Anda di halaman 1dari 12

SAP 8

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

OLEH:

KELOMPOK 1

I GEDE DANY SATRIYA UPADANA 2007612002


I MADE ADITYA PARAMARTHA 2007612003

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
Teori Pasar Valuta Asing dan Kondisi Paritas Internasional

I. Pasar Valuta Asing


1. Mengenal Pasar Valuta Asing
Pasar Valuta Asing dapat diartikan sebagai:
a. Struktur fisik dan institusional yang digunakan sebagai sarana untuk mempertukarkan
mata uang satu negara dengan mata uang Negara lain.
b. Mekanisme penentuan kurs nilai tukar antar mata uang, dan
c. Tempat penyelesaian transaksi valuta asing secara fisik.
Valuta asing dapat diartikan sebagai mata uang sebuah Negara yang berbentuk uang
kertas dan logam, saldo yang tersimpan di bank asing, rekening cek dan giro, dan drafts.
Transaksi valas merupakan persetujuan antara pembeli dan penjual sebesar jumlah
tertentu dalam suatu mata uang yang akan dipertukarkan dengan mata uang lain pada
tanggal tertentu. Pasar valas merupakan mekanisme yang digunakan partisipan pasar
untuk:
a. Melakukan transfer (alih) daya beli antarnegara
b. Memperoleh atau menyediakan kredit untuk keperluan transaksi perdagangan
internasional
c. Meminimalkan eksposur terhadap risiko perubahan kurs valas.
2. Pelaku Pasar Valuta Asing
Pasar kurs valuta asing terdiri dari dua tingkat:
a. Pasar interbank (wholesale), dengan ukuran transaksi yang besar, seperti setiap
kelipatan $1 juta US atau nilai yang setara, dan
b. Pasar klien (retail), yaitu yang mencakup jumlah yang lebih kecil dan tujuan lebih
spesifik.
Terdapat empat kategori besar pelaku yang beroperasi dalam dua tingkat pasar valuta
asing ini, yaitu:
a. Dealer valuta asing dari institusi perbankan asing maupun lembaga keuangan bukan
bank asing
b. Individu dan perusahaan yang melakukan transaksi komersial atau investasi
c. Spekulator dan pelaku arbitrase
d. Bank sentral dan kementrian keuangan dari suatu Negara
Perbankan dan beberapa dealer valas dari lembaga keuangan bukan bank dari luar
negeri dapat beroperasi dipasar interbank dan pasar klien. Dari kegiatan operasinya,
keuntungan diperoleh dari membeli valuta asing pada harga “beli” (bid price) dan
menjualnya pada tingkat harga “jual” (offer atau ask price) yang lebih tinggi.
Adapun dealer yang bekerja pada divisi valuta asing dari sebuah bank internasional
yang besar sering kali berperan sebagai “pencipta pasar” atau lebih dikenal sebagi
“market makers”. Dealer ini bersedia setiap saat membeli dan menjual mata uang yang
menjadi spesialisasi mereka dan dengan demikian mempertahankan “persediaan”, yaitu
posisi dalam mata uang tersebut.
Individu (tourist) dan perusahaan (Importir, eksportir, dan perusahaan multinasional)
melakukan transaksi komersial dan investasi dalam pasar valuta asing. Pengguna pasar
valuta asing oleh kedua pihak hanya dilakukan apabila timbul maksud komersial dan
investasi. Beberapa pelaku pasar juga menggunakan pasar untuk melakukan “lindung
nilai” (hedge) terhadap risiko valuta asing.
Spekulator dan pelaku arbitrase bermaksud untuk memperoleh keuntungan dari
kegiatan transaksi (trading) di pasar. Apabila dealer berupaya mencari keuntungan lewat
selisih harga jual/beli speculator mencari keuntungan melalui perubahan kurs nilai tukar
dan pelaku arbitrase mencari keuntungan dari perbedaan kurs nilai tukar secara simultan
pada pasar yang berbeda.
Bank sentral dan kementrian keuangan suatu Negara menggunakan pasar untuk
memperoleh atau menggunakan cadangan devisa Negara, serta memengaruhi harga
pertukaran mata uang masing-masing Negara. Keduanya bertindak untuk mendukung
posisi mata uang masing-masing karena kebijakan yang diadopsi di tingkat nasional atau
karena adanya komitmen yang disepakati melalui keanggotaan dalam perjanjian bersama.
Bertujuan untuk memengaruhi nilai tukar kurs valas masing-masing Negara, dalam upaya
memberi manfaat kepada warga negaranya.
3. Transaksi Pasar Valuta Asing Antar Bank
Transaksi spot dalam pasar antar bank merupakan pembelian mata uang asing dengan
pengiriman dan pembayaran antar bank yang umumnya terjadi pada hari kerja kedua
berikutnya. Tanggal penyelesaian dikenal pula sebagai tanggal nilai (value date).
Sedangkan transaksi forward langsung, umumnya mengharuskan pengiriman pada satu
tanggal di masa depan sejumlah tertentu mata uang sesuai dengan jumlah mata uang lain
yang ditentukan. Kurs tukar forward biasanya disebutkan untuk periode waktu satu –
duabelas bulan. Buying forward (forward beli) dan selling forward (forward jual)
merupakan transaksi yang sama (perbedaan hanya terletak pada urutan ata uang yang
dijadikan sebagai referensi).
Transaksi swap dalam pasar antar bank merupakan pembelian dan penjualan secara
simultan atas sejumlah tertentu valuta asing untuk dua tanggal nilai yang berbeda.
Beberapa jenis transaksi swap adalah spot against forward, forward-forward,
nondeliverable forward (NDF).
4. Kuotasi Nilai Tukar Valuta Asing
Kurs nili tukar valuta asing meupakan harga satuan suatu mata uang yang dinyatakan
dalam mata uang lain. Kuotasi valuta asing (quote) merupakan pernyataan kesediaan
untuk membeli atau menjual berdasarkan kurs yang diumumkan. Mata uang asing utama
di dunia seperti dolla AS, Euro, Poundsterling, Yen Jepang, Yuan RRC, Dollar Australian.
Cara yang digunakan oleh dealer atau broker professional dalam menyatakan kuotasi
valuta asing adalah sebagai berikut:
a. Harga mata uang asing untuk satu unit mata uang domestik.
b. Harga mata uang domestic untuk satu unit mata uang asing. Europeans Term (Rp
10.000/USD) dan American Term $0,0001/Rupiah.
American term juga digunakan untuk menyatakan kuotasi atas opsi dan futures mata
uang asing, serta pada pasar retail untuk para wisatawan. Kuotasi antar bank diberikan
dlam kurs jual dan kurs beli (bid and ask/offer rate).
5. Forward Rate dan Spot Rate
Kurs forward biasanya dinyatakan dalam poin, sedangkan kuotasi forward dinyatakan
sebagai perbedaan antara kurs forward dan kurs spot rate. Kuotasi forward juga dapat
dinyatakan dalam persentase deviasi per tahun dari kurs spot. Metode kuotasi ini
memungkinkan perbandingan antara premium dan diskon pada pasar forward sesuai
dengan perbedaan suku bunga. Formula forward untuk kuotasi yang dinyatakan dalam
mata uang asing (kuotasi tidak langsung) adalah sebagai berikut:

untuk kuotasi yang dinyatakan dalam mata uang Negara asal (kuotasi langsung)
adalah sebagai berikut:
Karena banyaknya kurs yang tidak diperdagangkan secara aktif, sehingga nilai kurs
ditentukan melalui hubungan terhadap mata uang ketiga yang diperdagangkan secara luas
(cross rate).
6. Harga, Suku Bunga dan Nilai Tukar
Untuk menghitung perubahan harga spot, apabila kuotasi dinyatakan dengan
menggunakan kuotasi langsung adalah sebagai berikut:
%Δ = (Kurs Akhir – Kurs Awal) / Kurs Awal
sebaliknya jika kuotasi dinyatakan dengan menggunakan kuotasi tidak langsung, maka
perubahan harga spot dapat dihitung sebagai berikut:
%Δ = (Kurs Awal – Kurs Akhir) / Kurs Akhir
7. Penentuan Nilai Tukar: Theoritical Thread Dasar Teoritis
Penentuan kurs nilai tukar merupakan hal yang kompleks. Ilustrasi berikut
menggambarkan ulasan secara ringkas atas berbagaifaktor yang menjadi penentu
(determinan) kurs nilai tukar, dapat diklasifikasikan menjadi tiga aliran pemikiran: kondisi
paritas, pendekatan neraca pembayaran dan pendekatan pasar asset. Klasifikasi dapat
dilakukan menurut faktor pendorong terpisah secara individual (individual drivers) dalam
pendekatan tersebut. Ketiga aliran tersebut bukan teori yang bersaing satu sama lain,
melainkan saling melengkapi.
Tanpa gabungan dari kedalaman dan luas masing-masing pendekatan, kemampuan
untuk menangkap kompleksitas pasar mata uang global akan sirna. Selain itu, untuk
memperoleh tambahan pemahaman atas teori dasar, akan sama pentingnya untuk
memperoleh pengetahuan praktis mengenai:
a. Kompleksitas ekonomi politik internasional
b. Infrastrukur sosial dan ekonomi
c. Kejadian politik, ekonomi, atau sosial secara acak yang memengaruhi pasar valuta
asing.
Beberapa pemikiran yang popular untuk menjelaskan penentuan kurs:
a. Teori Paritas Daya Beli (purchasing power equity-PPP), merupakan teori yang paling
banyak diterima dari sejumlah teori penentuan kurs nilai tukar. Kalkulasi dan
prakiraan dengan PPP diwarnai dengan sejumlah kelemahan terkait dengan perbedaan
struktur ekonomi antar Negara dan banyaknya data yang perlu diestimasi.
b. Pendekatan neraca pembayaran merupakan teori kedua terpopuler dalam menjelaskan
penentuan kurs nilai tukar. Pendekatan dasar teori ini menyatakan bahwa kurs nilai
tukar mencapai titik ekuilibrium dengan membandingkan aktivitas neraca berjalan dan
neraca keuangan. Kelemahan teori ini adalah tidak memperhitungkan saldo uang atau
asset-aset finansial.
c. Pendekatan moneter dalam bentuk yang paling sederhana menyatakan bahwa kurs
nilai tukar ditentukan melalui penawaran dan permintaan stok moneter internasional,
serta ekspektasi tingkat dan laju pertumbuhan stok moneter dimasa depan. Aset
finansial lain seperti obligasi tidak dianggap relevan dalam penentuan kurs nilai tukar,
karena baik obligasi domestic maupun asing dipandang saling substitusi.
II. Kondisi Paritas Internasional
1. Paritas
Teori ekonomi yang menghubungkan kurs nilai tukar, tingkat harga, dan suku bunga
disebut sebagai kondisi paritas internasional. Kondisi paritas internasional ini membentuk
inti teori finansial yang merupakan keunikan dari keuangan internasional. Terori paritas
menyatakan bahwa jika suatu produk atau jasa yang serupa:
a. Dijual di dua pasar yang berbeda
b. Tidak ada restriksi atas penjualan
c. Biaya transport untuk memindahkan produk antar pasar sama besarnya
Maka harga produk atau jasa tersebut semestinya sama di kedua pasar yang ada.
Inilah yang disebut sebagai hukum satu harga (law of one price). Prinsip utama pasar
kompetitif adalah harga akan sama di semua pasar jika tidak terdapat deviasi. Karenanya,
jika membandingkan komponen harga saja, maka akan seperti halnya melakukan konversi
dari satu mata uang ke mata uang lainnya.

Untuk menentukan daya beli relatif, mata uang suatu negara perlu dibandingkan
dengan mata uang lain. Tujuannya untuk menentukan kurs nilai tukar suaru mata uang
“overvalued” atau “undervalued”. Salah satu hal yang menimbulkan deviasi terhadap
indeks nilai tukar efektif riil suatu negara adalah adanya exchange rate pass-through yang
tidak lengkap. Efek fisher menyatakan bahwa suku bunga nominal di masing-masing
negara sama dengan tingkat pengembalian yang diinginkan ditambah dengan kompensasi
untuk ekspektasi inflasi. Teori Paritas Suku Bunga (Interest Rate Parity IRP) menjelaskan
bahwa "perbedaan antara suku bunga nasional untuk sekuritas yang memiliki risiko dan
jatuh tempo yang serupa memiliki besaran yang sama, namun berkebalikan arah, dengan
tingkat diskonto atau premium forward untuk mata uang asing, dengan tidak memasukkan
biaya transaksi.
2. Peramalan Nilai Tukar: Pendekatan Pasar Aset
Pendekatan pasar aset berasumsi bahwa orang asing bersedia untuk menahan klaim
dalam bentuk moneter, yang bergantung pada sejumlah faktor pertimbangan atau
pendorong investasi, antara lain:
a. Suku bunga riil relatif;
b. Prospek pertumbuhan ekonomi;
c. Likuiditas pasar modal;
d. Infrastruktur ekonomi dan sosial suatu negara;
e. Kondisi politik yang aman;
f. Praktik tata kelola perusahaan (corporate governance);
g. Pengaruh krisis yang terjadi dalam wilayah regional (contagion); dan
h. Spekulasi.
Para analis teknikal, yang juga dikenal sebagai chartists, memusatkan perhatian pada
data harga dan volume untuk menentukan tren masa lalu yang diperkirakan aan berlanjut
di masa mendatang. Satu elemen terpenting analisis teknikal adalah bahwa kurs nilai tukar
masa depan didasarkan pada kurs nilai tukar saat ini. Pergerakan kurs nilai tukar dapat
dibagi ke dalam tiga periode:
a. Harian;
b. Jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa bulan); dan
c. Jangka panjang.

Semakin panjang horison waktu yang terlibat, akan semakin tidak akurat peramalan
yang Peramalan untuk jangka panjang akan banyak bergantung pada fundamenal ekonomi,
yang menjadi faktor penentu nilai tukar, sedangkan banyak kebutuhan peramalan oleh
perusahaan adalah untuk jangka pendek hingga menengah, yang dapat dilakukan dengan
pendekatan yang tidak terlalu teoritis.
Selain itu, dari beberapa dekade studi teoritis dan empiris, terlihat bahwa kurs nilai
tukar sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa prinsip dan teori fundamental yang telah
dijelaskan sebelumnya. Fundamental sebenarnya berlaku juga untuk jangka panjang. Oleh
karena itu, ada suatu konsep yang disebut sebagai jalur ekuilibrium fundamental untuk
menentukan nilai mata uang. Selain itu, dalam jangka pendek juga terdapat beragam even
acak, friksi institusi, dan faktor teknikal yang dapat menyebabkan nilai mata uang
mengalami deviasi secara signifikan dari jalur fundamental jangka panjangnya. Kondisi
perilaku ini beberapa kali disebut sebagai gangguan (noise).
3. Ketidakseimbangan Nilai Tukar di Negara Berkembang
Secara umum, faktor-faktor penentu nilai tukar yang dijelaskan di atas pada umumnya
mengasumsikan pasar modal dan pasar uang berukuran besar dan likuid. Karenanya,
kondisi di atas lebih banyak ditemukan di negara maju. Di negara berkembang, pasar
modal dan pasar uangnya relatif berukuran lebih kecil dan tidak terlalu likuid,
memperlihatkan banyaknya perilaku dan kondisi yang berlawanan dengan teori yang ada.
Kondisi ini tidak berarti teori-teori yang dijelaskan tidak lagi bermanfaat. Sebaliknya
relevansi mendasari teori perlu diperkuat.
4. Jenis-jenis Ekspor Valuta Asing
Eksposur valuta asing (foreign exchange exposure) merupakan ukuran atau besaran
potensi perubahan profitabilitas, arus kas bersih, dan nilai pasar suatu perusahaan karena
adanya perubahan kurs nilai tukar. Tugas yang penting untuk seorang manajer keuangan
adalah mengukur eksposur valas ini dan mengelolanya sehingga tetap dapat
memaksimalkan profitabilitas, arus kas bersih, dan nilai pasar perusahaan. Pengaruh yang
ditimbulkan perubahan kurs nilai tukar terhadap perusahaan dapat diukur dengan beberapa
cara:
a. Eksposur transaksi (transaction exposure) mengukur perubahan atas nilai
kewajiban keuangan yang ada sebelum terjadi perubahan kurs nilai tukar, namun
belum jatuh tempo sehingga setelah perubahan kurs nilai tukar. Jadi, eksposur ini
berkaitan dengan perubahan arus kas sebagai hasil dari kewajiban kontraktual yang
ada.
b. Eksposur operasi (operating exposure), yang juga dikenal sebagai eksposur
ekonomi (economic exposure), eksposur kompetitif (competitive exposure), atau
eksposur strategis (strategic exposure), mengukur perubahan nilai kini perusahaan
yang timbul dari setiap perubahan arus kas operasi masa depan perusahaan, yang
disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar yang tak terduga. Eksposur transaksi
terjadi karena perubahan arus kas masa depan yang tak terduga.
c. Perbedaan antara keduanya adalah eksposur transaksi terkait dengan arus kas masa
depan yang sudah menjadi komitmen, sedangkan eksposur operasi berfokus pada arus
kas masa depan yang diharapkan (namun belum menjadi komitmen) yang akan
berubah karena perubahan kurs nilai tukar telah mengubah daya saing internasional.
d. Eksposur translasi (translation exposure), yang juga disebut sebagai eksposur
akuntansi (accounting exposure), adalah potensi perubahan ekuitas pemilik yang
disebabkan oleh akuntansi, yang terjadi karena kebutuhan untuk melakukan
"translasi" laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam satu mata uang
pelaporan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi yang mencakup seluruh
dunia. Konsekuensi pajak untuk eksposur mata uang asing beragam di tiap-tiap
negara. Namun demikian, sebagai panduan umum, biasanya hanya kerugian valuta
asing yang terealisasi yang dapat menjadi pengurang dalam perhitungan pajak
penghasilan.

III. Ekonomi Lindung Nilai dan Eksposur Translasi


1. Pentingnya Lindung Nilai (Hedging)
Perusahaan multinasional (MNE) memiliki serangkaian arus kas yang sensitif
terhadap perubahan kurs nilai tukar, tingkat bunga, dan harga komoditas. Ketiga risiko
harga finansial ini merupakan subjek utama dari bidang manajemen risiko finansial yang
sedang berkembang. Banyak perusahaan yang berupaya untuk mengelola eksposur
keuangan melalui aktivitas lindung nilai (hedging). Lindung nilai adalah pengambilan
posisi dengan mengambil arus kas, aset, atau kontrak (termasuk kontrak forward) yang
nilainya akan naik (turun) dan mengimbangi turun (naik) nilai posisi yang ada saat ini.
Lindung nilai dapat melindungi pemilik aset dari kerugian, namun juga dapat
menghilangkan keuntungan dari kenaikan nilai aset yang dilindung-nilai.
Nilai suatu perusahaan, menurut teori finansial, merupakan nilai kini bersih dari
seluruh ekspektasi arus kas pada masa depan. Fakta bahwa arus kas ini merupakan sesuatu
yang diharapkan memberi penekanan bahwa tidak ada hal yang pasti di masa depan.
Risiko mata uang secara umum merupakan variasi dalam arus kas yang diharapkan yang
terjadi dari perubahan kurs nilai tukar yang tak terduga. Sebuah perusahaan yang
melakukan lindung nilai terhadap eksposur ini dapat mengurangi beberapa varian nilai
arus kas masa depan yang diharapkan. Namun demikian, pengurangan variabilitas arus kas
sendiri apakah menjadi alasan yang memadai untuk melakukan manajemen risiko mata
uang, bergantung pada beberapa hal.
Para pihak yang menentang dilakukannya lindung nilai, menyebutkan alasan antara
lain:
1. Para pemegang saham cukup mampu untuk melakukan diversifikasi risiko mata uang
dibandingkan dengan manajemen perusahaan.
2. Manajemen risiko mata uang tidak meningkatkan arus kas perusahaan yang diharapkan.
3. Manajemen seringkali melakukan aktivitas lindung nilai yang memberikan.manfaat
bagi manajemen namun menimbulkan kerugian dari sisi pemegang saham (konflik
agensi).
4. Manajemen tidak dapat melampaui pasar.
Sebaliknya para pendukung aktivitas lindung nilai menyebutkan alasan berikut:
1. Pengurangan risiko arus kas masa depan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan
melakukan perencanaan.
2. Pengurangan risiko arus kas masa depan mengurangi kemungkinan bahwa arus kas
perusahaan akan berkurang hingga di bawah level kebutuhan minimum yang
diperlukan (titik financial distress).
3. Manajemen memiliki keunggulan komparatif bila dbandingkan pemegang saham
individual dalam mengetahui risiko keuangan aktual yang dihadapi perusahaan.
4. Manajemen memiliki posisi yang lebih baik untuk mengambil keuntungan dari kondisi
pasar yang tidak ekuilibrium.

2. Pengukuran Eksposur Transaksi


Eksposur transaksi mengukur keuntungan atau kerugian yang timbul dari
penyelesaian kewajiban finansial yang ada, yang kondisinya dinyatakan dalam mata uang
asing. Contoh yang paling umum dari timbulnya eksposur transaksi adalah ketika
perusahaan memiliki tagihan (piutang) atau utang dalam mata uang asing. Eksposur
transaksi mata uang asing dapat dikelola melalui lindung nilai kontraktual, operasi, dan
finansial. Lindung nilai kontraktual yang utama mencakup pasar forward, pasar uang,
pasar future, dan pasar opsi. Lindung nilai operasional dan finansial memanfaatkan
penggunaan perjanjian pembagian risiko, pembayaran secara leads dan lag, swap, dan
strategi lainnya. Istilah lindung nilai natural mengacu pada upaya untuk mengimbangi arus
kas operasi, yaitu utang yang timbul dari aktivitas bisnis. Lindung nilai finansial mengacu
ada mengimbangi kewajiban utang (seperti pinjaman) atau beberapa jenis derivatif
finansial seperti swap suku bunga.
3. Eksposur Transaksi dan Pengelolaan Utang Dagang
Untuk menghadapi eksposur transaksi, terdapat empat alternatif:
1. Tidak melakukan lindung nilai;
2. Lindung nilai pada pasar forward;
3. Lindung nilai pada pasar uang; atau
4. Lindung nilai pada pasar opsi.
Keempat alternatif ini dapat diterapkan untuk piutang usaha atau utang usaha.

1. Lindung nilai forward meliputi kontrak forward (atau futures) dan sumber dana untuk
memenuhi kontrak tersebut. Dalam beberapa situasi, dana untuk memenuhi kontrak
forward mata uang masih belum tersedia, atau akan diterima di kemudian hari,
sehingga harus dibeli pada pasar spot di waktu mendatang. Lindung nilai jenis ini
disebut sebagai "terbuka" atau “uncovered dan meliputi sejumlah besar risiko karena
lindung nilai harus dilakukan dengan menggunakan dasar kurs spot masa depan yang
tidak pasti untuk memenuhi kontrak forward. Pembelian dengan menggunakan dana
seperti ini pada suatu tanggal di masa mendatang dikenal sebagai covering.
2. Lindung nilai pasar uang juga melibatkan kontrak dan sumber dana untuk memenuhi
kontrak tersebut. Dalam kasus ini kontrak yang dimaksud adalah perjanjian pinjaman.
Perusahaan yang melakukan lindung nilai pasar uang meminjam dalam satu mata uang
dan menukarkannya menjadi mata uang lain. Dana untuk memenuhi kontrak tersebut
dihasilkan dari aktivitas bisnis, yang dilindungi dalam aktivitas lindung nilai pasar uang
(covered by money market hedge). Alternatif lain, dana untuk melunasi pinjaman dapat
dibeli pada pasar spot valuta asing ketika pinjaman tersebut jatuh tempo (yang dikenal
sebagai uncovered or open money market hedge).
3. Lindung nilai dengan opsi memungkinkan perusahaan untuk turut menikmati setiap
potensi kenaikan nilai yang terkait dengan posisi yang diambil, namun membatasi
risiko penurunan. Pilihan harga pelaksanaan merupakan aspek yang sangat penting
dalam memanfaatkan opsi sebagai premi opsi dan dengan sendirinya pola pay-off akan
berbeda.

4. Praktik Manajemen Risiko


Fungsi divisi treasury di suatu perusahaan privat, yaitu bagian yang secara khusus
bertanggung jawab untuk manajemen eksposur transaksi, biasanya diperlakukan sebagai
pusat biaya (cost center). Fungsi treasury tidak diharapkan untuk menambah keuntungan
bagi perusahaan. Manajer risiko keuangan diharapkan untuk bersikap konservatif dalam
menghadapi kesalahan ketika mengelola uang perusahaan. Perusahaan harus memutuskan
eksposur manakah yang hendak dilindung nilai:
1. Banyak perusahaan tidak memperbolehkan lindung nilai untuk ekposur kuotasi
(quotation exposure atau backlog exposure) semata-mata dengan alasan kebijakan.
2. Banyak perusahaan merasa bahwa sampai timbulnya transaksi pada buku akuntansi
perusahaan, maka probabilitas terjadinya eksposur secara aktual dianggap kurang dari
100%.
3. Namun demikian, semakin banyak jumlah perusahaan yang aktif melakukan lindung
nilai, tidak hanya terhadap backlog exposures, namun juga secara selektif melakukan
lindung nilai terhadap eksposur kuotasi dan sebagai antisipasi.

4. Eksposur yang diantisipasi merupakan transaksi yang pada saat ini belum terdapat
kontrak atau perjanjian.
Sebagaimana yang diharapkan, program manajemen eksposur transaksi umumnya
terbagi di sepanjang garis opsi (option-line) yaitu yang menggunakan opsi dan yang tidak
menggunakan opsi. Perusahaan yang tidak menggunakan opsi keuangan bergantung hanya
pada kontrak forward dan lindung nilai pasar uang. Banyak perusahaan multinasional
telah menetapkan kebijakan manajemen risiko eksposur transaksi yang cukup tegas, yang
mengharuskan lindung nilai proporsional. Kontrak ini umumnya mengharuskan
penggunaan lindung nilai kontrak forward sebesar persentase tertentu dari eksposur
transaksi yang ada. Bagian eksposur yang masih tersisa kemudian dilindung nilai secara
selektif berdasarkan toleransi risiko perusahaan, pandangan atas pergerakan kurs nilai
tukar, dan tingkat keyakinan.

Anda mungkin juga menyukai