang inovasi produk.
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan Berdasarkan hipotesis maka kerangka penelitian
menguji keefektifan produk tersebut. Pentingnya R & untuk menelusuri hubungan berbagai pengaruh
D tidak hanya telah dibuktikan oleh perusahaan- variabel diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut:
perusahaan inovatif internasional seperti Sony dan
Canon, tapi juga studi empiris telah mendukung
hubungan antara kegiatan inovasi dan R & D dengan
investasi dalam organisasi (Hall dan Bagchi-Sen,
2002).
Pada tingkat strategis, manajemen R & D
dapat digunakan dalam berbagai kasus, termasuk nilai
tambah produksi, bersama-sama dengan faktor potensi
bisnis yang ada terhadap pembangunan besar produk
baru menggantikan yang usang (Lowe, 1995).
H3: manajemen pengembangan & penelitian
berpengaruh positif terhadap inovasi produk.
Pengaruh manajemen proses terhadap Kualitas Produk
Prinsip-prinsip TQM menekankan kebutuhan
untuk mengidentifikasi cacat selama proses kerja,
melacak mereka ke sumber mereka, menentukan
penyebabnya, dan untuk mengambil tindakan III. METODE PENELITIAN
pencegahan (Hackman dan Wageman, 1995). Deming Metode yang digunakan dalam penelitian ini
(1986) menekankan pentingnya pengendalian proses adalah metode survei. Penelitian survei digunakan
melalui pengendalian proses statistik (SPC) teknik untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang
sebagai alat utama peningkatan kualitas produk. alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
Menurut Shingo (1986) terdapat pergeseran dari pengumpulan data misalnya dengan mengedarkan
penekanan korektif untuk praktek lebih preventif, dan kuesioner, test, wawancara terstruktur (Sugiyono,

195
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

2011). Pada penelitian ini peneliti mencari pengaruh kebenenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh
aktivitas rantai nilai terhadap kualitas dan inovasi responden.
produk. Definisi operasional variabel merupakan variabel
Menurut Sugiyono (2011), populasi dapat dependen yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).
dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti ini:
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Rantai Nilai
Populasi dalam penelitian ini adalah UKM Industri Rantai nilai merupakan serangkaian aktivitas
Mebel yang berada di desa Tirtonirmolo, Kecamatan yang relevan dalam proses pengadaan, penyimpanan,
Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa penggunaan, transformasi, dan disposisi sumber daya,
Yogyakarta yang berjumlah 31 UKM mulai dari rantai nilai pemasok sampai rantai nilai
(https://jogjaprov.go.id) pembeli, mulai dari aktivitas pengamanan sumber-
Sampel sebagai sebagaian dari jumlah dan sumber pasokan sampai aktivitas pelayanan purna jual
karakteristik yang diambil dari populasi penelitian (Tjiptono, 2008). Adapun aktivitas-aktivitas rantai
yang sudah ditentukan. Keterbatasan wilayah nilai meliputi beberapa dimensi yakni fokus
membuat peneliti memutuskan untuk mengambil pelanggan, manajemen penelitian & pengembangan,
beberapa sampel dari populasi penelitian ini dengan manajemen proses, dan manajemen pemasok (Prajogo,
mengacu pada kriteria jumlah sampel yang bisa 2008).
digunakan. Ukuran sampel yang layak menurut Fokus Pelanggan
Sugiyono (2011) adalah antara 30 sampai dengan 500. Fokus pelanggan adalah bagaimana cara
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian perusahaan mengetahui apa yang diinginkan
ini menggunakan sampling jenuh (sensus) yaitu teknik pelanggan/konsumen dan memenuhinya dengan
pengambilan sampel bila semua anggota populasi meletakkan kepuasan serta nilai-nilai pelanggan
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Dari sebagai hal yang utama dan transaksi sebagai dasar
pengertian diatas diperoleh sampel sebanyak 31 UKM analisis (Prajogo, 2008). Indikator fokus pelanggan
Mebel yang berada di desa Tirtonirmolo, Kecamatan meliputi:
Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa 1) Kebutuhan dan harapan pelanggan
Yogyakarta. Hal ini dikarenakan seluruh anggota 2) Pemahaman karyawan tentang kebutuhan
UKM Mebel di Kecamatan Kasihan menerapkan pelanggan
aktivitas rantai nilai. 3) Melibatkan pelanggan dalam proses desain
Dalam penelitian ini, jenis data yang akan produk
digunakan adalah data primer. Menurut Sugiyono 4) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan
(2011) data primer adalah data yang diperoleh secara 5) Proses yang efektif untuk menyelesaikan keluhan
langsung dari sumber asli atau tempat dimana penulis pelanggan
mengadakan penelitian untuk diamati dan dicatat. 6) Mengukur kepuasan pelanggan
Dalam hal ini data primer berupa hasil kuesioner yang Manajemen Penelitian & pengembangan
diisi oleh responden yaitu pemilik atau pengelola Manajemen pengembangan & penelitian
UKM Mebel di desa Tirtonirmolo, Kecamatan merupakan proses mengelola inovasi di suatu
Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa perusahaan agar dapat berdaya guna bagi pencipta
Yogyakarta tentang aktivitas rantai nilai usaha mereka. keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini perusahaan. Indikator manajemen penelitian &
yaitu dengan menyebarkan daftar pengembangan dalam penelitian ini diambil dari
pertanyaan/kuesioner yang disampaikan secara penelitian Prajogo (2008), yang meliputi:
langsung kepada masing-masing UKM Industri Mebel 1) Proses komunikasi yang baik antar departemen
yang ada di desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, lain
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta agar 2) Mengejar penelitian yang inovatif
peneliti mendapat respon yang tinggi dari responden. 3) Proyek berisiko tinggi dengan pengembalian yang
Menurut Sutoyo (2009) Angket atau kuesioner tinggi
merupakan sejumlah daftar pertanyaan atau 4) Manajemen penelitian & pengembangan penting
pertanyaan tertulis tentang data faktual atau opini yang dalam penelitian strategis
berkaitan dengan responden yang dianggap fakta atau Manajemen Proses

196
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

Manajemen proses meyangkut tentang mengetahui pengaruh variabel-variabel independen


bagaimana cara mendesain dan mengendalikan hasil terhadap variabel-variabel dependen.
ketika diproduksi (Deming,1986). Indikator Analisis regresi berganda
manajemen proses dalam penelitian ini diambil dari Hasil analisis regresi berganda ditunjukan untuk
penelitian Prajogo (2008), yang meliputi: menguji hipotesis ada atau tidaknya pengaruh dimensi
1) Menerapkan konsep pelanggan internal aktivitas rantai nilai (fokus pelanggan, manajemen
2) Merancang proses untuk menjadi preventif pengembangan & penelitian, manajemen proses,
3) Intruksi proses yang jelas, standarisasi dan manajemen pemasok) terhadap kualitas produk dan
terdokumentasi yang mudah dipahami karyawan inovasi produk. Pengujian hipotesis dengan
4) Menggunakan teknik statistic menggunakan tingkat signifikan level 0,05 (α = 5%).
Manajemen Pemasok Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis
Manajemen pemasok menciptakan hubungan ditolak/tidak signifikan, dan apabila nilai signifikansi
yang lebih dekat dan lebih kolaboratif dengan pihak ≤ 0,05 maka hipotesis diterima/signifikan.
pemasok untuk mengurangi resiko. Indikator Pengaruh fokus pelanggan, manajemen proses, dan
manajemen pemasok dalam penelitian ini diambil dari manajemen pemasok terhadap kualitas produk
penelitian Prajogo (2008), yang meliputi: Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada
1) Usaha untuk menjalin hubungan jangka panjang tabel 4.4 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
dengan pemasok Y1= -0,258 + 0,388X1 + 0,370X3 + 0,351X4
2) Menggunakan sistem penelitian untuk memilih Didalam persamaan tersebut diperoleh nilai
pemasok konstanta sebesar -0,258 yang berarti bahwa kualitas
3) Mengandalkan sejumlah pemasok yang handal produk (Y1) menunjukan nilai konstanta -0,258 tanpa
4) Pemasok terlibat dalam proses pengembangan dipengaruhi oleh variabel fokus pelanggan (X1),
produk manajemen proses (X3), manajemen pemasok (X4).
Kualitas Produk Pada koefesien regresi fokus pelanggan diperoleh (X1)
Kualitas produk dapat diartikan segala sesuatu = 0,388 yang berarti bahwa variabel fokus pelanggan
yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan mempunyai koefesien regresi yang positif terhadap
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang kualitas produk dengan koefesien regresi sebesar
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. 0,388. Jika fokus pelanggan semakin baik, maka
Indikator kualitas produk dalam penelitian ini diambil variabel kualitas produk (Y1) akan semakin baik dan
dari penelitian Prajogo (2008), yang meliputi: sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya konstan.
1) Kinerja Pada persamaan tersebut juga diperoleh
2) Kesesuaian dengan spesifikasi koefesien regresi manajemen proses (X3) = 0,370 yang
3) Kehandalan menunjukan bawa variabel manajemen proses
4) Daya tahan mempunyai koefesien regresi yang positif terhadap
Inovasi Produk kualitas produk dengan koefesien regresi sebesar
Pengertian inovasi adalah suatu ide, gagasan, 0,370. Jika manajemen proses semakin baik, maka
praktek atau obyek yang disadari dan diterima sebagai variabel kualitas produk (Y1) akan semakin baik dan
suatu hal baru oleh seseorang atau kelompok untuk sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya konstan.
diadopsi. Indikator inovasi produk dalam penelitian Kemudian juga diperoleh koefesien regresi
ini diambil dari penelitian Prajogo (2008), yang manajemen pemasok (X4) = 0,351. Pada variabel
meliputi: manajemen pemasok mempunyai koefesien regresi
1) Perluasan lini produk/tingkat kebaruan yang positif terhadap kualitas produk dengan koefesien
2) Penggunaan inovasi teknologi terbaru regresi sebesar 0,351. Jika manajemen pemasok
3) Kecepatan pengembangan produk baru semakin baik, maka variabel kualitas produk (Y1) akan
4) Jumlah produk baru semakin baik dan sebaliknya dengan asumsi variabel
5) Produk muncul pertama kali di pasar lainnya konstan.
Uji Signifikansi Model dan Koefesien Determinan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN R2 (Uji F)
Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah
Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian dirangkum pada tabel 4.4 diketahui nilai signifikansi F
ini yakni analisis regresi berganda dengan tujuan untuk = 0.000 ≤ 0.05 (level significant), hal ini menunjukan
bahwa variabel fokus pelanggan (X1), manajemen

197
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

proses (X3), dan manajemen pemasok (X4) Pengaruh fokus pelanggan, manajemen
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel pengembangan & penelitian, dan manajemen
kualitas produk (Y1) pada UKM mebel di Desa pemasok terhadap inovasi produk
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada
DIY. tabel 4.5 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Adjusted R2 diperoleh sebesar 0.774 atau 77,4% Y= -0,242 + 0,353X1 + 0,321X2 + 0,374X4
yang artinya variabel fokus pelanggan (X1), Didalam persamaan tersebut diperoleh nilai konstanta
manajemen proses (X3), dan manajemen pemasok sebesar -0,242 yang berarti bahwa inovasi produk (Y2)
(X4) memberikan kontribusi secara bersama-sama menunjukan nilai konstanta -0,242 tanpa dipengaruhi
terhadap variabel dependen yaitu kualitas produk (Y1) oleh variabel fokus pelanggan (X1), manajemen
77,4% sedangkan sisanya sebesar 22,6% dijelaskan pengembangan & penelitian (X2), manajemen
oleh variabel lainnya di luar model. pemasok (X4). Pada koefesien regresi fokus pelanggan
Uji Koefisien Regresi dengan Uji t diperoleh (X1) = 0,353 yang berarti bahwa variabel
Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh fokus pelanggan mempunyai koefesien regresi yang
variabel fokus pelanggan (X1), manajemen proses positif terhadap inovasi produk dengan koefesien
(X3), manajemen pemasok (X4) secara parsial regresi sebesar 0,353. Jika fokus pelanggan semakin
terhadap variabel kualitas produk (Y1) pada UKM baik, maka variabel inovasi produk (Y2) akan semakin
Mebel di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, baik dan sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya
Kabupaten Bantul, DIY. Koefesien regresi dengan uji konstan.
t dari hasil analisis regresi yang ditunjukan pada tabel Pada persamaan tersebut juga diperoleh
4.4 dapat dijelaskan sebagai berikut: koefesien regresi manajemen pengembangan &
Variabel fokus pelanggan (X1) memiliki nilai penelitian (X2) = 0,321 yang menunjukan bawa
signifikansi t sebesar 0.000 ≤ 0.050, maka variabel variabel manajemen pengembangan & penelitian
fokus pelanggan (X1) berpengaruh positif terhadap mempunyai koefesien regresi yang positif terhadap
variabel kualitas produk (Y1), maka hipotesis 1 dapat inovasi produk dengan koefesien regresi sebesar 0,321.
diterima. Jika manajemen pengembangan & penelitian semakin
Variabel manajemen proses (X3) memiliki nilai baik, maka variabel inovasi produk (Y2) akan semakin
signifikansi t sebesar 0.003 ≤ 0.050, maka variabel baik dan sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya
manajemen proses (X3) berpengaruh positif terhadap konstan. Kemudian juga diperoleh koefesien regresi
variabel kualitas produk (Y1), maka hipotesis 4 dapat manajemen pemasok (X4) = 0,374. Pada variabel
diterima. manajemen pemasok mempunyai koefesien regresi
Variabel manajemen pemasok (X4) memiliki nilai yang positif terhadap inovasi produk dengan koefesien
signifikansi t sebesar 0.000 ≤ 0.050, maka variabel regresi sebesar 0,374. Jika manajemen pemasok
manajemen pemasok (X4) berpengaruh positif semakin baik, maka variabel inovasi produk (Y2) akan
terhadap variabel kualitas produk (Y1), maka hipotesis semakin baik dan sebaliknya dengan asumsi variabel
5 dapat diterima. lainnya konstan.
Tabel 4.1 Hasil analisis regresi berganda tahap 1 Uji Signifikansi Model dan Koefesien Determinan
Variabel Koef. t hitung Sig.t Sig. 5% R2 (Uji F)
regresi Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah
Konstanta -,258 dirangkum pada tabel 4.5 diketahui nilai signifikansi F
Fokus ,388 4,263 ,000 Signifikan = 0.000 ≤ 0.05 (level significant), hal ini menunjukan
Pelanggan bahwa variabel fokus pelanggan (X1), manajemen
Manajemen ,370 3,219 ,003 Signifikan pengembangan & penelitian (X2), dan manajemen
Proses pemasok (X4) berpengaruh secara bersama-sama
Manajemen ,351 4,010 ,000 Signifikan
terhadap variabel inovasi produk (Y2) pada UKM
Pemasok
Variabel dependen : Kualitas Produk mebel di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, DIY.
Adjusted R Square = 0.774
Adjusted R2 diperoleh sebesar 0.637 atau 63,7%
F hitung = 35.234
yang artinya variabel fokus pelanggan (X1),
Sig.F = 0.000
manajemen pengembangan & penelitian (X2), dan
Sumber: Data primer yang diolah, 2019. manajemen pemasok (X4) memberikan kontribusi
secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu

198
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

inovasi produk (Y2) 63,7% sedangkan sisanya sebesar bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
36,3% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model. kualitas produk dan inovasi produk pada UKM Mebel
Uji Koefisien Regresi dengan Uji t di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh Bantul, DIY. Hal tersebut menunjukan variabel fokus
variabel fokus pelanggan (X1), manajemen pelanggan, manajemen pengembangan & penelitian,
pengembangan & penelitian (X2), manajemen manajemen proses, dan manajemen pemasok dapat
pemasok (X4) secara parsial terhadap variabel inovasi lebih meningkatkan kualitas produk dan inovasi
produk (Y2) pada UKM Mebel di Desa Tirtonirmolo, produknya menjadi lebih baik lagi sehingga dapat
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. diterapkan secara bersama-sama pada UKM Mebel di
Koefesien regresi dengan uji t dari hasil analisis regresi Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
yang ditunjukan pada tabel 4.5 dapat dijelaskan Bantul, DIY.
sebagai berikut: Pengaruh fokus pelanggan terhadap kualitas produk
Variabel fokus pelanggan (X1) memiliki nilai dan inovasi produk pada UKM Mebel di Desa
signifikansi t sebesar 0.009 ≤ 0.050, maka variabel Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
fokus pelanggan (X1) berpengaruh positif terhadap DIY.
variabel inovasi produk (Y2), maka hipotesis 2 dapat Hasil analisis berganda diatas menyatakan
diterima. bahwa fokus pelanggan berpengaruh signifikan
Variabel manajemen pengembangan & penelitian (X2) terhadap kualitas produk dan inovasi produk. Hal ini
memiliki nilai signifikansi t sebesar 0.027 ≤ 0.050, dapat diartikan apabila fokus pelanggan meningkat
maka variabel manajemen pengembangan & penelitian maka kualitas produk dan inovasi produk pada UKM
(X2) berpengaruh positif terhadap variabel inovasi Mebel di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
produk (Y2), maka hipotesis 3 dapat diterima. Kabupaten Bantul, DIY akan meningkat. Didalam
Variabel manajemen pemasok (X4) memiliki nilai Usaha Kecil Menengah (UKM), mencari kebutuhan
signifikansi t sebesar 0.008 ≤ 0.050, maka variabel pelanggan dan harapan pelanggan kemudian
manajemen pemasok (X4) berpengaruh positif menyebarluaskan kebutuhan pelanggan ke perusahaan,
terhadap variabel inovasi produk (Y2), maka hipotesis lalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dan
6 dapat diterima. menanggapi keluhan-keluhan pelanggan, serta
Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Berganda Tahap II mengukur kepuasan pelanggan dan mampu
Variabel Koefisien t Sig.t Sig. 5% meningkatkan kualitas pelanggan. Hasil penelitian ini
regresi hitung didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan
Konstanta -,242 oleh Prajogo et al (2008) yang menyatakan bahwa
Fokus ,353 2,816 ,009 Signifikan variabel fokus pelanggan berpengaruh positif terhadap
Pelanggan
kualitas produk, namun tidak berpengaruh positif
Pengembang ,321 2,331 ,027 Signifikan
an & terhadap inovasi produk. Penelitian ini didukung juga
penelitian oleh Mansour Zarra-Nezhad, Belghis Bavarsad,
Manajemen Behrouz Mousazadeh (2013) yang menyatakan bahwa
Manajemen ,374 2,861 ,008 Signifikan variabel fokus pelanggan berpengaruh positif terhadap
Pemasok
kualitas produk dan inovasi produk.
Variabel dependen : Inovasi Produk
Pengaruh manajemen pengembangan & penelitian
Adjusted R Square = 0.637
F hitung = 18.585 terhadap inovasi produk pada UKM Mebel di Desa
Sig.F = 0.000 Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Sumber: Data primer yang diolah, 2019. DIY.
Pengaruh fokus pelanggan, manajemen Hasil analisis regresi berganda diatas
pengembangan & penelitian, manajemen proses, dan menyatakan bahwa manajemen pengembangan &
manajemen pemasok secara bersama-sama terhadap penelitian berpengaruh signifikan terhadap inovasi
kualitas produk dan inovasi produk pada UKM Mebel produk. Hal ini dapat diartikan apabila manajemen
di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten pengembangan & penelitian meningkat maka inovasi
Bantul, DIY. produk pada UKM Mebel di Desa Tirtonirmolo,
Hasil penelitian menunjukan variabel fokus Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY akan
pelanggan, manajemen pengembangan & penelitian, meningkat. Berkomunikasi dengan departemen lain,
manajemen proses, dan manajemen pemasok secara mengejar penelitian terdepan, melakukan proyek yang
beresiko tinggi dengan tingkat pengembalian yang

199
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

tinggi, pengembangan dan penelitian menjadi bagian Behrouz Mousazadeh (2013) yang menyatakan bahwa
dari strategi bisnis mampu meningkatkan inovasi variabel manajemen pemasok berpengaruh positif
produk. Hasil penelitian ini didukung oleh Prajogo et terhadap kualitas dan inovasi produk.
al (2008) yang menyatakan bahwa variabel
manajemen pengembangan & penelitian berpengaruh V. KESIMPULAN DAN SARAN
positif terhadap inovasi produk. Penelelitian ini Berdasarkan analisis data tentang pengaruh
didukung juga oleh Mansour Zarra-Nezhad, Belghis aktivitas rantai nilai terhadap kualitas produk dan
Bavarsad, Behrouz Mousazadeh (2013) yang inovasi produk pada UKM Mebel di di Desa
menyatakan bahwa variabel manajemen Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
pengembangan & penelitian berpengaruh positif DIY maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
terhadap inovasi produk. Fokus pelanggan berpengaruh positif signifikan
Pengaruh manajemen proses terhadap kualitas produk terhadap kualitas produk pada UKM Mebel di di Desa
pada UKM Mebel di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. DIY. Manajemen proses berpengaruh positif
Hasil analisis regresi berganda diatas signifikan terhadap kualitas produk pada UKM Mebel
menyatakan bahwa manajemen proses berpengaruh di di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
signifikan terhadap kualitas produk. Hal ini dapat Kabupaten Bantul, DIY. Manajemen pemasok
diartikan apabila manajemen proses meningkat maka berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas
kualitas produk pada UKM Mebel di Desa produk pada UKM Mebel di di Desa Tirtonirmolo,
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Fokus
DIY akan meningkat. Menerapkan pelanggan internal, pelanggan berpengaruh positif signifikan terhadap
mendesain langsung produk yang preventif, intruksi inovasi produk pada UKM Mebel di di Desa
yang terdokumentasi, menggunaka teknik statistik Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
seperti SPC (Statistical Process Control/Chart) DIY. Manajemen pengembangan & penelitian
mampu meningkatkan kualitas produk. Hasil berpengaruh positif signifikan terhadap inovasi produk
penelitian ini didukung oleh Prajogo et al (2008) yang pada UKM Mebel di di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan
menyatakan bahwa variabel manajemen proses Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Manajemen
berpengaruh positif terhadap kualitas produk. pemasok berpengaruh positif signifikan terhadap
Penelelitian ini didukung juga oleh Mansour Zarra- inovasi produk pada UKM Mebel di di Desa
Nezhad, Belghis Bavarsad, Behrouz Mousazadeh Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
(2013) yang menyatakan bahwa variabel manajemen DIY.
proses berpengaruh positif terhadap kualitas produk.
Pengaruh manajemen pemasok terhadap kualitas VI. REFERENSI
produk dan inovasi produk pada UKM Mebel di Desa
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, [1] Amit dan Schoemaker, Strategic assets and
DIY. organizational rent, Strategic Management
Hasil analisis regresi berganda diatas Journal, 1993, 14(1): 33-46
menyatakan bahwa manajemen pemasok berpengaruh [2] Barney J.B, Firm resource and sustained
signifikan terhadap kualitas produk dan inovasi competitive advantage, Journal of Management,
produk. Hal ini dapat diartikan apabila manajemen 1991, 17(1): 99-120
pemasok meningkat maka kualitas dan inovasi produk [3] Cho H.J dan Pucik V, Relationship between
pada UKM Mebel di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan innovativeness, quality, growth, profitabillity,
Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY akan meningkat. and market value, Strategic Management
Menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok, Journal, 2005, 4(3): 555-75
menyeleksi pemasok agar mendapatkan bahan baku [4] Collis, D.J dan Montgomery C.A, 1997,
yang berkualitas, mengandalkan sebagian pemasok Corporate strategy: Resources and the scope of
kecil yang handal untuk menjaga kualitas produk dan the firm: Irwin Chicago
inovasi produk. Hasil penelitian ini didukung oleh [5] Daulay Sere S, Regulasi bagi industri berbasis
Prajogo et al (2008) yang menyatakan bahwa variabel kayu dan hasil hutan, Widyaiswara Madya –
manajemen pemasok berpengaruh positif terhadap Pusdiklat Industri, 2015
kualitas dan inovasi produk. Penelelitian ini didukung [6] De Jong, J.P.J dan Vermuelen P.A.M,
juga oleh Mansour Zarra-Nezhad, Belghis Bavarsad, Determinant of product innovation in small

200
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

firms: a comparison a cross industries, [21] Irmawati, 2007, Pengaruh Manajemen Rantai
International Small Business Journal, 2006, Pasokan Terhadap Terhadap Kinerja di PTPN
24(6): 587-609 VII Gunung Mas Bogor, Skripsi pada
[7] Deming W.E, 1986, Out of the Crisis, MIT Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
Press, Cambridge, MA Manajemen, Bogor: IPB
[8] Dwyer, R.F, Schurr, P.H and Oh, S, Developing [22] Juran J.M, 1989, Juran Leadership for Quality:
Buyer-Seller Relationship, Journal of An Executive Handbook, Free Press, New York,
Marketing, 1987, 51: 11-27 NY
[9] Feller A, D Shunk and T Callarman, Value [23] Kotler P dan Keller KL, 2012, Manajemen
Chains Versus Supply Chains, BP Trends, 2006: Pemasaran Jilid 1 Edisi ke 12, Jakarta: Erlangga
1–7 [24] Lowe P, 1995, The Management of Technology-
[10] Fynes B, De Bu’rca S dan Voss C, Supply chain Perception and Opportunities, Chapman &
relationship quality, the competitive Hall, London
environment and performance, International [25] McGinnis S.M dan Vallopra R.M, Purchasing
Journal of Production Research, 2005, 43(16): and supplier involvement: issues and insights
3303-20 regarding new products success, Journal of
[11] Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Supply Chain Management, 1999, 35(3): 4-15
Multtivariate dengan Program SPSS, [26] Mikkola J.H, Portfolio management of R&D
Semarang: UNDIP projects: implication for innovation
[12] Grant R.M, 2002, Contemporary Strategy management, Technovation, 2001, 21(7): 423-
Analysis: Concepts, Techniques, Applications, 35
Blackwell: Malden, MA [27] Montgomery, 1997, Corporate strategy:
[13] Goffin K dan New C, Customer support and new Resources and the scope of the firm, Irwin:
product devolepment-an exploratory study, McGraw Hill
International Journal of Operations & [28] --------------- dan Hariharan, Diversified
Production Management, 2001, 21(7): 275-301 Expansion by Large Established Firms, Journal
[14] Griffin, W, Ricky dan Ronald J Ebert, 2002, of Economic Behavior, 1991(4): 71-89
Management, Jakarta: Erlangga [29] --------------- dan Wernerfelt, Diversification,
[15] Hackman J.R dan Wageman R, Total quality ricardian rents and tobin’s q, Rand Journal of
management: empirical, conceptual, and Economics, 1988, 623-632
practical issues, Administrative Science [30] Munizu, Pengaruh Faktor-Faktor dan Internal
Quartely, 1995, 40(2): 203-70 Terhadap Kinerja Usaha Mikro dan Kecil
[16] Hall L.A dan Bagchi-Sen S, A study of R&D, (UMK) di Sulawesi Selatan, Jurnal Manajemen
innovation, and business perfomance in the dan Kewirausahaan, 2010, 12(1): 33-41
canadian biotechnology industry, Technovation, [31] Noori S dan Ebrahimi M, Knowledge
2002, 22(4): 231-44 management tool for product innovation
[17] Harryson S.J, How canon and sony drive management, modiryad farad, Journal of
product innovation through networking and Information, Education and Research, Tehran
application-focused R&D, Journal of Product [32] Peck H, Drivers of supply chain vulnerability:
Innnovation Management, 1997, 14(4): 288-95 an integrated framework, International Journal
[18] Helfat, Guest editor's introduction to the special of Physical Distribution & Logistic
issue: the evolution of firm capabilities', Management, 2005, 14(3): 210-32
Strategic Management Journal, 2000(21): 955- [33] Peteraf M.A, The cornerstones of competitive
60 advantages: a resource-based view, Strategic
[19] Helfat C.E dan Peteraf M.A, The Dynamic Management Journal, 1993, 14(3): 179-92
Resource-Based View: Capability Lifecycles. [34] --------------- dan Barney J, Unraveling The
Strategic Management Journal, 2003, 997-1010 Resource-Based Tangle, Managerial and
[20] Hitt M.A, Ireland R.D, dan Hoskisson R.E, Decision Economics, 2003, 309-323
2001, Manajemen Strategis: Daya Saing dan [35] Porter M.E, 1994, Keunggulan bersaing,
Globalisasi Konsep Buku 1, Jakarta: Salemba Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja
Empat Unggul, Jakarta: Binarupa Aksara

201
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945
Volume 1 No.3 2019

[36] Prajogo D.I, McDermott P, Goh M, Impact of [45] Sutoyo, Anwar, 2009. Pemahaman Individu,
value chain activities on quality and innovation, Observasi, Checklist, Interview, Kuesioner dan
International Journal of Operations & Sosiometri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Production Management, 2008, 28(7): 615-635 [46] Teece D.J, Pissano, G and Shuen, A, Dynamic
[37] Sahay B.S dan Mohan R, Supply chain capabillities and strategic management,
management practice in Indian industry, Strategic Management Journal, 1997, 18(7):
International Journal of Phsycal Distribution & 509-33
Logistic Management, 2003, 33(7): 582-606 [47] Terry G, 2005, Dasar-Dasar Manajemen,
[38] Santos-Vijande M.L dan Alvarez-Gonzalez L.I, Jakarta: PT, Bumi Aksara
TQM and firms performance: An EFQM [48] The International Organization for
excellence model research based survey, Standarization, 2000
International Journal Of Business Science [49] Tjiptono, 2003, Strategi Pemasaran, Edisi 3,
Applied Management, 2007, 2(2) Yogyakarta: Andi Offset
[39] Shingo S, 1986, Zero Quality Control: Source [50] Tjiptono, 2008, Strategi Pemasaran, Edisi 3,
Inspection and the Poka-yoke System, Yogyakarta: Andi Offset
Productivity Press, Cambridge, MA [51] Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian
[40] Siringoringo H.R, Madya W, Manajemen proses untuk Bisnis, Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat
inovasi, Pusdiklatwas BPKP. 2012 [52] Wernefelt, B, A resource-based view of the firm,
[41] Som O, Innovation without R&D, Strategic Management Journal, 1984, 5(2): 171-
Heterogeneous Innovation Patterns of Non- 80
R&D-Performing Firms in the German [53] Winter S.G, The economic of strategic
Manufacturing Industry. Gabler Verlag, 2012 opportunity, Strategic Management Jounral,
[42] Suendro G, Analisis Pengaruh Inovasi Produk 2003, 24, 977-990
Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapaian [54] Zarra-Nezhad M, Bavarsad B, Mousazadeh B,
Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Impact of value chain activities on product
Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Batik quality and innovation: The case study of
Pekalongan), Jurnal Fakultas Magister Khuzestan industries, European Journal of
Manajemen UNDIP Semarang, 2010, 1-24 Scientific Research, 2013, 108(3): 368-378
[43] Sugiyono, 2011, metode Penelitian Pendidikan [55] www.kemenperin.go.id
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, [56] https://jogjaprov.go.id
dan R&D. Bandung: Alfabeta
[44] Sumarsono, Sonny, 2004, Metode Riset Sumber
Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu

202
Copyright © 2019 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal
e-ISSN : 2684-8945

Anda mungkin juga menyukai