Ø TUJUAN KDPPLKS vs KDPPLK
Tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan dari
KDPPLK sendiri yaitu, bertujuan umum untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas
pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan
kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas.
Ø RUANG LINGKUP KDPPLKS vs KDPPLK
Terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Tujuan laporan keuangan
2. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan
3. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan
Perbedaan dengan KDPPLK terdiri dari 4 bagian yaiti:
1. Tujuan pelaporan keuangan
2. Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna
3. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan
4. Konsep modal dan pemeliharaan modal
Yang membedakan itu konsep modal dan pemeliharaan modal
Ø PARADIGMA TRANSAKSI SYARIAH
KDPPLKS menjelaskan tentang paradigm transaksi yang berlandaskan pada paradigma
dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana
kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara
material dan spiritual (al- falah).
Kalau di KDPPLK tidak dijelaskan tentang paradigma transaksi ini karna di KDPPLK
tidak ada paradigma transaksi.
Ø ASAS TRANSAKSI SYARIAH
a) Persaudaraan (ukhuwah)
b) Keadilan (‘adalah)
c) Kemaslahatan (maslahah)
d) Keseimbangan (tawazun)
e) Universalisme (syumuliyah).
Di KDPPLK tidak memberikan penjelasan tentang asas transaksi.
Ø KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH
KDPPLKS menjelaskan karakteristik dan persyaratan yaitu:
a) Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
b) Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
c) Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas
d) Tidak mengandung unsur riba
e) Tidak mengandung unsur kezaliman
f) Tidak mengandung unsur maysir
g) Tidak mengandung unsur gharar
h) Tidak mengandung unsur haram
Dan lainnya,di KDPPLK sendiri tidak menjelaskan karakteristik transaksi
Ø KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
KDPPLKS terdiri dari:
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Materialitas
4. Keandalan
5. Dapat dibandingkan
Kalua KDPPLK terdiri dari:
1. Terbanding (comparable)
2. Terverifikasi (veriable)
3. Tepat waktu (timely)
4. Terpaham (understandable)
Sumber: (https://nurulariana.blogspot.com/2019/09/perbedaan-kdpplks-dan-kdpplk.html)
1. Menyediakan informasi yang reliabel tentang kekayaan dan kewajiban yang dimiliki
perusahaan atau badan usaha.
2. Menyajikan informasi yang bisa digunakan secara handal tentang adanya perubahan
kekayaan perusahaan sebagai hasil kegiatan usaha yang dilakukan.
3. Memuat dan menyajikan informasi tentang adnaya perubahan kekayaan yang asalnya
bukan dari kegiatan utama perusahaan.
4. Memuat dan menyajikan informasi yang bisa diandalkan para penggunanya guna
memproyeksi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
5. Menyediakan informasi-informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemiliknya.
2.TUJUAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Tujuan dari laporan keuangan syariah ini antara lain untuk meningkatkan ketaatan penggunanya
terhadap prinsip syariah pada transaksi-transaksi serta kegiatan utama usaha mereka;
memberikan informasi tentang kepatuhan entitas pada prinsip syariah termasuk informasi tentang
aset, kewajiban, pemasukan, serta beban yang mungkin tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah; menyediakan informasi sebagai bahan pertimbangan evaluasi pemenuhan tanggung
jawab suatu badan bisnis berbasis syariah terhadap amanah untuk menghimpun dan
mengamankan dana sampai dengan menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak;
serta memberikan informasi terkait tingkat keuntungan yang diperoleh oleh investor.
Secara keseluruahn dalam pelaporan maka dapat disimpulkan perbedaan antara lain:
1. Sudut Pelaporan
Dari segi pelaporannya, laporan keuangan konvensional memuat lebih sedikit unsur-unsur
laporan keuangan. Unsur laporan keuangan konvensional terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan pada
laporan keuangan syariah, unsur-unsur yang termuat antara lain neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terkait, laporan
rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil, laporan sumber dana dan penggunaan dana zakat, serta
laporan dan penggunaan dana kebaikan.
2. Akad dan Legalitas
Istilah akad dikenal sebagai kesepakatan kedua belah pihak terkait untuk melaksanakan
kewajiban mereka masing-masing. Syarat dan ketentuannya jelas sudah disepakati dari awal
secara rinci dan spesifik sehingga ketika salah satu pihak tidak bisa memenuhi kewajibannya
maka ia wajib menerima sanksi seperti yang sudah disepakati. Ketentuan akad tersebut teridiri
dari rukun dan syarat. Rukun menyangkut unsur-unsur fisik seperti penjual, pembeli, barang,
serta harga. Sementara syarat yang diwajibkan antara lain: barang dan jasa wajib halal, harga
barang atau jasa harus jelas, tempat penyerahan yang jelas,serta barang yang ditransaksikan
wajib sepenuhnya dalam kepemilikan
3. Organisasi
Dilihat dari segi organisasi, kehadiran Dewan Pengawas Syariah atau DPS menjadi faktor
pembeda antara perusahaan berbasis syariah dengan perusahaan konvensional. Kehadiran DPS
yang terdiri dari minimal 3 orang propesi ahli hukum Islam ini bertanggung jawab dalam
memberikan fatwa agama dan mengawasinya bersama dengan Dewan Komisaris perusahaan
yang menggunakan basis syariah. Sedangkan dalam perusahaan konvensional tidak dikenal
adanya DPS maupun aturan-aturan yang merupakan bagian dari tanggung jawab DPS itu.
4. Penyelesaian Sengketa
Adanya masalah akan diselesaikan secara berbeda oleh perusahaan dengan basis konvensional
serta basis syariah. Pada perusahaan berbasis syariah, adanya masalah akan diselesaikan dengan
aturan dan hukum syariah. Berbeda halnya dengan perusahaan konvensional yang memilih
menyelesaikan perkaranya di pengadilan negeri. Lembaga yang mengatur hukum syariah di
Indonesia ini adalah Badan Arrbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI.
Sumber: (https://dosenakuntansi.com/perbedaan-laporan-keuangan-syariah-dan-konvensional)